Wikisource banwikisource https://ban.wikisource.org/wiki/Kaca_Utama MediaWiki 1.39.0-wmf.21 first-letter Média Kusus Pabligbagan Sang Anganggé Pabligbagan Sang Anganggé Wikisource Pabligbagan Wikisource Berkas Pabligbagan Berkas MédiaWiki Pabligbagan MédiaWiki Mal Pabligbagan Mal Wantuan Pabligbagan Wantuan Kategori Pabligbagan Kategori Pangawi Pabligbagan Pangawi Kaca Pabligbagan Kaca Indéks Pabligbagan Indéks TimedText TimedText talk Modul Pabligbagan Modul Gadget Gadget talk Gadget definition Gadget definition talk Wikisource:Pasangkepan 4 28067 116828 113657 2022-07-26T08:38:41Z MediaWiki message delivery 80 /* Pilihlah pernyataan yang masuk untuk Kompas Pemilihan */ wagian anyar wikitext text/x-wiki {{Kori Sekaa}} {{Pasangkepan}} {{clear}} __NEWSECTIONLINK__ <noinclude>{{Pintas|WP:SANGKEP|WP:WK|WP:WARKOP}}{{bukan bak pasir}}</noinclude> == Wiki Loves Folklore is back! == <div lang="en" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> {{int:please-translate}} [[File:Wiki Loves Folklore Logo.svg|right|150px|frameless]] You are humbly invited to participate in the '''[[:c:Commons:Wiki Loves Folklore 2022|Wiki Loves Folklore 2022]]''' an international photography contest organized on Wikimedia Commons to document folklore and intangible cultural heritage from different regions, including, folk creative activities and many more. It is held every year from the '''1st till the 28th''' of February. You can help in enriching the folklore documentation on Commons from your region by taking photos, audios, videos, and [https://commons.wikimedia.org/w/index.php?title=Special:UploadWizard&campaign=wlf_2022 submitting] them in this commons contest. You can also [[:c:Commons:Wiki Loves Folklore 2022/Organize|organize a local contest]] in your country and support us in translating the [[:c:Commons:Wiki Loves Folklore 2022/Translations|project pages]] to help us spread the word in your native language. Feel free to contact us on our [[:c:Commons talk:Wiki Loves Folklore 2022|project Talk page]] if you need any assistance. '''Kind regards,''' '''Wiki loves Folklore International Team''' --[[Sang Anganggé:MediaWiki message delivery|MediaWiki message delivery]] ([[Pabligbagan Sang Anganggé:MediaWiki message delivery|pabligbagan]]) 9 Januari 2022 21.14 (WITA) </div> <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:Tiven2240@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=User:Tiven2240/wlf&oldid=22560402 --> == Permohonan pendapat mengenai pemilihan Dewan Pengawas WMF telah dimulai == <section begin="announcement-content" />:''[[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation Board of Trustees/Call for feedback: Board of Trustees elections/Call for Feedback about the Board of Trustees elections is now open|Anda dapat menemukan pesan ini dalam bahasa lain di Meta-Wiki.]]'' :''<div class="plainlinks">[[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation Board of Trustees/Call for feedback: Board of Trustees elections/Call for Feedback about the Board of Trustees elections is now open|{{int:interlanguage-link-mul}}]] • [https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Special:Translate&group=page-{{urlencode:Wikimedia Foundation Board of Trustees/Call for feedback: Board of Trustees elections/Call for Feedback about the Board of Trustees elections is now open}}&language=&action=page&filter= {{int:please-translate}}]</div>'' '''Permohonan pendapat mengenai pemilihan Dewan Pengawas''' telah dimulai dan akan berlangsung sampai '''7 Februari 2022'''. Pada permohonan pendapat kali ini, tim Strategi dan Tata Kelola Gerakan mengambil pendekatan yang sedikit berbeda. Alih-alih mengajukan suatu proposal tertentu, proses permohonan ini akan berputar di sekitar beberapa pertanyaan kunci yang berasal dari umpan balik evaluasi pemilihan Dewan Pengawas pada tahun 2021. Tujuannya adalah untuk menciptakan perbincangan secara kolektif dan mengembangkan rencana baru secara kolaboratif. Terdapat dua pertanyaan yang akan dibahas dalam permohonan pendapat ini: # Bagaimanakah cara terbaik untuk menjamin keterwakilan yang lebih beragam di antara calon-calon yang terpilih menjadi anggota Dewan Pengawas? ''Dewan Pengawas mengenal pasti pentingnya menyeleksi calon yang mewakili keberagaman gerakan Wikimedia dengan baik. Proses sejauh ini menghasilkan sukarelawan yang terpilih dari negara-negara Eropa dan Amerika Utara.'' # Apa yang perlu diharapkan dari para calon selama pemilihan? ''Para calon anggota Dewan Pengawas biasanya menyelesaikan pernyataan pencalonan dan menjawab pertanyaan dari komunitas. Bagaimanakah caranya sebuah pemilihan dapat menyediakan wawasan yang tepat mengenai para calon, sekaligus menegaskan status para calon sebagai sukarelawan?'' Terdapat satu pertanyaan tambahan yang dapat dijawab selama proses permohonan pendapat ini mengenai proses seleksi. Pertanyaan ini masih dibincangkan, namun Dewan Pengawas ingin membagikannya dalam waktu dekat. Harapannya, jika ada pertanyaan tambahan, pertanyaan tersebut akan sudah dapat dibagikan pada minggu pertama permohonan pendapat. '''[[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation Board of Trustees/Call for feedback: Board of Trustees elections|Mari sertai perbincangan ini!]]''' Salam hangat, Tim Strategi dan Tata Kelola Gerakan [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 11 Januari 2022 11.15 (WITA)<section end="announcement-content"/> <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == Nawala Strategi dan Tata Kelola Gerakan #5 == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <section begin="ucoc-newsletter"/> <div style = "line-height: 1.2"> <span style="font-size:200%;">'''Nawala Strategi dan Tata Kelola Gerakan'''</span><br> <span style="font-size:120%; color:#404040;">'''Edisi 5, Januari 2022'''</span><span style="font-size:120%; float:right;">[[m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance/Newsletter/5|'''Baca nawala selengkapnya''']]</span> ---- Selamat datang di edisi kelima Nawala Strategi dan Tata Kelola Gerakan (sebelumnya bernama Nawala Kode Etik Universal)! Nawala ini mengabarkan acara dan pembaruan terbaru mengenai Piagam Gerakan, Kode Etik Universal, Hibah Pelaksanaan Strategi Gerakan, pemilihan Dewan Pengawas WMF, dan topik MSG yang relevan lainnya. Nawala ini akan terbit empat bulan sekali, sementara Warta juga akan diterbitkan setiap pekan atau setiap dua pekan. Harap berlangganan [[:m:Special:MyLanguage/Global message delivery/Targets/MSG Newsletter Subscription|di sini]] jika Anda berminat untuk mendapatkan kabar terbaru. </div><div style="margin-top:3px; padding:10px 10px 10px 20px; background:#fffff; border:2px solid #808080; border-radius:4px; font-size:100%;"> *'''Permohonan Pendapat mengenai Pemilihan Dewan Pengawas''' - Kami mengundang Anda untuk memberikan tanggapan tentang pemilihan Dewan Pengawas WMF mendatang. Permohonan pendapat ini dimulai pada 10 Januari 2022 dan akan berakhir pada 7 Februari 2022. ([[:m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance/Newsletter/5#Call for Feedback about the Board elections|lanjut baca]]) *'''Ratifikasi Kode Etik Universal''' - Pada tahun 2021, WMF meminta pendapat komunitas tentang bagaimana menegakkan teks kebijakan Kode Etik Universal. Draf pedoman penegakan yang direvisi akan siap untuk pemungutan suara komunitas pada bulan Maret. ([[:m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance/Newsletter/5#Universal Code of Conduct Ratification|lanjut baca]]) *'''Hibah Pelaksanaan Strategi Gerakan''' - Sembari kami terus meninjau beberapa proposal yang menarik, kami mendorong dan menyambut lebih banyak proposal dan ide yang menargetkan inisiatif spesifik dari rekomendasi Strategi Gerakan. ([[:m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance/Newsletter/5#Movement Strategy Implementation Grants|lanjut baca]]) *'''Arah Baru untuk Nawala Ini''' - Sejak Nawala UCoC beralih ke Nawala MSG, bergabunglah dengan tim fasilitasi dalam membayangkan dan memutuskan arah baru untuk nawala ini. ([[:m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance/Newsletter/5#The New Direction for the Newsletter|lanjut baca]]) *'''Blog Diff''' - Lihat publikasi terbaru tentang UCoC di Wikimedia Diff. ([[:m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance/Newsletter/5#Diff Blogs|lanjut baca]])</div><section end="ucoc-newsletter"/> </div> [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 14 Januari 2022 15.17 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> ==Bot policy== Hello. To facilitate [[:m:Special:MyLanguage/Stewards|steward]] granting of bot access, I suggest implementing the [[m:Special:MyLanguage/Bot policy|standard bot policy]] on this wiki. In particular, this policy allows stewards to automatically flag known interlanguage linking bots (if this page says that is acceptable) or bots that fix double redirects. The policy also enables [[m:Bot policy#Global_bots|global bots]] on this wiki (if this page says that is acceptable), which are trusted bots that will be given bot access on every wiki that allows global bots. This policy makes bot access requesting much easier for local users, operators, and stewards. To implement it we only need to create a redirect to this page from [[Project:Bot policy]], and add a line at the top noting that it is used here. If you use or prefer to use a dedicated project page for handling bot flag requests, that is also acceptable. Please read [[m:Special:MyLanguage/Bot policy|the text at Meta-Wiki]] before commenting. If you object, please say so; I hope to implement in two weeks if there is no objection, since it is particularly written to streamline bot requests on wikis with little or no community interested in bot access requests. Thank you for your consideration. --[[Sang Anganggé:Zabe|Zabe]] ([[Pabligbagan Sang Anganggé:Zabe|pabligbagan]]) 17 Januari 2022 01.20 (WITA) :Hi @[[Sang Anganggé:Zabe|Zabe]], thanks to mention about this. I think no objection for this policy. What do you need from community, regarding the process, please let me know. Thanks. Sincerely [[Sang Anganggé:Joseagush|Joseagush]] ([[Pabligbagan Sang Anganggé:Joseagush|pabligbagan]]) 22 Januari 2022 22.16 (WITA) ::Hello @[[Sang Anganggé:Joseagush|Joseagush]]. Thanks for your reply. Seeing that there are no objections, which page does ban.wikisource use to hold bot approvals or votes? Is this page okay? We need to add a redirect from [[Project:Bot policy]] to the page where the bot discussions happen. Best regards, --[[Sang Anganggé:MarcoAurelio|MarcoAurelio]] ([[Pabligbagan Sang Anganggé:MarcoAurelio|pabligbagan]]) 17 Pébruari 2022 02.34 (WITA) :::Hi @[[Sang Anganggé:MarcoAurelio|MarcoAurelio]], yes, i think there is no objections from the community about Bot policy. You can implemented here. Thanks and best regards, [[Sang Anganggé:Joseagush|Joseagush]] ([[Pabligbagan Sang Anganggé:Joseagush|pabligbagan]]) 25 Pébruari 2022 13.45 (WITA) :::: Thank you, I've implemented the policy. Regards, --[[Sang Anganggé:MarcoAurelio|MarcoAurelio]] ([[Pabligbagan Sang Anganggé:MarcoAurelio|pabligbagan]]) 25 Pébruari 2022 20.36 (WITA) == <span lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr">Kelompok Kerja Pembinaan Kepemimpinan: berikan pendapat Anda</span> == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <section begin="announcement-content" />:''[[m:Special:MyLanguage/Leadership Development Task Force/Call for Feedback Announcement|Anda dapat menemukan pesan ini dalam bahasa lain di Meta-Wiki.]]'' :''<div class="plainlinks">[[m:Special:MyLanguage/Leadership Development Task Force/Call for Feedback Announcement|{{int:interlanguage-link-mul}}]] • [https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Special:Translate&group=page-{{urlencode:Leadership Development Task Force/Call for Feedback Announcement}}&language=&action=page&filter= {{int:please-translate}}]</div>'' Pada saat ini, tim Pengembangan Komunitas Yayasan Wikimedia sedang bekerja untuk membentuk sebuah Kelompok Kerja Pembinaan Kepemimpinan yang bersifat global dan dipandu oleh komunitas. Tujuan kelompok ini adalah untuk memberikan nasihat dan pertimbangan pada kerja-kerja pembinaan kepemimpinan. Tim kami memohon pendapat Anda mengenai apa yang sebaiknya menjadi jangkauan kerja dan tanggungjawab Kelompok Kerja Pembinaan Kepemimpinan. Halaman Meta ini memuat [[m:Special:MyLanguage/Leadership Development Task Force|proposal]] dan [[m:Special:MyLanguage/Leadership Development Task Force/Participate|bagaimana caranya Anda dapat berpartisipasi]]. Periode permohonan pendapat akan berlangsung dari tanggal 7 hingga 25 Februari 2022.<section end="announcement-content" /> </div> Teriring salam, <br> [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 9 Pébruari 2022 19.58 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == Kabar terbaru mengenai proses peninjauan Pedoman Penegakan Kode Etik Universal == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <section begin="announcement-content" /> :''[[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines/2022-02-02 Announcement|Anda dapat menemukan pesan ini dalam bahasa lain di Meta-Wiki.]]'' :''<div class="plainlinks">[[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines/2022-02-02 Announcement|{{int:interlanguage-link-mul}}]] • [https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Special:Translate&group=page-{{urlencode:Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines/2022-02-02 Announcement}}&language=&action=page&filter= {{int:please-translate}}]</div>'' Halo semua, Dewan Pengawas Yayasan Wikimedia telah menerbitkan [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation Board noticeboard/January 2022 - Board of Trustees on Community ratification of enforcement guidelines of UCoC|pernyataan mengenai proses ratifikasi]] '''[[m:Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines|Pedoman Penegakan Kode Etik Universal]]''' (UCoC). [[m:Universal Code of Conduct|Kode Etik Universal]] (UCoC) merupakan dasar perilaku yang dapat diterima dalam gerakan Wikimedia. UCoC dan Pedoman Penegakannya dirumuskan oleh [[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Drafting committee|sebuah komite yang beranggotakan staf dan relawan]] setelah melalui proses permohonan pendapat dari komunitas. Pedoman yang telah diubah diterbitkan pada tanggal 24 Januari 2022, memuat langkah yang diusulkan untuk menerapkan kebijakan ini secara meluas dalam gerakan Wikimedia. Terdapat [[m:Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines/Changes|daftar perubahan yang dibuat]] atas pedoman ini setelah [[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Enforcement draft guidelines review|proses peninjauan rancangan]]. '''Masukan tentang pedoman dapat diberikan [[m:Talk:Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines|di halaman pembicaraan Pedoman Penegakan di Meta-wiki]].''' Untuk membantu memahami pedoman ini dan proses di balik perumusannya, tim [[m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance|Strategi dan Tata Kelola Gerakan]] (MSG) akan menyelenggarakan sesi jam kerja terbuka pada tanggal 4 Februari 2022 pukul 15:00 UTC, 25 Februari 2022 pukul 12:00 UTC, dan 4 Maret 2022 pukul 15:00 UTC. '''[[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Conversations|Mari bergabung untuk berinteraksi dengan tim proyek UCoC dan anggota Komite Perumus tentang pedoman yang diperbarui dan proses pemungutan suara yang akan diselenggarakan]].''' [[m:Universal Code of Conduct/Project#Timeline|Lini masa proses UCoC tersedia di Meta-wiki]]. Periode pemungutan suara akan berlangsung dari tanggal 7 hingga 21 Maret 2022. Semua pemilih yang memenuhi syarat akan memiliki kesempatan untuk mendukung atau menentang penerapan Pedoman Penegakan serta memberikan masukan mereka. '''[[m:Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines/Voting|Lihat halaman informasi pemungutan suara untuk rincian lebih lanjut]].''' Anggota komunitas dari seluruh penjuru gerakan Wikimedia telah memberikan masukan-masukan yang berharga dalam proses yang sedang berlangsung ini. Tim UCoC dan MSG ingin berterima kasih kepada Komite Perumus dan anggota komunitas atas kontribusi yang mereka berikan dalam proses ini. Hormat kami, Tim Tata Kelola dan Strategi Gerakan<br/> Yayasan Wikimedia<section end="announcement-content" /> </div> [[User:RamzyM (WMF)|Ramzy(WMF)]] 13 Pébruari 2022 00.36 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> === Sesi perbincangan terbuka pada tanggal 25 Februari dan 4 Maret === Tim [[m:Movement Strategy and Governance|Strategi dan Tata Kelola Gerakan]] (MSG) akan menyelenggarakan sesi perbincangan terbuka mengenai ratifikasi pedoman penegakan Kode Etik Universal pada tanggal '''25 Februari 2022 jam 12:00 UTC''' (19:00 WIB / 20:00 WITA / 21:00 WIT) dan '''4 Maret 2022 jam 15:00 UTC''' (22:00 WIB / 23:00 WITA / 00:00 WIT). Harap [[m:Special:MyLanguage/Universal_Code_of_Conduct/Conversations|'''daftarkan diri Anda''']] untuk menyertai perbincangan dengan tim proyek dan komite perumus. Anda dapat membaca terlebih dahulu [[m:Special:MyLanguage/Universal_Code_of_Conduct/2022_conversation_hour_summaries|ringkasan sesi perbincangan tanggal 4 Februari 2022]]. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kirim surel ke msg[[File:At sign.svg|16x16px|link=|(_AT_)]]wikimedia.org atau ucocproject[[File:At sign.svg|16x16px|link=|(_AT_)]]wikimedia.org Salam, [[Sang Anganggé:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] ([[Pabligbagan Sang Anganggé:RamzyM (WMF)|pabligbagan]]) 22 Pébruari 2022 11.48 (WITA) == <span lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr">Permohonan pendapat mengenai pemilihan Dewan Pengawas WMF telah selesai</span> == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <section begin="announcement-content" />:''[[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation Board of Trustees/Call for feedback: Board of Trustees elections/Call for Feedback is now closed|Anda dapat menemukan pesan ini dalam bahasa lain di Meta-Wiki.]]'' :''<div class="plainlinks">[[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation Board of Trustees/Call for feedback: Board of Trustees elections/Call for Feedback is now closed|{{int:interlanguage-link-mul}}]] • [https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Special:Translate&group=page-{{urlencode:Wikimedia Foundation Board of Trustees/Call for feedback: Board of Trustees elections/Call for Feedback is now closed}}&language=&action=page&filter= {{int:please-translate}}]</div>'' [[m:Wikimedia Foundation Board of Trustees/Call for feedback: Board of Trustees elections|Permohonan pendapat mengenai pemilihan Dewan Pengawas Yayasan Wikimedia]] telah selesai. Permohonan pendapat ini berlangsung dari tanggal 10 Januari hingga 16 Februari 2022 dan berfokus pada [[m:Wikimedia Foundation Board of Trustees/Call for feedback: Board of Trustees elections/Discuss Key Questions#Questions|tiga pertanyaan kunci]]. Permohonan pendapat ini dibincangkan secara intensif [[m:Talk:Wikimedia Foundation Board of Trustees/Call for feedback: Board of Trustees elections/Discuss Key Questions|di Meta-wiki]], dalam pertemuan dengan organisasi mitra lokal Wikimedia, dan dalam kanal perbicangan komunitas lainnya. Komunitas dan mitra lokal Wikimedia telah mengajukan beberapa proposal dan poin diskusi. Anda dapat membaca [[m:Wikimedia Foundation Board of Trustees/Call for feedback: Board of Trustees elections/Reports|laporan mengenai permohonan pendapat]] ini di Meta-wiki. Sari diskusi akan disampaikan kepada Dewan Pengawas dan Komite Pemilihan yang tengah mengambil keputusan mengenai bentuk pemilihan Dewan Pengawas mendatang. Dewan Pengawas akan merilis suatu pengumuman setelah meninjau laporan mengenai permohonan pendapat ini. Kami ucapkan terima kasih kepada semua Wikimedian yang telah berpartisipasi dalam permohonan pendapat dan turut serta menjadikan proses pemilihannya lebih baik lagi. Salam hangat, Tim Strategi dan Tata Kelola Gerakan<section end="announcement-content" /> </div> [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 3 Maret 2022 16.41 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == <span lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr">Undangan untuk mengikuti acara Perbincangan Global tentang Hub pada 2022-03-12 pukul 13:00 UTC</span> == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <section begin="announcement-content" />Halo! Tim Strategi dan Tata Kelola Gerakan Yayasan Wikimedia mengundang Anda untuk mengikuti acara perbincangan global mengenai hub tematik dan regional. Pada saat ini, gerakan Wikimedia sedang berusaha untuk menyamakan pandangan mengenai bagaimana keduanya mesti terbentuk. Acara pada bulan November tahun lalu merupakan suatu awal yang baik ([[m:Special:MyLanguage/Hubs/Documentation/27 November Workshop|baca laporannya di sini]]), namun tentu saja proses ini belum selesai. Dalam beberapa pekan terakhir, kami melakukan lebih kurang 16 sesi wawancara dengan kelompok yang sedang berupaya untuk membentuk suatu Hub ([[m:Special:MyLanguage/Hubs/Dialogue|lihat Dialog Hub]]). Wawancara ini menjadi bahan pelajaran untuk sebuah laporan yang akan menjadi dasar diskusi pada tanggal 12 Maret mendatang. Kami akan menerbitkan laporan ini pada tanggal 9 Maret. Acara ini akan digelar pada tanggal 12 Maret dari pukul 13:00 hingga 16:00 UTC di Zoom. Kami akan menyediakan interpretasi ke dalam bahasa Perancis, Spanyol, Arab, Rusia, dan Portugis. Pendaftaran ditutup tanggal 10 Maret. Anda diundang untuk mendaftar. '''[[m:Special:MyLanguage/Hubs/Global Conversations March 12, 2022|Informasi lebih lanjut di Meta-wiki]]'''. Salam hangat, [[m:User:KVaidla (WMF)|Kaarel Vaidla]]<br />Tim Strategi Gerakan <section end="announcement-content" /> </div> 7 Maret 2022 17.57 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == <span lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr">Pemungutan suara untuk meratifikasi Pedoman Penegakan UCoC dibuka dari 7 Maret hingga 21 Maret 2022</span> == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <section begin="announcement-content" /> :''[[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines/Vote|Anda dapat menemukan pesan ini dalam bahasa lain di Meta-Wiki.]]'' :''<div class="plainlinks">[[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines/Vote|{{int:interlanguage-link-mul}}]] • [https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Special:Translate&group=page-{{urlencode:Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines/Vote}}&language=&action=page&filter= {{int:please-translate}}]</div>'' Halo semua, Proses pemungutan suara untuk meratifikasi [[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines|Pedoman Penegakan]] [[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct|Kode Etik Universal]] (UCoC) telah dibuka! '''[[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines/Voting|Pemungutan suara ini akan berlangsung di SecurePoll]]''' mulai 7 Maret 2022 hingga 21 Maret 2022. Silakan [[m:Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines/Voter information|baca halaman informasi untuk pemilih dan syarat memilih]]. Kode Etik Universal (UCoC) adalah kebijakan dasar perilaku yang dapat diterima untuk gerakan Wikimedia. Versi dari pedoman penegakan yang telah direvisi diterbitkan pada tanggal 24 Januari 2022 sebagai untuk menerapkan kebijakan UCoC dalam gerakan Wikimedia. Anda dapat [[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Project|membaca lebih lanjut tentang proyek UCoC di sini]]. Anda juga dapat memberikan komentar pada halaman pembicaraan di Meta-wiki dalam bahasa apapun. Hubungi tim kami melalui email: ucocproject[[File:At sign.svg|16x16px|link=|(_AT_)]]wikimedia.org Teriring salam, Tim Strategi dan Tata Kelola Gerakan Yayasan Wikimedia<section end="announcement-content" /> </div> [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 11 Maret 2022 08.42 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == <span lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr">Pendaftaran calon anggota Kelompok Kerja Pembinaan Kepemimpinan dibuka (14 Maret-10 April 2022)</span> == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <section begin="announcement-content" /> :''[[m:Special:MyLanguage/Leadership Development Working Group/Participate/Announcement|Anda dapat menemukan pesan ini dalam bahasa lain di Meta-Wiki.]]'' :''<div class="plainlinks">[[m:Special:MyLanguage/Leadership Development Working Group/Participate/Announcement|{{int:interlanguage-link-mul}}]] • [https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Special:Translate&group=page-{{urlencode:Leadership Development Working Group/Participate/Announcement}}&language=&action=page&filter= {{int:please-translate}}]</div>'' Halo semuanya, Terima kasih kepada semua Wikimedian yang telah ikut serta memberi masukan tentang [[m:Special:MyLanguage/Leadership Development Working Group|Kelompok Kerja Pembinaan Kepemimpinan]]. Anda dapat membaca [[m:Special:MyLanguage/Leadership Development Working Group/Participate#5. Summary of Call for Feedback|ringkasan]] pendapat yang masuk di Meta-wiki. Masukan ini akan dibagikan dengan Kelompok Kerja untuk membantu pekerjaan mereka. Saat ini, pendaftaran untuk menjadi calon anggota Kelompok Kerja sudah dibuka dan akan ditutup pada tanggal 10 April 2022. Harap [[m:Special:MyLanguage/Leadership_Development_Working_Group/Purpose_and_Structure#3._How_is_the_working_group_formed_and_structured?|baca informasi mengenai Kelompok Kerja]] ini, bagikan dengan anggota komunitas yang lain, dan '''[[m:Special:MyLanguage/Leadership_Development_Working_Group/Participate#1._How_to_participate|mendaftarlah sebagai calon anggota]]'''. Terima kasih, Tim Pengembangan Komunitas Yayasan Wikimedia<br /><section end="announcement-content" /> </div> [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 15 Maret 2022 00.12 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == Invitation to join the first Wikisource Triage meeting on 21st March 2022 == Hello everyone, [[User:SWilson (WMF)|Sam Wilson]] and [[User:SGill (WMF)|I]] are excited to share that we will be hosting regular [[:meta:Wikisource Triage meetings|Wikisource Triage meetings]], starting from 21st March 2022. These meetings aim to foster the growth of a technical community of Wikisource developers and contributors. The meetings will be primarily focused on identifying, prioritizing and estimating tasks on the All-and-every-Wikisource and ProofreadPage workboards (among others) on Phabricator and eventually reduce the backlog of technical tasks and bugs related to Wikisource by making incremental improvements to Wikisource infrastructure and coordinating these changes with the Wikisource communities. While these meetings are technology focused, non-technical Wikisource contributors are also invited to join and share any technical challenges that they are facing and we will help them to create phabricator tickets. Newbie developers are also more than welcome! The first meeting has been scheduled for 21st March 2022 at 10:30 AM UTC / 4:00 PM IST ([https://zonestamp.toolforge.org/1647858641 Check your local time]). If you are interested in joining the meeting, kindly leave a message on '''sgill@wikimedia.org''' and we will add you to the calendar invite. Meanwhile, feel free to [[:meta:Wikisource Triage meetings|check out the page on Meta-wiki]] and suggest topics for the agenda. On behalf of [[User:SWilson (WMF)|Sam Wilson]] and [[User:SGill (WMF)|Satdeep Gill]] <small>Sent by [[Sang Anganggé:MediaWiki message delivery|MediaWiki message delivery]] ([[Pabligbagan Sang Anganggé:MediaWiki message delivery|pabligbagan]]) 15 Maret 2022 23.52 (WITA)</small> <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:SGill (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=User:SGill_(WMF)/lists/WS_VPs&oldid=22324971 --> == <span lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> Ikutilah perbincangan terbuka Ketahanan dan Keberlanjutan Komunitas bersama Maggie Dennis</span> == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <section begin="announcement-content" /> :''[[m:Special:MyLanguage/IRC office hours/Office hours 2022-03-24/Announcement|Anda dapat menemukan pesan ini dalam bahasa lain di Meta-Wiki.]]'' :''<div class="plainlinks">[[m:Special:MyLanguage/IRC office hours/Office hours 2022-03-24/Announcement|{{int:interlanguage-link-mul}}]] • [https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Special:Translate&group=page-{{urlencode:IRC office hours/Office hours 2022-03-24/Announcement}}&language=&action=page&filter= {{int:please-translate}}]</div>'' Tim [[m:Special:MyLanguage/Community Resilience and Sustainability|Ketahanan dan Keberlanjutan Komunitas]] Yayasan Wikimedia akan menyelenggarakan sesi perbincangan terbuka dengan Wakil Presiden [[m:User:Mdennis (WMF)|Maggie Dennis]]. Perbincangan ini meliputi topik-topik seperti Strategi Gerakan, tata kelola Dewan Pengawas, Keamanan, Kode Etik Universal, Pengembangan Komunitas, dan Hak Asasi Manusia. Anda diundang untuk mengikuti sesi ini serta mengajukan pertanyaan dan komentar! Anda dapat mengirimkan pertanyaan yang ingin Anda ajukan sebelum sesi perbincangan dimulai. Perbincangan ini akan berlangsung pada tanggal 24 Maret 2022 pukul 15:00 UTC ([https://zonestamp.toolforge.org/1648134035 periksa waktu lokal Anda]). Anda dapat mengetahui [[m:IRC office hours/Office hours 2022-03-24|informasi lebih lanjut di Meta-wiki]].<section end="announcement-content" /> </div> Sampai jumpa di acara ini! [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 21 Maret 2022 21.21 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == <span lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr">Pemungutan suara untuk meratifikasi Pedoman Penegakan UCoC telah selesai</span> == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <section begin="announcement-content" /> :''[[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines/Vote/Closing message|Anda dapat menemukan pesan ini dalam bahasa lain di Meta-Wiki.]]'' :''<div class="plainlinks">[[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines/Vote/Closing message|{{int:interlanguage-link-mul}}]] • [https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Special:Translate&group=page-{{urlencode:Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines/Vote/Closing message}}&language=&action=page&filter= {{int:please-translate}}]</div>'' Salam, Pemungutan suara untuk meratifikasi [[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines|Pedoman Penegakan]] [[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct|Kode Etik Universal]] (UCoC) telah selesai pada tanggal 21 Maret 2022. Lebih dari {{#expr:2300}} orang Wikimedian memberikan suaranya dari berbagai penjuru gerakan Wikimedia. Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua yang telah ikut serta dalam proses ini. Tim pengawas saat ini sedang memeriksa suara yang masuk untuk memastikan keakuratannya; kami memperkirakan proses ini akan memakan waktu sekitar dua minggu. Hasil akhir pemungutan suara akan diumumkan [[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines/Voting/Results|pada halaman ini]] beserta statistik yang relevan dan ringkasan dari semua komentar yang masuk, segera setelah semuanya dapat dirilis untuk publik. Harap baca [[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines/Voter information|halaman informasi untuk pemilih]] untuk mengetahui langkah selanjutnya setelah pemilihan ini. Anda dapat memberikan komentar pada [[m:Talk:Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines|halaman pembicaraan di Meta-wiki]], dalam bahasa apa pun yang Anda inginkan. Anda juga dapat menghubungi tim proyek UCoC melalui surel di ucocproject[[File:At sign.svg|16x16px|link=|(_AT_)]]wikimedia.org. Salam hangat, Tim Strategi dan Tata Kelola Gerakan<br /><section end="announcement-content" /> </div> [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 25 Maret 2022 09.29 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == <span lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr">Mari mendaftar menjadi anggota Kelompok Kerja Pembinaan Kepemimpinan sebelum 10 April 2022</span> == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <section begin="announcement-content" /> :''[[m:Special:MyLanguage/Leadership Development Working Group/Participate/Announcement/Reminder|Anda dapat menemukan pesan ini dalam bahasa lain di Meta-Wiki.]]'' :''<div class="plainlinks">[[m:Special:MyLanguage/Leadership Development Working Group/Participate/Announcement/Reminder|{{int:interlanguage-link-mul}}]] • [https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Special:Translate&group=page-{{urlencode:Leadership Development Working Group/Participate/Announcement/Reminder}}&language=&action=page&filter= {{int:please-translate}}]</div>'' Halo semua, Tim Pengembangan Komunitas Yayasan Wikimedia saat ini tengah mendukung pemebntukan sebuah [[m:Special:MyLanguage/Leadership Development Working Group|Kelompok Kerja Pembinaan Kepemimpinan]] yang bersifat global dan dimotori oleh komunitas. Tujuan adanya kelompok kerja ini adalah untuk memberikan nasihat mengenai kerja-kerja pembinaan kepemimpinan dalam gerakan Wikimedia. Masukan dari komunitas mengenai tata kerja kelompok ini telah diterima pada bulan Februari 2022, dan Anda dapat membaca [[m:Special:MyLanguage/Leadership Development Working Group/Participate#5. Summary of Call for Feedback|ringkasan masukan]] yang diterima di Meta-wiki. Periode pendaftaran untuk menjadi anggota kelompok ini sudah dibuka dan akan ditutup pada tanggal 10 April 2022. Harap [[m:Special:MyLanguage/Leadership Development Working Group/Purpose and Structure#3. How is the working group formed and structured?|baca informasi lebih lanjut mengenai kelompok kerja ini]], bagikan dengan anggota komunitas Anda yang mungkin tertarik, atau [[m:Special:MyLanguage/Leadership Development Working Group/Participate#1. How to participate|daftarkan diri Anda]]. Salam, Tim Pengembangan Komunitas Yayasan Wikimedia<br/><section end="announcement-content" /> </div> [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 31 Maret 2022 21.55 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == <span lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr">Ikuti perbincangan mengenai Rencana Tahunan Yayasan Wikimedia bersama Maryana Iskander</span> == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <section begin="announcement-content" /> :''[[m:Special:MyLanguage/User:YShibata (WMF)/Sandbox|Anda dapat menemukan pesan ini dalam bahasa lain di Meta-Wiki.]]'' :''<div class="plainlinks">[[m:Special:MyLanguage/User:YShibata (WMF)/Sandbox|{{int:interlanguage-link-mul}}]] • [https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Special:Translate&group=page-{{urlencode:User:YShibata (WMF)/Sandbox}}&language=&action=page&filter= {{int:please-translate}}]</div>'' Salam, Tim [[m:Special:MyLanguage/Movement Communications|Komunikasi Komunitas]] dan [[m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance|Strategi dan Tata Kelola Gerakan]] mengundang Anda untuk membincangkan '''[[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation Annual Plan/2022-2023/draft|Rencana Tahunan Yayasan Wikimedia 2022-23]]''', yaitu rencana penyelenggaraan kerja Yayasan Wikimedia untuk masa kerja satu tahun ke depannya. Perbincangan ini merupakan lanjutan dari [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation Chief Executive Officer/Maryana’s Listening Tour|"tur mendengar"]] [[m:User:MIskander-WMF|Direktur Eksekutif Maryana Iskander]]. Perbincangan ini akan membahas pertanyaan berikut ini: * [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia 2030|Strategi Gerakan Wikimedia 2030]] memandatkan "pengetahuan sebagai sebuah layanan" dan "keadilan pengetahuan" sebagai suatu arah. Yayasan Wikimedia merencanakan kerjanya untuk mencapai kedua arah tujuan ini. Menurut Anda, bagaimana Yayasan Wikimedia dapat menerapkan kedua arah ini dalam pekerjaannya? * Yayasan Wikimedia sedang terus berusaha untuk meningkatkan kinerjanya di tingkat wilayah. Kami telah mempertajam fokus di bidang tertentu seperti hibah, fitur baru, dan perbincangan komunitas. Apa yang sudah bekerja dengan baik? Apa yang dapat diperbaiki? * Semua orang dapat berkontribusi dalam proses Strategi Gerakan. Mari kumpulkan kegiatan, gagasan, permintaan, dan hal yang dapat dipelajari. Bagaimana Yayasan Wikimedia dapat mendukung para sukarelawan dan organisasi mitra lokal dengan lebih baik dalam aktivitas terkait Strategi Gerakan? Jadwal perbincangan terlampir di [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation Annual Plan/2022-2023/draft/Your Input|'''Meta-wiki''']]. Bahan perbincangan akan tersedia dalam beberapa bahasa. Setiap sesi perbincangan terbuka untuk umum. Penerjemahan langsung akan tersedia dalam beberapa sesi. Salam hangat,<br /><section end="announcement-content" /> </div> [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 14 April 2022 23.55 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == <span lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr">Nawala Strategi dan Tata Kelola Gerakan - Edisi 6</span> == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <section begin="ucoc-newsletter"/> <div style = "line-height: 1.2"> <span style="font-size:200%;">'''Nawala Strategi dan Tata Kelola Gerakan'''</span><br> <span style="font-size:120%; color:#404040;">'''Edisi 6, April 2022'''</span><span style="font-size:120%; float:right;">[[m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance/Newsletter/6|'''Baca nawala selengkapnya''']]</span> ---- Selamat datang di edisi keenam Nawala Strategi dan Tata Kelola Gerakan! Nawala ini mengabarkan acara dan pembaruan terbaru mengenai Piagam Gerakan, Kode Etik Universal, Hibah Pelaksanaan Strategi Gerakan, pemilihan Dewan Pengawas WMF, dan topik MSG yang relevan lainnya. Nawala ini akan terbit empat bulan sekali, sementara Berita Mingguan juga akan diterbitkan setiap pekan. Harap berlangganan [[:m:Special:MyLanguage/Global message delivery/Targets/MSG Newsletter Subscription|di sini]] jika Anda berminat untuk mendapatkan kabar terbaru. </div><div style="margin-top:3px; padding:10px 10px 10px 20px; background:#fffff; border:2px solid #808080; border-radius:4px; font-size:100%;"> *'''Kelompok Kerja Pembinaan Kepemimpinan -''' Pendaftaran untuk menjadi anggota Kelompok Kerja Pembinaan Kepemimpinan telah ditutup pada 10 April 2022. 12 orang anggota komunitas akan dipilih untuk berpartisipasi dalam kelompok kerja ini. ([[:m:Special:MyLanguage/Strategi Gerakan dan Tata Kelola/Newsletter/6#A1|lanjutkan membaca]]) *'''Hasil ratifikasi Pedoman Penegakan Kode Etik Universal -''' Pemungutan suara global tentang Pedoman Penegakan UCoC diadakan dari tanggal 7 hingga 21 Maret 2022 melalui SecurePoll. Lebih dari 2.300 pemilih yang memenuhi syarat dari setidaknya 128 proyek Wikimedia yang berbeda menyampaikan pendapat dan komentar mereka. ([[:m:Special:MyLanguage/Strategi Gerakan dan Tata Kelola/Newsletter/6#A2|lanjutkan membaca]]) *'''Diskusi mengenai Hub -''' Percakapan Global tentang Hub wilayah dan tematik diadakan pada hari Sabtu, 12 Maret 2022, dihadiri oleh 84 orang Wikimedian. ([[:m:Special:MyLanguage/Strategi Gerakan dan Tata Kelola/Newsletter/6#A3|lanjutkan membaca]]) *'''Hibah Strategi Gerakan masih dibuka -''' Sejak awal tahun ini, enam proposal dengan nilai total sekitar $80.000 USD telah disetujui. Apakah Anda memiliki ide proyek untuk melaksanakan Strategi Gerakan? Hubungi kami! ([[:m:Special:MyLanguage/Strategi Gerakan dan Tata Kelola/Newsletter/6#A4|lanjutkan membaca]]) *'''Komite Perumus Piagam Gerakan -''' Komite yang beranggotakan lima belas orang yang dipilih pada Oktober 2021 ini telah menyepakati nilai-nilai dan metode-metode penting untuk proses kerjanya, dan telah mulai membuat garis besar rancangan Piagam Gerakan. ([[:m:Special:MyLanguage/Strategi Gerakan dan Tata Kelola/Newsletter/6#A5|lanjutkan membaca]]) *'''Memperkenalkan Berita Mingguan Strategi -''' Mari berkontribusi dan berlangganan! - Tim MSG baru saja meluncurkan format berita yang terhubung ke berbagai halaman Strategi Gerakan di Meta-wiki. Mari berlangganan mendapatkan berita terbaru tentang berbagai proyek yang sedang berlangsung. ([[:m:Special:MyLanguage/Strategi Gerakan dan Tata Kelola/Newsletter/6#A6|lanjutkan membaca]]) *'''Blog Diff -''' Lihat publikasi terbaru tentang Strategi Gerakan di blog Diff. ([[:m:Special:MyLanguage/Strategi Gerakan dan Tata Kelola/Newsletter/6#A7|lanjutkan membaca]]) </div><section end="ucoc-newsletter"/> </div> [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 16 April 2022 14.45 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == <span lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr">Langkah selanjuntya mengenai Kode Etik Universal dan Pedoman Penegakannya</span> == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <section begin="announcement-content" /> :''<div class="plainlinks">[[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation Board noticeboard/April 2022 - Board of Trustees on Next steps: Universal Code of Conduct (UCoC) and UCoC Enforcement Guidelines|{{int:interlanguage-link-mul}}]] • [https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Special:Translate&group=page-{{urlencode:Wikimedia Foundation Board noticeboard/April 2022 - Board of Trustees on Next steps: Universal Code of Conduct (UCoC) and UCoC Enforcement Guidelines}}&language=&action=page&filter= {{int:please-translate}}]</div>'' Komite Urusan Komunitas Dewan Pengawas Yayasan Wikimedia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua orang yang telah berpartisipasi dalam pemungutan suara global mengenai Pedoman Penegakan Kode Etik Universal (UCoC). Sukarelawan pengawas telah menyelesaikan peninjauan atas hasil pemungutan suara dan melaporkan total suara yang masuk sebanyak 2,283 suara. Dari jumlah tersebut, total 1,338 (58.6%) anggota komunitas mendukung pengesahan Pedoman Penegakan, dan 945 (41.4%) menolak. Selain itu, 658 pemilih memberikan komentarnya, dengan 77% dari komentar yang masuk ditulis dalam bahasa Inggris. Kami menyadari dan menghargai semangat dan komitmen yang telah ditunjukkan oleh anggota komunitas dalam menciptakan budaya yang aman dan ramah yang menghentikan perilaku yang bermusuhan dan beracun, mendukung orang-orang yang menjadi sasaran perilaku tersebut, dan mendorong orang-orang yang beritikad baik untuk berkontribusi secara produktif dalam proyek-proyek Wikimedia. Bahkan dalam tahap ini, hal tersebut dapat dilihat dari komentar-komentar yang masuk. Pedoman Penegakan mencapai ambang batas dukungan yang diperlukan untuk ditinjau oleh Dewan Pengawas. Namun begitu, kami mendorong semua pemilih, terlepas dari apa yang mereka pilih, untuk memberikan masukan tentang elemen pedoman penegakan yang mereka rasa perlu diubah atau diperbaiki, beserta alasannya, jika pada akhirnya nanti diperlukan suatu periode revisi yang lebih lanjut untuk mengatasi hal-hal yang menjadi perhatian khusus dari komunitas. Staf WMF yang bertugas meninjau komentar telah memberi tahu kami tentang beberapa tema yang muncul dari komentar yang masuk. Oleh karena itu, kami sebagai Komite Urusan Komunitas telah memutuskan untuk meminta WMF agar membentuk kembali suatu Komite Perumus dan mengadakan satu periode permohonan pendapat dari komunitas lagi menyempurnakan Pedoman Penegakan berdasarkan masukan yang diterima dari pemungutan suara yang baru saja selesai. Untuk kejelasan, masukan-masukan ini telah dikelompokkan menjadi 4 bagian sebagai berikut: # Mengidentifikasi jenis, tujuan, dan penerapan pelatihan; # Menyederhanakan bahasa untuk terjemahan dan pemahaman yang lebih mudah oleh mereka yang bukan ahli; # Menggali lebih dalam mengenai konsep afirmasi, termasuk pro dan kontranya; # Untuk meninjau peran yang bertentangan mengenai privasi/perlindungan korban dan hak untuk didengar. Isu-isu lain mungkin muncul selama percakapan berlangsung, dan khususnya ketika rancangan Pedoman Penegakan berkembang, tetapi kami melihat empat hal di atas sebagai isu-isu yang menjadi perhatian utama bagi para pemilih dan meminta staf untuk memfasilitasi peninjauan terhadap isu-isu ini. Setelah itu, WMF harus menjalankan kembali pemungutan suara komunitas untuk mengevaluasi Pedoman Penegakan yang telah direvisi untuk melihat apakah dokumen baru tersebut kemudian sudah siap untuk ratifikasi secara resmi. Selanjutnya, kami menyadari kekhawatiran dengan catatan 3.1 dalam naskah kebijakan Kode Etik Universal. Kami mengarahkan WMF untuk memfasilitasi peninjauan atas bahasa yang digunakan pada bagian ini untuk memastikan bahwa naskah kebijakan UCoC akan memenuhi tujuan yang dimaksudkan untuk mendukung suatu komunitas yang aman dan inklusif, tanpa menunggu tinjauan menyeluruh atas UCoC pada akhir tahun. Sekali lagi, kami berterima kasih kepada semua yang telah berpartisipasi dalam memikirkan dan memecahkan tantangan yang kritis dan sulit ini, serta berkontribusi untuk menciptakan pendekatan yang lebih baik demi terwujudnya kerja sama yang baik dalam gerakan Wikimedia. Teriring salam, Rosie Rosie Stephenson-Goodknight (''she/her'')<br /> Pelaksana Tugas Ketua, Komite Urusan Komunitas <br /> Dewan Pengawas Yayasan Wikimedia<br /><section end="announcement-content" /> </div> [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 25 April 2022 10.39 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == <span lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr">Pendaftaran calon untuk pemilihan anggota Dewan Pengawas 2022 telah dibuka</span> == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <section begin="announcement-content" /> :''[[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022/Announcement/Call for Candidates/Short|Anda dapat menemukan pesan ini dalam bahasa lain di Meta-Wiki.]]'' :''<div class="plainlinks">[[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022/Announcement/Call for Candidates/Short|{{int:interlanguage-link-mul}}]] • [https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Special:Translate&group=page-{{urlencode:Wikimedia Foundation elections/2022/Announcement/Call for Candidates/Short}}&language=&action=page&filter= {{int:please-translate}}]</div>'' Dewan Pengawas Yayasan Wikimedia membuka pendaftaran calon anggota untuk pemilihan tahun 2022. [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia_Foundation_elections/2022/Announcement/Call_for_Candidates|'''Baca pengumuman selengkapnya di Meta-wiki.''']] [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022|Pemilihan Dewan Pengawas 2022]] telah dimulai! Anda diundang untuk mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Pengawas selanjutnya. Dewan Pengawas bertugas untuk mengawasi jalannya Yayasan Wikimedia. Para anggota Dewan dipilih dari unsur komunitas dan mitra lokal serta unsur yang diangkat oleh Dewan sendiri. Setiap anggota bertugas untuk masa jabatan selama tiga tahun. Komunitas Wikimedia berhak untuk memilih para anggota Dewan dari unsur komunitas dan mitra lokal. Komunitas Wikimedia akan memberikan suara untuk mengisi dua kursi di Dewan pada tahun 2022. Pemungutan suara ini adalah kesempatan untuk meningkatkan keterwakilan, keragaman, dan keahlian para anggota Dewan secara kolektif. Siapa sajakan calon yang berpotensi? Apakah Anda salah satunya? Cari tahu lebih lanjut di halaman [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022/Apply to be a Candidate|Pendaftaran Calon]]. Atas dukungan Anda, kami ucapkan terima kasih. Atas nama Dewan Pengawas dan Komite Pemilihan, tim Strategi dan Tata Kelola Gerakan Yayasan Wikimedia<br /><section end="announcement-content" /> </div> [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 25 April 2022 23.47 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == Panggilan sukarelawan: pemilihan anggota Dewan Pengawas Yayasan Wikimedia 2022 == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <languages/> Tim Strategi dan Tata Kelola Gerakan mengundang anggota komunitas Wikimedia untuk menjadi sukarelawan pada pemilihan Dewan Pengawas Yayasan Wikimedia yang akan datang. Gagasan mengenai program Sukarelawan Pemilihan diterapkan pada pemilihan Dewan Pengawas 2021. Ternyata, program ini cukup sukses; dengan bantuan para sukarelawan, kami dapat meningkatkan jangkauan dan partisipasi dalam pemilihan dengan tambahan sekitar 1.753 pemilih lebih banyak dibanding pemilihan tahun 2017. Total pemilih adalah sekitar 10.13% (peningkatan sebesar 1.1%) dan 214 proyek Wikimedia berbeda terwakili dalam pemilihan tersebut. Pada pemilihan tahun 2017, tidak ada pemilih dari sekitar 74 proyek wiki. Pada pemilihan tahun 2021, proyek-proyek ini tercatat sudah memiliki pemilih. Apakah Anda ingin ikut serta melakukan perubahan seperti ini? Para sukarelawan akan membantu dalam: * Menerjemahkan pesan-pesan pendek dan mengumumkan proses pemilihan yang sedang berjalan pada saluran percakapn komunitas * Pilihan: mengawasi saluran komunitas untuk menjaring komentar dan pertanyaan Para sukarelawan mesti: * Mematuhi kebijakan ruang ramah selama perbincangan dan acara pemilihan * Mempresentasikan panduan dan informasi pemilihan kepada komunitas senetral mungkin Apakah Anda ingin menjadi sukarelawan dan memastikan komunitas Anda terwakili dalam pemilihan tahun ini? [[m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance/Election Volunteers/About|Daftarkan diri Anda di sini]] untuk menerima pembaharuan. Anda dapat meninggalkan pesan atau pertanyaan mengenai penerjemahan di [[m:Special:MyLanguage/Talk:Movement Strategy and Governance/Election Volunteers/About|halaman pembicaraan]]. </div> Teriring salam, [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 5 Méi 2022 18.17 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == Pengumuman hasil seleksi anggota Kelompok Kerja Pembinaan Kepemimpinan == Rekan-rekan Wikimedian yang baik, Menyambung kabar yang saya sampaikan sebelumnya mengenai [[m:Leadership_Development_Working_Group/id|Kelompok Kerja Pembinaan Kepemimpinan]]: the [[m:Community Development/id|tim Pengembangan Komunitas]] telah menyelesaikan proses seleksi bagi para calon yang mendaftar. Denagn senang hati, kami mengumumkan '''[https://lists.wikimedia.org/hyperkitty/list/wikimedia-l@lists.wikimedia.org/message/ZJIUYB3IOU3AULV2R7EY32L6LIUSO56R/ lima belas orang sukarelawan]''' yang akan menjadi anggota dan memulai pekerjaan pada kelompok kerja ini. Atas kerja sama dan dukungan yang Anda berikan selama proses ini, kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Atas nama tim Pengembangan Komunitas, [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 13 Méi 2022 00.29 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == Poll regarding Third Wikisource Triage meeting == Hello fellow Wikisource enthusiasts! We will be organizing the third [[:m:Wikisource Triage meetings|Wikisource Triage meeting]] in the last week of May and we need your help to decide on a time and date that works best for the most number of people. Kindly share your availabilities at the wudele link below by 20th May 2022: https://wudele.toolforge.org/ctQEP3He1XCNullZ Meanwhile, feel free to check out [[:m:Wikisource Triage meetings|the page on Meta-wiki]] and suggest topics for the agenda. Regards [[:m:User:SWilson (WMF)|Sam Wilson (WMF)]] and [[:m:User:SGill (WMF)|Satdeep Gill (WMF)]] <small>Sent via [[Sang Anganggé:MediaWiki message delivery|MediaWiki message delivery]] ([[Pabligbagan Sang Anganggé:MediaWiki message delivery|pabligbagan]]) 14 Méi 2022 11.38 (WITA)</small> <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:SGill (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=User:SGill_(WMF)/lists/WS_VPs&oldid=23283908 --> == Invitation to join the third Wikisource Triage meeting (28th May 2022) == Hello fellow Wikisource enthusiasts! We are the hosting the [[:m:Wikisource Triage meetings|Wikisource Triage meeting]] on '''28th May 2022 at 11 AM UTC / 4:30 PM IST''' ([https://zonestamp.toolforge.org/1653735600 check your local time]) according to the [https://wudele.toolforge.org/ctQEP3He1XCNullZ wudele poll]. We will be welcoming some developers who contributed to Wikisource related tasks during the recently concluded [[:m:Indic Hackathon 2022|Indic Hackathon]]. As always, you don't have to be a developer to participate in these meetings but the focus of these meetings is to improve the Wikisource infrastructure. If you are interested in joining the meeting, kindly leave a message on '''sgill@wikimedia.org''' and we will add you to the calendar invite. Meanwhile, feel free to check out [[:m:Wikisource Triage meetings|the page on Meta-wiki]] and suggest any other topics for the agenda. Regards [[:m:User:SWilson (WMF)|Sam Wilson (WMF)]] and [[:m:User:SGill (WMF)|Satdeep Gill (WMF)]] <small> Sent using [[Sang Anganggé:MediaWiki message delivery|MediaWiki message delivery]] ([[Pabligbagan Sang Anganggé:MediaWiki message delivery|pabligbagan]]) 23 Méi 2022 11.39 (WITA) </small> <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:SGill (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=User:SGill_(WMF)/lists/WS_VPs&oldid=23314792 --> == Kabar terbaru mengenai proses perumusan Pedoman Penegakan Kode Etik Universal == Para Wikimedian yang baik, Bersama pesan ini, saya ingin membagikan kabar terbaru mengenai proses perumusan [[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines|Pedoman Penegakan]] [[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct|Kode Etik Universal]] (UCoC): * <small>(''[[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines/Voting/Report/Announcement|selengkapnya]]'')</small> Pada bulan Mei 2022, [[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Project|tim proyek UCoC]] menyelesaikan laporan mengenai [[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines/Vote|pemungutan suara untuk meratifikasi Panduan Penegakan]] yang berlangsung pada bulan Maret 2022. Wikimedian dari setidaknya 137 komunitas berbeda memberikan suara mereka, dan setidaknya 650 pemilih memberikan komentar bersama dengan suara mereka. [[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines/Voting/Report|Laporan ini dapat diakses di '''Meta-Wiki''']]. * Setelah proses pemungutan suara selesai, [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation Community Affairs Committee|Komite Urusan Komunitas]] (CAC) Dewan Pengawas Yayasan Wikimedia [https://lists.wikimedia.org/hyperkitty/list/wikimedia-l@lists.wikimedia.org/thread/JAYQN3NYKCHQHONMUONYTI6WRKZFQNSC/ meminta] agar diadakan peninjauan kembali terhadap beberapa bagian dalam Pedoman Penegakan. Sebuah [[m:Special:MyLanguage/Universal Code of Conduct/Drafting committee#Revisions Committee|Komite Revisi]] akan melakukan peninjauan ini berdasarkan atas masukan dari komunitas. * <small>(''[[m:Universal Code of Conduct/Enforcement guidelines/Revision discussions/Announcement|selengkapnya]]'')</small> Dalam rangka membantu pekerjaan Komite Revisi, komunitas diundang untuk memberikan masukan. Anda dapat ikut serta pada halaman diskusi berikut ini: ** '''[[m:Special:MyLanguage/Universal_Code_of_Conduct/Enforcement_guidelines/Revision_discussions|Diskusi terkait perubahan atas Pedoman Penegakan]]''' ** '''[[m:Special:MyLanguage/Universal_Code_of_Conduct/Policy text/Revision_discussions|Diskusi terkait perubahan pada satu bagian dalam naskah resmi UCoC]]''' Anda dapat menghubungi saya langsung bila Anda punya pertanyaan mengenai proses ini. Atas nama tim proyek UCoC,<br> [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 30 Méi 2022 20.58 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == <span lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> Pendaftaran calon anggota Dewan Pengawas 2022</span> == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <section begin="announcement-content" /> :''[[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022/Announcement/2022 Candidates for the Board of Trustees|Anda dapat menemukan pesan ini dalam bahasa lain di Meta-Wiki.]]'' :''<div class="plainlinks">[[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022/Announcement/2022 Candidates for the Board of Trustees|{{int:interlanguage-link-mul}}]] • [https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Special:Translate&group=page-{{urlencode:Wikimedia Foundation elections/2022/Announcement/2022 Candidates for the Board of Trustees}}&language=&action=page&filter= {{int:please-translate}}]</div>'' [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022|Pendaftaran calon anggota Dewan Pengawas]] Yayasan Wikimedia telah ditutup. Ada 12 (dua belas) orang anggota komunitas yang telah mendaftarkan diri. Pelajari lebih lanjut tentang [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022/Candidates|para calon di sini]]. Sekarang, Komite Analisis akan meninjau pernyataan para calon dengan membandingkannya pada matriks keterampilan dan kriteria tertentu untuk meningkatkan kapasitas Dewan, sebagaimana yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas. Setelah Komite Analisis menyelesaikan tinjauan mereka, peringkat masing-masing calon akan dipublikasikan untuk tujuan memberikan informasi kepada pemilih. Untuk informasi lebih lanjut tentang pemilihan Dewan Pengawas 2022, Anda dapat menemukan garis waktu, informasi pemungutan suara, dan cara-cara lain untuk terlibat [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022|di Meta-wiki]]. Atas dukungan Anda, kami ucapkan terima kasih, Atas nama Dewan Pengawas dan Komite Pemilihan, tim Strategi dan Tata Kelola Gerakan Yayasan Wikimedia <br /><section end="announcement-content" /> </div> [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 1 Juni 2022 11.57 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == Poll regarding Fourth Wikisource Triage meeting == Hello fellow Wikisource enthusiasts! We will be organizing the '''fourth [[:m:Wikisource Triage meetings|Wikisource Triage meeting]]''' in the last week of June and we need your help to decide on a time and date that works best for the most number of people. Kindly '''share your availabilities''' at the wudele link below '''by 20th June 2022''': https://wudele.toolforge.org/wstriage4 Meanwhile, feel free to check out [[:m:Wikisource Triage meetings|the page on Meta-wiki]] and suggest topics for the agenda. Regards [[:m:User:SWilson (WMF)|Sam Wilson (WMF)]] and [[:m:User:SGill (WMF)|Satdeep Gill (WMF)]] <small>Sent via [[Sang Anganggé:MediaWiki message delivery|MediaWiki message delivery]] ([[Pabligbagan Sang Anganggé:MediaWiki message delivery|pabligbagan]]) 14 Juni 2022 21.22 (WITA)</small> <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:SGill (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=User:SGill_(WMF)/lists/WS_VPs&oldid=23314792 --> == Invitation to join the fourth Wikisource Triage meeting (29th June 2022) == Hello fellow Wikisource enthusiasts! We are the hosting the fourth [[:m:Wikisource Triage meetings|Wikisource Triage meeting]] on '''29th June 2022 at 10:00 AM UTC / 3:30 PM IST''' ([https://zonestamp.toolforge.org/1656496824 check your local time]) according to the [https://wudele.toolforge.org/wstriage4 wudele poll]. There is some exciting news about a few technical projects related to Wikisource that are getting started right now and we will be sharing more information during the meeting. As always, you don't have to be a developer to participate in these meetings but the focus of these meetings is to improve the Wikisource infrastructure. If you are interested in joining the meeting, kindly leave a message on '''sgill@wikimedia.org''' and we will add you to the calendar invite. Meanwhile, feel free to check out [[:m:Wikisource Triage meetings|the page on Meta-wiki]] and suggest any other topics for the agenda. Regards [[:m:User:SWilson (WMF)|Sam Wilson (WMF)]] and [[:m:User:SGill (WMF)|Satdeep Gill (WMF)]] <small> Sent using [[Sang Anganggé:MediaWiki message delivery|MediaWiki message delivery]] ([[Pabligbagan Sang Anganggé:MediaWiki message delivery|pabligbagan]]) 23 Juni 2022 15.39 (WITA)</small> <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:SGill (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=User:SGill_(WMF)/lists/WS_VPs&oldid=23314792 --> == <span lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> Tahap selanjutnya untuk pemilihan Dewan Pengawas 2022</span> == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <section begin="announcement-content" /> :''[[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022/Announcement/Upcoming Activities| Anda dapat menemukan pesan ini dalam bahasa lain di Meta-Wiki.]]'' :''<div class="plainlinks">[[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022/Announcement/Upcoming Activities|{{int:interlanguage-link-mul}}]] • [https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Special:Translate&group=page-{{urlencode:Wikimedia Foundation elections/2022/Announcement/Upcoming Activities}}&language=&action=page&filter= {{int:please-translate}}]</div>'' Halo semua, Pesan ini mencakup dua kegiatan mendatang untuk pemilihan Dewan Pengawas Yayasan Wikimedia 2022. Pemilihan Dewan Pengawas akan memiliki Kompas Pemilihan untuk membantu para pemilih dalam proses pengambilan keputusan mereka. Pemilih yang memenuhi syarat dapat mengusulkan pernyataan sepanjang bulan Juli dan memberikan suara pada pernyataan mana yang akan digunakan dalam Kompas Pemilihan pada akhir bulan Juli. Silakan kunjungi [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022/Community Voting/Election Compass|halaman Kompas Pemilihan]] untuk informasi lebih lanjut. Bergabunglah dalam percakapan dengan para calon anggota Dewan Pengawas 2022 pada 27 Juli hingga 7 Agustus. Setiap calon akan melakukan percakapan selama satu jam dengan komunitas. Setiap percakapan akan direkam dan tersedia untuk dilihat di masa mendatang. Interpretasi langsung akan tersedia pula. Bahasa yang tersedia akan diumumkan ketika tanggal percakapan sudah ditetapkan. Percakapan ini akan dijadwalkan dengan para calon setelah hasil seleksi oleh organisasi mitra lokal tersedia. Informasi ini akan dibagikan di halaman [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022/Events|acara kampanye pemilihan Dewan Pengawas 2022]]. Teriring salam, Atas nama Dewan Pengawas dan Komite Pemilihan, tim Strategi dan Tata Kelola Gerakan Yayasan Wikimedia<br /><section end="announcement-content" /> </div> [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 11 Juli 2022 09.17 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == <span lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr">Nawala Strategi dan Tata Kelola Gerakan - Edisi 7</span> == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <section begin="msg-newsletter"/> <div style = "line-height: 1.2"> <span style="font-size:200%;">'''Nawala Strategi dan Tata Kelola Gerakan'''</span><br> <span style="font-size:120%; color:#404040;">'''Edisi 7, Juli-September 2022'''</span><span style="font-size:120%; float:right;">[[m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance/Newsletter/7|'''Baca nawala selengkapnya''']]</span> ---- Selamat datang di edisi ke-7 Nawala Strategi dan Tata Kelola Gerakan! Nawala ini memuat berita dan acara yang relevan tentang pelaksanaan [[:m:Special:MyLanguage/Movement Strategy/Initiatives|rekomendasi Strategi Gerakan]], topik relevan lainnya mengenai tata kelola gerakan Wikimedia, serta berbagai proyek dan kegiatan yang didukung oleh tim Strategi dan Tata Kelola Gerakan (MSG) dari Yayasan Wikimedia. Nawala MSG dikirimkan setiap triwulan, sedangkan ''[[:m:Special:MyLanguage/Movement Strategy/Updates|Movement Strategy Weekly]]'' akan dikirimkan setiap minggu. Harap berlangganan [[m:Special:MyLanguage/Global message delivery/Targets/MSG Newsletter Subscription|di sini]] jika Anda ingin menerima edisi mendatang. </div><div style="margin-top:3px; padding:10px 10px 10px 20px; background:#fffff; border:2px solid #808080; border-radius:4px; font-size:100%;"> * '''Keberlanjutan''': Laporan keberlanjutan tahunan Yayasan Wikimedia telah diterbitkan. ([[:m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance/Newsletter/7#A1|lanjutkan membaca]]) * '''Peningkatan pengalaman pengguna''': perbaikan terbaru pada antarmuka ''desktop'' untuk proyek-proyek Wikimedia. ([[:m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance/Newsletter/7#A2|lanjutkan membaca]]) * '''Keamanan dan inklusi''': pembaruan tentang proses revisi Pedoman Penegakan Kode Etik Universal. ([[:m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance/Newsletter/7#A3|lanjutkan membaca]]) * '''Kesetaraan dalam pengambilan keputusan''': laporan dari percakapan purwarupa Hub, kemajuan terbaru dari Komite Perumus Piagam Gerakan, dan kertas putih baru tentang masa depan partisipasi dalam gerakan Wikimedia. ([[:m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance/Newsletter/7#A4|lanjutkan membaca]]) * '''Koordinasi para pemangku kepentingan''': peluncuran meja bantuan untuk organisasi mitra lokal dan komunitas relawan yang bekerja pada bidang kemitraan konten. ([[:m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance/Newsletter/7#A5|lanjutkan membaca]]) * '''Pengembangan kepemimpinan''': pembaruan tentang proyek kepemimpinan oleh penggerak gerakan Wikimedia di Brasil dan Cape Verde. ([[:m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance/Newsletter/7#A6|lanjutkan membaca]]) * '''Manajemen pengetahuan internal''': peluncuran portal baru untuk dokumentasi teknis dan sumber daya komunitas. ([[:m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance/Newsletter/7#A7|lanjutkan membaca]]) * '''Berinovasi dalam pengetahuan bebas''': sumber daya audiovisual berkualitas tinggi untuk eksperimen ilmiah dan perangkat baru untuk merekam transkrip lisan. ([[:m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance/Newsletter/7#A8|lanjutkan membaca]]) * '''Evaluasi, iterasi, dan adaptasi''': hasil dari percontohan proyek ''Equity Landscape''. ([[:m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance/Newsletter/7#A9|lanjutkan membaca]]) * '''Berita dan pembaruan lainnya''': forum baru untuk mendiskusikan pelaksanaan Strategi Gerakan, pemilihan Dewan Pengawas Yayasan Wikimedia yang akan datang, siniar baru untuk mendiskusikan Strategi Gerakan, dan pergantian personil untuk tim Strategi dan Tata Kelola Gerakan WMF. ([[:m:Special:MyLanguage/Movement Strategy and Governance/Newsletter/7#A10|lanjutkan membaca]]) </div><section end="msg-newsletter"/> </div> [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 18 Juli 2022 12.33 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == <span lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> Pengumuman enam calon untuk pemilihan Dewan Pengawas Yayasan Wikimedia 2022</span> == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <section begin="announcement-content"/> :''[[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022/Announcement/Announcing the six candidates for the 2022 Board of Trustees election| Anda dapat menemukan pesan ini dalam bahasa lain di Meta-Wiki.]]'' :''<div class="plainlinks">[[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022/Announcement/Announcing the six candidates for the 2022 Board of Trustees election|{{int:interlanguage-link-mul}}]] • [https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Special:Translate&group=page-{{urlencode:Wikimedia Foundation elections/2022/Announcement/Announcing the six candidates for the 2022 Board of Trustees election}}&language=&action=page&filter= {{int:please-translate}}]</div>'' Halo semua, '''Proses pemungutan suara organisasi mitra lokal pada pemilihan Dewan Pengawas Yayasan Wikimedia telah selesai'''. Perwakilan dari setiap mitra lokal mempelajari tentang para calon melalui peninjauan atas pernyataan mereka, jawaban para calon atas pertanyaan yang diberikan, dan mempertimbangkan peringkat calon yang diberikan oleh Komite Analisis. Calon anggota Dewan Pengawas 2022 yang terpilih adalah: * Tobechukwu Precious Friday ([[User:Tochiprecious|Tochiprecious]]) * Farah Jack Mustaklem ([[User:Fjmustak|Fjmustak]]) * Shani Evenstein Sigalov ([[User:Esh77|Esh77]]) * Kunal Mehta ([[User:Legoktm|Legoktm]]) * Michał Buczyński ([[User:Aegis Maelstrom|Aegis Maelstrom]]) * Mike Peel ([[User:Mike Peel|Mike Peel]]) Anda dapat melihat informasi lebih lanjut tentang [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022/Results|hasil]] dan [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022/Stats|statistik]] dari pemilihan Dewan kali ini. Mohon luangkan waktu sejenak untuk mengapresiasi para perwakilan organisasi mitra lokal dan anggota Komite Analisis yang telah mengambil bagian dalam proses ini dan membantu menumbuhkan kapasitas dan keragaman Dewan Pengawas. Jam-jam kerja sukarela inilah yang menghubungkan kita dalam perspektif dan kesepaham bersama. Terima kasih atas partisipasi Anda. Terima kasih kepada anggota komunitas yang mengajukan diri sebagai calon untuk Dewan Pengawas. Mempertimbangkan untuk maju bukanlah keputusan kecil. Para calon telah menyumbangkan waktu dan dedikasi dan menunjukkan komitmen mereka terhadap gerakan Wikimedia. Selamat kepada para calon yang telah terpilih untuk tahap berikutnya. Penghargaan dan rasa terima kasih yang besar disampaikan untuk para calon yang belum terpilih. Harap untuk terus berbagi buah kepemimpinan Anda dalam gerakan Wikimedia. Terima kasih kepada Anda yang telah mengikuti tahap pemilihan oleh organisasi mitra lokal dalam pemilihan Dewan ini. Anda dapat meninjau hasil proses pemilihan ini. '''Bagian selanjutnya dari proses pemilihan Dewan adalah periode pemungutan suara komunitas'''. [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022#Timeline|Anda dapat melihat jadwalnya di sini]]. Untuk mempersiapkan tahap ini, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anggota komunitas, yaitu: * [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022/Candidates|Baca pernyataan]] dan jawaban para calon atas pertanyaan yang diajukan oleh perwakilan organisasi mitra lokal. * [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia_Foundation_elections/2022/Community_Voting/Questions_for_Candidates|Usulkan dan pilih 6 pertanyaan untuk dijawab oleh para calon dalam video tanya-jawab mereka]]. * Lihat [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022/Candidates|penilaian Komite Analisis terhadap para calon, yang berdasarkan atas pernyataan yang diberikan oleh masing-masing calon]]. * [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022/Community Voting/Election Compass|Usulkan pernyataan untuk Kompas Pemilihan]] yang dapat digunakan oleh para pemilih untuk menemukan calon mana yang paling sesuai dengan pandangan mereka. * Doronglah orang lain dalam komunitas Anda untuk ikut serta dalam pemilihan. Salam hangat, Tim Strategi dan Tata Kelola Gerakan ''Pesan ini dikirimkan atas nama Kelompok Kerja Pemilihan Dewan Pengawas dan Komite Pemilihan'' </div><section end="announcement-content"/> </div> [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 20 Juli 2022 09.32 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> == <span lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> Pilihlah pernyataan yang masuk untuk Kompas Pemilihan</span> == <div lang="id" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> <section begin="announcement-content" /> :''[[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022/Announcement/Vote for Election Compass Statements| Anda dapat menemukan pesan ini dalam bahasa lain di Meta-Wiki.]]'' :''<div class="plainlinks">[[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022/Announcement/Vote for Election Compass Statements|{{int:interlanguage-link-mul}}]] • [https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Special:Translate&group=page-{{urlencode:Wikimedia Foundation elections/2022/Announcement/Vote for Election Compass Statements}}&language=&action=page&filter= {{int:please-translate}}]</div>'' Halo semua, Dalam rangka [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia Foundation elections/2022|pemilihan Dewan Pengawas 2022]], Anda diundang untuk [[m:Special:MyLanguage/Wikimedia_Foundation_elections/2022/Community_Voting/Election_Compass/Statements|memberikan suara untuk pernyataan-pernyataan yang akan digunakan dalam Kompas Pemilihan]]. Anda dapat memberikan suara untuk pernyataan-pernyataan yang ingin Anda lihat dimasukkan ke dalam Kompas Pemilihan di Meta-wiki. Kompas Pemilihan adalah alat untuk membantu para pemilih memilih calon yang paling sesuai dengan keyakinan dan pandangan mereka. Anggota komunitas akan mengusulkan pernyataan-pernyataan untuk dijawab oleh para calon dengan menggunakan skala Lickert (setuju/netral/tidak setuju). Jawaban para calon atas pernyataan-pernyataan tersebut akan dimasukkan ke dalam alat Kompas Pemilihan. Para pemilih akan dapat menggunakan alat ini dengan memasukkan jawaban mereka atas pernyataan-pernyataan tersebut (setuju/tidak setuju/netral). Hasilnya akan menunjukkan calon yang paling sesuai dengan keyakinan dan pandangan mereka. Terlampir garis waktu untuk Kompas Pemilihan: *<s>8 - 20 Juli: Para Wikimedian mengusulkan pernyataan untuk Kompas Pemilihan</s> *<s>21 - 22 Juli: Komite Pemilihan meninjau pernyataan untuk kejelasan dan menyingkirkan pernyataan yang bersifat di luar topik</s> *23 Juli - 1 Agustus: Para Wikimedian memberikan suara atas pernyataan yang masuk *2 - 4 Agustus: Komite Pemilihan memilih 15 pernyataan teratas *5 - 12 Agustus: para calon menyelaraskan diri dengan pernyataan-pernyataan yang masuk *16 Agustus: Kompas Pemilihan dibuka untuk digunakan oleh para pemilih dalam memberikan suara mereka Komite Pemilihan akan memilih 15 pernyataan teratas pada awal bulan Agustus. Salam, Tim Strategi dan Tata Kelola Gerakan ''Pesan ini dikirimkan atas nama Kelompok Kerja Pemilihan Dewan Pengawas dan Komite Pemilihan'' <section end="announcement-content" /> </div> [[User:RamzyM (WMF)|RamzyM (WMF)]] 26 Juli 2022 16.38 (WITA) <!-- Pesan dikirim oleh Pengguna:RamzyM (WMF)@metawiki dengan menggunakan daftar di https://meta.wikimedia.org/w/index.php?title=Global_message_delivery/Targets/ESEAP_project_embassies_-_Indonesia&oldid=22485727 --> 0656juotpnr846fpuuqfy8pke6prsym Kaca:Puja Pancabalikrama.pdf/3 250 30666 116662 111373 2022-07-25T12:28:52Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Tudpartha" />{{rh||-1-}}</noinclude>No:Ib.1186/7.<br> Verzameld door Kirtya.<br> Uit: Br: Liligoendi Singaradja.<br> Ontv: 15 December 1933.<br> Getikt: 18 September 1941.<br> Door: I.G.Dangin.<br> Nagekeken door: I.Gt. Njoman Agoeng. <center><ins>Poedja Pantjabalikrama</ins></center> Awignam astoe: Nihan poedjaning Pantjabalikrama, ri oswoesing istambanaméros amantrani tjatoer, ma. Ong mang Iswaram tjatoerboedjam, trinajanam swétaroepam, swétaboektam swétawarna swétasanamIswararoepam. Ong ang Brahma tjatoermoeka, raktawarna tjatoermoeka, rakta boektam Brahma raktam, raktasanam Brahmaroepam. Ong Mahadéwa pitawarna, tjatoerboedja Roedra pita, Mahadéwa pitsboektam, pitasanam Mahadéwam. Ong ceng Wisnoe tjatoerboədja, gopta kresnawarnam Wisnoe, kresnaboektam Wisnoeroepam, kresnasanam kresnaroepam. Pta. Njamboet pantjasaraswati, ma. Ong swétambarandarandéwi, swéta malianoe lépanam, swétapoespa Brijsndéwi Sri Sri tasmé Saraswati. Ong raktambarandarandéwi, rakta malianoe lépanam, rakta poespa Prijandéwi, Sri Sri tasmé Saraswati. Ong pitambarandarandéwi, pita malianoe lépanam, pita poespa Prijandéwi, Sri Sri tasmé Saraswati. Ong kresnambarandarandéwi, kresna malianoé lépanam, kresna poespa Prijandewi, Sri Sri tasmé Saraswati. Ong Wiswambarandarandéwi, wiswa malianoe lépanam, wiswapoespa Prijandéwi, Sri Sri tasmé Saraswati. Njamboet paideran, ma. Ong poerwantoe Iswaradéwa, agnéjantoe Mahéswara; daksina Bagawan Brahma; nairitiam Roedraméwatja; pastjimantoe Mahadéwam; wajabia Sangkarastata; oetaram Wisnoedéwata; airsaniam Samboe moetjiaté; madia Padmasiwadéwam, ta ja Sadasiwastata, oerda Paramasiwastja, sarwa Déwata oetjiaté.<noinclude></noinclude> mwjb2zvprkjyswktkafgtdt7wxurnm5 Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/123 250 30763 116691 110106 2022-07-25T12:55:18Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110106 antuk [[Special:Contributions/Pertama yasa|Pertama yasa]] ([[User talk:Pertama yasa|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>maan ngalas dadi tentera PETA lantas magerelia di alas-alase. Nanging<br> sasubane merdeka raganne ten kayun dadi tentra." Gusti Ngurah buin eling teken ajinne. Mireng caritan okanne Gusti Biang Suci matutang.<br> "Saja ning Ratna, matuan ceninge milu mayadnya ngawangun<br> negarane tenenan, ngusir penjajah tan ngitung arta brana, pianak somah saking melanin gumi. Nganti saking belog Ibune, tusing ngerti teken<br> yasan sang sura amrih sutreptining nagara. Ibu serakah, ngulahang awak merasa tusing katresnain, malah ilik, cemburu ngaden matuane<br> ngelah mitra. Nganti ibu mulih beseang terus ka Tanjung," Gusti Biang Suci ngetel yeh panonne. Ratna Dumilah dadi salah tingkah ningalin<br> ibunne nangis. Gusti Ayu Sri lantas nyelag. "Meneng ja Ibu, sampunang nuturang ajin tiange deriki. Tiang<br> nyanan milu sedih. Bas bli Ngurah ja masih nuldulin kayunne Ibu apang<br> nangis," Gek Sri ngelut ibunne. Teked di penambangan Klungkunge montore buin mareren<br> sawatara ajam ngantiang dagang sambilang menekang muatan. Gusti Ngurah Darsana ajak rabinne, rainne, ibu lan ajinne tuun ngojog dagang<br> sate kambinge lakar ngajengang. "Aji, Ibu, ngiring numbas sate kambing. Niki langganan titiang<br> sabilang meriki." "Beh yen keto cocok pesan. Basang ajine suba seduk," ajine<br> masaut tutuga teken ibu lan rainne. Sambilanga negak madaar siat-siut<br> ngarepin nasi, sesate Ian rawon anget-anget Ratna Dumilah matolihan ka Krethagosa di bucun pempatane. Ada masih bale kambang mirip<br> pesan cara bale kambange di Mayura. Di kadohan ngenah pamedal agunge gang aluhur bet baan kapasilan, ambengan, paku-paku lan<br> lumut pasuranting. "Tu Ngurah niki wangunan napi, dados cara taman giline di<br> 117<noinclude></noinclude> 0aqbxvd920y8qt2674ddjvct5bgsn37 Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/126 250 30766 116696 112052 2022-07-25T12:58:01Z Siti Noviali 151 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>barang-baranga Sasampune tegep lantas mayah sewan montore makejang. "Sampunang ja bli Ngurah, tumben ja bli mantuk iring tiang," kenten sopire "Ten ja kenten Nang Oka, raga mula nambang. Benjangan yen tiang perlu ngujang ten bani nunas tulung. Mangkin mungpung wenten, padalem tuyuh krenete." "Nggih yen kenten tunas tiang. Nyanan delokina nyen mantuk, ajaka matuakan," kenten pasaurne saha nyalanang montorne. Gusti Biang Ngurah teka nyagjagin okanne ngaba segehan lan canang pamapag nganten. Sasampune masegehan lantas mantune lan okanne kadandan mantukan ngojog ka bale Gunung rata. Gusti Ngurah Gede lan rabinne nututin ngaranjing. Barang-barange abana taken panyeroane kajeroan. Tas lan koper kacelepang ka kamar di Gunung rata lan bale dangin. Barange ane lenan pilah-pilaha taken Gusti Biang Suci, encen ana gapgapan, encen ane buku lan surat-surat pentingne Gusti Ngurah. Sasampune melah tongosne lantas makejang malinggih di gunung rata. "Nah, apang ten tiang salah makaukan, sira kanikain mantune Mbok Suci?" "Ratna Dumilah, Yu Ngurah. Nika mula adanne uli cerik. Tiang amung ngimbuhin ben Ratna dogen apang ada masih pasaluk adan, nanging apang ten masih kagok yen kaukina mani puan taken kulawarganne jumahne," kenten Gusti Biang Suci nerangang. Makejang ane mireng matutang."Beh anut pisan pesengan sareng swabawane Jro Mekel" "Nah, ning Ratna, kanggoang umahe uwug kakene Ibu jumah paturu luh kalahina taken I Ngurah luas. Jani Ratna milu nampedang 120<noinclude></noinclude> 7h15yfwb4vhvwe7c7m25h87d9ny5dq5 Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/128 250 30769 116698 110180 2022-07-25T12:59:14Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110180 antuk [[Special:Contributions/Pertama yasa|Pertama yasa]] ([[User talk:Pertama yasa|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>ngandikain Gek Darsini ajak panyeroane ngaba sodaane ka gunung rata sawireh sampun jam telu siang, wayahe patut ngajengang. "Inggih Beli Ngurah lan Mbok Ayu Suci mangkin ngiring ngajengang dumun." "Beh, mara pesan ngajeng sate kambing di Klungkung. Melahan nyanan petenge sapisanan, apang maan mategtegan malu, kari leleh," pasaurne Gusti Biang Suci kaleson. Nganti sanja Gusti Biang Ngurah nuturang indik dudonan karyane ane lakar kamargiang di dina Wraspatine, ngawit mapandes, mapetik lantas masayut nganten utawi makerab. Sasampune pada usan masiram Ian magenti pangangge saha muspa mangening-ening, ibunne malinggih kakiter baan oka Ian mantune kang kinasih. Panyeroane di pewaregan repot ngadukang lawar anggon nyanggra pengantene sang wau prapta saking Sasak. "Nah Ratna, jani kanggoang madaar cara di Bali magibung anggon panyapa, tumben matemu ngajak Ibu lan ipah-ipahe dini." Gusti Biang Ngurah lantas ngebatang pangibungan sampun misi nasi lan ebatan dolong mawadah ancak sagenepnyane luire : urab barak, urab putih, anyang, jukut blingbing, timbungan, lan sate mapesel 18 katih. Kakomoh buin malenan mawadah jembung. Inuman sajaba yeh masih ada limun lan bier. "Beh, ene mara lawar seken. Kenken Yu Ngurah masesangi dadi sampun ngae lawar? Kaden buin telun mara acarane," kenten pandikanne Gusti Ngurah Gede kenyem. "Dadi orahang kenten. Nanging sujatinne mula angayubagia ring Ida Hyang Widi, panake selamet uli pancabaya tur ngajak kurenan mulih apang nyak adung, paras paros, salunglung subayantaka. Nah, mangkin ngiring Bli Ngurah lan Mbok Ayu Suci ngararis malinggih 122<noinclude></noinclude> 13mnvrvl3669h27d33rpe2d9u0z9b1n Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/179 250 30786 116726 110219 2022-07-25T13:20:11Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110219 antuk [[Special:Contributions/Pertama yasa|Pertama yasa]] ([[User talk:Pertama yasa|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>satu kapercayaan. Yen anake kawin ngajak ane len alamne upami ajak ubuhan, ngajak nyama utawi panak pedidi, bikasne satmaka patuh cara ubuhan, kadanin salah timpal utawi gamia gamana. Yen ngajak anak len kepercayaan tan pawidi-wedana patuh cara ngajak sundel, kadanin mamitra utawi berjinah. Ulengne tuah ngalih pipis, utawi kabelet nafsu birahi dogen. Manut ajaran Agama tan kalugra ngupakarain penganten ane kari melenan Agama. Nika awananne yen di Agama Hindu ada upacara ane madan Sudiwadani apang nyidaang pengantene malayar dadi aperahu salunglung subayantaka salawase di dunia akherat. Ada ke anak malayar dadi a perahu di bengawane, utawi di tukade ane aliranne pada len? Pasti kampih, perahune bencah. Nanging yadin kawitane malenan kewala di patemun jodohe nyak lascarya dadi mabesikan ane madan ardanareswari, pawakan loro-loroning atunggal, pasti selamet. Yen sampun kenten mara dadi ngalaksanaang swadarmaning alaki rabi. Ulengne tuah saking nirmala matemuang ane madan cumbuana rasa, purusa Ian predana apang molih katurunan ane suputra. Kang yayah rena ane dadi guru rupaka patut bareng ngutsahayang apang kulawargane tentrem rukun bagia. Kenkenang ngalih karukunan yen Ibu Ian Bapak kari saling sangsayain, saling cemburuin? Perlunne Ibu-ibu nawang gajih kurenanne tuah apang nyidaang bareng ngitungin kaperluan idupe sasai. Yen pet merasa kuang dadi Ibu ngeretin mabelanja, utawi milu ngalih gae apang nyidaang ngimbuhin penghasilane. Yen indik kenken carane mesuang pipis, napi cukup ngaminggu, ngabulan atur dogen bareng, lantas sisanne simpen di tabungan. Yen Ibu ane ngaraksa pipise patut nyatet pamesuane apang ten kanti liunan pesu teken panekanne," kenten Gusti Ngurah maang tatimbang saha makenyem nyingakin para istrine pakrimik matadah lega bayunne. "Nggih, dumadak cara pituduhne Pak Ngurah para pegawene ten 177<noinclude></noinclude> l6l6wzzivs6v2w2o2rnlyt4plye7wpa Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/180 250 30788 116728 110276 2022-07-25T13:20:31Z Siti Noviali 151 /* Telah diuji baca */ Ulihang révisi 110276 antuk [[Special:Contributions/Damayantidwi|Damayantidwi]] ([[User talk:Damayantidwi|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>buin mengkeban teken kurenanne suang-suang. Nanging masih kenten apang para istrine ten boros, nuga ane tuara-tuara teken kurenan yen telaat mulih. Sing dadl matetagihan ane lebihan teken gajih kurenane, apang ten ngawe bingung nyilih pipis, nempil, nopeng, utawi korupsi," raosne Pak Markus matuinget para pegawe lan para istrine makejang. Para istrine liang masuryak, nanging ada masih pegawene ane kenyem masem kecut ngasgas sirahne. Majumu uli sekat nika para istrine rajin milu arisan, olah raga, melajah ketrampiian, lan acara Dharma Wanita katuju ada upacara Hari Nasional lenan. Payasanne sayan bresih, kurenanne sayan welas asih, nanging ane ngelah mitra pada bingung paling ngidih pipis. Ratna Dumilah sayan gede wetengne. Para istri pegawene saking asih magilih nulungin. Dugas Gusti Ngurah ajak rabinne ka Kupang lakar ngatehang Pak Endang pindah ka Jawa, Ibu Endang nanjenang pembantune ane madan Meina Victoria apang milu teken Ratna Dumilah, sawireh Pak Sugeng pangentinne sampun ngajak pembantu uli jumahne. Meina masih demenan milu dadi pembantun Ratna Dumilah timbangang mulih ka Panti Asuhan tongosne ia kapiara sasukate kalahina mati teken memenne dugase ia matuuh limang tiban. Mangkin ia sampun matuuh nem belas tiban. Bajang jegeg tur jemet magae nanging amung masekolah teked di SMP dogen sawireh ia milih magae dadi pembantu di umahne Pak Endang sambilang ngantiang lowongan yen ada bukaan di BRI. utawi Dinas lenan. Sajaba nyakan, ngumbah, ngepel, Ian kapeken Meina masih milu nanem bunga lan mresihin telaga saha maang ngamah ebene. Ratna Dumilah sayan sayang sawireh sajaba jemet magae ia masih rajin sembahyang di Gereja paek umah dinese ngaminggu. Di kenkene ia masih nulungin Ratna Dumilah ngae canang anggon mabanten sesai. la jujut, demen malajah mabasa Bali, 178<noinclude></noinclude> set3cui714hqbohy3sbq2plisqbrneb Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/181 250 30789 116729 110283 2022-07-25T13:20:56Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110283 antuk [[Special:Contributions/Damayantidwi|Damayantidwi]] ([[User talk:Damayantidwi|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>sambilang ngurukang Ratna Dumilah mabasa Timor. "Bu, kok liu ngae canang tur mabanten di kamar, di paon, di sanggah, di pamesu, napi mula Tuhan anake Hindu nika liu, ten ja abesik?" patakonne Meina polos. "Oh, Meina sujatinne Tuhan manut Agama Hindune tuah abesik, ane kaucap Sang Hyang Widhi Wasa. Nanging I Manusa utamanne sang kawi ngadanin magenepan, manut kakuasaan Idane upaminne Hyang Brahma, Wisnu, Siwa, Parama Atma, Parama Wisesa, Allah, Ian ane lenlenan. Sajaba Hyang Widhi masih ada para Dewa marupa sinar suci Sang Hyang Widhi, malaikat, para jin, buta kala ane tan katon. Ane ngenah luire surya, bulan, bintang, gumi lan saisinne uli spora, entik-entikan, ulad-alid, ebe, kedis, buron nganti ane paling utama i manusa. Makejang ane ngardinin tuah Hyang Widhi Wasa. Ento awananne makejang patut nyembah Hyang Widhi, Tuhan Seru Sekalian Alam. Nah yen umat Hindune liu tongosne mabanten, sawireh liu tongosne matur suksma. Meina meled nawang lebih dalem, matur nyanan teken Pak Ngurah. Ibu masih mara magama Hindu," pasautne Ratna Dumilah sasidanne baana nerangang. "Oooh, dadinne Ibu ipidan dong ya anak Hindu? Kristen napi Islam, napi ...?" "Ah yen manut Ibu, makejang Agamane patuh asalne tuah uli Tuhan Ane Maha Kuasa, ane sembah iraga ajak makejang. Amung caranne nyembah dogen mabinaan. Sing ada doa Ian sembah ento tusing teked teken ane kasembah. Patuh buka nuut aliran tukade ngatebenang sinah pacang teked di segarane agung tan patepi," kenten pasautne Ratna Dumilah saha menpen sampianne ajak bungane sawireh rabinne teka uli kantor. Tumben Gusti Ngurah sore mara rauh uli kantor sawireh raganne 179<noinclude></noinclude> t8dmbq7fkpkxv2tzcrqql0eds7a105b Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/254 250 30790 116761 110124 2022-07-25T13:46:49Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110124 antuk [[Special:Contributions/IPutu Dirga|IPutu Dirga]] ([[User talk:IPutu Dirga|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>"Nah, eda makelo siramina. Apang sing enggalan peteng," kenten Gusti Ngurah lantas ngambil telepon ngorain polisine ane ngawal dugase ka Kupang apang teka meriki sawireh ada perlu lakar raosang. Raganne masih nunden Yosef ngalih David apang teka. Gusti Ngurah perlu nyihnayang biotane apang enggal pragat sangkaning bukti Ian saksi. Suud masiram Meina nyangkol Nantha ka kamar, pupurina lantas salukina baju anget, lantas serahanga teken ajinna Meina buin ka paon ngaenang susu. Dasar mula anak alit degeng, raganne jag kletot-kletot nyusu nganti telas abotol. Meina ngendihang lampu lantas ka paon lakar ngae jukut anggon petenge. Gusti Ngurah ngajak okanne ka kamar. "Bu, Ibu, matangi dong sampun peteng. Tiang sampun masiram Ian nyusu abotol. Cingak ja Bu. Nantha gagah ya Bu?" Kenten Gusti Ngurah masaang okanne, nundun saha maekang okanne nundikin Ratna Dumilah ane kari mapi-mapi sirep melingkuh. Kayunne kari gedeg, panes teken Meina ane bani nyautin omonganne. "Hust ...., hust, pergi, pergi! Nguda ngaduk aduk anak pules," pasautne bangras nganti okanne makesyab lantas nangis. Gusti Ngurah masih gelu, tong madaya rabinne lakar ngomong sakasar nika di arepan okanne padidi ane tuara nawang napi-napi. "Mirib ada ane tuara beres di kenehne," kenten kayunne Gusti Ngurah sedih. "He, denda sayang, nguda tumben bangras kaketo pasaute. Sing ada masalah lakar pragat baan omong keras, utawi ngambul mamules ngaduang basang gedeg. Tan bina cara anake mahbahang benange samben, yen prade pucelang lakar sayan krukut. Melahan alih suluranne seka katih encen ane ngaenang ribet, tan bina buka anake nunun. Yen sing palapan ngadokang pirantine dukapan lakar bisa benange dadi kain, kamben lan saput. Nah, Jani melahan denda mandus malu apang etisan rasanne. Buin jebos ajaka nyen mabligbagan apang sahsah 254<noinclude></noinclude> g5ec2vk81opyqcx4kl8sx3mmryt9fk9 Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/184 250 30794 116730 110230 2022-07-25T13:21:48Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110230 antuk [[Special:Contributions/Damayantidwi|Damayantidwi]] ([[User talk:Damayantidwi|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>katuturang ibusan. "Lantas, bangken rampoke ane uli Jawa Ian Bali napi lakar matanem, napi lakar makirim kumahne? Napi sampun wenten ngubungin kulawarganne? Patakon rabinne. 'Beh, yen alamatne Gatot dereng tawang, Ian dereng sempat nakonin enggalan ia ngalain. Nanging Made Kedol ia maan nuturang uli Karangasem, laad guru SD yadin alamat sekenne dereng tawang. Mirib dadi ben ngeseg ulian ngirimang surat teken kantor Dinas Pengajarane di Karangasem. Nyen nawang si Moses mirib nawang alamat umahne di Jawa Ian di Karangasem. Mani tiang buin ka Polres meragatang urusanne saha matur suksma teken pak polisine." "Nah, kadung nutur kene tiang masih meled nawang kenken ceritan asal usulne Meina Victoria, apang tusing tandruh yen pradene katepuk ajak kulawargan Meinana" "Beh ... Ibu, Pak, tiang jatma lacur ten ngelah meme bapa. Tiang samar-samar ten nyidaang nuturang, amung inget memen tiange biasa mapakean putih-putih dadi perawat di rumah sakit. Dugas ada kebakaran di perbatasan Timtim memen tiange milu masuk tim penyelamat. Nanging lacur obat-obatan Ian mobil dinesne rampoke teken pasukan pengaco keamanan uli Timtim. Memen tiange ajak perawat Ian tentra dadua mati kena tembakan. Doktere ajaka dadua kayang montore culika abana ka Timtim. Sesampune memen tiange makuburang tiang lantas katitipang di panti asuhan ane ngubuhin tiang. Tiang meled magae padidi sangkala tiang nyak milu Pak Endang dadi pembantu di BRI." "Oh sayang, prihatin pesan kahanan Meinane uling cerik. Yen upamane Bapak pindah uli dini, kenken nyak milu pindah ajak tiang?" Ratna Dumilah iseng nyugjugin. 182<noinclude></noinclude> h3nj7yk4vxuee4dj6eat36yuf7fas80 Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/256 250 30797 116763 110127 2022-07-25T13:47:36Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110127 antuk [[Special:Contributions/IPutu Dirga|IPutu Dirga]] ([[User talk:IPutu Dirga|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>aturina susune. Ratna Dumilah pesu uli kamar mandi lantas masalinan. Payasan gadingne pejanga lantas pesu nyemakin Gung Nantha uli gendonganne Meina lantas sirepanga di kamar. "Bu, cobak deriki bareng negak. Meina pada mai dini negak. Ada lakar raosang mungpung ada pak polisi lan David lakar idihin tatimbang," kenten Gusti Ngurah alon. "Ah, wenten napi niki Pak Ngurah? Dados sekadi serius pisan," aturne Pak Eddy. "Sujatinne sepela Nanging yen orahang serius masih dadi sawireh ngawe buut pakurenan tiange. Kene Pak Eddy, Pak Wisnu, lan David pada. Dugas iragane ka Kupang bareng ngajak Meina, mirib ada anak ane masadu meriki ngoraang tiang ngajak Meina malaksana ane tan patut. Sampun terangang tiang apa adanne nanging tuara percayaina. Jani apang paksane tusing nganehin melahan Pak Eddy, Pak Wisnu, lan David maka saksi nuturang kenken sujatinne tan patedeng aling-aling," pandikanne Gusti Ngurah teges. "Beeh, niki mara ja katerlaluan. Sira nika ane ngomong tan padasar Bu? Kaden dugas nika Pak David maka sopir ane ngaba montore. Tiang ane ngawal, ngiring Bapak, Meina, lan Pak Mantri, gumanti ngalaksanayang tugas dines resmi. Dugase majalan uli deriki teked di Kupang langsung ngojog ka panti asuhan ngatehang Meina, sawireh sampun tengai digelis ka kantor BRI ngurus tambahan kas. Suud nika mara Pak Ngurah Ian Pak Mantri rapat di cabang ngantos jam satu lebih. Kocap makejang makan derika. Yen tiang ajak telu makan di samping kantore Suud makan Pak Ngurah rauh lantas terus nyelepang pipis ka montore. Jam dua lantas maseret ka panti asuhan mapagin Meina ane sampun ngantos di asrama. Pak Ngurah ngobrol ajebos sareng suster Ida lantas mapamit terus ka toko mabelanja. Pak Ngurah sareng Meina 256<noinclude></noinclude> ovj5809hps9kvor9icza3003ayqy1t3 Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/258 250 30805 116765 110126 2022-07-25T13:48:24Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110126 antuk [[Special:Contributions/Damayantidwi|Damayantidwi]] ([[User talk:Damayantidwi|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>"Ooh, kasihan. Padalem Meina anak yatim piatu. Angayubagia maan boss melah jani ngiring Pak Ngurah," raosne Pak Eddy patutanga taken Pak Wisnu lan David. Gusti Ngurah naneng nyingakin rabinne sayan kapepet. Makejang nindihin raganne ane patut. "Nah, yen kenten matur suksma Pak Eddy, Pak Wisnu lan Pak David. Sajaan tiang sebet pesan maan pasadu uli timpal tiange Hendun ane mepes mriki singgah ngobrol ajak tiang. Ia agen roko cap Kuda lan Orang Satia di Kupang. Nanging masalah niki tulung sampunang lantanganga. Tiang lakar ngurus padidi yen ia taka meriki singgah," raosne Ratna Dumilah alon saha elak matimpal jangah. "Nanging Bu,tiang nunas tulung pisan yen ipun rauh mariki telepun tiang. Tiang lakar maang pelajahan abedik apang tan biasa ngawe uug rumah tangga anak len. Bapak niki pejabat pemerintah penting deriki," aturne Pak Wisnu saking sengitne. "Tiang masih dereng kenal teken ane madan Hendun nika. Ibu amung ngomong yen Hendun mula timpalne uli Lombok mepes malali meriki. Ia gumanti ane maang meli payasan aji gading," pasaurne Gusti Ngurah ngawewehin. "Pantas, ia mula ngalih singse yen katuju Pak Ngurah ten wenten jumah. Cobak tingalin barangne, sira nawang nyanan barang pepalingan," kenten Pak Eddy. Ratna Dumilah ka kamar nyamak payasanne di lemarine. Pak Eddy nguratiang barange saking telaten pesan. Bah, niki barang kuna asli pagaen SoE, bacikang nyimpen. Arganne mirib nganti aji Rp 200.000,00. Biasanne payasane niki gelah anak sugih, utawi kepala suku ane ngelah bala liu, masetelan ajak pakean adatne," aturne pak Eddy negasang. "Saja Pak Eddy, argan barange mirib mudah tuah aji Rp 100.OO0,00. nanging jani bayah baan uyut sapekurenan ane nilaine tusing bakat baan 258<noinclude></noinclude> 1hs80kbejtiqe9t7uij8uzsyy3foib1 Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/189 250 30806 116734 110233 2022-07-25T13:23:22Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110233 antuk [[Special:Contributions/Damayantidwi|Damayantidwi]] ([[User talk:Damayantidwi|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>asuhan. Dane ngicen kabebasan Meina nyalanang kebaktian agamanne di gereja ane paek uii umah dinese. Saja rukun bossne lanang istri teken pembantu, sopir Ian tukang kebune jumah. Biasanne yen Ratna Dumulah sampun suud repot di paon, setata raganne ngalih gegaen lenan luire nyait popok, gurita, baju bayi ane kapayasin ben sulaman Ian marenda asri. Yen katuju purnama, tilem, kajeng kliwon utawi ada rerainan, raganne matetoesan ngae canang Ian nanding banten. Meina masih mepes milu nulungin matanding canang sari. Ratna Dumilah masih rajin memaca buku-buku agama Iuire Pancayadnya, Upedesa, Sarasamuscaya, Bhagawad Githa, muah ane lenlenan. Yen ada ane kuang karesep baana malajahin lantas takonanga taken rabinne. Gusti Ngurah mula genem nuntun rabinne malajah uli tatacara sembahyang ane aluh, nganti ane dalem indik falsafat kadyatmikan. Meina mepes milu nguping yen Gusti Ngurah gendang-gending nembang, makidung di pasirepane satmaka nupdupang rabinne sirep, Ian rarene sajeroning garbha apang etis. Taen dugase Ratna Dumilah sedeng mamaca Bhagawad Githa di terase, Meina maniang dewek moraan nyilih buku sawireh liu tingalina ada buku novel di rak bukune. "Bu Ratna, dados tiang nyilih buku novel, lakar bacan tiang sambilang ngaso?" "Ooh, dadi Meina. Jemak ja padidi encen ane kademenin, asal suud mamaca buin pejang di tongosne. Buku mula patutne mabaca, yen tongosang sing ada gunanne," pasautne Ratna Dumilah. Meina macelep ka kamar baca ngalih buku ane demenina. "Niki Bu, buku Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, tiang taen ningeh judulne nanging dereng taen mamaca. Kocap satuanne becik, nggih Bu?" 187<noinclude></noinclude> ljamqoq3o2fee0hol3fp0u1vxv3h0mz Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/190 250 30808 116736 112062 2022-07-25T13:24:51Z Siti Noviali 151 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Tudpartha" /></noinclude>"Beeh, saja pesan Meina. Ceritanne sedih pesan. Karangan Buya Hamka liunan keto, bek ben pitutur adi luhung. Ada buin bukunne lenan Di bawah Lindungan Kaabah. Buku pujangga Baline ada I Swasta Setahun di Bedahulu, Sukreni Gadis Bali, I Made Widiadi. Ada masih buku Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Buku Silat Ko Ping Ho, komik Mahabarata, Ramayana, lan buku-buku karangan pujangga anyar, lan angkatan 45." "Bu, tiang ningalin derika sejaba buku agama Hindu, Budha, masih ada kitab Injil Ian Buku Tafsir Al Qur'an. Napi Bapak seneng malajahin Agama Kristen, Islam?" "Apa salahne yen malajahin agama lenan? Bapak mula seneng maguru teken ane patut dadiang guru, apang tusing ngaden agaman iragane dogen ane paling melaha. Yapin keto iraga patut yakin tetep negegang swadarman agaman iragane suang-suang." "Nah, yen Ibu kenken mangkin ten bingung ngalaksanayang upacara cara Hindu ane beda teken gegaman Ibune ipidan? Niken aluhan, gumantine rikala sembahyang?" "Beh, yen buat ento takonang Meina, rasanne sing beneh yen tiang manding-mandingang abot lan inganne sawireh anake magama manut teken kleteg bayunne ane madan iman. Pada ngelah tatacara suang-suang. Nanging makejang suksmanne mabakti teken Hyang Widi, Allah. Makejang ngelah tatwa, upacara Ian etikanne suang-suang. Nah, ene di Bhagawad Githane bab. IV.11. kasurat "Kenken ja caranne manusane tulus bakti kapining Aku, ulian caranne ento masih Aku ngisinin pinunasne. Mula liu rurunge ane entasina teken manusane nyembah, nganutin Aku, o Partha." Nah salanturne buin di Bab.VII.21. kasinahang "Apa ja ujud agamane ane kasungkemin teken manusane, Aku ngajinin kapercayaanne ento patuh. Apang pada langgeng tur 188<noinclude></noinclude> 464wvbua2owz3dstgfhf5qtazc40gph Kaca:Puja Pancabalikrama.pdf/9 250 30857 116664 110520 2022-07-25T12:30:48Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Listya Purnami" /></noinclude>{{center|-8-}} Ong Mahadéwa pita warnam, Sri Narikoemarosénah. prastjima wa- pi sang stitâm, sarwa papam praharanam. Ong Wésnawa kresnaroepam pwa, Sri Darmamdéwa réwatjé, oétara wapi sang stitâm, sarwa papam praharanam. Mantram tjatoekoemba ring kaklentingan, wa.ma. Ong ang mreta- nandaja namah;ong ang poetananda ja namah; ong ang moekamandija 10 b. namah; ong ang wiralajé namah; ong ang sakoenajé namah; ong ang poeskarara watajé namah; ong ang wandatajé namah. Telas. Ong Ratnajoe-watidéwi, swéta warnam swétambaram, dala poer- wastanan Déwi, sarwa papam praharanam. Ong Joewati Mahadéwi swétawarnam, dala gnéjas- tana déwi, sarwa papam praharanam. Ø Ong Ratnajowanamdéwi, rakta-warna raktambaram, dala daksi- nastanantja, sarwa papam praharanam. Ong Jowani Mahadéwi, rakta-warnam raktambaram, dala naititis- tanantja, sarwa papam praharanam. Ong Ratna Sri Laksidéwi, pitawarnam pitambaram, dala pastjimas tanantja, sarwa papam prahanam. Ong Sri Laksmi Mahadéwi, pitawarna pitambaram, dala wajabias- tanantja, sarwa papam praharanam. Oang Ratnasiama Mahadéwi siamawarnam siamambaram, dala airsam naniastja, sarwa papam praharanam. 11 a. Iti Astadéwiastawa: Ong sang garoeda ngaraning tjoejoekan ring wajabia dé- sania, tjoejoek malan ikang dinioes, ang oeng mang nama swaha. alapi malan ikang dinioes, iberakena maring sagara, leboer ikang sagara, ong ang sama sampoernaja namah swaha, ring bébék. Ong sang koendiraksa, kamu akon anoetjoek lara wignané poen anoe, iberakena maring sagara laboer ikang sagara; ong sang sa- ma sampoernaja namah ring siap. Ong Sang tjoeloeng loeloet, tjoetjoek lara wignané sang dinioes iberakena maring sagara leboer ikang sagara, ong ang sama sam- poerjaja namah swaha, ring koetjit Ong goenoeng Mas apoetjak manik akirikil nawaratna, asoem- per Sang Hiang Amerta, mési Ganggatirta kamandaloe, pinakoeri- ping parawatek Déwata Nawasanga, pinakapatirtaning Pandita Ra- toe, Waisia Soedra ring madiapada, wenang angwarasana ring wang agring, ngaloepa lesoe, leplep arip salwiring lara wigna, oepa-<noinclude></noinclude> 7a1rgeeqsrjfpiub2kv60o8k5g6zlf8 Kaca:Puja Pancabalikrama.pdf/10 250 30896 116666 110521 2022-07-25T12:31:09Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Listya Purnami" /></noinclude>{{center|-9-}} 11b. drawaning Hiang, bapa baboe, kaki nini poejoet. Ong awignam as- toe, lara ikang tatastoe astou. Ong sa ba ta a i, na ma si wa, ja, ang oeng mang. Wangké tan kena ingoepakara swastakena kramania akarja tirta panglepas tiwakakena ring sanggar, rétjadana, paripih lalang, geseng dèn dad awoe; oeng ahakena ring kakastoerén, inanjoetajéng toja. Tlas. Jén ahioen asoeng tarpana, tarpa- kena ring sanggar dén kadi sawa. Nihan kramaning agoenting raré; angagem tang sekar sahadiananta astra mantra tekèng sriambawahtoe, ma. Nakara soe- dirahasia, pranajema, pa. Alap toendjoeng waloelwan, ma. da- saksara, goenting ping 3 tibaning dasa desaning ginoenting, ma naratjapoespa, alap tang lalang 3 toewoeh, pradaksinakena ping 3, ma. hroeng kawatja, agem tang Pantjakosika, ma. Oetpti sti ti pralina tekeng ramboet goenting rare sahapantjakosika, ma. 12a. ong sang sadiaja namah, ilanganing papa patakanira sang ginoen ting ring arep. Ong bang Bamadewaja namah, ilangaken sebel kandelira sang gi- noenting tjaping daksina. Ong tang tat poeroesaja namah; ilanga satroe moesoehira sang ginoenting ring poeri. Ong ang agoraja namah, ilanganing lara roganira sang ginoen- ting tjaping kiwa. Ong ing sanaja namah, sidaparipoernaanira sang ginoenting ring tengah. Dawoet atmaning sang ginoenting, wawèng siwadwaranis, dwada- sanggoela kadohanira saking toengtoenging ramboet, dagdi kara- nani,padmi, ma, ong oeng rah pat astra ja namah. Siratin to ja ping 3, ong ong Siwanretaja namah, ong ong Sadasiwamreta ja na- mah; ong ong Paramasiwamreta ja nawah, Miretikarani, karadodana djapa koeta, anantasana, padmasana, Dawa pratista, koetamantra Siwakarana, padiarga, sangkepi. Djapa ganitri toontoen atma- ning ginoenting dening saptongkara, waweng hreda jania sangkepi 12b. Basmani sirovistani, poengoo-poengoe sangkepi. Kon anitjip to- ja, djaja-dja ja sakawrocha, telas. Samboetan, ma. Poekoeloen Kaki Pradjapati, Nini Pradjapa- ti, Kaki Samantara, Wini Samantera, Kaki Tjitragotra, Nini tj Tjitragotra; Poekooloen ingsoen neda kretanoehraha ring pada- nira poekoeloen, ingsoen anamboet i atmané Si Djabangbaji manani angandja-andja ring pinggiring samoedra ring tlenging oedadi; daweg samboatakena, oelihakena maring raga waloenan- ipoen.<noinclude></noinclude> cuwkufg4r12pfmr267uwveun731ssr2 Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/66 250 30902 116649 110712 2022-07-25T12:14:57Z Siti Noviali 151 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>lakar matemu makurenan ngajak Lale Dumilah mawanan tiang bani mamuuk mararik." "Kenten taler tiang Ibu, Aji lan Bapa sampunang sumangsaya. Tiang ten ja lakar nyengahin Bapa ane sampun tuyuh majati tur ngaba surat tiange. Tiang mula mabela pati lakar ngetohin tresna. Tiang percaya yen Gusti Allah mula nitipang tiang lekad uii ragan inaq tiange, nanging saking takdir Gusti Allah masih matemuang tiang teken Tu Ngurah dadi jodoh tiange. Salawase tiang ten ja lakar engsap lan pegat marerama yapin ke raganne mangkin gedeg teken tiang," kenten pasautne Lale Dumilah nyantep pesan. Makejang ane ada derika dadi milu bungah. Luh Purnama lan Made Sinar enggal ngaturin tamiune ngawedang. klian banjare makenyem saha negehang jempolne angayu bagia "Dumadak Hyang Parama Kawi ngicen kasukertan salawase". "Nggih yen wantah kenten puput amuniki dumun. Tiang sareng sami mapamit apang ten ngulgul Tu Ngurah sareng Lale Dumilah magadangin suung, ha ha ha ...." Makejang mangkin ngawedang tan mari ngulgul ngantene. Suud ngopi rombongan pejatine bangun makire budal nanging andeganga teken Wayan Rempuh. "Beh, Gede pada makejang negak ja malu, dini madaar. Suba kadung masoda." "Sampunang Mek, benjangan tiang nunas. Tiang lakar mandus malu ka Ancar. Bapa, Pan Kobar, Gusti Aji, Gusti Biang tiang mapamit dumun. Tu Ngurah lan Jro Mekel elingang sampunang lintanganga wengi dewasa pangambilane mangkin," kenten atur kliane lantas pesu masemu guyu. Truna-trunine mabriag kedek. Ngantene masih milu kenyem saling sledetin masemu kabilbil. Wayan Rempuh lantas nunden panakne ngaba sodaane ka bale daja apang makejang pada ngajengang.<noinclude>{{left|60}}</noinclude> 57skqkhjxksbszdgmlq9fp0zjbtti8j Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/88 250 30939 116658 110109 2022-07-25T12:27:18Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110109 antuk [[Special:Contributions/Pertama yasa|Pertama yasa]] ([[User talk:Pertama yasa|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>apang ten ngarepotin malih." Buka biasane piring makan ane kasediaang tuah abesik apang pengantene kayun magibung. Gusti Ngurah makenyem ngerti, lantas ngagi nasi apiring ajaka dadua sambilanga ngesopin rabinne. Ane lenan makejang pada ngajengang wiadin madaar di wangan nganti pada wareg. Di paon nasi Ian jaja cawisan tamiune kari cukup. Sasampune usan ngajengang, Luh Purnama Ian Made Sinar nampedang abana ka paon. Gusti Ngurah Gede Ian Pan Kobar kari marerasan sambilanga nglanjaran, kenken kaden keneh anake ane ngawenang mantune kakene. Kenken kaden jengah kayun okanne yen kanti buin mani tusing nyidaang natab banten masemayut mabeakala apang ten kari leteh luas megat arungan? Nanging dumadak Pak Badrun nyidayang matemu ngajak gurunne ane lakar ngubadin mantune apang sida seger maka jati mula. Dumadak Ida Sang Hyang Widhi Wasa asung wara nugraha ngicen ka selametan. Dumadaaaak!!! Pamuputne makejang bengong nyangongak natakin jagut satmaka ada tonya liwat. @&@ Tan caritanan di jalan, teked di Sembalun Pak Badrun nyaritayang napi ane dadi babuatne ia nunas gurunne apang ngubadin Lale Dumilah rabin kantenanne di Cakra. Makelo Amaq Tirah semadi ngalih sranan ubade ane dadi gagemetne. Sampune sregep makejang Pak Badrun singgah kumahne ajebos ngopi, morahan teken kurenanne lakar ngaba baas Ian jukut-jukut. Kenten masih Loq Sudangsa ngejuk siapne adasa ukud wadahina kranjang penekanga ka montore, macuet apang enggal teked di Cakranegara. Jam kutus peteng Nengah Sunia ngadengang ngarerenang montorne di arepan umahne Pan Kobar. Wayan Galang ngatehang Pak 82<noinclude></noinclude> h667p7n6p1ko2vl98psgd8o462bugdn Kaca:Kembang Rampe Kasusastran Bali Purwa Buku 1.pdf/63 250 30940 116641 110402 2022-07-25T12:01:53Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Listya Purnami" /></noinclude>Aeng kone geluranne I Bawang telah matatu awakne macuab-cuab pesu getih. Pesu lantas I Bawang ngarod-arod ngeling, keneh ngutang-utang iba nuutang I Kesuna. Suba neked di bete, tepukina lantas I Crukcuk kuning ane ngotolin I Kesuna. Ditu lantas I Ba- wang matimpuh nunden I Crukcuk kuning ngotolin ibanne, "Crukcuk kuning, dong gotol tendas kaine, apang memesu blengker mas!", keto abetne I Bawang, lantas I Crukcuk kuning ngotolin tendas I Bawange, ojog-ojoga tatunne gotola. Aeng kone gietanne I Bawang naanang sakitne, masih tusing mesu blengker. Tundena lantas I Crukcuk kuning ngotolin baongne. Gotolina lantas baongne I Ba- wang, masih ojog-ojoga benengan tatunne. Dening tusing nyidaang ia naanang sakitne, lantas ia aduh-aduh, gelur-gelur. Kanti nyeleati kone I Bawang naanang sakit, mara suudanga ngotolin teken I Crukcuk kuning. Inget ia suba peteng lantas magadaban ia muiih grayang-grayang. Teked jumahne lantas ia kauk-kauk nagih ampakin jlanan, "Meme, Meme, ampakin icang jlanan". "Nyen ento kauk-kauk?" "Icang I Bawang" "I Bawang, ngenken iba mulih, jabin tomplok tendasne aji blida. Ma siga magedi, awak suud mapianak teken siga", keto abet memenne. Buin kone I Bawang makaukan, "Bapa, Bapa ampakin ja icang jlanan!" "Nyen ento I Bawang?. Jabin tomplok tendasne aji patin tambah". Dening tusing nyak ampakina teken meme bapanne, mesuang lantas ia, lantas ngojog kumah dadongne. Suba teked ditu, makauk- an lantas I Bawang nagih ampakin jlanan, "Dadong, Dadong, ampakin icang jlanan!" " "Nyen ento kauk-kauk?" "Icang I Bawang". "Ngenken I Bawang mai, kema magedi, nyen payu bakat agel tendasne aji batu panyakcakan", keto abet dadongne. Buin kone I Bawang makaukan, "Kesuna, Kesuna, dong ampakin ja oke jlanan!" "Nyen ento, I Bawang, nyai awak sayanganga teken i meme, sing kema anake mulih, jumah temokang kasukane padidian. Nyai - 60 -<noinclude></noinclude> amiqhw845vl0amd1k17b4mfegd4jymy Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/89 250 30941 116660 110112 2022-07-25T12:27:42Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110112 antuk [[Special:Contributions/Pertama yasa|Pertama yasa]] ([[User talk:Pertama yasa|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>Badrun Ian Amaq Tirah ngojog ka bale daja. Pan Kobar macebur nyapa tamiunne, saha nyilahang malinggih. "Beh, gelis ja pada rauh. Silak derikian melinggih. Tiang sareng sami gedah-geduh ngantosang, dumadak sami selamet di margi." Pan Kobar nyalamin tamiunne. "Nggih, Gusti Aji niki sampun Amaq Tirah sane aturang tiang. Sedeng becik ituni nenten kija-kija, mawinan digelis nyidayang malih mawali meriki. Beh Pak Ngah cepet pisan makta montor, pamarginne sakadi angin lilus ajahan sampun rauh deriki." Gusti Ngurah Gede sareng rabinne gelis nyalamin. Gusti Ngurah Darsana masih medal lantas masalaman tur malinggih di samping aji Ian ibunne" "Matur suksma Amaq tiang ngarepotin, sampun kayun rauh meriki." "Nah niki Amaq Rah, dane Gusti Ngurah Darsana ane rabinne sungkan," Raosne Pak Badrun teken gurunne Loq Sudangsa lan Nengah. Sunia magretgotan ngaba karung Ian sokasine ka ampike. Siape salinanga tekepina guwungan. Wayan Rempuh nyagjagin myemakin sokasine, lantas nunden tamiune apang pada negak di bale daja. "Beh, Pak Badrun Ian ariku Sudangsa ngujang buin ngaba magenep meriki." "Ten wenten napi Mbok, niki hasil kebunne Amaq Badrun sediaan lakar abana kapeken mani, yen niki siap mula ubuhan tiang jumah apang ada aturan anggen upacara benjang," raosne Loq Sudangsa patutanga teken Pak Badrun. Buin sepi cara jangkrik ketebin. Amaq Tirah nolih Pak Badrun makisi-kisi lakar niwakang ubade. "Gusti Ngurah ngiring mangkin mangda tingalina dumun ring Amaq 83<noinclude></noinclude> e8e0wphzm2ahzdmgctprib901webdti Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/90 250 30942 116661 110114 2022-07-25T12:28:24Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110114 antuk [[Special:Contributions/Pertama yasa|Pertama yasa]] ([[User talk:Pertama yasa|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>Rah, raris niwakang srana anggen pabresihan, wau malih antosang sapunapi panyusupne. Wusan nika wau unggahang tambane," aturne Pak Badrun saha nyemak kompekna Gusti Ngurah ngajak baliane ka kamar lantas mreksain Lale Dumilah. Sirahne, basangne, nganti kayang jerijin batisne Lale Dumilah baliina. Baliane nyemak kampek mesuang bubus aturina Gusti Ngurah apang nyampurin baan arak anggon morehin. Gusti Ngurah ngambil kau paborehan Ian arak. Sampune kadukang lantas kaborehang uli muane kanti teked ka jerinin batis rabinne. Lale Dumilah ngetor kadinginan lantas nyriep sirep. "Inggih mangkin antos dumun angan atengah jam sapunapi panyusupne. Gusti Ngurah ngaraga nongosin deriki. Sampunang ajerih yen raganne uyut utawi daat duut, amung cadangin mangda nenten ulung kewanten," raosne Amaq Tirah Ian Pak Badrun lantas pesu. Wayan Rempuh sampun nyodaang wedang saha sedakne seadanne. "Silak Amaq Rah, Pak Badrun, Loq Sudangsa pada makejang. Kanggeang jaja crorot Ian sumpinge cicipin." Gusti Biang Suci nanjenin tamiunne ngawedang. Made Sinar iteh ngorta ngajak pamanne, saget kenying dikenkene nyebeng mrusutang sawireh pamanne nuturang indik kulewarganne ane sampun camput makejang sajaba pamanne Loq Sudangsa ane kari masisa ngempi di Sembalun. Umah Ian carikne ane a don kelor pasakapanga teken pisaganne. la majanji lakar mulih yen sampun sida nepukin misanne. "Nah paman, yen kenten janjin pamane, mangkin paman sampun katepuk taken tiang. Anggep dogen tiang ngawakilin memen tiange nunas apang paman mulih ka Lauq apang ada sentana ane nerusang keluargan iragane Yadiapin tiang jumah deriki tiang ten ja lakar ngedepin paman, ten kenten Wak, Mek?" Luh Ada ngusuh-usuhin pamanne. "Nah, yen keto keneh Denda Madene, Maman nuutang dogen. 84<noinclude></noinclude> cch5f4i12sd9e3lzwtt3lcw4ho6f4bc Kaca:Kembang Rampe Kasusastran Bali Purwa Buku 1.pdf/65 250 30943 116642 110404 2022-07-25T12:02:50Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Listya Purnami" /></noinclude>{{center|'''12. PAN ANGKLUNG GADANG'''}} Kacrita di Desa Anu ada kone anak madan Pan Angklung Gadang. Yen di pawangwangan jlema bocok, mapi-mapi belog, mirib tuara ia nawang kangin kauh, nanging yen tlektek dayanne kerep- an taken bulun meng. Pan Angklung Gadang ia mamarekan di purian. Kocapan sedek dina anu, Ida Anake Agung makayun pacang lunga ka gunung, tumuli ngandikain Pan Angklung Gadang, "Ih, Bapa Angklung Gadang, gelah jani lakar luas ka gunung, kema iba ngeteh-etehin jaran apang enggal!" "Inggih, sandikan Cokor I Dewa titiang sairing", keto atur Pan Angklung Gadange, nglaut bangun ngenggalang nyemak kuda palinggihane, tur kaeteh-etehin kapasangin kekepuh, kundali, ambed ikut muah canggah bias ; makejang pada mablongsong slaka. Di subane pragat, lantas Pan Angklung Gadang matur, "Inggih Ratu Dewa Agung, puniki sampun puput antuk titiang, durusang Cokor I Dewa munggah!" Lantas Anake Agung ngamunggahin kuda tur buin ngandika, "Iba Angklung Gadang, kema jemak pacanangan gelahe, jalan iba ngiringang gelah jani!" "Inggih, sandikan Cokor I Dewa". Raris Ida Anake Agung manglinggihin jaran maalon-alonan, kairing ban Pan Angklung Ga- dang negen kompek pacanangan. Gelising satua, pamargin Ida Anake Agung manglinggihin kuda kairing olih Pan Angklung Gadang, suba kone joh ngliwat desa, kaget macepol blongsong ambed ikute, nanging tusing duduka teken Pan Angklung Gadang. Kacrita jani suba kone di gunung, tumuli Ida tedun sakeng kudane tur kacingakin kudane makocogan pesu peluh, kandugi ka- waspada antuk Ida, pinganggen kudane kuang, blongsong ambed ikute kecong, raris Ida ngandika, "Ih iba Angklung Gadang, sa- wireh iba majalan durian, iba tusing ajin blongsong ambed ikute kecag?" Matur Pan Angklung Gadang, "Inggih Ratu Dewa Agung, - 62 -<noinclude></noinclude> dk7aj6e1zc9q8pss20o5t96ddt1owqy Kaca:Kembang Rampe Kasusastran Bali Purwa Buku 1.pdf/67 250 30945 116643 110406 2022-07-25T12:03:42Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Listya Purnami" /></noinclude>ninjak enggalan kagelut cokor Idane teken Pan Angklung Gadang sambilanga matur sisip, "Inggih Ratu Dewa Agung, duaning Cokor I Dewa ngandikaang titiang, lamun ada ulung uli di jarane, duduk nyen, penpen di kompeke, asapunika pangandikan I Dewane ring titiang. Sane di wau wenten kantenang titiang macepol saking kuda- ne, raris duduk titiang tur genahang titiang ring kompek pacanangane. Inggih sane mangkin, yening titiang kabaos sisip, durusang puputang titiang ne mangkin!" Mara keto kapireng atur Pan Angklung Gadange, raris Ida meling teken pangandikane i tuni ; kabawes-bawesang ragan Idane iwang-ngandikain I Angklung Gadang, mawinan prajani Ida ledang tur ngaksama teken Pan Angklung Gadang. Kacrita buin puanne, buin Pan Angklung Gadang kandika- ang ngiringang masiram, tumuli Ida mamargi ka tukad kairing ban Pan Angklung Gadang. Di subane rauh di tukad, raris Ida makayun makebotan, tumuli Ida nyongkok duur batune di tengah tukade. Pan Angklung Gadang masih bareng nglesitang kamben, nyongkok duur batune di luanan Ida Anake Agung, tur ia maseden, mligedan mesuang bacin. Kandugi bendu pesan Ida, tumuli kajambak bok- nyane Pan Angklung Gadang, tur kasilemang kanti slegak-slegak. "Jani suba taanang dosan ibane langgia tur tan pasemu teken gelahe". Mara keto dingeha pangandikan Idane, laut Pan Angklung Gadang ngenggalang nulengek tur nyumbah nunas pangampura, "Inggih Ratu Dewa Agung, boya ja titiang sangkaning langgia ring Palungguh Cokor I Dewa, mula titiang mamanah subakti pisan ma- marekan ring I Dewa. Sakadi mangkin I Dewa makoratan, bacin Cokor I Dewa anyud ngatebenang, manah titiange mangda rauhing tain titiange taler bakti ngiring bacin Cokor I Dewa", keto aturne Pan Angklung Gadang, kandugi ica Ida Anake Agung, nuli ngandika, "Nah Pan Angklung Gadang, jani kema suba mulih, suud suba iba mamarekan teken gelah!" Suba kone keto kacrita jani Pan Angklung Gadang nongos di Desa Anu ngajak kurenannya, tur ngelah kuluk berag abesik. Kacrita ne nyanan dauh telune, banjarane lakar masangkepan. Dadi- annya Pan Angklung Gadang inget teken dewekne danda, bane tuara sangkep ne abulan. Lantas ia nagih pipis duang dasa teken kurenanne, tur clepanga di jit kulukne. Suba keto laut ia nyemak - 64 -<noinclude></noinclude> nylohqa5rwcebqbbzum56l1b8536spr Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/92 250 30946 116663 110117 2022-07-25T12:29:40Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110117 antuk [[Special:Contributions/Pertama yasa|Pertama yasa]] ([[User talk:Pertama yasa|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>Banggayang tiang sareng Gusti Ngurah ngabih Mekele Dumilah ring kamar. Niki mula mabuat pisan, ten dados lenga. Amaq Badrun deriki ngelingang. Sampunang pisan wenten sane nglincak ring natahe. Ngiring sarengin badoa ring Nenek Kaji Sak Kuasa mangda sida rahayu." Sasampune Amaq Rah macelep tur ngancing kori, Pak Badrun matur aris sada alon. "Gusti Aji, Pak Wayan sareng sami. Ngiring ja badoa, nunas laluputan, nunas paswecan Gusti Allah mangda mantun druene gelis kenak manut kepercayaane suang-suang. Indik ngajengang ngiring keregang mangda ngalintang tengah wengine dumun." "Beh matur suksma Pak Badrun yen nika sane becik. Yan Rempuh, kanken kari ngelah canang? Unggahang ja di plangkirane deriki Ian di tepase di tengah natahe. Suud nika enjitang dupa, margi mabakti uli deriki nunas karahayon apang panake sida seger." "Nggih, kari wenten," Wayan Rempuh lantas ka ampike nyemak canang Ian dupa bantenanga di tepase Ian di plangkirana. Sampun kenten mara pada negak di bale daja ngarepin dupa mabakti, nunasang mangda Lale Dumilah gelis kicen seger. Andus dupane malejeg miyik ngalup ngatehang sembah baktine tulus suci nunas panglukatan saluiring mala mangda sang kalaran gelis kenak. Pak Badrun Ian Loq Sudangsa masih milu badoa nunasang sang sungkan waras. Petenge maklieb ucem. Bulan tumanggal ping dasa katawengan gulem. Makuuk clepuke di punyan karane. Uli samping undage membah uled cenik-cenik kuning pakenyahnyah cara emas maewu ngilehin bale dajane. Luh Purnama Ian Made Sinar kes-kes makiles ngatengahang negak jering-jering bulun kalongna Pak Badrun nyenterin natasang ukudan ulede. Mara tawanga yen sujatinne ulede ngrayang ngungsi pamesune, nanging sepanan liunan ane mati kari di natahe. 86<noinclude></noinclude> j8ne5j03l7j5m8defhgs6d9neryqrgf Kaca:Kembang Rampe Kasusastran Bali Purwa Buku 1.pdf/68 250 30948 116644 110407 2022-07-25T12:04:19Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Listya Purnami" /></noinclude>saput tur majalan sambilanga ngaukin kulukne. Kacrita jani krama banjare suba pepek masangkepan, ditu laut Jero Klian ngujangang kramane ne mutranin. "I Sendi". "Tiang nika". "Naur nika!". Sret ngembud satakan laut mayah. "I Tampul". "Tiang Mangkin, mangkin, tiang naur". Krasak-krisik ngagah bebuntilan nglaut mayah. Nah suba kanti pragat pailehne nuduk putra, jani buin Jero Klian ngujangang, nuduk bebakatan ne tuara sangkep abulan. "I Lambang". "Tiang, naur nika". Geblos mesuang pipis uli di pakadutan- ne tur metekang nembelas keteng. "Pan Angklung Gadang". "Tiang, mangkin, mangkin, tiang naur nika". Ditu laut Pan Angklung Gadang masebeng rengas, tur ngaukin kulukne, "Kuluk kuluk kuluk, kletak kletak kletak". Duk ento, nujuang kulukne di batan padagangan anake nyilap-nyilap tekor. Mara kulukne ningeh munyin pamekelne, lantas ia nyagjag, ikutne kitir-kitir. Jero Klian buin nulakin ngujangang, "Pan Angklung Gadang, kenken, mayah?" Krama banjare makejang matolihan medasin sasolahan Pan Angklung Gadange. Pasaurannya Pan Angklung Gadang, "Mangkin tiang kari ngambil jinah". Ditu laut tendas cicingne kasorogang. ikutne ka- kenjirang, kanti mluing jit cicingne, laut kacanggem aji bungut tur klecot-klecotanga teken Pan Angklung Gadang, lantas ia nguntul nglepehang pipis uli di bungutne, laut kapetekin kanggon mayah de- dandan nembelas. Nu mesisa pipisne dadua, lantas anggona meli bubuh. Beh, krama banjare makejang pada ngon pesan ngenehang sadian Pan Angklung Gadange ngelah cicing bisa mejunang pipis. Pan Angklung Gadang buin makeneh-keneh dening ia nylepang pipis duang dasa, kapesuang mara plekutus, jani nu dadua di jit cicing- ne, laut ia meli rujak aji dadua. Suba suud naar rujak, laut ngauk- in cicingne, "Kuluk kuluk kuluk, kletak kletak kletak". Lantas nyagjag cicingne, ikutne kitir-kitir, tur buin kaklecotang, memesu -65 -<noinclude></noinclude> 9fvnmjjkuj0t4y165o6jyv3gk251ff3 Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/94 250 30949 116665 110087 2022-07-25T12:31:02Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110087 antuk [[Special:Contributions/Pertama yasa|Pertama yasa]] ([[User talk:Pertama yasa|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>"Inggih dumadak sida kenak saking redho asih Gusti Allah. Nanging mangkin dumun cingakina, dane kari masare mangda matuptup bayunne. Yen di jabaan sapunapi? Napi wenten ciri? Aeng angkosanne teked katengah panes," kenten raosne Amaq Tirah. "Amung lulut kalulutan bakat ulet malllit kailut-ilut nganti pelot mapelitan." Pak Badrun pasaure matadah baud nuutang tembang I Cupak mapi-mapi ngalahang raksasa. Di kamar Gusti Ngurah ngalingling rabinne sirep. Cekceke buin mabinder ngucikcak di plangkirane. Gusti Ngurah ngambil dupa lantas mabakti nunas ring Hyang Widhi Wasa, Bhatara-bhatari minakadi leluhur sinamian ngicen Lale Dumilah mangda gelis seger. Alon-alon rabinne makeliud, geserang batisne tur ngedatang paningalanne Gusti Ngurah maekin ngecup rabinne. Lale Dumilah ngeberang saputne nagih tuun. "Ooh, nongos malu Denda tonden dadi tuun. Lakar lapin malu ragane apang laad borehe tusing ulung ka natahe. Tegarang olahang batise kesamping, menek-tuun kenken kari lemet?" Gusti Ngurah ngusud telapakan batisna Lale Dumilah ngajingjang merasa gining saha meluk rabinne angayu bagia "Ooh sayang, batis tiange sampun seger" Gusti Ngurah liang kayunne lantas pesu morahan taken Amaq Rah Ian ibunne. "Amaq Rah, Ibu, Milah sampun seger batisne sampun dadi molah. Mangkin kenken salanturne? Dados bresihang elapin?" Gusti Ngurah lantas ngawangsitin Made Sinar apang nyemakang lap Ian yeh anget a waskom. Luh Ade melaib ka paon nyemak yeh anget abana ka kamar pengantene, nanging candaka teken Pak Badrun. "Nongos teked deriki dogen Luh. Depin Gusti Ngurah ajak Amaq Rah dogen malu mragatang. Tiang dogen ten bani," Pak Badrun nyemakin saha ngaba ka kamare. Gusti Ngurah ngelapin rabinne di 88<noinclude></noinclude> mr7jd5n9hcygjp9iwsk8uwlemastugz Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/95 250 30951 116667 110085 2022-07-25T12:31:23Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110085 antuk [[Special:Contributions/Pertama yasa|Pertama yasa]] ([[User talk:Pertama yasa|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>pasirepane nganti bresih lantas kasalinin panganggone. Aasan borehe kayang don biu Ian bajunne kakaput ben sepraine kawadahin ember. Amaq Rah maang yeh penawar agelas. Gusti Ngurah ngambil palukatan Ian pangening lantas katirtain, kasekarin, Ian kawijain. Ember ane misi seprai lantas kapesuang. "Mangkin ngiring pangangge sareng sepraine umbah ka tukade, mangda aasan borehe anyud ten dados langkahin anak len. Dija tukade, ngiring tiang ngatehang sira ane lakar ngumbahang." Wayan Galang nyemak embere lakar ka tukade di Ancar ateha teken Amaq Rah, Loq Sudangsa, Ian Nengah Sunia ngaba senter. Ajahan makejang sampun mawali ngaba umbah-umbahane lantas kasangsangang di panyemuhane. Wayan Rempuh mangkin enggal nyodaang tamiune apang ngajengang sawireh sampun liwat tengah lemeng. Siape makruyuk titir saling tembungin. Guleme lilih ampehang angin. Bulane ngajengit ngicir mara minggek kauh. Kayun sang magadang masih galang apadang. Ilang kiap Ian aripe kalahang liang, satmaka talang-talang tengahing padang. "Nggih dong mangkin rarisang ngajengang sodaane sampun ayub ngantosang." "Nggih, mangkin Jaga nunas. Ngiring dong sarengin satmaka ma slametan, masa tiang sareng patpat dogen," Pak Badrun masila nyemak nasi ayahina teken Made Sinar Ian Luh Purnama. Pamuputne Gusti Ngurah Gede, Ian Pan Kobar milu ngaramenin. Gusti Biang Ian Wayan Rempuh ngabaang pengantene mie goreng anggena jambalan. Ten waneh-waneh ibunne meluk ngusuh-usuhin mantune kasih-asih. Suud ngajengang makejang lantas sirep yadiapin maan galah tuah telung jam. Tamiune baanga sirep di kamarne Wayan Galang. Pan Kobar masare di bale daja makebat karpet bareng ngajak Wanyan Galang Ian Nengah Sunia satmaka ngebag pengantene. Mara pejanga sirahne di galenge 89<noinclude></noinclude> iwajfm8rfhj9n9ltp07mfffgdd3gnsf Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/96 250 30952 116668 110082 2022-07-25T12:31:50Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110082 antuk [[Special:Contributions/Pertama yasa|Pertama yasa]] ([[User talk:Pertama yasa|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>angkihane makejang sampun ngorok saling sahutin, kook ...piis, kook ...piiiiss. @&@ Maninne nruput pesan truna-truni banjare sampun teka lakar matulung nyakan, ngae masakan anggon matamiu cawisan seket diri nglikubin banjare Ian timpal-timpalne Lale Dumilah ane lakar nebengin di masayut pabeakalaane. Truna-trunane sampun sayaga ngaba piranti lakar nyujukang bale pawedaan Ian meja tongos banten ayabane. Wayan Rempuh nunden trunane nyemak siap di dagang siape di peken buin limolas sawireh jumah sampun ada siap adasa. Basa-basa Ian piranti lenan makejang sampun tegep mabeli diibi. Dinane mangkin amung nanding banten Ian ngisinin benne dogenan. Pan Kobar ngadebas bangun inget teken ibi sanja di natahe bek ada lulut. Paling saab-seeb kipekanne ngalih-alihin bangken ulede. Pamuputne tepukina sampun makumpul di samping kamar mandine. Di bongkol jedinge malepah simbar emase cara lumut kuning pakenyahnyah. Pan Kobar ngorahin truna-trunine apang ten ngutang lulute sawireh ia kari matur teken Dandak Ketut kenken pula-paline nganyut apang ten buin ngrubeda. Mulih uli gria Pan Kobar nunden kurenanne ngae banten prastista durmanggala Ian lara meraradan muah sesantun anggen ngalukat Lale Dumilah. Eteh-eteh panglukatan muah yeh klebutan telung bungbung masih apang ada. Gusti Biang Suci Ian Meme Mangku di banjar epeh ngae sampian Ian nanding banten sategepne. Nengah Sunia Ian Wayan Galang ane sepanan bangun tundena teken bapanne ngalih yeh klebutan ka Lingsar, Sarasuta, Ian Sarasweli. Tuara engsap memenne maang banten Ian bungbung tatelu. Pak Badrun, Amak Tirah Ian Loq Sudangsa milu bangun sawireh 90<noinclude></noinclude> p6tt35goh5nk8hxq7ke2xfkvj3iya7q Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/97 250 30954 116669 110079 2022-07-25T12:32:11Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110079 antuk [[Special:Contributions/Pertama yasa|Pertama yasa]] ([[User talk:Pertama yasa|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>mireng anak rame di natahe, lantas enggal ka kamar mandi masugi. Gusti Ngurah Ian rabinne masih matangi. Yadiapin kari merasa uyun, Lale Dumilah nungkasang apang nyidang majalan. "Kenken rasanne tindakang batise denda? Kari oon bayune?" "Sampun dados jalanang yadiapin tiapakane kari nyeh, semutan rasanne." "Kenken, lakar ka kamar mandi mandus napi abaang yen anget mai ka kamar." "Banggayang tiang ka kamar mandi, mungpung wenten Amaq Rah deriki apang tingalina malih yen perlu ubadin," kenten Lale Dumilah saha pesu kadandan olih rabinne. "Nggih kenten anake cobakin margiang. Yen masiram nganggen toya anget. Usan masiram malih pecelin antuk minyak." Amaq Rah ngawasin raganne matindakan. Sasampune usan masiram Amaq Rah buin mecel batisne baan lengis ubadne Amaq Rah. Made Sinar ngaba wedang ka bale daja kanggen tamiune miwah Gusti Ngurah Gede Ian pangantene Dinane nika Made Sinar Ian Luh Purnama mula sampun nunas ijin tuara masuk. Suud ngawedang pengantene katurin ngajengang sawireh lakar kepayasin. Nengah Sunia Ian Wayan Galang mulih uli ngalih yeh klebutan nglaut masuk kantor gumanti lakar ngalapurang indik sakitne Lale Dumilah Ian upacarane mangkin. Mireng lapurane nika Kepala Cabang BRI ngutus Wayan Galang matur teken Gusti Ngurah yen pegawe kantore buung ngadaang acara sorene nyanan, apang ten nganggu rabinne sedeng sungkan. Kepala lakar rauh di upacarane mangkin, magilihan ajak pegawene lenan apang di kantor ten suung. Indik masakan cukuhan pegawene ten perlu repot sawireh grup arisane di kantor sampun mesen di restoran anggon nelokin nganten. 91<noinclude></noinclude> p1cdzawbrtkt1huozw04m0nidzvfebk Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/98 250 30955 116671 110076 2022-07-25T12:32:29Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110076 antuk [[Special:Contributions/Pertama yasa|Pertama yasa]] ([[User talk:Pertama yasa|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>Jam kutus Wayan Galang Ian Nengah Sunia buin mulih nekedang pabesen Kepala Cabang buka kenten. Gusti Ngurah mawali nunden Wayan Galang apang matur suba sayaga nerima pangrauh kepala Ian pegawene jam solas, apang magilihan ajak krama banjare ane magibung cara adat. Sasampune Wayan Galang buin ka kantor, Gusti Ngurah marembug ajak Pan Kobar Ian klian banjare. "Wak, sawireh pegawene nagih nyaksinin di matirtane, kenken yen krama banjare aturin ngajengang di Banjar dogen. Deriki dadi silihang kursi nang selae pejang batan sandat Ian pohe, sawireh pegawene manut Yan Galang tekane magilihan apang ten suung di kantor." Gusti Ngurah ngitung ane teka malunan sinah ane bagian dalem nang ajaka duang dasa. Sisanne mara nyidaang teka sasampune tutup kas jam roras. "Beh yen kenten ajengane kirangan, santukan wau makaryanin wantah cawisan seket diri, rencana sane manggen sore wau karatengin jam roras," Pan Kobar mecuk alis takut nyanan kuangan anggon panamiune. Kenten masih Meme Rempuh milu bingung. "Wak, sampunang bingung. Kumpulan arisan tiange di kantor lakar ngaba be acukupan anggon pegawene. Jumah kari nyediaang nasi dogen. Nika awananne tiang ngundang apang kepala teka meriki jam solas, risedek pedanda munggah maweda." Gusti Ngurah nuturang pabesen bossne di kantor taken Yan Galang. Makejang ane mireng ten buin bingung. Klian banjare nunden trunane nyemak kursi Ian mresihin banjare tongos ngalinggihang. Gusti Biang Suci Ian Luh Purnama mayasin pengantene. Jam dasa makejang eteh-etehe sampun pragat. Nengah Sunia teka ngaba masakan miwah woh-wohan. Bantene sampun mabanjah di mejane, pengantene sampun mapayas. Wayan Rempuh sampun usan mabanten jotan Ian sodaan. Pan Kobar lantas 92<noinclude></noinclude> m169b2spcysdbtdxs13i54a0dddysck Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/99 250 30956 116672 110074 2022-07-25T12:32:52Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110074 antuk [[Special:Contributions/Pertama yasa|Pertama yasa]] ([[User talk:Pertama yasa|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>ngaturin sameton banjare sane rauh matulung ngajengang di Banjar kayahin olih truna-trunine. Pak Badrun, Amaq Tirah, Loq Sudangsa kasarengin madaar olih Gusti Ngurah Gede dl bale daja. Sasampune makejang suud ngajengang Pan Kobar lantas nunden Nengah Sunia ajak luh-luhe tatelu nuur Ida Pedanda ka Gria saha ngaba rayunan. Jam solas timpal-timpalne Lale Dumilah teka, terus Kepala Cabang BRI Ian pegawene lenan. Makejang katerima olih truna-trunine ane mula katugasang, tur kasapa antuk Aji Ian Ibunne Gusti Ngurah ane nyilahang malinggih di kursine ane kaatur rapi. Truna-trunine lenan tragia ngabaang wedang utawi teh saha jaja mawadah lepekan. Sasampune pedanda istri rauh kairing antuk Dandak Ketut Patrem, upacarane sane pinih riin kalaksanaang tuah malukat Ian nganyut lulut Ian simbar olih Dandak Ketut Patrem. Suud nika mara mabeakala Ian maprayascita, lantas masudi wadani kawedain antuk Ida Pedanda, mabakti maka Dewa Saksi lantas natab sayut nganten Ian padengen- dengenan. Sampune suud natab lantas majaya-jaya, mabasma, makarawista, nunas wija, Ian maka pamuput malabaan saling sopin. "Nah, Gusti Ngurah Gede sareng Gusti Biang mangkin rarisang icen pesengan mantune. Sira pacang kanikain," Pandikanne pedanda istri kapatutang sareng tamiune. "Inggih yen wantah asapunika titiang amung ngawewehin antuk "RATNA" mangda dados "RATNA DUMILAH", raris kasambut antuk tepukan tangan tamiune. Gusti Ngurah makenyem nolih rabine saha ngecup lelatane saking asih alon makisi-kisi: "Oh Ratna Mutu Manikam Tejaning Girl Putri Rinjani Asri Dumilah." Kang kinasih makenyem tan mari ngimpek paan rabinne. Salanturne pengantene lantas kasandingang malinggih ngarepin tamiune sami. Aji Ian Ibune raris matur ring tamiune. 93<noinclude></noinclude> 4wocl60n7nhz91cas1ycbszn31vdnj0 Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/209 250 30967 116740 110304 2022-07-25T13:30:03Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110304 antuk [[Special:Contributions/IPutu Dirga|IPutu Dirga]] ([[User talk:IPutu Dirga|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>Pak Kakanda BRI sampun pada teka. "Selamet siang, ampurayang tiang telaatan rauh, yadiapin sampun paneruputin majalan," aturne Gusti Ngurah saha nyalamin Pak Kakanda Ian pamilet rapate lenan. "Ah, niki kari semengan mara jam 10.00 pas buka undangane. Dumadak nyanan nyidayang selidan pragat rapate apang Pak Ngurah ten petengan teked jumah. Padalem anak ngelah bayi kari pusuh," kenten raosne Kepala Cabang Kupange nguyonin. Makejang lantas ngalih tongos negak pada ngajak pangabih Mantrine suang-suang. Ane dadi pokok pabligbagan tuah indik administrasi pakreditan, utamanne pengawasan Ian pananganan tunggakan apang ten ngawetuang karugian Bank BRI. Rapate kapimpin olih Pak Kakanda ane ngawedarang indik isin Surat Edaran Ian petunjuk pelaksanaane apang adung palaksanane di Cabang-cabang. Yen ada singsal nanging apang manut teken adat, sima Ian undang-undang ane sampun katerapang di daerah inucap. Bapak Kakanda masih ngaptiang usul Ian saran Cabang yen ada ane kuang cocok ka terapang di widangan kakuubane. Baling genti pada nglaporang kahanan kreditne suang-suang. Gusti Ngurah ane mapikolih nagih tunggakan saking ngwangun Team Pemberantasan Tunggakan Pinjaman (TPTP) kajumang Bapak Kakanda Ian dadi tatuladan para Kepala Cabange lenan. Kajelasang tugas para mantrine boya ja amung maang kredit dogen, nanging tetep matanggung jawab nganti kredite lunas tur pada mapikolih kauntungan Jam satu rapate mara pragat, tur kalanturang makan siang. Suud madaar Gusti Ngurah nunas pamit ngamaiuin. Tuara engsap raganne matur nyinggahang Bapak Kakanda. "Pak, mungpung Bapak rauh meriki, ngiring mangkin simpang ka Atambua!" "Beh, yen keneh tiange mula kenten. Nanging mani kari ka Cabang 209<noinclude></noinclude> am5r0qhxfj6pldt8oigzttkkmjkp9oo Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/210 250 30970 116741 110271 2022-07-25T13:30:35Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110271 antuk [[Special:Contributions/IPutu Dirga|IPutu Dirga]] ([[User talk:IPutu Dirga|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>Maumere ngarapetang ane di Pulau Floras, terus ka Mataram Lombok. Malah magilihan ane ka pulo Sumba Ian Sumbawa Pak Wakakanda. Apang pada taen nelokin cabange ane joh. Kenken Pak Ngurah sampun nau deriki? Selamet, kocap sampun ngelah momongan." "Nggih, matur suksma Pak. Yen masalah nau ten nau, nika manut rasa kemaon. Yen sampun nyantep lascarya ring tugas, dija dogen past! ngelah timpal ane ngawe nau. Tiang sukserah ring Bapak sane nguduhang. Boya ugi pacang nyengsarain anak buah." "Ah, nggih Pak Ngurah tenang dogen. Selamet Ian salam bahagia ring Ibu." "Nggih Pak, tiang mapamit dumun," aturne Gusti Ngurah saha majalan ngojog kasir kantore nyemak pipis tambahan kase. Uli BRI raganne lantas ka panti asuhan lakar mapagin Meina. Dapetanga Meina sampun ngantiang di teras asramane ngobrol ajaka timpal-timpalne. Nanging ngenah pesan paliatne sendu masebeng ngeling. "Kenken Meina, suba pragat urusane? Kenten masih. suster Ida ampurayang yen sampun pragat tiang lakar pamit mangkin. Pajalane kari joh, takut kapetengan di jalan." "Sampun Pak Ngurah, nanging ngiring meriki dumun ajebos santukan wenten tunas tiang ring Pak Ngurah sane ngajak Meina mangkin, maka saksi yen tiang sampun nyerahang surat wasiate ring ipun." Gusti Ngurah lantas macelep ka kamar sustere saha nanda tanganin tanda terimane. Sejabaning nika ada buin pabesen Ian satuan sustere apang raganne ngicen nasehat sawireh Meina kari shock mamaca surat memenne ane nyaritayang riwayat idupne uli cerik nganti nyerahang Meina ka panti asuhan. "Nggih, matur suksma banget suster Ida. Meina, ayo mapamit 210<noinclude></noinclude> 0iroi49y5vk7dd6k9clkcxzuolscf6o Kaca:Puja Pancabalikrama.pdf/14 250 30978 116670 110525 2022-07-25T12:32:15Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>-13- kresnawernaja namah, ai, Tagawé padmasana ring toja, moewah ring sarira, ma, om ong padmasanaja namah, om ong padmahredajaja namah. Nihan satang swarawiadjnjana ring astadala madia, ma. ong ang ang namah, poer, ong ing ing namah, gné. Ong oeng oeng namah. da. Ong reng reng namah, nai. Ong leng leng naman, pa. Ong eng eng namah, bia, Ong ong ong namah, oe. Ong ang ang namah, ai. Swakadjro, ma. ong kang kang sang namah, poer. Ong gang ngang 17a. tjang namah, gné, Ong tjang djang sang namah. da. Ong njang dang dang namah. pa. Ong tang tang dang namah. bia. Ong dang nang mang namah.oe. Ong dang bang bang namah.ai. Ja ra la wa ring djero koeta,ma. ong mang namah. poer. Ong jang namah. gné. Ong rang namah. da. Ongleng namah, nai. Ong wang namah.pa. Ong sang namah bia. Ong sang namah, oe, Ong sang ramah. ai. Ong ang ah namah, djeroning gili-gili, nawa sakti, ma. ong rang moerdiptajé namah. poer. Ong rang soeksmajé namah. gné. Ong roeng djajajé namah. da Ong roeng badrajé namah. nai. Ong rèng wiboetajè namah. pa. Ong réng wimalajé namah, bia. Ong rong amogajé namah.oe. Ong rong widioettajé namah. ai. Ong rang sarwatomoekie namah djeroning gili-gili. Brahmangsa, ma. Ong ang Lang kasolkaja Isanaja namah, djeroning gili-gili, ong ang kasolkajat poeroesaja namah, dalagra. poer. Ong ang kasolkaja agoraja namah, da. Ong ang kang kasolkaja Bama déwaja namah.oe. Ong ang kang kasolkaja sadiaja namah. pa. 17b. Siwangga, ma. ong hredajaja namah.gné. Ong reng kangsirasé namah ai. Ong boer bwah swah swaré djwalinisikajé namah. nai. Ong hroeng kawatjaja namah, bia. Ong bang nétraja namah djeroning gili-gili. poer. Ong oeng rah pat astraja ramah, djeroning gili. pa. Pitrasandia, ma. Ong ang sarwa Déwé bio namah swaha. poer. Ong ang Resi bio namah swaha.oe. Ong ang pitra bio namah swaha.da. Ong ang saraswatijé namah swaha. Tjatoertarpana.ma. ong ang soaklajé namah. poer. Ong ang baktia- jé namah.da. Ong ang kasnié nemah.pa. Ong ang djembikajé namah. oe. Siwagarba, darsana padmaroedra,ma. ong ang kakasolkaja Siwagar ba hredajaja namah, ring hredaja. Telas. Pasang tang astagreha ka djaba, sakèng swara, ndjata,ma. ong sang somaja namah, poer. Ong bang Boedaja namah.da. Ong wra wrehaspatajé namah.pa. Ong bang Bargawajé namah, oe. Ong ang a garajé namah, gné.<noinclude></noinclude> 16wvaxo7lkmasilaog6cq4f07iuke32 Kaca:Kembang Rampe Kasusastran Bali Purwa Buku 1.pdf/78 250 31022 116645 110417 2022-07-25T12:07:00Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Listya Purnami" /></noinclude>di duur petine mategul. Da pesan iba nyemak serege ne, depin dogen dini, satonden ibane nganteg di pura. Buin ingetang pabesen nirane, singa iba makita manjus nyen di jalan pejang petine di duur pundukane tur seregne depang masih ditu mategul". "Inggih", keto aturne I Pucung tur lantas ia majalan negen petine misi Ida Raden Galuh. Beh magregotan kone ia negen petine ento. Ban kendelne bes sanget lakar maan kurenan okan Ida Sang Prabu, dadi sing kone asena baat. Di jalan nepukin lantas ia tukad ditu ia mreren di duur tukade, dening ia makita manjus. Petine pejanga kone di duur pundukane tur seregne depina masih ditu. Di makirenne ia tuun lakar kayeh, matur kone ia teken Raden Galuh, "Ratu Raden Galuh Cokor I Dewa driki dumun, kenakang kayune driki. Titiang ngaon- in Cokor I Dewa ajebos, titiang jaga tuunan manjus, dening ongkeb pesan tan dugi antuk titiang naanang kebuse". Dening Ida Raden Galuh mwadah peti dadi sing kone pirenga atur I Pucunge. Suud I Pucung matur keto, tuunan lantas ia ka tukade kayeh sambilanga mamanting udengne. Tadah ka luanan kone ia kayeh baan klangenne maan yeh ning. Ditu rauh lantas Ida Raden Mantri sameton Ida Raden Galuh nandan macan pacang anggen Ida ngen- tosin sametone. Sasubane Ida Raden Mantri rauh sig tongos petine ento, ngelisang raris Ida Raden Mantri nyereg petine tur kamedal- ang arine. Sasubane Ida Raden Galuh medal, jani macane kone celepang Ida tur buin kakancing, seregne buin kone duur petine genahang Ida. Ngelisang raris Ida Raden Mantri mlaib sareng Ida Raden Galuh budal ka Koripan. Buat isin petine kasilurin tusing kone tawanga teken I Pucung. Sasubane ia suud kayeh lantas ia menekan. Teked ba duuran dingeha kone krasak-krosok di tengah petine. Ngomong lantas I Pucung, "Inggih Ratu Raden Galuh, menggah menawi Cokor I Dewa dados Cokor I Dewa krasak-krosok wau kaonin titiang manjus. Margi mangkin Cokor I Dewa budal kumah titiange, drika mangkin Cokor I Dewa mlinggih sareng titiang. Cokor I Dewa pacang anggen titiang kurenan. Samalihipun titiang sampun ngadianang Cokor I Dewa woh-wohan luir ipun; buluan, salak, croring miwah manggis. Pacang rayunan Palungguh Cokor I Dewa sampun wenten jumah titiang kagianang antuk panyeroan Palungguh Cokor I Dewa, tiang maderbe meme. Sampunang te kenten menggah Cokor I Dewa, mangkin iringa ja Cokor I Dewa budal". - 75 -<noinclude></noinclude> 1zx57kj3l0j88f1cpaiffjswz2abk84 Kaca:Puja Pancabalikrama.pdf/15 250 31036 116673 110811 2022-07-25T12:33:13Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>-14- 18a. Ong sang sanéstjarajé namah.nai. Ong rang rawéja namah. bia. Ong tang kétawéja namah. ai. Triaksara.ma. ong mang namah, ong oeng namah, ong ang namah. Trisamaja soring madia mwang roshoer, ma. ong ang Brahmané namah, Ong oeng Wisnoewé namah. Ong mang Iswaraja namah. Toemoet Sang Hiang Koetemantra, ma. ong hrang hring sah Para- masiwaditiaja namah. Oedakandjali,ma. ong ang kang kasolkajaja namah, ong gring ksa- ma karanaja namo namah swaha. Pang madia, ma. ong pang madiaja namah, wasoeh soekoe; ong ang argiadwajaja namah, wesoeh tangan; ong djang djiwa soedeja na- mah, koerah; ong tang tjamanija nazah, rawoop; ong gring Siwa grivaja namah, ked jamas, sang, pa. Toelisi ongkara ikang wé déning alang wel mingmang. ma. ong hran hring sah wosat Paramsiwamretaja namah, Oetpti, ma. ong i ba sa ta a, ong ja nama Siwa, ong mang oeng ang namah. Om ong Déwa pre 18b. tistaja namah. Koetamantra, ma. ong hrang, hring sah Paramasiwa j" namah, Stiti, ma. ong sa ba ta a i, ong nama Siwaja, ong ang oeng mang nang mang namah, sang,pa. Njamboet Ganggadewi sadana mreta moedra,ma. ong Ganggadewi mahipoernam, Gangga salantjamédini, Gangga tangkora sajoektam, Ganggadéwi namostoeté. Ong Sri Gangga Mahadéwi anoeksma mreta djiwani ongkaraksara boewanam pada mreta manoharam. Oetpti kascorasantja, oetpti tawagarastja, oepti saba itantja, oetpti wah sri inam, sang, pa. Njamboet ngaskara genta, ma. ongkaram Sadasiwatwam Djagatnata itangkaram, abiwada pada nijam, gantasabda prakasiaté. Ganta saba mahasrétam, ongkaram parikirtitam, tjandradwidoe na dantam, spoelingra Siwatatwantja. Ong gantajoer poedjianti Déwa, abawa-bawa karmésoek, wada lab- da sadéha, waram sidi nirsangsaja,sang,pa. 19a. Ngaksama, ma. ong swama swami Mahadewa sarwa prani itangkaram mamotja sawa papebiah, rala jaswa Sadasiwa. Papcham papa karma- ham, paptma papa sambwa, trahimam sarwa papabioh, kénatjid mama raksantoe. Ksantawiakaji kodosah, ksantawiomwa wetjilromama, ksantawia manangso dosa, tat pramadaksama swamam, Inaksaram inapadam, inamantra tatéwantja, inabakti inawidi, Sadasiwa namostoeté Ong mantra inakrija inam, bakti inam Mahéswaram, tat poedjinta Mahadéwam, paripoernanta dastoemé, telas. Ong apsoe Déwa Pawitrawi, Ganggadéwi namostoeté, sarwa klésa<noinclude></noinclude> tir4adjp6jzr3f1iuu9k7dxq33flp3h Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/228 250 31050 116752 110237 2022-07-25T13:37:23Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110237 antuk [[Special:Contributions/Damayantidwi|Damayantidwi]] ([[User talk:Damayantidwi|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>"Makasih tehe manis, suba suud nyakan Meina?" Patakonne. "Sampun Bu, mangkin tiang kari ngumbah. Silahkan diminum tehe!" "Aah dik Milah, tiang keweh pesan ngalih pembantu deriki. Mara limolas bulan derlki sampun ping telu magenti pembantu. Ane simalu males magae, mara pat bulan ia med, lantas maan pembantu bajangan nanging kereng mabatinan. Apa ja tunden meliang setata mahelan arganne teken anak len. Iseng tiang ka peken, lantas mara tawang ia masih mabelanja kaperluanne padidi, nanging ten taen moraan nganggo pipis blanjaana. Buin magenti pembantu laad dagang jamu, padalema taken Bapak sawireh jamune mepesan ten laku lantas ajak jumah. Maranne teh ia rajin magae, ngumbah, Ian mabresih-bresih. la masih tetep ngae jamu anggon jumah Ian ngae jamu puyer yen ada pesenan uli timpalne. Tiang mrasa maan galah nyemak gegaen lenan, utawi nulungin Bapak ngedarang roko yen Bapak repot di kantor. la bebasang tiang jumah sawireh mrasa paturu uli Jawa. Tuara tawang yen ia sujatinne anggona mitra taken Pak Kirno uli dugase kari dadi dagang jamu. la mula seleh, pantesan Bapak demen nagih kirimin nasi yen sibuk di kantor. Yen tiang nyerep ngedarang roko, ia ane nyerep nyervis pak Kirno jumah. Mara ketara dugase tiang nadak mulih, dapetang tiang ia ajak Bapak sedeng repot di kamar. Ooh, prajani ia gedos tiang uli jumah, nanging Bapak matanggeh maninne lantas ngirim ia mulih ka Jawa. Nah, dik Milah, hati-hati ngelah pembantu jegeg, bahaya!" "Yen lengah, kalahin pesu arisan, bisa-bisa pembantune nyerep jumah," raosne Bu Kirno nyledetin Meina ane ngeberang cucian. "Aah, yen tiang mrasa ten kenten. Atahun ia sampun ajak tiang deriki, anggap tiang keluarga, sawireh belinne sampun anggapa manyama taken Tu Ngurah uli dugase di Cakranegara. Meina mula 228<noinclude></noinclude> gz6w8qpv265rwm2jz3yrqcb6gmd9ueg Kaca:Kembang Rampe Kasusastran Bali Purwa Buku 1.pdf/95 250 31064 116646 110456 2022-07-25T12:10:24Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>lantas madue oka. Nangingke okan Idane ento salah rupa, mrupa payuk cenik tur kedas. Sawireh keto katur teken Sang Prabu, Ida Anake Agung lantas ngandika, "Nah dong dayanin, menjani nyen selselang, ento Adi ngae raga pelih. Suba amonto teges pangandikan Ida Betara, masih Adi leman pesan. Maan jani bakal anggon gena ngubuhin payuk keketo, jawining kutang. Yen ne pade ubuhin sing buungan lakar ngletehin gumi". Lantas kapangandikaang ngutang payuke ka tukade. Ida Anake Agung muah rainidane tan mari sedih, matetangisan lemah peteng, ngayunang unduk okane. Kacrita ada anak tiwas luh muani, maumah di wewengkon jagat Koripan. I Tiwas ento bekung. Gegaen I Tiwase sadina-dina makekarang ka pesisi. Sedek dina anu Men Tiwas ngalih kremis ka pesisi, saget tepukina ada payuk cenik kandas duur biase. Mara tepukina payuke ento lantas ia ngomong teken kurenanne, "Yeh, Bapanne, iwasin ja. aeng luung payuke ento. Teka cenik mungil. Nyen sih ngutang payuk, lakar duduk kone, ada ja anggon wadah apa ne". Ngomong Pan Tiwas, "Ah, Memenne, dong bes kelamakan dogen, papak-papak duduk apane lakar wadahin payuk keto, kasugihan sigane encen mabualan nganti mawadah payuk. Dong kunukang te ibane nuduk kerang dogen, mani apang ada apa purupang aji mincid". "Ah, segaon anak sai-sai mayus, yen aba kone mulih amun apa sih tuyuhne, maangin ngamah keto bantas payuk cenik", keto pasaut Men Tiwase, sambilanga nyemak payuke lantas penpena ka penarakne. Suba kone sanja lantas I Tiwas pada mulih. Satekedne ia jumah, payuke pejanga di duur pasareanne, baane ia demen pesan nglingling payuke. Kenehne lakar tusing anggona wadah apan-apan baan sayangne. Sai-sai sabilang ia teka uli ngalih apa to, balihina payuke ento, jejeh ia ilang. Kacrita I Tiwas luh muani, sai-sai maselselan baan lacurne kaliwat sabilang ia ngatuju mapunduh negak, ia ngrengkeng, "Dong bes kaliwat pesan bena ngelah kalacuran, apa sih angkuhang, apang mangdenne bisa matuutin timpal. Apang sida baan ngisinin basange dogen ja, bes kene sabilang angkuhang tuara taen matuutin anak. Kremis suba ngangsan arang, jani gantin deweke tuara ngamah. Pangrumukne keto dingeha teken payuke, lantas ia mapineh-pineh, "Beh pedalem gati I Tiwas, sai - sai maselselan baan kalacuranne. Ah, melahan buin mani semengan lakar luas ka peken, saget ada 92<noinclude></noinclude> dble3gw93f4joi8vhwvh31xoip9xct3 Kaca:Kembang Rampe Kasusastran Bali Purwa Buku 1.pdf/102 250 31074 116647 109569 2022-07-25T12:11:52Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Listya Purnami" /></noinclude>{{center|'''18. I B R A K A H'''}} Kacrita di tengah alase ada dukuh luh ngubu. I Dukuh sai- sai geginanne ka tengah alase ngalih saang, tur adepa ka negara. Sedek dina anu, ia ngalih saang ka tengah alase. Makelo ia ngalih saang, nget ia ngasen bedak. Lantas ia mileh ngalih - alihin yeh, masih ia tusing nepukin tukad. Makelo-kelo lantas ia nepukin clebongkakan misi yeh abedik. Baan sanget bedakne ia tusing ngitun- gang yeh puek muah ning. Nget yehe ento inema. Sasubanne sanja lantas ia mulih. Gelising crita, nget I Dukuh beling I Dukuh kendel pesan kenehne. Kasuen-suen suba tutug ulanan anake cerik, lantas anake lekad. Anake cerik tusing ja magoba jlema. nanging magoba alu. Anake cerik mrasa lek baane magoba alu, lantas ia macebur ka tlagane. I Dukuh lantas ngeling ngarod-arod sambilanga masesambat- an, "Inggih Cening, nguda Cening las pesan ngalahin Meme, Jet ja Cening magoba alu, keneh Memene tusing ja kenken. Keneh Meme- ne tresna pesan teken Cening. Jet ja Cening magoba alu, tusing ja Meme ngewehang buat entone. Jani yen Cening tresna mameme teken Meme, enahang ragan Ceninge!" Makelo kelo ia masesambatan, lantas alune ngenah. I Dukuh ngenggalang nyemak, tur abana ka balene. Alune sai-sai kapretenin, cara mretenin anak cerik pusuh. I Alu ngomong teken memenne, "Meme jani adanin tiang I Brakah !" Memenne turut teken sapamunyin panakne. Kacrita I Brakah suba matuuh pitung dina, lantas ia ngomong teken memenne, "Meme, kema beliang tiang tambah cerik abesik, tiang lakar mlajah mabian!" Memenne masaut, "Da suba Cening mabian, apa Cening kuang- an, orahang dogen teken meme!" I Brakah lantas ngeling maguyang, mara tusing baanga mabian. Krana I Brakah tusing dadi tungkul- ang, lantas memenne ngenggalang ka desa meli tambah abesik. I Brakah ngawitin numbeg tongosne mamula tabu, bligo, muah soroh jukut-jukutan. Gelising crita, suba bligo muah tabune mabuah nged, tur gede-gede pesan. Sabilang semengan I Dukuh ka peken ngadep jukut-jukutan. Makelo-kelo makejang anake di negara pada ningeh orta, yen I Dukuh ngelah pianak alu. -99 -<noinclude></noinclude> 8m8p5fo8v1my2ni997vj8f79a6aeb6v 116648 116647 2022-07-25T12:12:08Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Listya Purnami" /></noinclude>{{center|'''18. I B R A K A H'''}} Kacrita di tengah alase ada dukuh luh ngubu. I Dukuh sai- sai geginanne ka tengah alase ngalih saang, tur adepa ka negara. Sedek dina anu, ia ngalih saang ka tengah alase. Makelo ia ngalih saang, nget ia ngasen bedak. Lantas ia mileh ngalih - alihin yeh, masih ia tusing nepukin tukad. Makelo-kelo lantas ia nepukin clebongkakan misi yeh abedik. Baan sanget bedakne ia tusing ngitun- gang yeh puek muah ning. Nget yehe ento inema. Sasubanne sanja lantas ia mulih. Gelising crita, nget I Dukuh beling I Dukuh kendel pesan kenehne. Kasuen-suen suba tutug ulanan anake cerik, lantas anake lekad. Anake cerik tusing ja magoba jlema. nanging magoba alu. Anake cerik mrasa lek baane magoba alu, lantas ia macebur ka tlagane. I Dukuh lantas ngeling ngarod-arod sambilanga masesambat- an, "Inggih Cening, nguda Cening las pesan ngalahin Meme. Jet ja Cening magoba alu, keneh Memene tusing ja kenken. Keneh Meme- ne tresna pesan teken Cening. Jet ja Cening magoba alu, tusing ja Meme ngewehang buat entone. Jani yen Cening tresna mameme teken Meme, enahang ragan Ceninge!" Makelo kelo ia masesambatan, lantas alune ngenah. I Dukuh ngenggalang nyemak, tur abana ka balene. Alune sai-sai kapretenin, cara mretenin anak cerik pusuh. I Alu ngomong teken memenne, "Meme jani adanin tiang I Brakah !" Memenne turut teken sapamunyin panakne. Kacrita I Brakah suba matuuh pitung dina, lantas ia ngomong teken memenne, "Meme, kema beliang tiang tambah cerik abesik, tiang lakar mlajah mabian!" Memenne masaut, "Da suba Cening mabian, apa Cening kuang- an, orahang dogen teken meme!" I Brakah lantas ngeling maguyang, mara tusing baanga mabian. Krana I Brakah tusing dadi tungkul- ang, lantas memenne ngenggalang ka desa meli tambah abesik. I Brakah ngawitin numbeg tongosne mamula tabu, bligo, muah soroh jukut-jukutan. Gelising crita, suba bligo muah tabune mabuah nged, tur gede-gede pesan. Sabilang semengan I Dukuh ka peken ngadep jukut-jukutan. Makelo-kelo makejang anake di negara pada ningeh orta, yen I Dukuh ngelah pianak alu. -99 -<noinclude></noinclude> lyhb9dkunt9fxvw99jsx95piflbjvnu Kaca:Kembang Rampe Kasusastran Bali Purwa Buku 1.pdf/106 250 31084 116650 109591 2022-07-25T12:15:05Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>I Dukuh lantas matur, "Inggih titiang sairing". I Dukuh lantas mapamit, sarwi nyumbah. Mara ia neked jumah, lantas ia morahan teken pianakne, "Cening, jani misi ambul keneh ceninge, Ha nging Ida, Sang Prabu ngwidi tekening cening, apang cenin ngaturin ida bantal ambul ketungane" I Brakah lantas masaut, "Nah sida. Buin mani tiang lakar ngaturang". Kacrita buin maninne semengan, lantas I Brakah ka sanggah, ditu ia ngenyitin pangasepan, lantas ia ngomong, "Wastu manik sakecap, apang ada bantal ambul ketungane adasa tur apang bisa majalan padidiana". Jeg prajani ada. Lantas ia ngomong teken memenne. "Ne apa bantale lakar aturang titiang". Memenne kendel pesan kenehne baane suba nyidaang. I Brakah buin ngomong, "Ih iba bantal, kema aturang ibanibane teken Ida Sang Prabu!" Bantale makadadua lantas padrutdut ka puri. Ida Sang Prabu ngon nyingakin bantale teka majalan ibanibana. Ida lantas nauhin panjake niakejang. Lakar kaicen bantal. makejang panjake pada ngon ningalin bantale gede-gede pesan majujuk di puri. Di subane bantale ento telah, lantas Sang Prabu ngandika buin teken I Dukuh, "Ih nyai Dukuh, nira buin ngwidi, apanga nyidaang pianak nyaine ngaturang bale mas. Yen ia suba nyidaang, nira lega maang ia pianak nirane". I Dukuh lantas morahan teken pianakne. Kacrita buin maninne semengan buin ia ngenyit dupa, lantas ia ngomong, "Wastu manik sakecap apang ada bale mas di bancingah". Nget prajani ada. Mara Ida Sang Prabu medal, nget cingakina ada bale mas makaukud. Ida Sang Prabu ledang pisan pakayunanne, lantas Ida ngesengin I Dukuh, kandikaang ka puri ngajak panakne. I Brakah lantas kaajak ka puri. Makejang anake pada ngon, teken kapradnyanan alune ento. Mara ia teked di bancingah, lantas Ida Sang Prabu ngandika teken okane, "Cening Galuh, jani cening lakar antenang Aji ajak I Brakah pianak I Dukuhe. Ida Raden Galuh matur sairing. Ida Sang Prabu lantas madauhan. apang panjake ngayah ka puri. Jani critaang Raden Galuh ajaka I Alu sai-sai Ida bareng sirep. Sedek dina anu I Alu nyuti rupa dadi anak bagus pesan. Kulesne kengkebang ngejang. Unduke ento kauningin teken Raden Galuh, lantas kulesne ka paling. Ngawit ento I Brakah tusing buin - 103 -<noinclude></noinclude> 3idos0bz2i7jwe9s0wqeisk1gvl1c0b Kaca:Puja Pancabalikrama.pdf/16 250 31085 116674 110812 2022-07-25T12:33:56Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>15- -1 5. winasanam, tojéna sarwa parisoediaté. Sarwa papa winasini sarwa go- ga wimotjané sarwa klésa winasanam, sarwa boga mawapnoejat, telas. Pantjaksara, ong pantjaksara mahatirtam, pawitram papa 19b.nasanam, papa koti sahasrani, andagdam bawét sararom. Ong pantjaksaram parabrahma, pawitram, papanasanam, mantranta paramndjnjanam, Siwalokam pratam soebam. Nama Siwaja itiéwam, parabrahmatmané wanem, parasakti padéwam, Pantjaresia bawéh agni. Ang kasia oe karasia, makaro windoe nadakam, pantjaksara maja praktam, ongkaragni mantraké,sang,pa. Poeter tang we ider tongen ping 3,ma. ong boer bwah swah swaha mahaganggejé tirta pawitrani swaha,sang.pa. Ngaskara wé,ma. ong hrang hring ksmoeng ang cong mang ong swasti-swasti ksang karing jawa simana, i ba se ta a, boetih-boetit blar bwah swah swaha, ong ang ing oeng wiong mang wiang ping neng, om ong i akasa maralawaja ong nemo namah swaha; om ong arakasa mara lawa Ja oeng ramo namah swaha; om ong Déwa pretistaja namh, ong hrang hring sah Pararasiwaditinaja namah. Saptatirta,ma. ong ang Ganggajénamah; ong ang Saraswatié namah 20a. ong ang sidé namah; ong ang wipasaja namah; oang ang Koesikié namah; ong ang jamonajé namah; ong ang Sarawajwé namah. Oedakandjali.ma. ong kang kang kasolkaja namah. ong gring ksama karanaja nami nama swaha. Pang padia, na, oang pang padia ja namah, wasoeh soekoe; oang ang argiadwajaja namah, wasoeh tan ngan; ong djang djiwa soedaja namah, jan makoerah: ong tjang tjamanija namah raoep; ong gring Siwagriwaja namah, kadjamas, sang pa. Stiti, ma. ong ang oeng mang namah, sang, pa. Saptongkara,ma. ong ong Paramasoeniatmané namah, ong ong Sadasiwa niskalstmané na- mah, ong ong Sadaroedra antianmané namah; ong ong Mahadéwa nira atmané namah; ong mang Iswara paratmané namah; ong oeng Wisnoe antaratmané namah; ong ang Brahmatmané namah,sang, pa. Ong salam niskalam Siwam, ong karatwam Siwatmakam, pantjaksa- ra tatongkara, sarwa Déwama nirbanam. Wisésatmala nalilé pa- 20b. niatité Siwalajé, silambara sasinénam, wiaptam sarwa Djagatpa- ti. Serwe pradjjantja posianté, kintjit sadagatam poeram, windoe tjandra sadagati, tjandra windoe nadasiwé. kintjit bijam Siwa swarwantja, ong karam Siwa moetjiaté, sarwa wisia wimoetékam, trisadia jat patétnarah. Stawa Sang Hiang Siwa iti.<noinclude></noinclude> mkh07qakoixozwz83h4khquhx3wktpy 116675 116674 2022-07-25T12:34:24Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>15- -1 5. winasanam, tojéna sarwa parisoediaté. Sarwa papa winasini sarwa go- ga wimotjané sarwa klésa winasanam, sarwa boga mawapnoejat, telas. Pantjaksara, ong pantjaksara mahatirtam, pawitram papa 19b.nasanam, papa koti sahasrani, andagdam bawét sararom. Ong pantjaksaram parabrahma, pawitram, papanasanam, mantranta paramndjnjanam, Siwalokam pratam soebam. Nama Siwaja itiéwam, parabrahmatmané wanem, parasakti padéwam, Pantjaresia bawéh agni. Ang kasia oe karasia, makaro windoe nadakam, pantjaksara maja praktam, ongkaragni mantraké,sang,pa. Poeter tang we ider tongen ping 3,ma. ong boer bwah swah swaha mahaganggejé tirta pawitrani swaha,sang.pa. Ngaskara wé,ma. ong hrang hring ksmoeng ang cong mang ong swasti-swasti ksang karing jawa simana, i ba se ta a, boetih-boetit blar bwah swah swaha, ong ang ing oeng wiong mang wiang ping neng, om ong i akasa maralawaja ong nemo namah swaha; om ong arakasa mara lawa Ja oeng ramo namah swaha; om ong Déwa pretistaja namh, ong hrang hring sah Pararasiwaditinaja namah. Saptatirta,ma. ong ang Ganggajénamah; ong ang Saraswatié namah 20a. ong ang sidé namah; ong ang wipasaja namah; oang ang Koesikié namah; ong ang jamonajé namah; ong ang Sarawajwé namah. Oedakandjali.ma. ong kang kang kasolkaja namah. ong gring ksama karanaja nami nama swaha. Pang padia, na, oang pang padia ja namah, wasoeh soekoe; oang ang argiadwajaja namah, wasoeh tan ngan; ong djang djiwa soedaja namah, jan makoerah: ong tjang tjamanija namah raoep; ong gring Siwagriwaja namah, kadjamas, sang pa. Stiti, ma. ong ang oeng mang namah, sang, pa. Saptongkara,ma. ong ong Paramasoeniatmané namah, ong ong Sadasiwa niskalstmané na- mah, ong ong Sadaroedra antianmané namah; ong ong Mahadéwa nira atmané namah; ong mang Iswara paratmané namah; ong oeng Wisnoe antaratmané namah; ong ang Brahmatmané namah,sang, pa. Ong salam niskalam Siwam, ong karatwam Siwatmakam, pantjaksa- ra tatongkara, sarwa Déwama nirbanam. Wisésatmala nalilé pa- 20b. niatité Siwalajé, silambara sasinénam, wiaptam sarwa Djagatpa- ti. Serwe pradjjantja posianté, kintjit sadagatam poeram, windoe tjandra sadagati, tjandra windoe nadasiwé. kintjit bijam Siwa swarwantja, ong karam Siwa moetjiaté, sarwa wisia wimoetékam, trisadia jat patétnarah. Stawa Sang Hiang Siwa iti.<noinclude></noinclude> 6h4wddlkq7m4qr8yknkl47dl7msbop8 Kaca:Kembang Rampe Kasusastran Bali Purwa Buku 1.pdf/141 250 31106 116653 110438 2022-07-25T12:22:11Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Listya Purnami" /></noinclude>kone pada nyemak-nyemak baju, kuala ada adiri tusing bakatanga bajunne. "Ne dija bajun gelahe", keto kone pangandikanne. Bareng kone timpalne pada ngalihin, masih tusing kone bakatanga. Dening suba makelo alih-alihina tusing bakatanga. apa kalahina to dedarine a- dii teken timpal-timpalne mantuk ka Suargan. Nu kone kileng-kileng ditu dedarine ajaka didiina, tengkeemina teken I Lengar. "Ye ne ada jlema dini meh anake ne jenenga ngengkebang bajun gelahe", keto pangandikan dedarine lantas paakina kone I Lengar. "Jero, Jero, ulihang bajun tiange", keto pangandikan dedarine, ojog tebaga kone I Lengar. "Baju napi tagih jerone?" "Embok mejang baju dini laut ilang, cai dogen dini". "Tiang tusing nyemak bajun emboke, tiang mara mai", keto kone pasautne I Lengar, mara dedarine membok-embok, ia bareng membok. "Ah cai suba nyemak, deh ulihang, tebusa ja duang tali". "Tiang tusing nyemak, kadung alaksa embok nagih nebus, dija men gabagang tiang baju". Makelo gati kone makencan-kencan I Lengar ajaka dedarine, tusing pesan I Lengar ngangken. "Embok-embok tiang matakon ja teken embok, embok nyen sih, dija umah emboke?", keto abetne I Lengar, masaut lantas de- darine, "Embok suba dedari Supraba uli Suargan, ne cai nyen adan caine, nyen ngelah panake, muah dija desan caine, dadi cai bani clapat-clapat mai ka tengah alase wayah padidian?" Masaut I Lengar, "Adan tiange I Lengar, tiang tusing nawang meme bapa, inget tiange uling cerik suba nglaku-laku, sing jalan- jalan medem". "Nah keto ja Lengar, embok tusing ja nyidaang mulih ka Suargan, jalan suba dini nongos bareng embok. Kenken ja cara ma- nyama, keto, keto abete ajak dadua", keto abetne dedari Supraba, masaut lantas I Lengar, "Nah keto ja keto". Dadinne ditu lantas nongos dedarine ajak I Lengar. I Lengar jemet gati kone ia magae mabian-abian ditu, mamula kone kesela, kladi, sueg. Dedari Supraba anak ngaba manik sakecap kone ngaji kone dane padi, be. Nah apa ja kone dotanga, jeg ada. Suba ma- kelo-kelo I Lengar ajaka dedari Supraba ditu, suba jani I Lengar - 138 -<noinclude></noinclude> degc539ok3qnzxwkkt4sz98v9228uxx Kaca:Puja Pancabalikrama.pdf/17 250 31120 116676 110531 2022-07-25T12:35:35Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Ni Putu Pratiwi Ika Dharma Lestari" /></noinclude>-16- Ong Ganggadwaré prijantjéwa, gangga sagarro sagamé, sarma gatra doerlabati, tribista Déwi Sesetom. Papoham papakarmaham papatma papa sambawah, trahimam poendakriksah, sawahia biantara soetji. Asoetjirwa-tjirwapi, sarwa kanogato niwah, Tjintajétdowa misanam, sawaja biantara soetji, Angoentjarakenastawe batara, mantra.ong pranania Baskaram déwi, sarwa klésa winasanan, pranamiadi twasé watam, boekti moekti wara pradam. Ong Gangga Saraswati Sindoe, wiyasa Kosika 21a. nadi Jamoena mahatisréta, Sarajoentia mahanadi. Ong gangga Sindoe Saraswati, Soe jamoenadiola-wari Narmada, Jawari Sarajoe, Ma héndra tana jantja manwati ré noeka, badra netrawati Vahasoeranadi, kiatantjaja gandaki, poenia poernadja lék samoedra sahitang koerwan timé manggalam. Ong Ganggadéwi mahapoeniam namasté Wiswabamini, Jamoena paramapoarnem, namasté Parameswaram. Narmadéstjadéwi poeniam, namasté loka ratjini, deranié malih arinié, namostoebiem Mahaswaram. Déwi Kodéwi kadjatan, Siwaprastanamostoeté, nérantjané djegat klésan, ariniété namo namah. Mandakini Soerodéwi, namaté malia arini, Djamboesangko Mahadéwi Déwi Déwaning jogatah. Méroe pradaksinangkreti, klésa Narajanaprija, parwataswa makapoené?, sisoa klésa winasaja. Ksirésoentja dadi gratam, soere jaksiwa nirmalam, patoonah klésanasaja, jas mabiantoe namo namah. Ong Ganggadéwi mahapoeniam, somawamreta manggalam, mangglam Siwa karjanam, Siwakoemba mahotamam. Ong Gangga Arajatadarma, pawitran papa masanam, sarwa vigra winasantja, wiomakasa prabawatah. Brahma Wisnoe Mahadéwa, tojastja téjadé akah, amreta sakalan déhi, Ganggadéwi namo namah. Ong tirtandjanem mahagangga, sagaro paralajaté, Narajana diaga opi, koembatirta Mahanadi. Brahma Wisnoentja Roodrastja, tojastja toja déjakah, amreta sakala déhi, Gangradéwi nama namah. Ong namasté Bagawan Gangga, namasté Sitlamwapi, salila winala tojam, swajamboetirta bedjanam. Ong zoebiksa asta-astaja, dosaki lwir sana-sanam, pawitré soemaha tirtam, Ganggatapi Mahodadi. Ong Badjrapani mahatirtam, papa soka winasanem, nadiroespalaja nitia, Naditirta taraprijam. Ong tirta nawakoemnastja, warna dé tatmakatmakah, moeninam manggalastantje, éwiapi nadi okasah. Ong sarwa wigna winasantoe, sarwa klésa winasantoe, sarwa doeka winasaja, sarwa papa winasaja nama swaha, sang,pa. Tiban ikang wé toendjoeng waloelwan, sahagandaksata; jan nora toendjoeng, sekar urik, kalpika koenang, na. ong ong i akasa maralewaja ong namo namah swaha. Ong ong Koerméda djajé djiw wat, sarira raksanda dasimé, ong mdjoeng sah wosat mretioedjajaja namah.<noinclude></noinclude> 3r2c3ljx10hrz83vg9chf31ur52hozu Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/241 250 31121 116759 112070 2022-07-25T13:43:22Z Siti Noviali 151 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Tudpartha" /></noinclude>okanne. Mantuk uli kantor jam kalih, Gusti Ngurah ajak rabinne digelis masiram lantas mapayas cara Bali, nanging okanne kapayasin nganggo kain sakordi masalimpet sutra Sasak, mabaju beludru abu-abu. Suud mapayas Ratna Dumilah lantas mabanten di duure sirep, di plangkiran kumarana, di semer, di paon, di sanggar ulun karang, lan di pamesu muah di ari-arine. Banten ayabane ka banjahang di mejane di kamar perpustakaane. Sesampune malukat, lantas kabaktiang kalanturang tuun pane mabresih tangan lan cokore saha kasalukin payasan gelang cokor, gelang tangan, okokan marante emas sami anyar. Suud nika lantas matirtha pangening, mawija lantas natab banten jejanganan saha banten ayabane makesami, Kenten masih aji Ian ibunne sesampune muspa lantas matirtha. Sami sapretingkah pula paline ka potret olih pegawene ane sampun katugasang. Suud okane natab, Ratna Dumilah lantas masaagan maka ciri upacarane sampun puput. Tamiune jam lima sampun rauh makejang, kasapa kapesilahang malinggih di korsine lantas kasuguhin kopi utawi inum-inumane lenan. Gusti Ngurah ngawangsitin Pak Made lan Pak Cenik. "Pak Made lan Pak Cenik, lautang sampun adonang laware. Gumentos suud nginum lantas aturin pada ngajengang apang kari anget-angetan kayang be gulinge purak. Meina ajak ibu-ibune apang nyacarang encen ane be celeng, encen ane nyuci apang ten agor," kenten Gusti Ngurah nugasang pak Made lan Meina ane ngatur presmanane. Kursi tamune kakisidang ka terasa. Kursi besi ane abana uli ruang rapat kantore jejeranga di natahe Ian di samping telagane sawatara ada 80 kursi. Makejang pepek misi tamiu. "Nggih, Ibu-ibu miwah Bapak-bapak sinamian, tiang matur suksma sapangrauhe sareng sami nyingak upacara nigang sasihin pianak tiange 241<noinclude></noinclude> 53glc0tqpqvtunok5r2msajulbkexrm Kaca:Kembang Rampe Kasusastran Bali Purwa Buku 1.pdf/129 250 31122 116651 110354 2022-07-25T12:19:53Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>{{center|'''22. TOSNING DADAP TOSNING PRESI'''}} Wenten katuturan satua Jero Dukuh ring Kadampal, madue rabi kekalih, sane kelihan madue oka akutus, sane alitan taler akutus madue. Dening kabina-bina mangkin embase sane kelihan dados kawastanin I Tosning Dadap, sane alitan I Tosning Presi. Kasuen-suen kelih punika makasami, kanggen ilen-ilen sesolahan antuk ajin danene, Jero Dukuh Kadampal, Dening sapunika dados lintangan ring Betara ring gunung madue ilen-ilen, dados Ida Betara wenang pakayunane, tur weneng mangkin pangarsan Ida Betara Mahadewa ring gunung, ngarsaang okane punika sane mawasta I Tosning Dadap Tosning Presi. Pisereng pakayunane ngarsaang, nenten katuran sampun kaping kalihin ngarsaang nenten taler katuran raris ring ping tigane Ida Betara ngandika, wenten atur Jero Dukuh Kadampal, mabales nglungsur ilen-ilen druene ring Gunung Agung, punika mangkin kumalageni. Daging ature, "Yen wantah Betara ngarsaang panak titiange puniki, makanembelas ilen-ilen Paduka Betara pamitang titiang kumalageni punika. Yen tan wantah Paduka Betara ngicen titiang punika, titiang nenten ngaturang ilen-ilen titiange". Betara raris muus, "Yen tuah keto. jalan anggon toh, ne ada raos pingit, yen tuah bakat ben I Dukuh nebag, juang ento kumalagenine. Kalih asahin gunung palinggihan manirane. Yen tusing bakat ban I Dukuh nebag, panak Dukuhe makanembelas nira nyuang. Ento Tosning Dadap Tosning Presi, kalih gunung Dukuhe punggelin nira malih apangked". Sumaur raris I Dukuh, "Inggih yen asapunika, mangda sami ngamedalang, titiang wenten taler baos diatmika asiki. Yen keni antuk Betara ngwastanin, aturang titiang pianak titiang punika sami, titiang kaon, ambil pianak titiange! Yen ten keni antuk Betara ngwastanin, Betara kaon, titiang ambil kumalageni druen Betara, malih titiang ngarsaang linggih Betara". Raris ngandika Betara, "Nah yan tuah keto, da buin ngalih dina lenan, jalan jani ba!" Raris derika Betara m.alih ngandika, "Nah yen maluan mesuang raose, nah yen I Dukuh, ira nyen". "Inggih yan wantah asapunika, titiang rihin", asapunika Jero Dukuh ngamedalang. - 126 -<noinclude></noinclude> fqjmhlhrtjz6l345scv5xjnvvurw5o5 Kaca:Kembang Rampe Kasusastran Bali Purwa Buku 1.pdf/132 250 31136 116652 110358 2022-07-25T12:21:05Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>{{center|'''23. I DEMPUAWANG'''}} Kacrita ada kone tuturan satua Ida Sang Prabu Daa madue putra tetiga, lanang kekalih istri adiri. Kari alit alit putrane maka- tetiga, raris Ida kalimburan. Ulihan patuduh I Limbur, Ida Sri Prameswari kategul di batan pedeman siape tan kaicen ajengan, muah putrane makatetiga kakutang di tengah alase, masi sing ka- icen mekelin apan-apan. Dening Ida Raden Galuh sedeng telese masusu, dadianya ngongkek dogen kone Ida nangis kemban antuk rakane makekalih. Kacrita I Dukuh Sakti sedek dane nglindeng, dingeha kone anak cerik ngeling, lantas jagjagina kone kema. Teked lantas I Dukuh matakon, "Cening, Cening, cening nyen ngelah panake, nyen kajak mai dadi peturu cerik dini?" Ditu lantas Ida Raden Mantri ane paling duura nuturang indik ragane kakutang antuk Sang Prabu. Mara keto kangen pesan kone I Dukuh teken anake alit, lantas duduka ajaka ka jeronne, lantas aturina ajengan. Ida Raden Galuh reh Ida nu masusu, alih- anga kone empehan kidang, ento kone Ida aturina. I Dukuh ka- liwat sayang kone teken anake alit, waluya anggona oka sajaan, reh dane tusing madue oka muah rabi. Raden Mantri ane duuran parabina Raden Semarajaya, ane alitan Raden Jayasemara, muah ane istri Raden Galuh Argamanik. Gelising satua kasuen-suen, di subanne pada duur, nuju peteng, lantas I Dukuh matur teken Mantri makekalih muah Raden Galuh, "Dewa, Dewa Raden Mantri kalih muah Raden Galuh, mangkin I Dewa sampun sami duur, titiang mangkin mapamit ring I Dewa sami, titiang pacang moktah ka suniatan, sampunang I Dewa sami angen-angen ring titiang! Yening titiang sampun makaon, sampun- ang I Dewa kari mlinggih iriki, mrika rereh biang I Dewane. Biang I Dewane sampun kiris pisan, malih ring prabunidane ma- bejug tain siape sakadi kuskusan. Irika ring pasisin alase puniki sampun cawisang titiang I Dewa prau mas madaging sarwa mule, miwah kaula katah, punika praune linggihin ngrereh Ida i biang. Maliha titiang ngaturin I Dewa lalang akatih miwah gadung apaksi, gunanipun, yening I Dewa mayuda, yen makayun negul meseh, pu- niki gadunge anggen, yen makayun mademang lalange anggen!" - 129 -<noinclude></noinclude> j5in5ibjsigt4325biv48catxagkepu Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/170 250 31161 116722 109746 2022-07-25T13:16:52Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 109746 antuk [[Special:Contributions/Tudpartha|Tudpartha]] ([[User talk:Tudpartha|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>pada teka uli peken meli woh-wohan, bunga, jaja muah ane lenlenan. Ratna Dumilah mesuang jejahitan lantas nanding banten sakesidan luire: prani 2 tanding, kelanan lan daksina 2 tanding, canang genten 5 tanding, canang sari 10 tanding, saagan 3 tanding. Liang manahne ningalin tetandingan bantene, sampianne mabunga bungah sarwa miyik, woh-wohane nasak ngedotang ati. Patulunge lantas katunden madaar malunan. Jam dua siang Gusti Ngurah rauh uii kantor. Rabinne nyemakin tasne abana ka kamarne. Seneng kayunne Gusti Ngurah nyingakin kamar-kamarne sampun rapi, asri katingalan. Di pasirepane sampun sedia kamben lan baju anggon pasalinan. Gusti Ngurah enggal ngeles pakean dinasne lantas masalinan. "Tu Ngurah, kanggeang malu amuniki matamped. Indayang cingakin yen kari kirang rapi benjang malih becikang," atur rabinne saha nandan ka kamare ane lenan. "Ooh cukup asri. Ulian tuara ngelah prabot kanggoang malu amun ene. Kenken bantene, nyidayang Denda nyambilang matanding? Apa cukup maan bunga lan busung?" "Niki kari mabanjah di mejane. Indayang cingakin, napi patut kenten? Tiang kari nginget-ingetang ane nikaina ring ibu," pasaut rabinne saha nandan ka mejane di paon. Gusti Ngurah nyingakin tandingane bantene saja bungah. Isin peranine magenepan, utamanne woh-wohan dademenan rabinne, luire sumaga, apel, biu susu, poh, muah anggur. Nasi kaput, sambel saur, kacang komak, taluh mapindang, ayam goreng pada mawadah cemper. Ada masih krupuk melinjo, jaja uii magoreng, mangkok lan nagasari mara lebeng. Sampiane mabunga sarwa miyik, sandat, cempaka, jempiring, jepun, pacar galuh, lan samsam maura gumitir. Daksinane masih sampun tegep misi nyuh, biu matah, baas,<noinclude></noinclude> izr2b0uyige8gvrywvndw3tjul9ozve Kaca:Kembang Rampe Kasusastran Bali Purwa Buku 1.pdf/149 250 31174 116654 110446 2022-07-25T12:23:32Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Listya Purnami" /></noinclude>"Nah maan". Sane madue purine puniki, kocap sane riin mapesengan I Lengar, sane mangkin mapesengan I Wlrajaya. Desa puniki kocap bau i tigang raina karyanina, kawastanin kocap desa Tegalanyar", keto atur prebekele, ngandika Ida Anake Agung, "Ambul apa wayah- ne I Wirajaya, tusingke ia cedaanga". Matur i prebekel, "Mungguhing yusan dane kari anom tur bagus genjing, tan wenten-wenten ceda Ratu Anak Agung". Kene kone kayun Ida Anake Agung, "Ne suba I Lengar ane ngamatiang I Rangsasa, jani dadi anak bagus, malanne makejang tampihanga teken punggawan gelahe, salah ia nyailin i pidan". Ngandika lantas Ida teken rabi rauah okanidane, "Adi, Cening pada, dini suba I Lengar, ne ia ngelah umahe, jalan mulihan!" "Ngiring beli Agung". Ngranjing lantas Ida sareng tiga kairing baan prebekele. Kasapa lantas Ida baan I Wirajaya, "Titiang mamit- ang lugra Ratu Dewa Agung, Cokor I Dewa bau rauh". "Bapa mara teka". Katuran lantas Ida sareng tetiga mlinggih. Suba pada mlinggih, ngandika lantas Ida Anake Agung, "Cening Wirajaya, bapa anak tandruh teken cening. cening madan I Lengar, ane ngamatiang musuh bapane I Rangsasa". "Inggih titiang Ratu Dewa Agung" "Bih kalingane anak bagus mrupa lara. Akudang utusan bapa kaden suba ngalih Cening. Dadi asing tunden majalan tusing ada mlipetan. Mara bapa neked dini, teka dini diwangan tepuk ngepah tur samalan ceninge i pidan saluda ajaka makejang. Ada bengor cangkemne, ada sero paninggalanne, ada ane sengkok. Nah kene suba bapa tekening Cening. Jalan suba cening mulihh, pragatang sesangin bapane" "Inggih titiang ngiring Ratu Dewa Agung". "Nah lenan teken ento ada masih pangidih bapa teken Cening. To buat patih punggawa, parekan muah panyeroan bapanne ka- sakitan diwangan, Cening ngubadin totonan, apang mangdenne seger buka jati mula. Yen tusing Cening ngubadin, tusing bisa apa seger. titiang ngindaang ngamanahin, dumadak wenten ican Widin titiange, minakadi dane-dane ring jaba". "Nah tegarangin Cening". Suba kone keto mulihan lantas I Wirajaya morahan teken dedari Supraba. Gelising satua, seger lantas punggawane muah anake len-lenan. - 146 -<noinclude></noinclude> czn0uzo1vkb7ebhe7f6wv3jndoohrkn Kaca:Kembang Rampe Kasusastran Bali Purwa Buku 1.pdf/151 250 31175 116655 110453 2022-07-25T12:25:23Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude><center>'''25. I BINTANG LARA'''</center> Kacrita ada anak makurenan madan Men Bekung Pan Bekung. Sedek dina anu lantas luas Men Bekung ajaka kurenanne kalase ngalih saang. Di jalan bedak pesan kone Men Bekung, ditu lantas ia ngalih-alihin yeh, nepukin lantas tengkulak misi yeh turmaning yehe ento lantas inema. Di subane suud nginem yehe ento dadi prejanian lantas beling Men Bekung. Beh tengkejut pesan kenehne Men Bekung lantas morahan teken kurenanne, "Pan Bekung, Pan Bekung, nguda ya icang jeg beling mara suud nginem yehe di tengkulake?" <br> Masaut lantas Pan Bekung. "Beh yen keto, pedas yehe ento ngranaang beling". Keto pasautne Pan Bekung tur lantas mlipetan mulih, buung ia ngalih saang. Tan kacrita di jalan, teked suba ia jumahne. <br> Gelising satua, saget belingne suba gede tur suba tutug ulanan- ne, lantas nyakit Men Bekung tur lekad pianakne muani, kadanin I Bintang Lara. Di subane I Bintang Lara kelih, mara antes mlali- lali, mlali kone ia di jabaan purin Anake Agung, ditu lantas I Bintang Lara maplalian di bongkol tembok panyengker Anake Agung, tur ia nyurat di temboke, kene munyin suratne, "Sajawining gagak petak ane anggona nambanin rabin Ida Anake Agung tusing ja lakar kenak, yen gagak petak ja anggona nambanin janten kenak", keto munyin suratne. Suud nyurat lantas ia mulih. <br> Tan crita I Bintang Lara, jani kacrita Ida Anake Agung medal kairing baan parekanidane. Di subane Ida rauh di jabaan, lantaskacingakin tembok Idane masurat lantas baosinida tur lantas ngandika teken parekane, "Ih parekan, nyen ane surat di temboke?" <br> Matur i parekan saha nyumbah, "Inggih Ratu Anak Agung, sane manyurat puniki pianak Men Bekung mawasta I Bintang Lara. Punika sane nyuratin tembok Cokor I Dewa", keto atur parekane. <br> Lantas ngandika Ida Anake Agung, "ih iba parekan, yaning keto, kema alih I Bintang Lara ajak mai!" <br> "Inggih titiang ngiring sandikan Cokor I Dewa". Ditu lantas i parekan mapamit tur majalan. Tan crita di jalan. teked di umah Men Bekunge, lantas i parekan ngorahang pangandikan Ida Anake Agung. <br> -148-<noinclude></noinclude> gk6husfmxlv54qnnsusk1rbrah4ttkg Kaca:Puja Pancabalikrama.pdf/24 250 31177 116677 110805 2022-07-25T12:37:12Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>-23- Nihan paloeloekatan, ong poespapoedja, toemiba sirèng oe tara, wagé pantjawara gnira, banjoe midjil saking woekti, ram- boet goenoeng Mahaméroe ahireng mirir angalor, angiloken Ba- tara Stri, angloekat lemah, loekat dadi pasaban, midjil té- kang jona-joni. Ong tereh sahadjagat, sahatawan Brahma Wisnoe jalajika bawèt Roedra, apralaja tjéwanggaram namah swaha, 31a. Ong soedamala mari papa, wastoe sidi poedjankoe dirgajoesa pa- ripoernaja namah. Iti pangloekatan desmala dasamala: Moewah pangloekatan toempek wajang, ma. Ong Poekoeloen sira Padoeka Batara Wisésa ring boewana, makadi Sang Hiang Siwaradit tia sira wenang angroewata lara roganing djanma manoesa, dan dopadrawa, sangoet sangkala, mala patakaning djanma mancesa, papa klésaning awak sariraning djanma manoesa kabéh; kaleboe rana kagesenga, Kaloekat denira Batara Wisésa ring rat boewana kabèh; kapoenaha dénira Sang Hiang Siwaraditia. Ong soekamba- wantoe; ong lara moer tan ana kari; ong dirgajoe rastoe, ong soeba mastoe tatastos ; ong sidirastoe, ong sab ba ta a i, na ma si wa ja , ang oeng mang. Mantra kabotan, kreta djagat soetjija namah swaha. Mantra manjoeh, tirta pratjés soetjija namah swaha. 31.b Nihan kramaning sang sridanta, jan Anjawawédana, angadega- ken sanggah toetoehan, lamakana oedjoenganing pisang, wawaran apoepoesing liring, tja. rwang dandanan dèn adjangkep. Sakramaning tjaroe soetji ring sor.tja. tadah pabangkit, pras, pisang djati, kembang pahes, tadah soekla, toempeng goeling; toempeng pangiring. Sakramaning roentoetannja; pabangkit den agenep sahatepoeng ta- war, sagawoe, gelar sanga, sega ring wakoel, djangan kawali, roembah gilé sasak mentah dèn agenep, tekaning djeroania mwang getih, pentjok katjang, tjoetjoepan antiga 9 sadjeng sagetja. Ajwa tan pagoeroe jaga, njioe anjar mési beras 4 kilak, lawé satoekel. Ikang sawa angarepaken goeroejaga, mwang peras, moe- wah doeweg adanta, tjinangké wak pinaratiga isiana taron tan- tjebana wreti tjandana, beras sakilak pipis 225, lawé satoekel toempangana nioeh sasigar, goela sasiwak tjangkoking antiga, mawadah soemboe, lengekena salwiring minjak awangi dipakena 32a. doewegan Iswaratatwa, taron seeksma, hioeh paroe-paroe, gendi sadjnjana, soembos tikta, dipatma, déwandaros, tostoer. Hoemekas ta Dang Goeroe mamoedja parikrama ring sanggar ka- iring-iring-ana déning sawa. Rwa ikang Déwa poedjangkana,<noinclude></noinclude> r4ywi5pb7rs26pdhwtdje2r6m55c8fp Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/147 250 31181 116708 110210 2022-07-25T13:06:27Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110210 antuk [[Special:Contributions/Pertama yasa|Pertama yasa]] ([[User talk:Pertama yasa|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>milu ngajeng ajak rabinne Suud ngajengang tamiunne mapamit budal, saha nyalamin pengantene saking asihe matimpal. "Selamat menempuh hidup baru, selamet ngaianglang kulangun ngumbara desa, nanging apang selamet sukses masih mulih mawuwuh putra-putri ane mautama." Kenten timpalne pada makenyem. Gusti Ngurah matur suksma tur ngatehang teked di pamedaie Maninne Gusti Ngurah ajak rabinne ke Denpasar gumanti lakar ngalih tiket pesawat lan ngalapur ka Kantor Daerah BRI indike lakar pindah tugas di BRI Atambua. Makejang nyalamin Ian ngastitiang apang selamet dad! penganten Ian maan tugas anyar. Tiket pesawat mimbuh sangu acukupan masih baanga uli kantor saking pituduh Kepala Kantor Daerah. Liu patunjuk lan pawarahnyane mautama indik kahanane ane patut ka laksanayang di Atambua ane paek teken gumi Timor Leste ane enu dadi jajahan Portugis. Suud ngalapor Gusti Ngurah ajak rabinne mabelanja katoko meli tas, kosmetik saha ngajengang di restoran sawireh sampun tengai nganti jam roras siang. Di dina Saniscarane ibunne ngaenang banten anggon muspa mapamit ka Merajan Agung, ka Pura Puseh, Ian Pura Dalem nunas apang selamet nyalanang tugas dines di dura desa. Barang-barang ane lakar maba luas amung panganggo duang kopor, buku-buku mawadah dus duang koli, piranti masak muah upakara bebanten duang dus pada rapi matulis BRI. Montore ane lakar muat mani jam 4.00 tuah montorne Gusti Lanang Oka majanji nganter teked di lapangan terbang. Ane milu luas nyambil ngatehang Gusti Ayu Sri ka dunungane tuah ibu lan ajinne muah Gusti Ayu Darsini Ian Made Sinar. Gusti Biang Ngurah repot matetamped ngajak Pan Kobar lan kurenanne, saha ngalanturang upacarane ngalemekin. Pstenge sayan sepi nanging Gusti Ngurah Darsana lan rabinne enu 145<noinclude></noinclude> at3dct6eqgyhuic7az895q48ooh02uv Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/148 250 31183 116709 110211 2022-07-25T13:06:50Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110211 antuk [[Special:Contributions/Pertama yasa|Pertama yasa]] ([[User talk:Pertama yasa|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>mamilah milah kado ane lakar baanga Made Sinar muah reramanne. Aji, ibu Ian rai-rainne masih lenggut reraosanne satmaka ngetogang tresnane sawireh buin mani lakar kalahina luas job. Rasa kuangan lemah, petenge magaang ngoros jaum jame maputer alon nganti tengah lemeng. Teng, munyin jam temboke ping pisan nyiriang sampun jam satu, ngedas lemahang. "Beh, suba jam satu, jalan ja rerenin malu apang cening pada maan masare ajebos. Jam empat suba patut mataki-taki lakar luas," Ajinne matangi lantas ka kamarne merem. Pengantene muah ane lenan mabriuk matangi lantas pada ngungsi kamarne suang-suang. Jam empat makejang pada matangi masiram, saha mapayas lantas ka merajan muspa. Panyeroane sampun sayaga ngae wedang kopi lan susu sawireh montore masih sampun ngebel ngawangsitin. Magesoan pada ngawedang lantas pesu menekang barange ka montore Sesampune pada menek malinggih di korsine maseksekan, montore lantas alon-alon majalan ninggai desane ane sepi, dingin kasayongan nuut margane makelak-kelok. Panumpange saling ayag-oyogin. Ada masih ane enu klap, utawi mapi-mapi kiap apang maan nyeleleg yen kabenengan ngajak gelann& Krenete maslh mllu uig, tundak-tunik ngajak dagange ane dadi langgananne Ratna Dumllah amung kenyem ningalln undukne. "Ning Ratna, kenken suba payu ngaba jejaitan samplan entale?" "Sampun Ibu, nika sane mawadah dus sareng piranti masake sami. Sira uning yen derika ten wenten sameton Bali genah tiang melajah. Yen busung minab akeh, samplane niki anggen contoh, ten kenten Tu Ngurah? Yen barang pecah belah menawi dados numbas decikar" Ratna Dumilah nundikin rabinne 146<noinclude></noinclude> kdntljr7qdr733n92d4vlm2kb70bnd0 Kaca:Kembang Rampe Kasusastran Bali Purwa Buku 1.pdf/159 250 31196 116656 110332 2022-07-25T12:26:32Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Tudpartha" /></noinclude><center>'''KAPUSTAKAN'''</center> Satua-satua sane mungguh ring buku Kembang Rampe puniki, samian drewen Gedung Kirtya ring Singaraja, tur sami ngranjing golongan IV b. miwah VI b. Nomer-nomer cihna drewen Gedung Kirtya punika, sa- kadi ring sor puniki : 1. I Siap Badeng No. 1638 2. I Kidang teken I Cekcek No. 1973 3. Sang Lutung teken Sang Kekua No. 1717 4. Sang Muun ring Sang Lanjana No. 1709 5. I Baluan No. 209 6. I Tuung Kuning No. 1646 7. Pan Tuung Kuning teken Men Tuung Kuning No. 1963 8. I Botol teken Sang Samong No. 1935 9. I R a r e a n g o n No. 1637 10. I Bawang teken I Kesuna No. 1303 11. I Crukcuk Kuning No. 1643 12. Pan Angklung Gadang No. 1313 13. I P u c u n g No. 2040 14 Pan Belog No. 1938 15. Men Tiwas teken Men Sugih No. 1328 16. I Bagus Diarsa No. 1753 17. I Galuh Payuk No. 1961 18. I Brakah No. 1752 19. Ni Wayan Waluh No. 2117 20. I Rare Sigaran No. 1960 21. I Sigir, Jlema tuah asibak No. 2075 22. Tosning Dadap tosning Presi No. 1719 23. I Dempuawang No. 2021 24. I L e n g a r No. 1664 25. I Bintang Lara No. 1944<noinclude></noinclude> kgnogcfgml5wynqu0vfuv6tibtcezby Kaca:Kembang Rampe Kasusastran Bali Purwa Buku 1.pdf/165 250 31204 116657 109927 2022-07-25T12:27:16Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Ni Luh Septiani" /></noinclude><center>'''KAPUSTAKAN'''</center> Satua-satua sane mungguh ring buku Kembang Rampe<br> puniki, samian drewen Gedung Kirtya ring Singaraja, tur sami<br> ngranjing golongan IV b. miwah VI b. Nomer-nomer cihna drewen Gedung Kirtya punika, sa-<br> kadi ring sor puniki : 1. I Siap Badeng No. 1638<br> 2. I Kidang teken I Cekcek No.1973<br> 3. Sang Lutung teken Sang Kekua No. 1717<br> 4. Sang Muun ring Sang Lanjana No.1709<br> 5. I B a l u a n No. 209<br> 6. I Tuung Kuning No. 1646<br> 7. Pan Tuung Kuning teken<br> Men Tuung Kuning No. 1963<br> 8. I Botol teken Sang Samong No. 1935<br> 9. I R a r e a n g o n No. 1637<br> 10. I Bawang teken I Kesuna No. 1303<br> 11. I Crukcuk Kuning No. 1643<br> 12. Pan Angklung Gadang No. 1313<br> 13. I P u c u n g No. 2040<br> 14 P a n B e l o g No. 1938<br> 15. Men Tiwas teken Men Sugih No. 1328<br> 16. I Bagus Diarsa No. 1753<br> 17. I Galuh Payuk No. 1961<br> 18. I B r a k a h No. 1752<br> 19. Ni Wayan Waluh No. 2117<br> 20. I Rare Sigaran No. 1960<br> 21. I Sigir, Jlema tuah asibak No. 2075<br> 22. Tosning Dadap tosning Presi No. 1719<br> 23. I D e m p u a w a n g No. 2021<br> 24. I L e n g a r No. 1664<br> 25. I Bintang Lara No. 1944<noinclude></noinclude> 2qo9i0mmft19q7wdor79oknlne7hfkp 116659 116657 2022-07-25T12:27:34Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Ni Luh Septiani" /></noinclude><center>'''KAPUSTAKAN'''</center> Satua-satua sane mungguh ring buku Kembang Rampe puniki, samian drewen Gedung Kirtya ring Singaraja, tur sami ngranjing golongan IV b. miwah VI b. Nomer-nomer cihna drewen Gedung Kirtya punika, sakadi ring sor puniki : 1. I Siap Badeng No. 1638<br> 2. I Kidang teken I Cekcek No.1973<br> 3. Sang Lutung teken Sang Kekua No. 1717<br> 4. Sang Muun ring Sang Lanjana No.1709<br> 5. I B a l u a n No. 209<br> 6. I Tuung Kuning No. 1646<br> 7. Pan Tuung Kuning teken<br> Men Tuung Kuning No. 1963<br> 8. I Botol teken Sang Samong No. 1935<br> 9. I R a r e a n g o n No. 1637<br> 10. I Bawang teken I Kesuna No. 1303<br> 11. I Crukcuk Kuning No. 1643<br> 12. Pan Angklung Gadang No. 1313<br> 13. I P u c u n g No. 2040<br> 14 P a n B e l o g No. 1938<br> 15. Men Tiwas teken Men Sugih No. 1328<br> 16. I Bagus Diarsa No. 1753<br> 17. I Galuh Payuk No. 1961<br> 18. I B r a k a h No. 1752<br> 19. Ni Wayan Waluh No. 2117<br> 20. I Rare Sigaran No. 1960<br> 21. I Sigir, Jlema tuah asibak No. 2075<br> 22. Tosning Dadap tosning Presi No. 1719<br> 23. I D e m p u a w a n g No. 2021<br> 24. I L e n g a r No. 1664<br> 25. I Bintang Lara No. 1944<noinclude></noinclude> 6oyb7ktgb1x40jtt9ym3myyt5ug6slc Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/225 250 31230 116749 110317 2022-07-25T13:35:41Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110317 antuk [[Special:Contributions/Pertama yasa|Pertama yasa]] ([[User talk:Pertama yasa|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>purnama, tilem, prawani, Kajeng Kliwon Ian nuju rerainan gumi lenan. Maka pamupulan pitresnane kategul ben putrane kang kinasih. Kenten masih Meina tresna baktine taken Gusti Ngurah ajak rabinne, kasinahang ben katulusanne ngempu okanne, Gusti Ngurah Anantha Bhuwana. Napi buin balesan suratne Yan Galang ngabarang kaliangan manahne sawireh Gusti Ngurah sida matemu Ian nuduk adinne di Kupang. Pangaptine tuara len apang raganne enggal matemu lakar ajaka ngetut pak dr. Nurja ane sampun nyelametang dewekne uli Belong ka Cakranegara. Salam uli bapanne. Pan Kobar Ian Wayan Rempuh ngape-ape apang Meina nyak bareng ajak Wayan Galang di Cakranegara. Nika awananne Meina ten nyidayang ngampet yeh paningalanne paketeltel memaca surat belinne. "Bu Ratna, pidan kone tiang nyidaang matemu ajak belin tiange. Napi kari suwe upacara otonan Gung Nantha? Utawi Gung Aji pindah uli deriki?" Aturne Meina sendu. Ratna Dumilah ngusuh-usuhin Meina. Raganne masih meled mulih ka Sengkol. "Nah, miribne tusing makelo Meina. Kayang otonne. Gung Nantha tiang lakar cuti nang duang minggu mulih ka Bali terus ka Lombok. Nyen nawang beline Wayan Galang payu nganten ditu. Apa buin jani tiang suba dadianga mulih ka Sengkol lakar ngidih pelih saha ngajak Gung Nantha matemu ajak papuqne," baosne Gusti Ngurah patutanga taken rabinne ane makenyem padelengdeng yeh panonne merasa bagia. "Beeh yen kenten manawi sida tiang ngalih bapak tiange dr. Nurja di Singaraja." "Meina, unduke ento perlu keneh-kenehin apang melah. Apang tusing nyet Meina ngalih I Bapak ulian tresna, ngawenang kulawarganne dr. Nurja dadi berantakan. Melah patut selehin malu, apa saja raganne merasa ngelah panak utawi magelan ajak memene? Tiang lakar nunden 225<noinclude></noinclude> cylcooc9djxy0iyz16fukyikjs97roc Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/227 250 31234 116750 110296 2022-07-25T13:36:44Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110296 antuk [[Special:Contributions/Damayantidwi|Damayantidwi]] ([[User talk:Damayantidwi|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>tiang di BRI," aturne Meina mara metek gajihne. "Nah, terima ja Meina!" "Tuyuh Meinane lebihan teken ento. Buina awak bajang perlu ngelah baju pa sehan, perlu kosmetik yen nuju sembahyang misa ka gereja. Nah yen enu masisa dadi masih tabungang anggon serep dikaduriane," pituturne Ratna Dumilah. Berat rasanne ia narima gajihne sawireh napi kaperluanne sampun makacukupan derika. Sajabaning tamu para istri pegawene di kantor Ian Ibu Made, ibu Cenik uli asrama tentara ada masih Ibu Sukirno agen roko kretek cap Kuda di wilayah Timor ane mepes malali kumah dinesa Bu Kirno sujatinne asalne uli Lombok ane nganten ajak pak Kirno kantenan Raden Nuna misanne dugase di Belong. Di umah raganne nika Lale Dumilah taen das prekosana taken misanne ane ngawenang raganne sengit kayang jani. Nanging Bu Kirno ane dugase bajang madan Hendun mula penter ngomong Ian someh masewaka. Napkala rabinne torne ka desa ane joh, Bu Kirno teka matamiu. Ratna Dumilah sedeng nyirepang okanne, Ian Meina sedeng ngumbah di semer mara suud nyakan. Mula caluh raganne nyrogjog negak di kamar tamu mara tawanga Ratna Dumilah ada di kamar. "Dik Milah, tumben suung ten ada tamiu. Tiang mabuaka meriki, ada perlu lakar ngorta. Makelo ten taen singgah, tiang mara ngabaang pengecere roko. Bapakne sibuk di kantor, barange telaat teka grunyunga ben para agene ngalih jatahne sepanan ngabaang." "Ooh mbok Hendun, silak melinggih, tiang mara nyirepang Nantha," pasautne Ratna Dumilah saha pesu uli kamare lantas negak nganemin tamiunne. Meina mareren ngumbah lantas ngae teh dadua abaanga tamiune. Bu Kirno nyarere Meina sada kenyem. 227<noinclude></noinclude> 4a0fk0himc3auq33iknii66xenau72k Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/216 250 31259 116745 110315 2022-07-25T13:32:49Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110315 antuk [[Special:Contributions/Pertama yasa|Pertama yasa]] ([[User talk:Pertama yasa|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>nulungin ngalihang salinan ijazah perawatne Marieta ane hilang. Sesampune salinan ijazahne bakatanga Marieta lantas katerima dadi perawat di Rumah Sakit Kupang. Emon Bello ane gegaenne sesai mabuk, di pelabuhan katangkep sedeng pesta cocain ajak timpal-timpalne. Uli sel polisine ia melaib ajak tahanane lenan ajaka telu saha senjata api limang pucuk. Dasar laad tentra Belanda masalah senjata ia mula terampil. Biur polisine ngalihin nanging ia tuara katepuk. Ada ane ngorahang timpalne ane ajaka mula, asalne uli Timor Timur. Mula kenten caranne ngalih senjata, mabuaka nyopet, ngamaling apang katangkep polisi. Lantas sesampune matahen mara ngalih daya-upaya apang nyidaang kabur sambiiang ngaba senjata uli asrama. Akudang Polres Ian Polsek ane sampun kena tipu buka keto. Nah sesukat Emon Bello kabur, Marieta takut di kontrakanne lantas pindah nongos di panti asuhan ajak panakne. Makejang nyayangang sawireh Marieta Victoria mula trampil, demen nulungin anak ten medaang timpal sugih, lacur. Panakne mula jegeg, moleh, jemet maplalian ajak timpal-timpalne Tuah mula Meina padidi ane dadi ubad kenehne. Nanging ia tuara bani ngoraang yen bapakne ane sujati tuah dr. Nurja uli Bali. Nika awananne ia ngae surat wasiat apang sampeanga olih sustere teken Meina yen ia sampun dewasa, matuuh sawatara 17 tahun. Kenten Gusti Ngurah nutugang mamaca surat riwayat hidupne Marieta Victoria. "Beh, Bu Marieta mirib merasa yen umur dewekne tusing lakar nuuh ngempu pianakne saking tan pegate nandang sengsara. Nanging keweh ngalih anak ane saja pageh mayasa, tan surud manting tulang gumanti apang nyidang ngyasayang pianak." Gusti Ngurah nolih rabinne ane padelengdeng yeh panonne. Pangrasanne patuh yen ane maksudanga madan Leonardo Tondoan tuara len tuah Wayan Galang ane anggona panak teken Pan Kobar di Cakranegara. Poto ane tinggalanga teken 216<noinclude></noinclude> e6ojs4vw0npxmq01bs39r5yh01eedd9 Kaca:Gita Ning Nusa Alit.pdf/215 250 31262 116744 110314 2022-07-25T13:32:10Z Siti Noviali 151 Ulihang révisi 110314 antuk [[Special:Contributions/Pertama yasa|Pertama yasa]] ([[User talk:Pertama yasa|pabligbagan]]) proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Siti Noviali" /></noinclude>Belandane makejang. Kayang dr. Nurja masih kagediang, kasengguh mata-mata Belanda. Makejang melaib ngulah laku nyelametang dewekne suang-suang. Marieta Ian pianakne mabelasan. Kurenanne masih hilang, mirib mati di perkebunan. Kabenengan ada pegawenne masih pensiunan KNIL ana nyelametang Marieta, ngajakin numpang kapal barang ngangkut muatan uli Labuhan Haji ka Kupang. Saking bingungne Marieta cunut nutug panyelametne tuara len tuah Emon Bello. la luas tan pabanda, tuara ngajak pianak, amung ngaba awak Ian panganggo ane neket di awakne dogen. Dasa dina makelonne malayar mara teked di Kupang. Ongkos kapal, panganan Ian inuman di kapal makejang katanggung teken Emon Bello. Kenten masih di Kupang ia ane ngajak nyewa umah bareng sambilang ngalih gae. Emon dadi kuli di pelabuhan Ian Marieta nyobak dadi pembantu tukang cuci di rumah sakit. Taen dewekne nglamar dadi perawat, nanging ten katerima sawireh ijazah perawatne sampun ilang di Belong, la mabudi mulih ka Rote nanging ten baanga teken Emon Bello. Malah uli mara teka ia ngaku-aku makurenan ajak Marieta ane sedeng melingang panakne. Marieta nyerah ten nyidayang makelid sawireh ia masih perlu ngengkebang belingan ane ten ada ngakuin. Galahe niki anggona melah teken Emon lakar meres Marieta apang nyak maang pipis yen katuju ia mamotoh, mamunyah Ian ngalih lonte di pelabuhan. Yen ten baanga pipis pragat ia ngentekang jasanne nyelametang dewekne. Yen ten kenten ia lakar mocorang yen belinganne maan ulian mamitra. Marieta sedih, nyelsel dewekne sai nemu sengsara. Sesampune lekad panakne ane kadanin Meina Victoria, Marieta lantas pindah magae ka panti asuhan, nulungin ngurus asrama Ian mantu dr. Alex Theo di poliklinik panti asuhane. Saking sayangne para sustere di panti asuhan, dr Alex ane alumni kadokteran Surabaya, 215<noinclude></noinclude> eiqqv8c8xxtbkfnv8mucc9w1ila41kh Kaca:Aneka-Warna Tjakepan Kaping Kalih, Pepaosan Bali Kesoerat Antoek Aksara Belanda.pdf/4 250 31331 116685 111371 2022-07-25T12:50:57Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude><center>1. MARMER.</center> Marmeré totonan soroh batoe, nanging katosan. Anaké ngalih marmer ngebét ditanahé. Marmeré ané marǎ ebéta gobanné boekǎ batoené. Sesoebanne megebeg marǎ aloes toer mekenjah. Jén marmeré lakar anggona médjǎ, penoekoeb moeah ané lén-lénan, patoet kewangoen maloe, djenengné sekeneh anaké ngeé, paspasinǎ, toemoeli gebega apang aloes; jén soebǎ kéto, mara mekenjah. Goban marmere mendah-endahan; adǎ ane peloeng, kelaoe, poetih, selem, barak moeah ané len-lenan. Marmeré ané melah gobanne poetih. Lioe goenan marmeré, dadi anggon boengan medjǎ, djoebin (penoekoeb), togog (artja) moeah goeli. Ada boein barang ané gobanné boekǎ marmeré, melakar baau semén tegél moeah moesaik. Goenan moesaiké masih patoeh boekǎ goenan marmeré, dadi anggon djoebin, pepajasan témbok, moeah ané lén-lénan. <center>2. NJAWAN.</center> Njawané nongos mepoendoeh-poendoch dadi agook wiadin dadi akoengkoengan. Njawané akoengkoengan teloeng, soroh; adǎ njawan ané gegaénné ngajahin dogén, ratoening njawan tekén moeaninǎ. Njawan pengajahé lioenné penjioean, toer mekedjang loea. Ratoen njawané paling gedénǎ, masih loeǎ. Tjadik tjanggemné ané bedoeoeran ento anngonǎ njegoet apan-apan, ané bétenan anggona ngisep madoe diboenga-boengané. Matanné boekǎ matan tjapoengé, tongosné digidatné. Kampidne patpat mekedjang tipis toer aloes. Batisne nemnem, tjerik toer bawak patpat, gédenan toer dawa dadoeǎ, tongosné doerian; batisne ané gedé totonan meboeloe lioe, boeina dipaanné mebolong, djenengné boetjoe teloe. Goenan<noinclude></noinclude> 5mdkhiw1ecrajwcxyy7uhitq3jc8e20 Kaca:Aneka-Warna Tjakepan Kaping Kalih, Pepaosan Bali Kesoerat Antoek Aksara Belanda.pdf/7 250 31343 116686 111315 2022-07-25T12:51:39Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>{{center|6}} {{center|5.I KELIOED TEKÈN I TERAGIA.}} Adà anak tjerik meadan I Kelioed. Iǎ mesekolah, nanging majoes pesan meladjah. Mekirē kesekolahan toesing pati mandjoes, pepes ngelengit, toesing pati masoek kesckolahan. Oeli djoemahnē semengan iǎ soebǎ mekinkin lakar kese- kolahan, toer pepek ngabǎ sepirantining mesekolah. Boeat pekaadnē oeli djoemahnē singdǎ kesekolahan, nanging nge- lingkoeng ketjarike, wiadin melali koemah pada timpal-tim- palnē, anē gegaēnnē ngalih djangkerik moeah ngadoe dajǎ tan patoet dogēn. Pepes pesan mēmē bapannē ngelēmēkin I Kelioed, masih toesing roengoeangē. Doning kēto, ngam- boel mēmē bapannē, depininē pianaknē ngoelah lakoe. <br> Ketjerita boein ada anak tjerik meadan I Teragiǎ, masih mesekolah toenggal pesekolahan teken I Kelioed, toer seba- rengan masoek. Jan boeat I Teragiǎ singdǎ keto solahnē; anteng, pesan iǎ mnasoek kesekolahan. Sepengadah mēmē bapà moeah goeroennē mekedjang resepangǎ. Seloeiring pe- peladjahanē, anē peladjahina disekolahanē, mekedjang toearǎ ada anē toelēmanangǎ. Boeat gegaen dijoemnahnē masih iǎ keto. Doning kēto, mekedjang goeroennē padǎ teresnǎ, mēmē bapanē padǎ njajangang. <br> Sesoebannē I Teragiǎ lepas oeli pesekolahannē, iǎ ngalih gegaēn, toer mebaan pangkat dadi djoroe soerat. Jan moeng- goeing I Kelioed, edǎ boein peragat pasekolahannē, tjetjekko, toearǎ tawangǎ. Wesannē iǎ dadi djoroe djagǎ soerat dikantor, ditongos I teragianē dadi djoroe soerat. <br> Noedjoe dinà anoe I Kelioed toendēnǎ ngabǎ soerat baan I Tergiǎ medoeloeran pipis pitoeng ringgit, lakar katoer tekēn manteri poelisinē. Setekannē didjeron manteri poelisinē, soe- ratē aloerangǎ, nanging pipisne toesing. Sesoēbannē manteri porlisinē matjǎ soeratē, lantas metakon tekēn anē ngabǎ soeratē: ,, Ih, kelioed! Didjǎ pipisē anē pitoeng ringgit, papēt djocroe soeratē?" Matoer I Kelioed: .. Tan wenten pisan wēnten dijinah baktan titiang mesarengan ring soerat<noinclude></noinclude> io5a012r9goa88anmhbfdqs3h1bwy6a Kaca:Aneka-Warna Tjakepan Kaping Kalih, Pepaosan Bali Kesoerat Antoek Aksara Belanda.pdf/8 250 31345 116687 111272 2022-07-25T12:52:07Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="IPutu Dirga" /></noinclude>7 poenikă". Kerană I Kelioed matoer kēto, kadēnă pipisē ento toesing moenggah disoeratē. Ngendikă boein manteri poelisinē: ,, Kēnkēn dadi dini disoeraē moenggah medoeloeran pipis pitoeng ringgit toer moenggah tjai anē ngab? Edă pesan tjai linjok! Jan tjai toeară njak ngakoe pepatoetan, djani itjang noendēnang metakon tekēn djoeroe soeratē, sadjă tan sadjannē boekă anē moenggah disoeratē tēnēnan. Jan tjai soebă ngakoe, singdă adă salahă anakē ngakoe". Mară kēto pengendikan manteri poelisinē, lantas iă ngakoe, toer pipisē pitoeng ringgit laoet atoerangă. Dēning I Kelioed sinah djalema doersilă, ditoe lantas iă kedjoek baan oepas manteri poelisinē, toer ketalinin, atoeranga kepekentjan. Doegasē dipekentjan I Kelioed noenasang raos, baanē manteri poelisinē ngendikaang toesing adă salah anakē ngakoe. Mară kēto atoer I Kelioedē, lantas ngendikă Sang Keretă sinambi itjă: ,,Boeat entoē sadjă pesan Kelioed! Anakē ngakoe toesing adă salahă. Nanging keranannē tjai mai atehangă kepekentjan, baanē tjai mekeneh ngelem pepaēt. Ento anē lakar emasin tjai sisip". Mară kēto pengendikan Sang Keretă, I Kelioed singdă ngelah atoer. Pemeragat raosē, I Kelioed kebogolang teloe boelan mekelonnē. Ditoe iă njelsel dēwēk sambilangă ngelimjd pedidihină, kēnē moenjinnē:,.Eh, latjoerē sing pesan dadi kelidin, bagianē toesing dadi alih. Jēn anē maloe antengang ibanē meladjah, mirib singdă nepoekin anē boekă djani; mēh soebă dēwēkē dadi djoeroe soerat. Djani kadoeng soebă kēnē, kēnkēnang baan ugilangang djelēnē. Boeină ento tan pegoenă selselang pang mekelo, kadoeng soebă laboeh. Jēn oeli maloe pinehin lakar djelēnē, pedas melahē bakal tepoek. <center>4. KAMBENGAN (AMBENGAN).</center> Ambengan poenikă soroh padang. Daoenipoenē pandjang- pandjang, tipis toer tadjep moentjoekipoenē. Pandjangipoenē sewetară amēter. Roepan ambengan poenika jan kantoen<noinclude></noinclude> 4mr9m0u9p3t326mmtyu3yxf9oj7smv3 Kaca:Warna Sari Tjakepan Bali Sastera Belanda.pdf/6 250 31346 116678 110763 2022-07-25T12:39:04Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Ni Wayan Antari" /></noinclude> {{center|6}} Papoeă moeah wong Dajak toeară mepenganggo, anē anggonă toewah tjetjawet. Tjawetē totonan gaēna adji kelopēkan koelit kajoe. Kambenē gaēnă adji benang ketoenoen. Tjatjakan perabot toenoenē, loeirē: tjagtjag, pandalan, belidă, serat, soempil, por, peleting, toendak, djeriring, seleran, moeah anē lēn-lēnan. Benangē anē lakar toenoen goeloengă adji oelakan. Perabot ngoeloeng oendar mocah djanteră. Ngoeloeng benangē ento keada- nin ngelijing. Benangē anē lakar lijing pentang maloe djoendarē. Oelakanē tongosang didjanteranē, anggon negoelang tanggoen benangē. Djanteranē lantas linde- rang, kanti telah benangē megoeloeng. Sesoeban benangē melijing, lantas antih. Soewoed ngantih, ngelikas; mară benangē totonan warnain. Benang lelikasanē ento lakar pakan. Sesoeban benangé ento mewarnă, boein lijing- Peletingē anggon wadah lelijinganē. Benang lakar dijinē kegoeloeng adji oelakan. Benangē nē anjinin maloe. Piranti panganjinanē, loeirē: penganjinan, oelakan moeah oeter-oeter. Soewoed nganjinin, benangē doedoeka akatih- akatih, ketjelepang disong seratē kanti telah; lantas nja- sah toer ngoeloeng adji pandalan, aoegin seleran moeah anē lēn-lēnan. Ditoe mară anaké njoemoenin noenoen. {{center|3. MEKĂ.}} Adă anak goenoeng ngelah pianak moani, madan I Tolē. Sedek dină anoe Pan Tolē loeas kenegară, mebelandjă megenepan. Ditoe iă masih meli mekă dadoeă. Sesoebannē iă soewoed mebelandjă, lantas moelih. Soebă konē neked djoemah, mekanē sedēdēgangă sig tembok balē gedēnē. I Tolē mară ningalin adă mekă, laoet ia memekă. Ia ngoesap moeannē, lawatnē masih miloe ngoesap moeă. Mara iă kedēk, lawatné masih kedēk. Iă ngēwērin, masih toewoetangă kēto. Kesoeēn-soeēn I Tolē sengitan, ban separi polahnē toewoetangă, kadēnă anak lēn anē ngoelgoel dēwēknē; laoet ia ngeling goar-goar, nesadoe tekēn mēmēnnē. Mēmēnnē ningeh pesadoen<noinclude></noinclude> pwe9zvkngkcdmt8wmhyrkqvxmzitb63 Kaca:Warna Sari Tjakepan Bali Sastera Belanda.pdf/9 250 31352 116679 111316 2022-07-25T12:39:51Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>{{center|9}} dilangité lioe adă bintang, nanging dinoedjoe lemahe ngenah bintang njang abesik, réh soenaran bintange ento kalahangă teken soenaran matanaine. Dikénkéné noedjoe peteng masih ngenah boelané. Tjai nawang ané keadanin tanggal, pengelong, tilem moeah poernama? Jén imba- ngang boelan teken-matanainé, gedinan sanget matanainé. {{center|6. PANTOEN.}} Jan moenggoeing tetandoerane sané keoetamajang pisan antoek iwong Bali ,,pantoen” Genahé nandoer pan toen poenikă bojadja ring tjariké kéwanten, tegal péga- gajane taler ketandoerin. Tjariké sané patjang keteng- gala poenikă kebetengin doemoen, mangdi mes. Sedjă wining ketenggală, taler kelampit kalih kepelasah tjarik poenikă. Seoesan melasah, raris ketandoerin. Pantoené sané pinih betjiké manggén boelih inggih poenikă sané tjitjih, semalih tanwénten betjik ketandoer tebel-tebel pemoelaanipoen. Sané sampoen-sampoen memargi pan- toené sané mentik ring sisian agengan lingsehanipoen, seantoekan akéhan polih lelemekan bandingang ring sané tengahan. Saking waoe nandoer djantos pantoen poenikă koening wetari.petang sasih. Anakeé iriki jen nganji pan- toen nganggén anggapan, Sesampoen pantoené keanji, raris kedepoekin kalih ketenahin. Petang depoek keda- dosang atenah. Kalih tenah kedadosang ategen. Jén mekadjang nganggén koedă pondongan, koedané asiki dados pondongin ngantos limang tenah. {{center|7. OEKOE MOEAH DINA.}} Lioen oekoené adă teloeng dasă, loeiré: Sintă, Landep, Oekir, Koeantil, ....... (lantasang sambat!) Aoekoe adă pitoeng dină. Anaké metampiang oekoe sebilang Redite. Adan dinané ané pepitoe, loeiré: Redité, Tjomă, Anggară, Boeda, Werespati Soekeré moeah Sanistjară. Ento keadanin ,,saptă wară.” Sedjawining saptă wară.<noinclude></noinclude> k30c7cxnv9ddnalkk4mb36cbp58devj Kaca:Warna Sari Tjakepan Bali Sastera Belanda.pdf/10 250 31355 116680 111319 2022-07-25T12:40:48Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>{{center|10}} adă boein pantja wară, loeiré: Oemanis, Paing, Pon, Wage, Keliwon. Sapta ward moeah pantja warané ento keangkepang. Jén djani Tjoma Oemanis, mani Anggară Paing, boein poean Boeda Pon, boein teloen Werespati Wage, boein pitoeng ding Tjoma Pon. Boein patsasoer dină temoe gelang Tjoma Oemanis. Dinané anggonă rainan, loeiré: Anggară Kasih, Boedă Wage, Boedă Keliwon moeah Toempek. Ané keadanin Anggară Kasih, Anggară noedjoe Keliwon Toempeké ento noedjoe Sanis- tjara Keliwon. Toempeké adă nemnem, loeiré: Toempek Landep, Toempek noedjoe oekoe Landep, rainan sarwă sangdjaté. Toempek Wariga, rainan pengatag tanem toewoeh taoenan. Toempek Koeningan, rainan Koeningan. Toempek Keroeloet, rainan sato mebatis dadoea, Toem pek Oejé, rainan sato oeboehan mebatis patpat moeah Toempek Wajang, rainan wajangé. {{center|8. ANAK TJERIK MERESET.}} Adă anak tjerik mesekolah madan I Gerépé. Iă meré- sét pesan, asing tingalină barang ané soekat demenină, laoet djemakă; apă boein: jén iă negak, soebă toesing ngojong-ngojong limanne. Ban toemanné I Gerépé keto, medjalanko masih limanné toesing ngo- jong-ngojongă, papak djemakă Sedek dină anoe noedjoe moelih oeli sekolahan, didjalan. iă ngaoet-aoet don asem sambilangă momong-omomgan adjakă timpalne. Jén knenken bajă, saget I Gerépé ge taktak ngeling sambilanga adoeh-adoeh. Ditoe timpalne pada njagdjagin, nakonin oendoekne ngeling. I Gerépé toeară bisă mesaoet, ketoengkoel naanang sakitné; sajan mekelo sajan njelékang moeanné. Mară delokina teken padă timpalne, tongos I Gerépe ngacet don asem, meke djang geloe ningalin, Saget adă lelipi gadang melilit di- tjarang asemé. Ditoe pada timpalné saasa nimpoegin lelipiné totonan kanti mati. Lantas I Gerepe gandongă Koemahné. Setekanné djoemah, mémé bapanné tengke<noinclude></noinclude> q2z45zi4e6dfid053stcrp5nc9horjw Kaca:Aneka-Warna Tjakepan Kaping Kalih, Pepaosan Bali Kesoerat Antoek Aksara Belanda.pdf/17 250 31358 116690 111318 2022-07-25T12:54:48Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>{{center|16}} kolahan, raris marekan ring poeri, keanggēn sedahan ring poerian. Saponikǎ ketoetoeranipoen. {{center|9. TOEKANG DJAIT.}} Moenoesanē mekedjang patoet nagnggon kamben, saboek oe- deng, moeah badjoe, apangǎ pedēwekannē toesing pati kege- ringan, toer ngeranjing koetaman tatǎ keraman anakē dadi menoesǎ. Di-Bornēo adǎ bangsǎ Dajak, anē tondēn nagnggon kamben, wirēh ento mekedjang tondēn bisǎ ngaē penganggo. Penganggon anakē di-Bali: kamben, oedeng, badjoe; saboek, sapoet, tapih tekēn tengkaloeng; djani soebǎ lioe anakē di- Bali nagnggon tjelanǎ. Penganggon anakē di-Bali soemasat patoeh tekēn penganggon anakē di-Djawǎ, sekēwalǎ anakē Djawǎ anē moeni kekambenannē njerēbēt boekǎ kekambenan anak loeh. <br> Penganggon Belandanē anē moeani: topi, badjoe, kemēdjǎ saboek, tjelanǎ dawǎ, kaos tekēn sepatoe. <br> Penganggon njonjahē: badjoe,topi tekēn japon; ento me- kedjang pegaēn toekang djait. Oedang, kamben, saroeng, tapih tekēn tengkaloengē ento singdǎ pegaēn toekang djait. <br> Toekang djaitē njait nagnggon piranti anē adaninǎ mesin penjaitan; nanging adǎ masih anē njait nganggon limǎ do- gēn. Imaloean sing adǎ mesin penjaitan; dadi mekedjang pe- nganggonē djitǎ adji limǎ dogēn. Djani djedjaitan limanē toesing pati kanggo, keranǎ boeat kemelahannē moeah kebe- tjatnnē kalahangǎ baan djedjaitannē nagnggon mesin penja- itan. Ento kerananē toekang djaitē jēn njait nganggon limǎ dogēn, pedas pekolihnē toesing mesaih tekēn ketoejohannē. Toekang djaitē anē soebǎ doeeg njait nganggon mesin toer bisǎ ngae pepotongan badjoe anē padǎ moepahang ngaē badjoe, tjelanǎ moeah kemēdjǎ. Toekang djaitē anē boekǎ kēto maan oepah lioe- lioe. Jēn mekeneh dadi toekang djait anē doeg, petoet me-<noinclude></noinclude> iasmw9bhfmmrbky955258nemue06w98 Kaca:Warna Sari Tjakepan Bali Sastera Belanda.pdf/13 250 31359 116681 111355 2022-07-25T12:41:42Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>{{center|13}} adā kekolongan bisa antjog-antjog.” Bapannē kedēk kanti simpatan, ban tawah petakon pianaknē, lantas iā mesaoet: ,,Anē tawah-tawah takonang tjai. Nē poh paitjan Idā Betarā oeli soeargan, anē manisnē toearā adā padā digoeminē tēnēnan. Keranā bapā kitjēn tekēn Idā Betarā, banē bapā djemet megarapan. Njēndjē anē djemet ngalih gegaēn, pedas iā kitjēn poh soeargan.” “Mesaoet I Koepit: ,,Tiang oeling pidan soebā djemet pesan ngopin bapā megarapan, ngoedā tiang toesing kitjen? Jan pinih beneh peitoengan tiangē, pohē ento djalan doem bareng-bareng, apang tiang nawang asannē, - Boein mesaoet bapanne: ,,Tjai toesing wenang naar pohē nē, rēh adā pengandikan Betara tekēn bapā; jēn bapā ledjeh mekidihang pohē nē, pedas bapā mati.” Ketjeritā djani sesoebannē padā soewoed mepomongan keto, lantas bapannē ngebah diampikne, sagēt poeles geris-geris, ban tisnē sirsir angin. Marā tingalina tekēn I Koepit bapanne poeles, lantas iā njemak pegemgem, bakal anggona ngaboet batoen salakan bapannē, ane orahanga poh paitjan Betarā Kalā ento saasā iā ngaboēt; nanging njaoeh band njatoet, bantas babak. Marā asenā sakit, lantas bapannē ngerēdag bangoen kepoe- poengan toer nindjak I Koepit kanti ngeling gelalang- geliling. Kēto ketoetoeran anakē demen ngoejonin anak. {{center|12. PEKARANGAN OEMAH.}} Oemah anakē di-Bali lioenan anē ngelah pekarangan. Wangoen pekarangan oemahē ento merepat dawā, keiderin baan tembok. Pekaranganē anē sedengan anak akoeren, keadanin asoeloeh balangan. Karangē asoeloeh balangan keloemberahanē keseleng dadi teloeng bagi nganoetin dawannē. Pekaranganē ento lioenan medoeloe kadjā moeah kangin. Kadjā moeah kanginē ento keanggon loean. Bebagian karangē anē diloean tongos sanggah, anē ditengah tongos oemah metēn, mambeng moeah paon, anē paling tebēnā tongos gelebeg, oeboehan moeah anē<noinclude></noinclude> pp59gam0ze2t3q4rvcld4kpxsu1xi1a Kaca:Aneka-Warna Tjakepan Kaping Kalih, Pepaosan Bali Kesoerat Antoek Aksara Belanda.pdf/14 250 31362 116688 111282 2022-07-25T12:53:22Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|13}} Daging woh nangkǎ poenikǎ jan kantoen ngoedǎ meroepǎ poetih; sesampoenē tasak roepanipoenē koening. Rasanipoenē manis. Ring selag-selagan daging woh poenikē wēnten dami- nipoen (ampas); jan kantoen ngoedǎ roepanipoen poetih, jan sampoen tasak taler gading. Nangkǎ poenikǎ makeh pisan goenanipoen. Daoenipoenē dados kaanggēn ngapoet satoeh, anggēn tambǎ wiadin anggēn tedan bantēng. Katiwawvalanipoenē dados anggēn roedjak. Nangkanē sanē ngoedǎ dados anggēn djangan wiadin anggēn ngewoworin anjang. Jēning sampoen nasak dagingipoenē da- dos ketedǎ, rasanipoen manis. Taler dados keanggen gego- doh, soemping miwah sane lian-lianan. Batocnipoenē dados tamboes, lablab miwah goreng, anggēn dedaaran rasanipoen betjik. Taroe nangkǎ poenikǎ lesipoenē kangkat anggēn re- ramon oemah, loeiripoen : sakǎ, lambang, legoengan, koeri moeah sanē lian-lianan. Roepan taroe nangkǎ poenika gading. Tjarang-tjarang ring rerēntjekipoenē dados anggēn saang. Getahipoenē njangket, kewastanin engket ; goenanipoen keang- gen ngengket tjapoeng miwah paksi. Nangkanē tasak sanē pilih agengǎ mepengargǎ adji tigang atak bidang. Nangkǎ poenikǎ mesoroh-sorohan, wēnten nangkǎ lolos (nangkǎ boeboeh), nangkǎ idjo miwah sanē lian-lianan. {{center|8. SANG PERABOE RING I TIWAS.}} Ketjeritǎ njedek rainǎ anoe, wenten anak , agoeng melelan- tjaran ring pedoesoenan djagat Idanē. Waoe raoeh ring marginē sane nampek ring tegalē, Sang Peraboe njingak djan- mǎ adiri mekarjǎ ring petegalan poenikǎ. Djanmǎ poenikǎ kelintang miskin. Sang Peraboe raris ngendikǎ ring I Tiwas: ,, Ih, nanang! Njēn adan nanangē? Boeinǎ tegalē nē, apǎ kemoelan pegelahan nanang?" Matoer I Tiwas: ,, InggiH, Dēwa Agoeng kang pinakǎ songsonging djagat! Moenggoeing wastan titiangē,, Nang Tamped". Tegal poeniki bojǎ pede-<noinclude></noinclude> 6npzmld6jykegsye81wx8yd07hogsvv Kaca:Warna Sari Tjakepan Bali Sastera Belanda.pdf/19 250 31365 116683 110598 2022-07-25T12:47:42Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Listya Purnami" /></noinclude>{{center|19}} {{center|18. TANGGOERAN.}} I Njoman dană pianak Pan Danginē ipoen djemet pisan, kalih ngidepang sepitoetoer mēmē bapă miwah pegoerwan, nanging ipoen belog. Sedek rahină anoe noedjoe njandjaang ipoen loeas kepangkoenganē maktă arit, goemană ngererehang mēmēnipoenē saang. Irika ipoen ngempēd-empēdang saang tempoejak sinambi gendang-gending. Doeaning pangkoengan poenikă dalem kalih tioeb, kēngin soearanipoenē metanggoeran. Antoek I Njoman Dană kasenggoēh djanmă lian sane doersilă noewoetang moenjin tiangē?”. Poenika taler ketoewoetang antoek itanggoeran. Doaning asapoenikă, kēngin ipoean sangah mekipekan kangin kaoeh, tan wēnten djanmă kekantetang. Kală irikă ipoen djedjeh, boeloen kalongipoenē soengkab, kasenggoeh wēnten tonjă melegēndahang ipoen, raris ipoen melaib, ngoengsi koemahipoenē. Mēmēnipoen tengkedjoet ngantenang pianakipoenē pedjeledjeh, raris metakēn: Kenapă tjai dijis-dijis mangkihan? Megerengankē tjai?” I Dană raris noetoerang seindik-indik. Mēmēnipoenē taler adjerih kalih mapadjar sapoeniki: Dană, ento soebă tonjan pangkoenganē ditoe. Aget pesan tjai njidaang melaib; jēn tjai gegeng ditoe, mēh tjai bakat tadahă. Moelă pangkoenganē ento tenget pesan, soeba pepes ngalapang” Kala irikă mēmēnipoenē ēpot ngerereh pamor raoehing koenjit, anggēnnă moelas alis pianakipoenē, pinakă pengenteg bajoe. Wenginnē I Njoman Dană tan betjik-betjik poelsipoenē, ring sapoenapinē kedjeng-kedjeng kalih njapnjap kēwanten. Bēndjanganē ring sekolahan goeroeipoenē oening ring laad alis I Dananē mepoelas, raris ngendikă: “ Ih Dană kenapă alis tjainē barak laad mepoelas? Tjirin apăkē ento? I Njoman Dană gelis ngoeningang indikipoenē mesemoe masem. Waoe kepireng antoek igoeroe atoeripoenē asapoenikă, raris goeroeninnē itjă, ngemanahang<noinclude></noinclude> b83t5ak9mdnryw8ozl00l4kvt0czctb Kaca:Aneka-Warna Tjakepan Kaping Kalih, Pepaosan Bali Kesoerat Antoek Aksara Belanda.pdf/16 250 31367 116689 111317 2022-07-25T12:54:05Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>15 rereh. Nanging jadiastoen asapoenikă, taler tan wēnten sidă antoek titiang ngoetasang, soantoekan oetang poenikă tan wēnten keni wilangin akēhipoen. Sekēwanten sanē toenas. titiang ring Widinē, doemadak mangdă pandjang toeoehipoenē mekekalih. Antoek djinahē sanē oeboeh titiang, poerika kewiaktian- ipoen anggēn titiang naoer bajahan pianak titiangē meseko- lah. Jēning pianak-pianak titiangē kerahajoean, kalih wēnten soeētjan Sangiang Peramă Kawi ring ipoen, oening ipoen nge- rereh peboektian, mewit saking kemidepanipoenē, poenikă sanē soeksemajang titiang pisan. Semalih jan titiang sam- poen tan wēnten meresidaang mekarjă, taler ipoen sanē djagi sakitin titiang, Powēwēhipoenē, poenikă oepamiang titiang anakan djinahē sanē nem dasă bidang, penaoer bajahanipoenē sedaweg ipoen mesekolah. Moenggoeing djinahē nem dasă bidang poenika sanē koe- tang titiang, tegesipoen poenikă anggēn tiliang ngingoe pen- djeroan peloenggoeh Tjokor I Dēwă, njaman titiangē sanē loeh sareng kekalih. Saking soeē ipoen sakit, raoeh mangkin tan meresidajang ngerereh tedă. Jadiastoen ipoen tan wēntan meresidajang patjang memales piteresnan titiangē, titiang tan wēntan ngemanahin. Seantoekan tan wēnten sedană poenikă patjang itjal. Kaping kalih mangdă sampoen titiang keoetjap tan wēnten ngeroengoeang njamă". Waoe Sang Peraboe miarsă atoeripoenē asapoenikă, raris , Idă meweljană: ,,Jan pitoei akēto, melah pesan kekentjan nanangē. Ento mitoeiang nanang anak bisă memēmē moeah mebapă, mepianak moeah menjamă. Anakē anē ngelah ke- neh boekă idep nanangē pedas lakar nepoekin kerahajoean. Mani gelah maang jarik asockat winih atenah". Woes poe- nikă Sang Peraboe raris memargă. Bendjangnē Nang Tam- ped wiakti kepaitjain tjarik miwah djinah keanggēn noembas perabot mekarjă ring tjarik. Pemoepoet Nang Tamped oerip- ipoenē legă, tan kekirangan peboektian, sajan soeē ipoen sajan soegih. Sesampornnē pianakipoenē lepas saking pese-<noinclude></noinclude> cwgp01szkcgkk45m7tjgkiozoor0t0b Kaca:Warna Sari Tjakepan Bali Sastera Belanda.pdf/17 250 31374 116682 111363 2022-07-25T12:47:14Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>{{center|17}} mepangenan toer ēdalem pesan, ngenehang oendoek ke- belogan dēwēknē moeah kedjelēkan laksanannē, {{center|16. MANJING KOEBOENGAN.}} I Wajan Sajang pianak Pan Soegihē dibandjar Anjar daat kesajangang baan mēmē bapannē, rēh pianakā moe- ani toeah adiri totonan. Ban sajangnē mepianak, kanti I Sajang toesing bangā ngoediang, moeah sepemoenjinnē oeloerinā dogēn. I Wajan Sajang masih sekolahangā, nanging iā belog, rēh iā terā taēn meladjah toer toearā ngidepang pepeladjahan, dikēnkēnē iā doekainā ban goe- roennē. Sebilang iā kebendoein, lantas iā mesadoe tekēn mēmē bapannē, njadoeang anē toearā adā. Sepemoenjin I Sajangē goegoenā dogēn tekēn mēmē bapannē, poepoet- nē iā toenasang soewoed mesekolah. I Wajan Sajang ngerasā jen dēwēkne kesajangang moeah koeboengin pedagingan tekēn mēmē bapannē, lantas iā metoe goroh mebelandja, meli ane toearā patoet belinā, moeah gera- dag-geroedoeg ngadjak anak koeal. Wireh kēto oendoek- nē, lioe iā ngelah kekasihan soroh badjang-badjangē anē koeal. Jēn iā adjinangē ngabā pipis tekēn padā timpal- nē, intjoeh timpahnē njagdjagin, adjakā nganggoer ileh- ileh, dikēnkēnē anē djoearian lantas ngadjoem-adjoem. Anak moelā I Wajan Sajang demen adjoem-adjoem, ken- del pesan kenehnē, marā iā ningeh pengadjoem timpal- timpalnē. Kesoeēn-soeēn ban pisoesoen timpalnē, iā dadi bebotoh, sēloeiring pelalian demeninā, apā boein meteta- djēn, soebā terā ngitoengang apā. Nangingtē iā pepesan kalah, kanti kesoegihan bapannē boekā petapan rokonē, ngoeredang dogēn, pemoepoet nganti mawastoe telah. Ditoe bapannē kēweh pesan, ngenehang oendoek pianak- ne nelahang kesoegihannē. Sai-sai iā mepangenan, ma- ngenang kelatjoeran dewēknē mepianak, kanti ngekoh njemak gegaaēn, pemeragatnē ambahinā mati. Keto penadin anakē njajangang pianak salah parā. Ketjeritā sesoeban bapannē mati, I Wajan Sajang Warna Sari tjakepan Bali {{right|2}}<noinclude></noinclude> qpxx313cni3oi4c83zji50rj1dmhsav Kaca:Aneka-Warna Tjakepan Kaping Kalih, Pepaosan Bali Kesoerat Antoek Aksara Belanda.pdf/19 250 31375 116692 111322 2022-07-25T12:55:41Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|18}} asapoenikä, goepoeh sami njagdjagin. I Déwä Gedi Pageh koedjoek, raris kabastä, keris Idane kepereboetin, toemoeli keatoerang ring peloenggoeh Idä Sang Natä. Irikä raris Idä keperitetes antoek Idå Sang Peraboe, makä awinannjä djag raoeh tan pesamodanä kepenangkilan, toer memaktä keris linigas. Matoer kang tinakenan: „Matoer sisip Dewa Agoeng Keris poeniki oekoeh wéhin titiang bebakasan, rah kalih pepoe- soehan peloenggoeh Tjokor I Dewä". Sang Peraboe miarsä atoer I Déwä Gedé Pagebé asapoe- nikä, sekelangkoeng menggahe, wedanane loeir sienapang, sarwi ngendikä : „Jeh, pitoei kéto ibane? Wenang iba tiwakin nirå sisip megantoeng kanti mati". I Dewä Gedé. Pageh miragi wetjanan Idä Sang Peraboe asapoenikä, raris matoér: „lnggih Dewä Agoeng, antoek titiangé patjang kesi- sipang, ngiring pisan. Nanging bilih wénten sih deranan pe- loenggoeh Tjokor I Dewä ring titiang, titiang mamitang geng sinampoerä, seantoekan titiang peresanggä atoer, patjang me- pamit soeénipoen tigång rainä kewanten, djagi moepoetang, karjan parekan peloenggoeh Tjokor I Dewä, titiang medoeé njamä, seantoekan ipoen patjang njakapang pianakipoené„ Sané arepangipoen tan wénten lian, sedjawining titiang. Jan peloenggoeh Tjokor I Déwä ledang, malih petang rainä mang- kin djanten titiang metoelak, malih tangkil ring peloenggoeh Tjokor I Déwå. Irikä titiang ngiring patjang kesisipang. Jön mangde peloenggoeh Tjokor I Déwä medaging pekajoenan Soemendéä ring titiang, poeniki titiang ngatoerang kaoelan peloenggoeh Tjokor I Dewä, titiang medoe soeitera, minaka soeksoekan, patjang nanggå pesengketan titiangé poenikä. Jéning titiang tjedok ring oebajä, kengin sampoen ipoen sisipang peloenggoeh Tjokor I Déwä. {{center|LANTOERAN INDIK I DEWÄ GEDÉ PAGEH. }} Woes poenikä, Sang Peraboe raris ngendikä: „Nah, gelah<noinclude></noinclude> 9c0ztc3c1mdux1wgedfps7cbyuywpoj Kaca:Aneka-Warna Tjakepan Kaping Kalih, Pepaosan Bali Kesoerat Antoek Aksara Belanda.pdf/20 250 31376 116693 111372 2022-07-25T12:56:06Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|19}} ngeloegerain; nanging jan sewiteran ibanē njak. Boeină jan<br> tjdok ibă tekēn pesobajă, tan oeroengan sewiteran ibanē gan-<br> toeng gelah nganti mali. Gelising tjerită sewiteran I Dēwă<br> Gedē Pageh poenikă ngiring dados soeksoekan.<br> I Dēwă Gedē Pageh raris mepamit boedal, moepoetang kar-<br> jan semeton Idanē. Nangkaning raoeh pesobajanē, raris ldă<r> metoelak, patjang nangkil ring Sang Peraboe, njadiă patjang<br> kesisipang, mangdă sampoen tjedok ring pgesengketă. Ring<br> margi Idă ketedoenin antoek sabeh bales pisan, oeloengan<br> tojane ageng-ageng pisan, kilap, tatit sami sander-sinander,<br> soearanipoen saling tamboengin. Doning asapoenikă, ngar-<br> diang danoe-danoenē kalih segaranē sami mantjoeh, bengawan-<br> bengawan kalih toekad-toekadē sami belaboer, loeir kadi tapă<br> memargi; akēh taroenē agoeng alit sepinggiring toekad poenikă<br> poengkat keperapal, raris anjoed. I Dēwă Gedē Pageh ngeraris<br> kēwanten memargă moenggah tedoen ring goenoengē, man-<br> djing alas, medal alas, ngelintangin akoedang-koedang toekad.<br> Pemoepoet napak ring sisin bengawanē, tojanipoen ageng,<br> toer dalem kalih seoloek pisan. Irikă I Dēwă Gedē Pageh tan<br> wēnten medoee pewilangan. Sabehē sajan soeē sajan deres,<br> kedoeloerin antoek angin selaoeng ; kēnginan meweweh-weweh<br> meweh Idanē, toemoeli melinggih ngoeoet tjokor, sarwi noenas<br> itjă ring Idă Sangiang Peramă kawi, mangdēnē sampoen<br> ngantos Idă njedokin pesengkētă, kalih mangdă sampoen<br> sewiterane memanggoehang padem. Woes poenikă raris<br> Idă sahasă metjeboer, ngelangi sekereng-kereng Idanē, mangdă<br> meresidaang oegi ngelintang. Saking sihing Sangiang Kawi-<br> wasă, I Dēwă Gedé Pageh njidaang ngelintang, raris Idă<br> gegelisan memargi, antoek soemangsajan Idanē tan kēngin<br> raosang, seantoekan soerjanē sampoen mekirē djegdjeg. Se-<br> malih pesengkētanē goemanti ring raină poenikă oegi, Idă<br> patjang napak ring adjeng Idă Sang Peraboe. Ring setenga-<br> hing margi Idă ketjandak antoek begal. I Bégal mepitakēn<br> ring I Dēwă Gedē Pageh, nakēnang barang-barang sane baktan<br> Idă. Saoer Idă, tan wēnten pisan maktă barang poenapă<noinclude></noinclude> 8vs4q1s5kfrr67fnlc6h1vig7jfoem4 Kaca:Warna Sari Tjakepan Bali Sastera Belanda.pdf/22 250 31377 116684 111321 2022-07-25T12:48:08Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>{{center|22}} né poelasă baan adeng moeah déwekné serobongină baan kamben poetih, apang kadénă tonjă tekén timpal-timpalné ditoe. Jén iă soebă mepenganggo keto, petengé lantas pesoé keroeroéngé. Njéndjă ane nepoekin déwékné, padă melaib entjeh-entjeh. Dikenkéné jen iă toeară nepoekin anak diroeroéngé, lantas iă menék ketembok anaké ane noe megadang, melegendah tangképné ngigel ditoe, wiadin iă menék kepoenjan kajoené gede, ogara moeah gedjora poenjan kajoené ento. Njendja ané ningalin dewekné, pedas padă takoet. Sedek “dină anoe didésan I Rantesé adă anak mati. Ditoe laoet metoe kenehné bakal metakoet anaké ngebag bangkéné, kéne kenehné: ,,Nah, djani gantin dewéké maan metakoet anak toeă-toeă.” Ketjerité petengné I Rames moelas moeanné asibak baan kesoembă barak, moeah ané asibakan poelasa baan adeng. Soebsă tengah lemeng, lantas iă medjalan ngodjog koemah anaké kepi- alang meserobong poetih. Soebă kone neked ditoe, lantas ia ngigel dangkerak-dingkerik diarepan korin petengahan oemahné. Mară anake ngebag bangkéne ningalin, meke- djang padă takoet, apă boein anake tierik-tjerik meke- djang pegeroedoeg melaib moelihan ngantjing djelanen, kadénă sadjă adă tonja, I Rames njoemingkinang kendel kenehné, soebă teră karwan tangkepné ngigel. Kesoeén- soeén anaké né ngelah alané gedeg pesan peredjani ilang takoetné, saash ia njemak toengked, toer I Rames agelina kanti ngeling gelar-geloer noenas oerip, noenas oerip. Jan toesing enggalan noenas oerip, méh kanti mati baană ngelantigin. Keto pikolih anake demen ngoelgoel anak, poepoetné masih nemoe sengkală. {{center|22. KOEDA}} Lianan ring banteng miwah kebo boerone ageng sané banget mitoelongin inggih poenikă koedă. Koedă poenikă soroh boeron sané menjonjoin pianakipoené toer mekoekoe toenggal. Awakipoené gilikan ring awak ban-<noinclude></noinclude> c1tabojto85vvba3q890n3snnmafm3m Kaca:Aneka-Warna Tjakepan Kaping Kalih, Pepaosan Bali Kesoerat Antoek Aksara Belanda.pdf/21 250 31380 116694 112084 2022-07-25T12:56:56Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="IPutu Dirga" /></noinclude>{{center|20}} poenapi, sekēwanten djiwannjă sane sampoen kineker antoek Idă Sang Nată. Irikă raris Idă maridartajang indik Idane. Woes poenikă raris Idē memindah, djagi ngeraris memargi, mangdē sampoen tjedok ring pesengkētă, kalih mangdă sampoen sewiteran Idane ngantos kepesisip padem; nanging tan wenten keatoeran ldă memindah, seanloekan kebojanin pengendikan Idănē antoek bēgale. I Döwă Gedē Pageh age meboelet gin-ting, raris njagdjag mereboetin sikep bēgal poenikă, toemoeli ngamoek. Moenggoeing bēgal poenikă sareng lelimă, padem sane tetigă. Sēsaning padem sami kepilajoe, mesangidan sedjeroning alas. Sedaweg poenikă soerjane sampoen djegdjeg pisan, keboesnjane kelintang-lintang. I Dēwă Gede Pageh tan meresidaang memargi, seantoekan lesoe pisan, kalih Idă ke-lintang kasatan. Irikă Idă njelēmpoh ring tanahē, merarian sarwi medoeoehan: ,,Inggih, Sangiang Peramă Kawi, sane kelintang soeētjă, ngamerin seloeiring bajă, sană djagi raoeh ring pedewekan titiange. Sane mangkin titiang noenas itjă pisan, sampoen ngantos titiang memanggoehang kesekelaning manah. Doemadak Sangiang Peramă Kawi soetjă ngitjēnin tojă akidik, anggēn titiang ngitjalang bedak, mangdă sidă antoek titiang memargă, kalih mangdă sampoen titiang medoeē soeiteră padem megantoeng". Woes I Dewă Gede Pageh nga- djap tawang, noenas itjă ring Idă Sangiang Peramă Kawi, raris Idă mireng soearaning tojă, koemerjtjik sekadi soearan tojan pantjorane tan doh saking genah Idane mepoelisahan. I Dewă Gede Pageh raris metangi megaang, maranin pege- nahan tojă poenikă. Panggihin Idă tojă anakan, midjil saking watoe. Tojanipoen kelintang ening toer anjep. Irikă Idă mesiram ngeraris ngadjengang tojă. Ring sampoenē oesan, waoe ragan Idanē roemasă kenakan, peremanane poelih kadi sane sampoen, toemoeli gegelisan Idă memargi. Sedaweg poenikă soerjane sampoen lingsir. Pemargan Idane mesare. ngan ring djanmă kekalih, taler djagi kenegară, sami mere- raosan ring timpalipoene, patjang mebalih sewiteran I Dēwa Gedē Pageh poenikă djagi kepesisip padem megantoeng.<noinclude></noinclude> 2o7hxmwz79m22qhy3gqg0sjkds0w9b4 116695 116694 2022-07-25T12:57:48Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="IPutu Dirga" /></noinclude>{{center|20}} poenapi, sekēwanten djiwannjă sane sampoen kineker antoek Idă Sang Nată. Irikă raris Idă maridartajang indik Idane. Woes poenikă raris Idē memindah, djagi ngeraris memargi, mangdē sampoen tjedok ring pesengkētă, kalih mangdă sampoen sewiteran Idane ngantos kepesisip padem; nanging tan wenten keatoeran ldă memindah, seanloekan kebojanin pengendikan Idănē antoek bēgale. I Döwă Gedē Pageh age meboelet gin-ting, raris njagdjag mereboetin sikep bēgal poenikă, toemoeli ngamoek. Moenggoeing bēgal poenikă sareng lelimă, padem sane tetigă. Sēsaning padem sami kepilajoe, mesangidan sedjeroning alas. Sedaweg poenikă soerjane sampoen djegdjeg pisan, keboesnjane kelintang-lintang. I Dēwă Gede Pageh tan meresidaang memargi, seantoekan lesoe pisan, kalih Idă ke-lintang kasatan. Irikă Idă njelēmpoh ring tanahē, merarian sarwi medoeoehan: ,,Inggih, Sangiang Peramă Kawi, sane kelintang soeētjă, ngamerin seloeiring bajă, sană djagi raoeh ring pedewekan titiange. Sane mangkin titiang noenas itjă pisan, sampoen ngantos titiang memanggoehang kesekelaning manah. Doemadak Sangiang Peramă Kawi soetjă ngitjēnin tojă akidik, anggēn titiang ngitjalang bedak, mangdă sidă antoek titiang memargă, kalih mangdă sampoen titiang medoeē soeiteră padem megantoeng". Woes I Dewă Gede Pageh nga- djap tawang, noenas itjă ring Idă Sangiang Peramă Kawi, raris Idă mireng soearaning tojă, koemerjtjik sekadi soearan tojan pantjorane tan doh saking genah Idane mepoelisahan. I Dewă Gede Pageh raris metangi megaang, maranin pege- nahan tojă poenikă. Panggihin Idă tojă anakan, midjil saking watoe. Tojanipoen kelintang ening toer anjep. Irikă Idă mesiram ngeraris ngadjengang tojă. Ring sampoenē oesan, waoe ragan Idanē roemasă kenakan, peremanane poelih kadi sane sampoen, toemoeli gegelisan Idă memargi. Sedaweg poenikă soerjane sampoen lingsir. Pemargan Idane mesarengan ring djanmă kekalih, taler djagi kenegară, sami mere- raosan ring timpalipoene, patjang mebalih sewiteran I Dēwa Gedē Pageh poenikă djagi kepesisip padem megantoeng.<noinclude></noinclude> mqy014tqbjnqu710kjyscb4jtuuar40 Kaca:Aneka-Warna Tjakepan Kaping Kalih, Pepaosan Bali Kesoerat Antoek Aksara Belanda.pdf/24 250 31381 116697 111327 2022-07-25T12:59:07Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>{{center|25}} djoen, belék, bondjor, wiadin ané lén-lénan. Gegaéné age- lambés-lambésang jéh pasih ditongosé ané asahangǎ totonan adaninǎ; naboeh; tongosné adaninǎ : tongos penaboehan. Anake naboeh njoemognin semengan. <br> Jan soebǎ aselid mekelonné, sewetaré poekoel teloe njan. djaang tongos penaboehané totonan sinah soebǎ toeh : ditoe- lantas poendoehang biasé ento, djodjol-djodjolang: tongosé njo- djolang biasé ento, djohang tekén tongos empoegan ombaké, apang edǎ nganti lantjahǎ baaa jéh pasihé dinoedjoené kebek, Gegaéné njodjol-njodjolang biasé ento adaninǎ Soe- oed ngaoedang. Sinah sandjǎ. kalain moelih. Maninné semengan boein kemǎ, naboeh boekǎ ané ibinné. Jan soebǎ lioe maan ngaoedang lantas biasé ento wadahin sok gedé, ane mesebeh. toer misi pelontjor, tjarǎ mon-mon tjaratan. Soké ento pedjang doeoer letinggoeké, lantas biasé totonan tjortjor baan jéh pasih nganti pang teloe. Tiisanné atlé pengawit ento adaninǎ jeh oejah ané paling oetamanǎ; ane Laping pindonné adanine jeh oejah pemadé; ané paling doerinǎ ento adaninǎ jeh oejah nistǎ.Oejahé ane paling oetamanǎ totonan paling lioenǎ oejahné <br> Jén soebé soeoed, lantas jehné pendoehang, toemoeli lablab dipondok pengoejohané. Pondok pengoejohané soebǎ ketoe— toerang dierep, tongosné dipesisi, toer meisi paon; lioen pa- one dadoeé boein dawǎ, ngeladjoer. Boengoet paon mekem- baran; tongos noenggoeang pengedangané ané apaoné lioenné patpat. Dadi doeang paon lioenné akoetoes. Ento mekedjang tnenggoeinǎ pengedangané misi jeh oé jah soebé meadoekan. Pikenohné paoné apangé apiné toé sing mekoetang-koe- tang. Nekelonné moenpoenin sewetarǎ teloeng djam, marǎ njat jéhné, dadi andoes; anǎ ence dipengedangané oéjahné dogén, gobanné poetih. Soebǎ kǎto lantas angkidangǎ wa- dahinǎ koeskoesan, apangǎ tiis jéhné. Boetjoen koeskoesaae isininǎ kajoe, . apang toeoetapgǎ baan iisan oejah. Tiisan oejahe ento megobä jéh; jéhé ento mekelo-kelo, jén soebǎ embon masih dadi oejah, medeket sig kajoe peniisané totonan.<noinclude></noinclude> 9ypfaemfer35bgg3teytxe3rx4pyfwe Kaca:Aneka-Warna Tjakepan Kaping Kalih, Pepaosan Bali Kesoerat Antoek Aksara Belanda.pdf/29 250 31387 116699 111409 2022-07-25T13:00:06Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="IPutu Dirga" /></noinclude>28 Oedeng, kamben, tengkaloeng, saroeng moeah sekentjan ento mekedjang gaēnă adji kasă. Soroh tjitanē anggonă bajoe, sapoet, saboek, tjelană moeah anē lēn-lēnan. Lioe soedagar-soedagarē anē mededagangan tjită-tjită moeah kasă, ēnggal dadi soegih. Kasanē ento sedjawining anggonă batik, dadi anggon badjoe, djaler, tjelană, bantang galeng moeah sepenoenggalannē. Kasanē ento soroh barang-barang anē tipis, lioe pikenohnē, kerană mekedjang penganggonē melakar baan kasă. Dadi ento mekadă kasanē lais pesan. <center>'''15. DJOEROE SOELAM.'''</center> Peră jogian Idă Seri Goepermēn, jēning pinoedjoe Radjă koening wiadin taoen baroe Belandă, adă anē nganggon badjoe mesoelam baan benang banjoemas; ento adanină badjoe kostim. Badjoe kostimē melakar adji laken, baong moeah pēsaknē mesoelam. Djedjaitannē betēn tekēn tanggoen limannē masih mesoelam. Badjoe kostimē maal adjinnē. Sedjawining perăjogian Idă Seri Goepermēn toesing keloegeră nganggon badjoe kostim. Sesoelaman badjoe kostimē adă ane loembang, adă anē tjerik: ento moendjoek loengsoer, manoet agoeng alit peră jogianē. Jan boeat gede-tjerik sesoelaman badjoe kostimē ento soeba kemanggehang dipesoearan peră baoedandan Idă Seri Goepermēn. Djoeroe soelamē ento gede pekoelihnē. Badjoe kostim boesanan peră Boepatinē ditanah Djawă sewetară mepengadji 80 ringgit, bdjoe kostim boesanan peră bace danē anē gedēnan pangkatnē tekēn Boepatinē, sinah maalan adjinnē, kerană melahan. Dadianjă pitoeas anakē bisă njoelam gede pesan. Anake di-Bali langah anē bisă njoelam Peră rabin poenggawă-poenggawanē moeah peră rabin Anakē Agoeng-Agoeng di-Bali masih lioe anē bisa njoelam. Toetoeb galeng, saboek, ento anē soebă keloemberah mesoelam. Sedjawining ento singdă pati adă ane mesoelam.<noinclude></noinclude> bgczpxl0vvp7s1pxl6g9nejxd9badnp 116700 116699 2022-07-25T13:00:36Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="IPutu Dirga" /></noinclude>28 Oedeng, kamben, tengkaloeng, saroeng moeah sekentjan ento mekedjang gaēnă adji kasă. Soroh tjitanē anggonă bajoe, sapoet, saboek, tjelană moeah anē lēn-lēnan. Lioe soedagar-soedagarē anē mededagangan tjită-tjită moeah kasă, ēnggal dadi soegih. Kasanē ento sedjawining anggonă batik, dadi anggon badjoe, djaler, tjelană, bantang galeng moeah sepenoenggalannē. Kasanē ento soroh barang-barang anē tipis, lioe pikenohnē, kerană mekedjang penganggonē melakar baan kasă. Dadi ento mekadă kasanē lais pesan. <center>15. DJOEROE SOELAM.</center> Peră jogian Idă Seri Goepermēn, jēning pinoedjoe Radjă koening wiadin taoen baroe Belandă, adă anē nganggon badjoe mesoelam baan benang banjoemas; ento adanină badjoe kostim. Badjoe kostimē melakar adji laken, baong moeah pēsaknē mesoelam. Djedjaitannē betēn tekēn tanggoen limannē masih mesoelam. Badjoe kostimē maal adjinnē. Sedjawining perăjogian Idă Seri Goepermēn toesing keloegeră nganggon badjoe kostim. Sesoelaman badjoe kostimē adă ane loembang, adă anē tjerik: ento moendjoek loengsoer, manoet agoeng alit peră jogianē. Jan boeat gede-tjerik sesoelaman badjoe kostimē ento soeba kemanggehang dipesoearan peră baoedandan Idă Seri Goepermēn. Djoeroe soelamē ento gede pekoelihnē. Badjoe kostim boesanan peră Boepatinē ditanah Djawă sewetară mepengadji 80 ringgit, bdjoe kostim boesanan peră bace danē anē gedēnan pangkatnē tekēn Boepatinē, sinah maalan adjinnē, kerană melahan. Dadianjă pitoeas anakē bisă njoelam gede pesan. Anake di-Bali langah anē bisă njoelam Peră rabin poenggawă-poenggawanē moeah peră rabin Anakē Agoeng-Agoeng di-Bali masih lioe anē bisa njoelam. Toetoeb galeng, saboek, ento anē soebă keloemberah mesoelam. Sedjawining ento singdă pati adă ane mesoelam.<noinclude></noinclude> ahw76jumodyyauw3q7tfijuhotd4ygq Kaca:Aneka-Warna Tjakepan Kaping Kalih, Pepaosan Bali Kesoerat Antoek Aksara Belanda.pdf/30 250 31388 116701 111423 2022-07-25T13:00:55Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="IPutu Dirga" /></noinclude>{{center|29}} {{center|16. SALAH PARNA}} Ada anak tjerik meadan I Genderong, pianak anak mema- tjoel. Pan Genderong ngalah pengangon madan I Kardă. Sedek dină anoe I Karda ngaba sampi ketiboean Tjanging ditoekad Banjoemalanē. Oemah I Kardanē paek pesan tekēn tiboeane totonan. I Genderong noetoeg niboeang sampt; se napaknē ditiboeane, ditoe tingalină adă tjerik-tjerik lioe nge- langi ditiboeanē ento, adă anē ngelangi lajak, ngiring, mekakeb, njilem moeah adă anē ngelangi djoedjoek. Boeat toeoeh tje rik-tjerikē ento soemarē tekēn toeoeh I Genderongē, sewetară padă metoeoeh koetoes tiban. Jan boeat dalem tiboeanē sewetară adă djenengă apengajoeh anakē toeă. Basă tengahan tiboeanē adă batoe gedē. Jen pinoedjoe jēh tjerik, batoenē ento soekat toeară ilid pesan. Mară I Genderong ngadjinang anak tjerik-tjerik padă peke- roeboek ngelangi, paek tekēning batoene, ditoe lantas I Gen- derong mepineh-pineh, kenē pepinehnē: ,,Anake ento meke- djang mirib singdă kelihan teken déwéké, dadi iá baang ngalahang dewēkē ngelangi. Jadin deweke toeară bisa nge- langi, singda keweh, kerană tiboeane në deken, sangkană batoeně ngenah". Soeoed kēto, lantas ia metjeboer. Wireh iă toesing bisă ngelangi, dadi ngelantas I Genderong keleb. Boein akedjepně máră ngenah, limanne mekekelépatan, boekå anake ngelangi; nanging ia tansah nagih keleboe dogen. Tjerik-tjerike ane padă mandjoes ditoe mekedjang menēkan, depinină I Genderong, sekewala kedekină, sambilangă ngo- mong: ,,Nah, djani adă anak tjerik mati keleboe! Nah, djani adă anak tjerik mati keleboe!" Keto dogen omong tjerik-tjerikë mekedjang. I Kardă toesing taoe teken oendoek I Genderonge boekā kēto, Kerană ia moelih nelokin meme bapanne akedjep. Marà ia ningeh, anak ngoejoetang anak tjerik lakar mati keleboe ditiboeane, lantas ia ngenggalang melipetan ketiboe- ane, dapetangă I Genderong mekewewengan ditiboeane, menēk<noinclude></noinclude> labxt2nk1eurfj6rqz5hp68p51mcaaj Kaca:Aneka-Warna Tjakepan Kaping Kalih, Pepaosan Bali Kesoerat Antoek Aksara Belanda.pdf/54 250 31390 116707 111387 2022-07-25T13:06:02Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="I GUSTI AYU TIRTA NINGSIH" /></noinclude>{{center|57}} pantes tingalin anak. Gegaēnnē mekedjang engsapangă. Nja-<br> beran Tan Sing Swie kēto. Tan Sing Swie ngelah koerenan, loer soebă ngelah panak<br> teteloe. Loehnē sai-sai sedih ngenehang tingkah koerenannē<br> boekǎ kēto. Rēh iǎ pepes poenjah, dadi gegaēnnē soemasat<br> mekedjang mekoetang; kapah-kapah iǎ maan nanggap oepah.<br> Pipis pemelin daarnē baanǎ njilih; anakē silihină mekedjang<br> ngoegoe, baanē Tan Sing Swie dadi toekang kajoe, pedas iă<br> ēnggal majah oētangnē. Kekocoeban oelangnē kanti satak<br> ringgit. Djatinnē Tan Sing Swie mară metoeoeh 27 tiban; nanging<br> bok, koemis moeah djēnggotne soebă oeban, baan kerengnē<br> nginem inoem-inoeman. Tingkah anakē poenjah patoeh boekǎ<br> anakē boedoeh. Sedek dinǎ anoe Tan Sing Swie ngetjat kereteg ditoekad<br> Melangit, anē dalem pesan toer lioe batoennē. Rēh doek to-<br> tonan iǎ poenjah, dadi pedjalannē serandang-serēndēng. Tekǎ<br> gantinnē latjoer, iǎ oeloeng oeli keretegē ketoekadē, mawanan<br> mati. Sesoebannē iǎ mati, mekedjang anakē anē oetangina<br> pada nagih loehnē, kanti neked kepekentjan. Pemeragat ra-<br> osē, barang-barang tetinggalan Tan Sing Swienē kelēlang baan<br> anakē gedē; olih-olihannē kedoemang tekēn anē padă oeta-<br> ngină. Akētēngko toeară adă sisană.<br> Sesoebanē kēto loeh Tan Sing Swienē lantas mati, baan<br> liwat doehkitannē, ngenehang oendoeknē dadi djelemă. Panak-<br> nē mekedjang dadi anak tau peadji. Kēto ketoetoeran anakē<br> demen poenjah.<noinclude></noinclude> ljdxie06rsy1r5zwb25w97f8u7p1f07 Kaca:Aneka-Warna Tjakepan Kaping Kalih, Pepaosan Bali Kesoerat Antoek Aksara Belanda.pdf/53 250 31391 116706 111444 2022-07-25T13:05:46Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="IPutu Dirga" /></noinclude>{{center|52}} Disoebannē tiang pedidiin, soemingkin njangetang kēweh tiangē, kanti singdă maan ngenehang apan-apan, sedjawining moeatang madate dogēn, rēh ento soemasat anggon tiang nasi. Boeină singdă tiang njidaang ngoeloerin idep, memadat boekă ibi poeanē. Selemah-lemah tiang njelsel dēwēk, gelibag-gelibeg dipedemně dogēn, toeară inget tekēn gegaēn. Petengnē tiang inget tekēn lakar memaling, apang adă anggon meli madat. Sedek dină anoe tiang medem sambilang memadat. Se- tonden sēmbē pemadataně matiang tiang, ēnggalan tiang poe- les kepati, toeară inget tekēn apan-apan. Doek totonan lang- sen tiangē mirib ampehang angin, kepar kepir ngoengkoelin sēmbē pemadatanē, laoet poeoen. Sajan mekelo sajan gedē endihan apinē djoemahan metēn tiangē. Mară merasă keboes, lantas tiang enten; adjinang tiang apine soebă nilap keraab oemahe. Ditoe tiang ngenggalang njemak tjangkelong teken pedamarane moeah seperabotnē, pelaibang tiang pesoean. Apinē toesing sidă baan tiang ngematiang; lantas tiang geloer- geloer ngidih toeloengan. Serab anakē padă tekă noeloengin ngematiang api. Oemahē oeoeg pesan, toesing dadi boein tongosin. Aboengkoelko toesing noe oemah tiangē. Tiang medoenoengan sig oemah pisagan tiangē, and enoe inget tekēn tiang. Pekarangan tiangē kadep, pemelinnē kaggon mēli madat. Soebă telah ento, sepeteng-peteng tiang loeas memaling, asing bakat, kadep, apang adă anggon meli madat. Kēto gegaēn tiangē sepeteng-peteng. Pepes tiang kedjoek toer kesisipang baan anakē gedē. Djani tiang mekoetang meriki teloeng tiban, salah memaling sampi akit. Sampinē akit ento adep tiang tekēn djagal sampině tan pesoerat keterangan. Dēning kēto liang kedjoek baan Manteri Poelisinē toer katoer kepe- kentjan, pemuepoet tiang memanggoehang boekă djani.<noinclude></noinclude> fz2dern15x9q6scio5wt3kjeqsfvp0i Kaca:Aneka-Warna Tjakepan Kaping Kalih, Pepaosan Bali Kesoerat Antoek Aksara Belanda.pdf/51 250 31392 116705 111445 2022-07-25T13:05:28Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|50}} {{center|30. PEMADAT.}} Adă bogolan kepesisip teloeng tiban mekelonne, reh ia sa- lah memaling sampi akit. Sedek dină anoe ia loeas ngarit adjakă timpal-timpalne petoeroe bogolan, atehangă baan man- dorne. Tonden tekă masanně ngabă padang moelih, meke- djang soebă padă soeoed ngarit, kerandjangne mekedoeang aneh soeba bek misi padang. Ditoe lantas padă meembon kebarengin baan mandorné, toer mepeomongan, padă noetoe- rang kelatjoeranné kang sediri, oelih kawit kanti ia mogolan. Kotjap noetoer bogolane ane sisip memaling sampi, kenē: Moenggoeing tiang, tetoeianne pianak anak soegih. Ne ma- loe gegaen bapan tiange mematjoel; antengne megarapan tan njandang raosang. Tjeretjedé pasti. Ento awananne bapan tiange soegih pesan. Doek totonan tiang sedeng teroenană toer siteng, reh tiang toesing pati gelem, doeloerin toesing taen kocangan apan-apan. Dening tiang soeba teroena, lantas tiang alihanga koerenan baan bapan tiange. Tiang teresna pesan teken koerenan tiange; loeh tiang masih keto teken tiang. Tonden mekelo tiang mekoerenan, lantas bapan tiange mati. Doek totonan pepineh tiange enoe toena pesan, tonden nawang apan-apan ane lakar mekerana djele moeah melah. Ento ngeranaang tiang dadi anak ane keliwat bogbog toer belog adjoem. Kala totonan didesan tiang lioe anake soegih-soegih padă demen memadat. Jan kenken kenehh tiange kala ento, dadi tiang masih bareng meladjahin memadat. Penjoemoenně tiang toesing pati demen, reli rasan madate pait toer uge- lengehin; nanging kesoeen-soeen tiang demen pesan, toer ketagihan, meawanan tiang dadi pemadat. Njaberan tiang adjak pemadat-pemadate maranin oemah pemadatane, apang anake ditoe nawang, boeatne tiang soebă dadi pemadat. Tjeritanan kesoeen-soeen awak tiange sajan meragang, toe- lang igane ngeridig, saking pengewesan madate. Jen tiang<noinclude></noinclude> gq9iwvr72rlinj2omx7m4awodfhnclq Kaca:Aneka-Warna Tjakepan Kaping Kalih, Pepaosan Bali Kesoerat Antoek Aksara Belanda.pdf/42 250 31393 116704 111441 2022-07-25T13:03:52Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="IPutu Dirga" /></noinclude>{{center|41}} Kotjap wēnten ajam waoe koemăkoekoer, mandjing kege dongan, ngemarginin ring djendelanē, djagi nedă beras. Ajam poonika goemanti sampoen serai-raina kegedongan nedă beras. Waoe kantenangă wēnten beras akidik ring arepan meka poenika, raris tjotol-tjotolipoen. Minab polih ipoen njotol ping tiga, raris kantenangă lawatipoenē ring mekaně njare- ngin njotol. Antoek rengkanipoenē, kangkat ajam poenika galak pisan, raris medjadeng. Lawatipoenē taler njadengin. Irikä ajamē sahasă ngebog; saně geboginipoen bojă ajam, nanging mekă. Asapoenikă tingkahipoenē, ngantos ping koe- dă-koedă mekă poenika kegēbogin. Keseebin ring oengkoering mekanē, lan wenten kantenongă mesehipoene. Malih ipoen meseeban ring arepan meka poenika, lawatipoene taler nengok. Malih kedengokin ring oengkoer mekanē, taler tan wenten- wenten ajam. Wenten minab atengah daoeh soeenipoen me- paloe, ajam poenika sampoen kelintang kenjel. Doning asa- poenika, djadenginä kewanten lawatipoenē. Ilawat taler kan- toen njadengin. Sesolahing ajam poenika ketoeoet antoek lawatipoeně. Ketjerită sedaweg Ni Loeh Soemerasih poenikă mebalih, mēmēnipoeně ngidjeng djoemah. Ipoen oening ring separi indikan ajam poenika saking pengawit. Men Soemerasih ipoen negak meilidan, mangda sampoen kan- tenangă antoek ajam poenika, nanging ipoen ngantenang separi indik ajam poenikā. Enteng ipoen, keděknjaně ketoendoen. Ring sampoene ajam poenika kenjel, raris oelahipoen. Ajam poenika melaih kesisian. Irika memen Ni Loeh Socemerasih poenika mepineh-pineh, meminehin indik ajam poenika, raris ipoen netjengehan:,, Eh-eh, ketoko anakē belog toeară taoe tekēn apan-apan, lawatné lawană mepaloe. Boeka djani dewēkē ngelah pianak moeani soeba sedeng sekolahang. Jan toeară sekolahang, pedas belog boekä oendoek siapē itoeni. Njedek asapoenika, raoeh pianakipoene saking mebalih, panggihină memēnipoenë ngemēlmėl, manahang ipoen ngoeēl,<noinclude></noinclude> rckg6rbq533mt8rdbr6mxmqtkn8m20r Kaca:Aneka-Warna Tjakepan Kaping Kalih, Pepaosan Bali Kesoerat Antoek Aksara Belanda.pdf/41 250 31394 116703 112093 2022-07-25T13:03:28Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="IPutu Dirga" /></noinclude>40 ratan tekēn anē lēn-lenan. Toekangē anē ngaē barang-barangē soroh totonan, ento adanină ,,oendagi". Oendaginē anē soebă doeeg, bisă ngaē perabot moeah pepajasan oemah ane melah-melah djenengnē. Oendaginē anē soebă doeeg bisă ngaē pirantining oemah anē melah-melah. Anakē ngarap barang-barangē ento nganggon: regadji gedē, timpas, dedapak seroet tjerik, seroet gedē, seroet pengelisan, seroet pengaloran, pemēbētan, paat gedē, paat tjerik, poesoet, djangkă, sikoe-sikoe, penjikoetan, pengolok kajoe, pengolok besi, sepat, kikir, perabot pengoekiran, tekēn sekantjan totonan. Dipenegaranē gedē-gedē lioe adă sekeă oendagi, anē ngaē perabot moeah barang-barang anē melah-melah; lioenan oendaginē anē mesekeă oendagi bangsă Tjină. Wong Balinē tekēn wong Djawane arang anē mesekeă boekă oendagi Tjinane. Sekeă oendagi Tjinane di-Djawă ngadegang matsekapē; batinnē (pikolihnē) lioe pesan, nganti mekedjang anē miloe mesekeă padă dadi soegih, oemahnē gedē-gedē, pepajasan moeah perabot oemahnē melah-melah. Jēning oendagi Balinē ngelah keneh boekă kēto, pedas enggal nekaang petoeas. <center>24. AJAM MEPALOE.</center> Sedaweg raină Tjomă Oemanis wară Toloe poenikă, pinoedjoe odalan peloenggoeh Idă Anakē Agoeng Manggis, ring poeri agoeng Gianjar, Ni Loeh Soemerasih mekinkin djagi mebalih gamboeh kepoeri. Oesan ipoen mesisig, mesoeah, mepoesoeng tjară Gianjar, raris memekă nabdabang sesemi, kalih mepoe-poer lamat-lamat. Woes poenikă raris mesekar tjempakă koening ring tjempakă poetih sami mekatih. Sepoepoetē mepajas, toemoeli ipoen memargi kesarengin antoek timpal-timpalipoenē ngepoeriang, mebalih. Sewirēh Ni Luh Soemerasih megegēsoan memargi, kēnginan mekanē kantoen doeoer balenē, mesedēdēg ring sok wadah berasē, sanē medaging beras mērēs malih tan petekep.<noinclude></noinclude> 8tbaegyzw2iaxhtn5wtqqrcnw8z7k5o Indéks:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf 252 31411 116723 110766 2022-07-25T13:17:37Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-index text/x-wiki {{:MediaWiki:Proofreadpage_index_template |Title=Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern |Language=ban |Author=Ketut Ginarsa, dkk |Translator= |Editor= |Year=1985 |Publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan |Address= |Key= |Source=Balai Bahasa Provinsi Bali |Image=1 |Progress=MS |Volumes= |Pages=<pagelist 1="Cover" 2=1 115="Cover" /> |Remarks= |Width= |Css= }} nzss96rpwhhbacnqyivc7m57149hwt0 Indéks:Geguritan Mayadanawa.pdf 252 31412 116786 111397 2022-07-26T00:33:14Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-index text/x-wiki {{:MediaWiki:Proofreadpage_index_template |Title=[[Geguritan Mayadanawa]] |Language=ban |Author=[[Ida Wayan Granoka]] |Translator= |Editor= |Year=1978 |Publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan |Address= |Key= |Source=Balai Bahasa Provinsi Bali |Image=1 |Progress=MS |Volumes= |Pages=<pagelist 1="Cover" 2=1 47="Cover" /> |Remarks= |Width= |Css= }} 0fonnr994sny0dzhi5hts13mcjejy75 Indéks:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf 252 31413 116802 110764 2022-07-26T00:54:10Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-index text/x-wiki {{:MediaWiki:Proofreadpage_index_template |Title=Geguritan Dukuh Wanasari |Language=ban |Author=I Made Sudiarga |Translator= |Editor= |Year=1997 |Publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan |Address= |Key= |Source=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan |Image=1 |Progress=MS |Volumes= |Pages=<pagelist 1="Cover" 2=1 124="Cover" /> |Remarks= |Width= |Css= }} ld7ykc8568pmqjhekbktjtdlg3963a7 116803 116802 2022-07-26T00:54:20Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-index text/x-wiki {{:MediaWiki:Proofreadpage_index_template |Title=Geguritan Dukuh Wanasari |Language=ban |Author=I Made Sudiarga |Translator= |Editor= |Year=1997 |Publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan |Address= |Key= |Source=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan |Image=1 |Progress=MS |Volumes= |Pages=<pagelist 1="Cover" 2=1 125="Cover" /> |Remarks= |Width= |Css= }} hxik5gpba78wwuqhu01mzk1nat5ns7z Indéks:Geguritan Jayaprana.pdf 252 31415 116843 110762 2022-07-26T10:47:23Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-index text/x-wiki {{:MediaWiki:Proofreadpage_index_template |Title=Geguritan Jayaprana |Language=ban |Author=Ketut Ginarsa |Translator= |Editor= |Year=1978 |Publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan |Address= |Key= |Source=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan |Image=1 |Progress=MS |Volumes= |Pages=<pagelist 1="Cover" 2=1 52="Cover" /> |Remarks= |Width= |Css= }} si2cqq6cki1n9ih4f6y5lpxalzec3wo Indéks:Geguritan Pan Bungkling.pdf 252 31416 116827 110761 2022-07-26T01:27:24Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-index text/x-wiki {{:MediaWiki:Proofreadpage_index_template |Title=Geguritan Pan Bungkling |Language=ban |Author=Drs. I Gusti Ngurah Bagus |Translator= |Editor= |Year=1986 |Publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan |Address= |Key= |Source=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan |Image=1 |Progress=MS |Volumes= |Pages=<pagelist 1="Cover" 2=1 131="Cover" /> |Remarks= |Width= |Css= }} ns8zs8i5s5v5pqzbdf367zu7wqz4q8b Kaca:Geguritan Mayadanawa.pdf/3 250 31419 116787 110878 2022-07-26T00:33:48Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>PPS/Bl/2 Milik Dep. P dan K Tidak diperdagangkan {{center|'''GEGURITAN'''}} {{center|'''MAYADANAWA'''}} {{center|'''Alih Aksara & Alih Bahasa:'''}} {{center|'''IDA WAYAN GRANOKA'''}} {{center|Departemen Pendidikan dan Kebudayaan}} {{center|Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah}} {{center|Jakarta 1978}}<noinclude></noinclude> q8jegmrviaps0wtf7cznoxyihmytw4j Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/4 250 31422 116724 111133 2022-07-25T13:18:17Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="I GUSTI AYU TIRTA NINGSIH" /></noinclude>'''Struktur Novel dan Cerpen Sastra'''<br> '''Bali Modern ''' {{right|Oleh:}} {{right|Ketut Ginarsa}} {{right|Made Gosong}} {{right|Suparwoto}} {{right|Nyoman Kuta Ratna}} {{right|I Gusti Ketut Ardhana}} '''Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa''' '''Departemen Pendidikan dan Kebudayaan''' '''Jakarta''' '''1985''' {{center|v}}<noinclude></noinclude> 6r273zq5uhu8hudtn8vqq59cjimrpfn Kaca:Aneka Warna Keawi Toer Ketoeptoepang.pdf/6 250 31430 116710 111023 2022-07-25T13:07:16Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Listya Purnami" /></noinclude>{{center|5}} Itjang ngelah sampi moewani akit; ané aoekoed tjoelaan, ané lenan noe djagiran. Sampin itjangé ané djagiran galak pesan. Sadjawining itjang, sing adă anak lènan bani maekin; apă boewin ngetakang. Lènan tekèn sampiné moewani akit, itjang masih ngèlah sampi loewă aoekoed, nanging pekadasang itjang. Sampi moewah keboné ento megoenă pesan, wirèh sekală ento ané noeloengin déwéké megaé ditjariké, apang déwéké pajoe medaar. Beloelangné dadi anggon wajang, dedoepelak, ebeg, kekepoeh moewah ané lèn-lènan. Tandoekné dadi anggon soewah. Sang Berahmană Siwă toesing pesan dadi ngadjengang bé sampi. Berahmanané entjen dadi tekèn. bé sampi? Apă binan sampiné tekèn keboné? Entjèn kerengan sampiné tekèn keboné? {{center|6. POENJAN BIJOE.}} Poenjan bijoené patoeh tekèn soroh poenjan koenjité, nanging poenjan bijoené gedé moewăh tegehné loewihan tekèn soroh koenjité. Don bijoené masih mebinajan agigis. Poenjan bijoené adanină gedebong. Jèn gedebongé ento toegel, basă tengahanné meoenteng. Gedebongé ento dadi keloepakin moewah dadi anggon amah-amahan tjèlèng moe wah sampi. Kelopèkan gedebongé ané soebă toeh kadanin ,,koepas", melah anggon tali. Bongkol poenjan bijoené ada- nină boengkil bijoe". Jên ngetoedjoe oedjan, don bijoené apapah dadi anggon pajoeng, mangdéné toesing loetjoetan boewină melah anggon ngapoet apan-apan. Don bijoené ané toeh adanné ,,keraras". Dawan don bijoené sewetară adepă abelah, basă tengahanné adă papahné; bongkolné ,,gedebongé akoepak". Dadi lijoen donné padă tekèn lijoen keloepakan gedebongné. Don bijoené ané enoe ngoedă pesan keadanin ,,pelosor bijoe". Pelosor bijoené dadi anggon apă? Dimoen- tjoek atin poenjan bijoené misi poesoeh, ané bakal dadi boe- wahă. Bijoené apoewoen meboewah toewah aïdjeng; ané aïdjeng meidjas-idjasan, lijoenné nem idjas kanti limolas idjas.<noinclude></noinclude> q2sw30o7fbdkcb1o7swjes3pun6erk4 Kaca:Aneka Warna Keawi Toer Ketoeptoepang.pdf/7 250 31436 116711 111024 2022-07-25T13:07:34Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Listya Purnami" /></noinclude>{{center|6}} Ané aidjas lijoenné sewetară roras boelih. Bijoené tasak rasanné manis. Bijoe apă ané mebatoe? Apă goenan pelosor bijoené? Tegarang njambat adan bijoe! {{center|7. LIJANG.}} Djanmané poenikă lijang oeripipoené ring djagaté, jéning dèwèkipoené seger toer tan sah memanggoehang peboektian ngantos tan wènten naenin kekirangan. Mangdéné tan wènten kekirangan peboektian, patoet mekanti antoek seger; sewirèh jéning seger, sinah meresidajang mekarjă sané patjang ngera- woehang pikolih. Poenikă awinanipoen djanmă poenikä patoet pisan memoewatang mereténin dèwèkipoené, mangdä nja- beran seger. Oetamanipoen sané njandang keboewatang pisan mereténin, inggih poenikă: Ragané samian, penjingakan karnă, tjangkem, oengasan miwah sané lijan-lijanan. Jéning poenikă tan wènten kepereténin, sinah sering sakit, ngerana- jang lantoed ngambil seloewiring karjă; lantoedé mekarja poenikă ngawinang sering kekirangan peboektian. {{center|8. KEBO.}} Keboné boeron mebatis patpat; gobă moewah djenengné patoeh tekèn sampiné. Keboné demen nongos sig tanahé ané beseg, toesing pati bani mekeboes. Basang keboné njèndol boeloenné langah-langah. Boewat gobanné, adă ané selem, adă ané poetih. Batisné bawak, koekoenné mesepak, beloe langné tebelan tekèn beloelang oeboehané ané lèn-lènan Djeneng tandoekné gèpèng; adă ané njoengah, adä ane loekoeh. Koeping moewah ikoetné patoeh boekă koeping moe- wah ikoet sampiné, Amah-amahan sampiné padang, ané toem- boeh ditanahé toeh; nanging amah-amahan keboné, padáng ané toemboeh diandogé, soemi, don-donan moewah ané lèn lênan. Jéning lemah, keboné mekekipoe diendoet-endoete,<noinclude></noinclude> h85uv8mw30v795em54s524pa2uilvox Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/113 250 31447 116784 111090 2022-07-26T00:32:13Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|102}} <center>'''MATEMU RING RUMAH SAKIT'''</center> Ketika sedang asyiknya Pan Laksmi mengail di laut, tiba-tiba datanglah<br> istrinya yang bemama Men Laksmi memberitahukan buhwa anaknya yang<br> bemama I Ketut diserang penyakit mencret. Oleh karena itu , Pan Laksmi<br> bersama Men Laksmi pulang ke pondoknya.<br> Anaknya yang sedang sakit itu segera dibawa ke rumah sakit umum. Pan<br> Laksmi meminta tolong kepada Bapak Dokter Gunawan untjk mengobati<br> anaknya supaya lekas sembuh. Pan Laksmi sangat heran melihat ruangan<br> Pak Dokter karena bersih dan lantainya bertegel, serta pada dindingnya<br> bergantung gambar-gambar yang sangat menarik pandangan Pan Laksmi.<br> Pak Dokler memeriksa anak kecil itu dengan ''stetoscoop'', dan dinyata-­<br> kan bahwa anaknya itu kena penyakit kolera atau muntah berak.<br> Dari keakraban kata-kata antara kedua orang itu, lalu Pan Laksmi tiada<br> malu-malu menyanyakan asal dan nama ibu Pak Dokter Gunawan.<br> Kemudian, Pak Dokler menerangkan bahwa ia berasal dari Karangasem<br> dan dari kecil ia tiada mengetahui wajah ayahnya. Ibunya dikatakan<br> bernama I Nyoman Sandat.<br> Ketika mendengar keterangan itu serta melihat foto Ni Nyoman Sandat yang diperlihatkan oleh Pak Dokter, maka Pan Laksmi termenung.<br> Kemudian, Pak Dokter dirangkul karena ia adalah anaknya sendiri dengan<br> istri Nyoman Sandat sejak Pan Laksmi bersama Ni Nyoman Sandat<br> mengabdi kepada Ida Bagus Ngurah di Geria Karangasem. PERPUSTAKAAN PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN<noinclude></noinclude> chai4diuqf1keuxy6xqsovvka3g1xxs 116785 116784 2022-07-26T00:32:34Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|102}} <center>'''MATEMU RING RUMAH SAKIT'''</center> Ketika sedang asyiknya Pan Laksmi mengail di laut, tiba-tiba datanglah<br> istrinya yang bemama Men Laksmi memberitahukan buhwa anaknya yang<br> bemama I Ketut diserang penyakit mencret. Oleh karena itu , Pan Laksmi<br> bersama Men Laksmi pulang ke pondoknya.<br> Anaknya yang sedang sakit itu segera dibawa ke rumah sakit umum. Pan<br> Laksmi meminta tolong kepada Bapak Dokter Gunawan untjk mengobati<br> anaknya supaya lekas sembuh. Pan Laksmi sangat heran melihat ruangan<br> Pak Dokter karena bersih dan lantainya bertegel, serta pada dindingnya<br> bergantung gambar-gambar yang sangat menarik pandangan Pan Laksmi.<br> Pak Dokler memeriksa anak kecil itu dengan ''stetoscoop'', dan dinyata-­<br> kan bahwa anaknya itu kena penyakit kolera atau muntah berak.<br> Dari keakraban kata-kata antara kedua orang itu, lalu Pan Laksmi tiada<br> malu-malu menyanyakan asal dan nama ibu Pak Dokter Gunawan.<br> Kemudian, Pak Dokler menerangkan bahwa ia berasal dari Karangasem<br> dan dari kecil ia tiada mengetahui wajah ayahnya. Ibunya dikatakan<br> bernama I Nyoman Sandat.<br> Ketika mendengar keterangan itu serta melihat foto Ni Nyoman Sandat yang diperlihatkan oleh Pak Dokter, maka Pan Laksmi termenung.<br> Kemudian, Pak Dokter dirangkul karena ia adalah anaknya sendiri dengan<br> istri Nyoman Sandat sejak Pan Laksmi bersama Ni Nyoman Sandat<br> mengabdi kepada Ida Bagus Ngurah di Geria Karangasem. PERPUSTAKAAN PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN<noinclude></noinclude> qbu870sz15fyvp4paivmvqd4714lz7w Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/21 250 31448 116727 111165 2022-07-25T13:20:12Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>{{center|10}} diakui oleh si pengarang. ''High Noon'' menceritakan seorang ''sheriff'' yang menanti kedatangan gerombolan penjahat yang bermaksud hendak membu­nuhnya. Seluruh kota ikut membantu ''sheriff''. Bahkan, istri ''sheriff'' itu tam­pak ikut meninggalkannya sehingga dia harus menghadapi empat pembunuh seorang diri. Jadi, temanya adalah memerlukan keberanian untuk menu­naikan tugas. Akan tetapi, akhirnya istrinya kembali untuk membantu membinasakan musuh-musuhnya. Hal ini bertujuan menguatkan tema karena dengan kembalinya, si istri ingin mcnunjukkan bahwa dia mempunyai kebe­ranian dan pengabdian untuk menunaikan kewajibannya. Cerita pendek mempunyai alur dan subalur serta tema dan subtema. Hal ini dapat dilihat dalam ''Marty'' yang mempunyai tema bahwa jika mengenai kebutuhan diri sendiri, dengarlah suaramu sendiri. Dalam novel ini diceritakan tentang seorang pemuda yang kembali kepada kekasihnya yang oleh ibu dan teman-temannya dianggap inferior. Subtemanya tersirat pada kepergian bibinya dari rumah anaknya, yaitu generasi baru mendesak generasi lama. Setiap cerita yang baik dibentuk oleh tema yang menentukan arah. Tema yang menentukan arah ini memilih dan mengatur semua unsur yang dimasukkan ke dalam cerita, misalnya tokoh-tokohnya, aksinya, pemecahan konfliknya yang oleh pengarang digunakan untuk menghidupkan jalan cerita. Cerita dapat merupakan interpretasi mengenai aspek manusia. Dalam diri setiap pengarang berbobot, interpretasi semacam jtu tmbul dari pandangan­ nya tentang dunia atau filsafat hjdupnya yang merupakan catatannya mengenai arti hidup. Oleh karena itu, setiap penulis mempunyai timbangan tentang nilai, baik nilai kuantitatif maupun kualitatif. Medium apa pun yang digunakan oleh pengarang, ia betul-betul terlibat dalam kualitas pengalaman. Pokok pembicaraannya secara keseluruhan lazimnya adalah tentang kualilas manusia dan penilaiannya mengenai pengalaman manusia tertentu yang merupakan kebenarannya atau kecenderungannya. Pada jalan cerita pengarang meletakkan pengaruhnya tentang timbangan penilaian atau sikapnya terhadap isi cerita itu. Pada uraian sebelumnya telah dinyatakan bahwa tema menentukan segala sesuatu dalam cerita. Itu adalah arahnya atau maksud atau tujuannya. Karena maksud setiap pengarang berbeda-beda, tema yang dikemukakan bermacam-macam pula. Tema dapat berarti konsep intelektual tertentu atau menunjukkan situasi yang sangat kompleks. Pada umumnya, nilai cerita tidak terdapat pada temanya, tetapi pada penafsiran yang<noinclude></noinclude> 4l115ylawzs2hql5n5uimfd20qcdtm2 Kaca:Geguritan Mayadanawa.pdf/8 250 31449 116792 110946 2022-07-26T00:37:02Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>ana putra tunggal kakung, nama Mayadanawa, kasub prakosa sakti, bala webuh, tur mabahan panugrahan. lahirlah seorang putra laki-laki , namanya Mayadanawa, tersohor amat sakti , banyak tentara, dan memperoleh waranugraha. (7) Matapa di Gunung Sogra Hyang Mahadewa nugrain , mabala tan patandingan , Makasar Sumbawa Bugis , Sasak Blambangan Bali, tur mabala detia liu, sadiane mapinunas, nelasang janmane sami, miwah ngebur, swarga lokane ring Kendran. Bertapa di Gunung Sogra, Hyang Mahadewa menganugrahi, dengan tentara tiada bandingnya, Makasar, Sumbawa dan Bugis , Sasak, Blambangan , Bali, dan banyak tentara raksasa, permintaannya diridhoi , menghabiskan semua manusia, serta menghancurkan, sorga di Indraloka. (8) Gumi Baline resresan , baan momone tan sipi, loba angkara pracampah, dening kakuehan ngranehin, liu makrana munyahin , kasugihan wisesa kasub , dening tan patandingan, tuara dan mamiyerin , saksat mretiu, jani Sang Mayadanawa. Penduduk Bali ketakutan, karena keliwat akunya, loba angkuh dan congkak, hidup dalam kesukaan yang herlebihan , banyak yang rriemabukkan, tersohor sakti dan kayaraya, dengan tiada bandingnya, tak terkalahkan, laksana mahakala, demikianlah Sang Mayadanawa. (9) Miwah balane makejang, danuja rucak nyakitin, mangrusuhin nene darma, asing rahayu gedegin, nyacad ling ning aji, ngiwangang saliun tutur, ngarusakang kayangan, megatang pangaci-aci, tuah manengguh, deweke suba betara. Dengan semua bala tentara, raksasa mengacau dan merusak, menghianati penegak darma, semua yang berbahagia dibenci, menghina wejangan-wejangan suci, memungkiri segala petunjuk agama, merusak kahyangan, menghapuskan upacara agama, hanya mengakui, akulah dewa.<noinclude></noinclude> 96ab4lbzm7mkwzhi2altmww334vrmwz Kaca:Geguritan Mayadanawa.pdf/5 250 31451 116788 110925 2022-07-26T00:34:18Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="I GUSTI AYU TIRTA NINGSIH" /></noinclude><center>'''Kata Pengantar'''</center> Bahagialah kita, Bangsa Indonesia, bahwa hampir di setiap daerah di<br> seluruh tanah air hingga kini masih tersimpan karya-karya sastra lama, yang<br> pada hakekatnya adalah cagar budaya nasional kita. Kesemuanya itu me-­<br> rupakan tuangan pengalaman jiwa bangsa yang dapat dijadikan sumber<br> penelitian bagi pembinaan dan pengembangan kebudayaan dan ilmu, di<br> segala bidang.<br> Karya sastra lama akan dapat memberikan khasanah ilmu pengetahuan<br> yang beraneka macam ragamnya. Dan penggalian karya sastra lama, yang<br> tersebar di daerah-daerah ini, akan menghasilkan ciri-ciri khas kebudayaan<br> daerah, yang meliputi pµla pandangan hidup serta landasan falsafah yang<br> mulia dan tinggi nilainya. Modal semacam ini, yang tersimpan dalam karya­<br> karya sastra daerah, akhirnya akan dapat juga menunjang kekayaan sastra<br> Indonesia pada umumnya.<br> Pemeliharaan, pembinaan dan penggalian sastra daerah jelas akan besar<br> sekali bantuannya dalam usaha kita untuk membina kebudayaan nasional<br> pada umumnya, dan pengarahan pendidikan pada khususnya. Saling pengertian antar daerah, yang sangat besar artinya bagi peme-­ liharaan kerukunan hidup antar suku dan agama, akan dapat tercipta pula,<br> bila sastra-sastra daerah, yang termuat dalam karya-karya sastra lama itu,<br> diterjemahkan atau diungkapkan dalam bahasa Indonesia. Dalam taraf pemba­-<br> ngunan bangsa dewasa ini manusia-manusia Indonesia sungguh memerlukan<br> sekali warisan rohaniah yang terkandung dalam sastra-sastra daerah tersebut. Kita yakin bahwa segala sesuatunya yang dapat tergali dari dalamnya tidak<br> hanya akan berguna bagi daerah yang bersangkutan saja, melainkan juga<br> akan dapat menjelma menjadi sumbangan yang khas sifatnya bagi pengembangan sastra Dunia.<br> Sejalan dan seirama dengan pertimbangan tersebut di atas, kami sajikan<br> pada kesempatan ini suatu karya sastra daerah Bali, yang berasal dari Fakul­<br> tas Sastra, Universitas Udayana, dengan harapan semoga dapat menjadi pe­<br> ngisi dan pelengkap dalam usaha menciptakan minat baca dan apresiasi ma­- syarakat kita terhadap karya sastra, yang masih dirasa sangat terbatas. Jakarta,1978 Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra<br> Indonesia dan Daerah 5<noinclude></noinclude> fbe4wfoby77y5lmeb1htkfqq71e0h0j Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/15 250 31455 116725 111154 2022-07-25T13:19:28Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="IPutu Dirga" /></noinclude>{{center|4}} '''1.2 Tujuan Penelitian''' Tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian ini adalah suatu deskripsi tentang struktur novel dan cerpen sastra Bali modern. Deskripsi ini akan memuat bagaimana unsur-unsUr struktur yang terdapat dalam sebuah novel dan cerpen sastra Bali modern. Melalui deskripsi ini akan dapat dilihat perbedaan antara struktur novel dan cerpen sastra Bali modern dengan struktur ragam prosa sastra Bali tradisional, yakni ''satua-satua''. '''1.3 Ruang Lingkup''' Sesuai dengan masalah yang dikemukakan di atas, dalam penelitian ini akan dibicarakan hal-hal sebagai berikut. a. Pengertian tema dan keadaannya pada beberapa novel dan cerpen Bali modern, sesuai dengan sampel penelitian. <br> b. Alur dalam novel dan cerpen Bali modern.<br> c. Penokohan dalam novel dan cerpen Bali modern.<br> d. Latar dalam novel dan cerpen Bali modern.<br> e. Gaya bahasa dalam novel dan cerpen Bali modern. <br> f. Teknik/komposisi dalam novel dan cerpen Bali modern. <br> '''1.4 Kerangka Teori yang Digunakan sebagai Acuan''' Perkembangan studi sastra dalam abad XX ini pesat sekali. Banyak sekali teori sastra yang diciptakan orang, terutama dinegeri-negeri Barat. Banyak buku yang telah ditulis, baik oleh sarjana asing maupun sarjana Indonesia. Dalam penelitian ini teori yang akan dipergunakan sebagai pegangan utama adalah strukturalisme. Menurut Robson (1978:29) sebuah karya sastra akan terdiri dari dua unsur, yakni unsur tema atau amanat dan bentuk atau strukturnya. Karya sastra yang dibangun oleh kedua unsur itu secara struktural dapat dipandang sebagai sesuatu yang merupakan keutuhan yang unsur-unsurnya mengandung makna sebagai bagian dari suatu keselu­ruhan struktur (Ikram, 1978:2). Dalam hubungannya dengan kebudayaan secara keseluruhan, sastra dipandang sebagai suatu cara pengungkapan suatu kebudayaan. Berdasarkan kedua pendapat di atas, novel dan cerpen sastra Bali modern akan dapat dideskripsikan unsur-unsurnya atas amanat dan struk­tur. Selanjutnya, sesuai dengan tujuan penelitian ini, akan dideskripsikan unsur-unsur yang membangun struktur novel dan cerpen sastra Bali modern. Untuk mengetahui tema atau amanat yang terkandung dalam novel atau cerpen sastra Bali modern, peneliti akan menggunakan pendapat Hutagalung<noinclude></noinclude> oiwddzykct0kfj5ng1jv8z7gv3gazdr Kaca:Geguritan Mayadanawa.pdf/6 250 31456 116789 110944 2022-07-26T00:35:09Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Tudpartha" /></noinclude>Geguritan Mayadanawa *) Awighnamastu Semoga selamat puh sinom (1) Duh ampura ugi titiang, i tambet mapi ririh, pangkah milu mairenan, iseng malajah manulis, anggon tiang gendang gending, nyalimurang manah ibuk, tungkulang baan sastra, lila-lilayang ban munyi, pilih saru, saruang baan tuturan. (2) Nanging ke tuturan satua, satuan anak odah riin, titiang milu manyatuayang, nyaka saj a nyaka tusing, nuturin cerik-cerik, nyaka kangin nyaka kauh, apang nyak seleg malajah, mamaca miwah manulis, pang da lantud, melid dagingin tuturan. (3) Sangkan jani ya gaweang, geguritan munyi Bali, tembang sinom ya tembangang, critan gumine di Bali, Maafkanlah kami, dungu berlagak bijaksana, berani ikut beradu, mencoba belajar menggubah, ku pakai berdendang, menghibur hati yang resah, dihidang dengan cerita, diwarnai irama dan lagu , semoga terlena, diriahkan dengan cerita lama. Tapi ini sebuah dongeng, cerita kakek sediakala, kami ikut menceritakan, entah sungguh entah tidak, guna menasihati anak-anak, meski tiada ujung pangkalnya, agar mau tekun belajar, membaca dan menulis, hingga tiada mengecewakan, selalu diberi nasihat. Karenanya digubahlah, puisi berbahasa Bali, dengan lagu tembang sinom, dongeng ten tang pulau Bali, *)Transkripsi dan terjemahan Geguritan Mayadanawa ini diambil dari Lontar No. Rt. 260/Krop. 125, Fak. Sas. Universitas Udayana. 7<noinclude></noinclude> 4c5eezcnacozeqshg9vtut9tq2hflqz 116790 116789 2022-07-26T00:35:29Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Tudpartha" /></noinclude>Geguritan Mayadanawa *) Awighnamastu Semoga selamat puh sinom (1) Duh ampura ugi titiang, i tambet mapi ririh, pangkah milu mairenan, iseng malajah manulis, anggon tiang gendang gending, nyalimurang manah ibuk, tungkulang baan sastra, lila-lilayang ban munyi, pilih saru, saruang baan tuturan. (2) Nanging ke tuturan satua, satuan anak odah riin, titiang milu manyatuayang, nyaka saja nyaka tusing, nuturin cerik-cerik, nyaka kangin nyaka kauh, apang nyak seleg malajah, mamaca miwah manulis, pang da lantud, melid dagingin tuturan. (3) Sangkan jani ya gaweang, geguritan munyi Bali, tembang sinom ya tembangang, critan gumine di Bali, Maafkanlah kami, dungu berlagak bijaksana, berani ikut beradu, mencoba belajar menggubah, ku pakai berdendang, menghibur hati yang resah, dihidang dengan cerita, diwarnai irama dan lagu , semoga terlena, diriahkan dengan cerita lama. Tapi ini sebuah dongeng, cerita kakek sediakala, kami ikut menceritakan, entah sungguh entah tidak, guna menasihati anak-anak, meski tiada ujung pangkalnya, agar mau tekun belajar, membaca dan menulis, hingga tiada mengecewakan, selalu diberi nasihat. Karenanya digubahlah, puisi berbahasa Bali, dengan lagu tembang sinom, dongeng ten tang pulau Bali, *)Transkripsi dan terjemahan Geguritan Mayadanawa ini diambil dari Lontar No. Rt. 260/Krop. 125, Fak. Sas. Universitas Udayana. 7<noinclude></noinclude> ao020oqnxr8thgraigp8xjt8zicqr4d 116791 116790 2022-07-26T00:35:54Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Tudpartha" /></noinclude><center>'''Geguritan Mayadanawa *)'''</center> Awighnamastu Semoga selamat puh sinom (1) Duh ampura ugi titiang, i tambet mapi ririh, pangkah milu mairenan, iseng malajah manulis, anggon tiang gendang gending, nyalimurang manah ibuk, tungkulang baan sastra, lila-lilayang ban munyi, pilih saru, saruang baan tuturan. (2) Nanging ke tuturan satua, satuan anak odah riin, titiang milu manyatuayang, nyaka saja nyaka tusing, nuturin cerik-cerik, nyaka kangin nyaka kauh, apang nyak seleg malajah, mamaca miwah manulis, pang da lantud, melid dagingin tuturan. (3) Sangkan jani ya gaweang, geguritan munyi Bali, tembang sinom ya tembangang, critan gumine di Bali, Maafkanlah kami, dungu berlagak bijaksana, berani ikut beradu, mencoba belajar menggubah, ku pakai berdendang, menghibur hati yang resah, dihidang dengan cerita, diwarnai irama dan lagu , semoga terlena, diriahkan dengan cerita lama. Tapi ini sebuah dongeng, cerita kakek sediakala, kami ikut menceritakan, entah sungguh entah tidak, guna menasihati anak-anak, meski tiada ujung pangkalnya, agar mau tekun belajar, membaca dan menulis, hingga tiada mengecewakan, selalu diberi nasihat. Karenanya digubahlah, puisi berbahasa Bali, dengan lagu tembang sinom, dongeng ten tang pulau Bali, *)Transkripsi dan terjemahan Geguritan Mayadanawa ini diambil dari Lontar No. Rt. 260/Krop. 125, Fak. Sas. Universitas Udayana. 7<noinclude></noinclude> 6m6yj36k7j9tkohtmnxnx4cq3dynk2s Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/111 250 31461 116783 111101 2022-07-26T00:31:41Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>LAMPIRAN 2 SINOPSIS CERPEN <center>'''MATEGUL TAN PATALI'''</center> Suami-istri Made Antara dan Luh Manik mempunyai seorang anak laki-laki bernama Putu Sastra.<br> Sejak Putu Sastra berumur tiga tahun, I Made Antara meninggal dunia karena kapal yang dinaiki tenggelam dalam perjalanannya ke Lombok, guna melanjutkan sekolahnya di APDN Mataram.<br> Untuk biaya hidupnya dan juga biaya sekolah anaknya, Luh Manik berjualan makanan. Makanannya sangat enak dan banyak langganannya.<br> Luh Manik seorang janda yang sangat cantik paras mukanya sehingga banyak laki-laki yang mencintainya. I Gede Parta seorang laki-laki yang sudah berkeluarga dan sangat kaya jatuh cinta kepada Luh Manik.<br> Karena pandainya I Gede Parta merayu sehingga Luh Manik cinta<br> kepadanya, bahkan sudah berjanji akan kawin walaupun menjadi istri ke­-<br> dua.<br> Pada malam harinya Luh Manik bersiap-siap akan meninggalkan<br> rumahnya untuk kawin. Akan tetapi, sebelum berangkat anaknya menangis<br> menjerit-jerit karena penyakitnya kambuh.<br> Sambil merawat anaknya, Luh Manik ingat akan sumpah suaminya<br> almarhum, yakni sehidup-semati. <center>'''TOGOG'''</center> Wayan Tamba adalah seorang seniman yang pekerjaannya ukir-mengukir membuat patung. Pekerjaan inilah yang menjadi pokok penghidupannya bersama ibunya.<br> Wayan Tamba sudah mempunyai tunangan bernama Ni Wayan Nerti, seorang janda muda yang sangat cantik. Suaminya bemama I Sudamia sudah meninggal karena terlibat G-30 S/PKI. {{center|100}}<noinclude></noinclude> jslxgsyfneidooxhd757487otm465rg Kaca:Geguritan Mayadanawa.pdf/21 250 31465 116800 110966 2022-07-26T00:50:23Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>Sang Senakala, Raja Mong amejahi. Sang Senakala, Raja Mong yang membunuh. (52) Sang Dharma Wilsila pinejah Sutabyua, Mayadanawangling, Ya Raja Mong kita, age ta marene ya, yan tuhu sura ing j urit, lah ya prayatna, papaga tandang mami. Sang Dharma Wilsila dibunuh oleh Sutabayu, Mayadanawa berkata, Hai kau Raja Mong, cepatlah kau ke sini , jika betul berani di medan perang, hati-hatilah kau , hadapilah kesaktianku. (53) Rame kang prang Mayadetia kenembulan, pinanah luir hudani, Sang Maya tan kewrah, tui ginada cinakrayan , muang sinempalan candrasi, Raja Mong pej ah, tugel gulu nereki. Pertempuran sangat sengit Mayadanawa direbut, dihujani dengan panah, Mayadanawa tiada gentar, saling gebug saling cakram, saling semblih. Raja Mong menerima ajal, lehernya terputus. (54) Ahurahan malayu bala dewata, Sang Sutabayu lilih, tan ulihing untat, pareng Ian Senaraja, Sanghyang Indra tui inungsi , winalia muah, sumbrag dewata sami. Serentak tentara dewi lari, Sang Sutabayu terdesak , hingga jauh ke belakang, bersama dengan Senaraja, lalu menghadap Hyang Indra, kemudian mereka kembali, turunlah para dewa semuanya. (55) Maring ayun pada atanding kadiran makadi Sanghyang Saci, luir geni ujuala, sing kaparad muntas, Sang Maya kaweseng jurit, mangke malayu, Ki Kala Wong umiring. Di garis depan mereka mengadu ketangkasan , Seperiinya Hyang Saci, seperti api yang sedang berkobar, yang terkena pasti hangus, Mayadanawa kehabisan tentara, lalu melarikan diri, Kala Wong ikut sebagai pengiring. (56) Maring Timbul pareng dadi timbul ika, Sampai di Timbul menjadilah sebuah timbul, 22<noinclude></noinclude> 1ja7tn67yi887hwsuk50bzsu3upvdi2 Kaca:Geguritan Mayadanawa.pdf/16 250 31467 116796 110973 2022-07-26T00:40:44Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>ban galake tidong gigis, mandel teken kasuecan, baan baktine ring gusti, tuara mangitung mati, uripe kaanggon naur, keto pada munyinnya, pajerit saleng surakin, katetakut, calingnyane tajep renggah . karena keliwat berani, yakin atas perlindungannya, karena kesetiaannya terhadap raja, tida peduli mati, nyawa dipakai sebagai penebus, begitulah omong-omongannya, menjerit saling soraki, menakut-nakuti, taringnya tajam dan panjang. Nasib buruk ia terbunuh di medan perang, (33) Miwah dangastrania dumulah, matane ngredep mangendih, murub maha bang suteja, luih trenggana ring wiati, dadanya bang wok beris, rambut murarang luir kukus, mekel-ekel pulira, baribuaraketi, kaya mretiu, mabudi nguugang jagat. Dan taringnya bernyala-nyala, matanya berpudar memancarkan sinar, menyala kemerah-merahan, bagai halilintar di angkasa, dadanya mera11 dan berbulu, rambut ikal seperti kepulan asap, bergumpal-gumpal, berhamburan, laksana maut., hendak menghancurkan bumi. {34) Katatakut dwajanira, di ajeng sang Mayapati, dumilah ratna kancana, balulang buaya kinardi, tuhu winangun urip, tekaning punggalanipun, tinerapan baan emas, kadi gulem metuang tatit, miwah lilus, kaya luih kadurnitan. Benderanya amat berwibawa, di depan Sang Mayadanawa, berkilauan permata dan emas, kulit buaya diwujudkan, sebagai bangun asalnya, dengan kepalanya, ditulisi dengan emas, seperti mendung mengeluarkan petir, dan angin topan, seperti dunia menjelang kiamat. {{center|puh durma}} (35) Durmanggala dane pejah ring payudan, Nasib buruk ia terbunuh di medan perang 17<noinclude></noinclude> kad6jlfjqce7kuwcbr9xevt71fqq9nq Kaca:Geguritan Mayadanawa.pdf/11 250 31475 116793 110952 2022-07-26T00:37:40Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>sampun to kapidartain , pangandikane sami, kadi nugrahan Hyang Guru, garjita Hyang Bagawan, lintang kenak·mangastuti, mangkin sampun, lumbrah ortane ring Kendran. ia telah diberitahu, tentang semua wej angan, seperti perintah Hyang Siwa, gembiralah Hyang Bagawan , sangat senang memuji-muji, kini telah, tersebar beritanya di lndraloka. (17) Sanghyang Indra pacang mangkat, magebuge ka Bali, ngraris ngamargiang potusan, natas gumine ring Bali, genah pacang maranin, gelis sampun mangkin rauh, putusan midartayang, ring Ida Hyang Sacipati, telas katur, pacang ungguane mayuda. Sanghyang Indra akan berangkat, mengadakan perang ka Bali, lalu meng1rim mata-mata, menyelidiki tempat-tempat di Bali, lokasi untuk menyerang, segera kini datanglah, mata-mata memberitakan, ke hadapan Hyang Indra, semua telah·dilaporkan , medan untuk mengadakan perang. (18) Mungguing paseban Hyang Indra, kinayaping sura mantri, magunita madum pilihan , ring Bagawan Wrehaspati, tingkah pacang maranin , Sang Citranggada kapatut, yan mungguing buat pangraos, kocap dane paling ririh, kapiturut, senapati ring payudan. Di Bangsal Hyang Indra, didampingi para mentri, berunding membagi-bagi tugas , untuk Bagawan Wrehaspati, mengatur siasat pendekatan perang , Sang Citranggada ditugaskan, dalam ha! diplomat, ialah yang paling cakap , dan yuga, sebagai senapatj di medan perang. (19 ) Mangke Ida Sanghyang Indra, sampun luar ring tinangkil, ne benjang semang kocapan , sampun ida to mamargi, ngauhang mamaranin, gumi Baline kajujur, Diceritakanlah Sanghyang Indra, telah usai dari persidangan, diceritakan keesokan pagi hari- nya, lalu berangkatlah, pergi menuju jurusan barat, Pulau Bali yang dituju, 12<noinclude></noinclude> gn9iuwfh27s1vxsev6oypalts03fnhp Kaca:Geguritan Mayadanawa.pdf/17 250 31479 116797 110971 2022-07-26T00:41:18Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>ban Sanghyang Indra sami, linuh ikahgjagat, sanggeng ya magenjongan, batu karurubuh yuakti, segara kocap, cirining pacang wisti. oleh Sanghyang Indra semuanya, terjadilah gempa bumi, getaran menj adi-jadi, batu-batu bergelimpangan , demikian pun air laut, tanda-tanda akan ajalnya. (36) Gurnitageng aiun prakampa kumupak, lian gowak manyanderin, dane ring paperangan, tumuli muntahaken rah, suana mangalwa magutin, angaiup jerah, pralayaning ajurit. Gumuruh bagai air pasang mencekam , dan gagak menerkam-terkam, ia di medan perang, lalu memuntahkan darah, anjing menyalak melolong, sebagai menyambut roh, pertanda gugurnya dalam perang. (37) Patih Maya Singarsa lan Kumbodara, ngamuk arep makerti, sikep pada gada, kruna galak nirbaya, Citranggada amapagi, lan Citrasena, pejah ki detia kalih. Patih Maya Singarsa dan Kumbodara, mengamuk dalam perang tombak dan gada, dengan tangkas dan perwira, disambut oieh Citranggada, dan Citrasena, matilah kedua raksasa tersebut. (38) Kinudanan sarwastra tan pantara, umiang suaraning beri, lan suraking bala, luir rug ikang parwata, suaraning asua lan asti, karunguing wiat, luir bubarang pratiwi. Dihujani panah dengan bertubitubi, suara tabuhan amat riuh, juga tempik sorak para tentara, bagaikan gunung roboh, suara anjing dan kuda, terdengar sampai di angkasa, Seperti dunia akan kiamat. (39) Ahusungan jinantra binantrayan buru-binuru yeki, luir singa wirodra, Tak habis-habisnya serang menyerang, saling kepung, laksana singa sedang mengganas, 18<noinclude></noinclude> dg1xi664zy48x2qvdvzln4ehaed7lxs Kaca:Geguritan Mayadanawa.pdf/14 250 31480 116795 110975 2022-07-26T00:40:05Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Tudpartha" /></noinclude>abra murub , matingkah dahat dumilah. agung dan berwibawa, beraksi dengan amat perkasa. (26) Dening kabeh mautama, tan tuna wastradi adi, muah sarwa ratna motama, munyin sungu mangempengin , gegambelan gubar beri, miwah kedepan kang ketu, tan tunggal nggonya katon, ring dik desa kueh ngebekin, gajah ngelur, pangrikning asua umiang. Karena semua serba mulia, tak ketinggalan kain-kain yang halus, dan ratna serba mulia, suara sungu membisingkan, instrumen bunyi-bunyian, serta kilauan sinar gelung mahkota, tiada suatu tempat pun yang kosong, di sudut-sudut desa penuh jejal, gajah mengerik, gonggongan anjing bersinambungan. (27) Age patemuning prang, suraking surapsareki, gumeter karunguing wiat, mangke Si Danawapati, tan arep mulih-ulih, manyacad anake weruh, ring tingkah pagunita, ban dahat campahing hati, wangun bendu, kadiran pangaya-aya. Sampailah di medan perang, tempik sorak para tentara, gumuruh terdengar di angkasa, diceritakanlah Sang Mayadanawa, tiada henti-hentinya, menghina orang-orang suci, terhadap amal kebajikannya, karena amat durhaka, tiba-tiba marah, mengubat abit keganasan. (28) Nuhutang buat karaksasan , weruh yen satru nekain, metu mangke mamaguta, mungguh ring siandana gelis, siuan kuda mangiring, sritning siandana madulur, lan surak awurahan, setataning detia ngiring, kang ring pungkur, kadi gulem nemu warsa. Watak sebagai seorang raksasa, tahu jika musuh datang, bangkitlah dan segera menjemput, dengan cepat naik ke kereta, ribuan kuda mengiring, deruan pedati berarak-arakan , dengan bersorak riuh, semua raksasa ikut menyerta, yang ada di belakang, laksana mendung mengadakan hujan. 15<noinclude></noinclude> p9adhqhki52e3oz85wumbm7zz767zmj Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/109 250 31485 116782 111129 2022-07-26T00:30:16Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|98}} <center>'''BUAH SUMAGANE KUNING-KUNING'''</center> Kehidupan sepasang suami-istri dengan seorang anaknya yang menetap<br> pada sebuah gubuk di suatu perkebunan jeruk; tampak sangat tenteram dan<br> serasi. Kedamaian keluarga kecil ini tampak semakin nyata, tercermin lewat<br> kepolosan prinsip-prinsip hidup dari kepala keluarganya seorang bersifat<br> pendiam tamatan sekolah lanjutan atas bernama Made Susanta.<br> Idealisme yang tinggi dari tokoh Made Susanta membangun desanya,<br> diawali dari keinginannya membangun sebuah sumur yang sudah lama<br> didambakan untuk kesejahteraan desanya sendiri. Motivasi yang kuat pada<br> diri si tokoh utama ini, dilandasi oleh keinginan agar desanya yang kering<br> dan tandus itu tidak lagi semata-mata hanya menggantungkan diri pada<br> datangnya musim penghijau yang jatuh setiap tahun sekali.<br> Selain tujuan memperoleh air guna mengairi ladang dan perkebunan<br> jeruk yang ada di daerah mereka, diharapkan kelak dengan adanya sumur<br> itu, kesehatan penduduk semakin terjamin karena anggota masyarakat desa<br> akan bebas memanfaatkan air sumur itu demi kepentingan keluarga mereka<br> sehari-hari.<br> Sebagaimana galibnya hakikat hidup, setiap usaha ke arah kebaikan tentu<br> tidak sedikit mengalami rintangan-rintangan. Demikian pula itikad baik<br> Made Susanta hendak membangun desanya melalui penggalian sumur itu,<br> tidak luput dari cemoohan dan fitnahan-fitnahan sebagian penduduk desa.<br> Sebenarnya ketidaksetujuan sebagian penduduk desa akan ide-ide Made<br> Susanta, tidak lain akibat hasutan dari seorang yang sangat benci terhadap<br> diri Made Susanta. Timbulnya benih kebencian ini, semata-mata akibat<br> kalah bersaing dalam merebut hati seorang gadis bernama Putu Suasti yang<br> kini telah menjadi istri Made Susanta.<br> Made Murka, demikian nama tokoh antagonis dalam novel ini, berulang<br> kali menfitnah dan hendak mencelakakan keluarga Made Susanta, tetapi<br> usahanya itu selalu kandas akibat kebijaksanaan diri Made Susanta sendiri.<br> Di lain pihak, karena Made Susanta diketahui sebagai seorang pemuda<br> yang jujur dan tekun, ia pun mendapat simpati dari pemuda desanya.<br> Akhirnya, kedengkian hati tokoh Made Murka terhadap Made Susanta<br> mencapai puncaknya. Ia berhasil menghimpun beberapa kawannya men­-<br> datangi rumah keluarga Made Susanta pada malam hari. Maksudnya untuk<br> mengancam dan mengusir Made Susanta dari desa itu.<noinclude></noinclude> bb4rpobiyn8shh6tjptx5vs46f0hrda Kaca:Geguritan Mayadanawa.pdf/13 250 31486 116794 110976 2022-07-26T00:38:59Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Tudpartha" /></noinclude>ne mangkin sampun prapta, ring tegal paprangan yuakti, mangke wuwus, Sanghyang Satakretu mojar, dan sekarang tibalah, di medan pertempuran, kini diceritakan, Sanghyang Indra bersabda. (23) Duh cai Citranggada, lawan Citrasena cai, mungguh ring panyawat kanan, Sang Jayanta munggueng keri, tengeraning biuhaneki, Ulan Tumambuan winangun, tan lian bapa ring tengah, apsara murigguh ring gigir, lan gandarwa, sane prawira purusa. Hai kau Citranggada, dan kau Citrasena, duduk pada sayap kanan, Sang Jayanta duduk di kiri, nama dari pegelaran ini, adalah Ardha Candra, tiada lain bapa di tengah, bidadari duduk di bagian punggung, dan para perwira, yang gagah berani. (24) Seregeping sarwa senjata, wruhing danur dara neki, wiweka cidraheng prang, yuakti saksating kesari, tahan mejahing wari, raksasa detia ring ranu, punggawane ring Kendran, nora kengguha ring hari, tui kaliput, kahidering ring peperangan. Lengkap dengan segala persenjataan, akhli dalam ilmu panah, menguasai siasat perang, bagaikan seekor singa, dapat membunuh dalam air, walau raksasa-raksasa di, danau, para punggawa di Indraloka, tiada mempedulikan, biar direbut, dikurung dalam peperangan. (25) Puput Hyang Indra magelar, kang panyawat kanan keri, mungguing tungtung Arda-candra pada anungganing asti, busana luih-luih ratna manik ngendih murub, sakrahing mantri mukia, anunggang siandana luih, Selesailah Hyang Indra mengatur siasat, kang panyawat kanan keri, yang duduk di sayap kanan dan kiri, pada puncak Arda-candra semua mengendarai kuda pakaian serba mulia, ratna manik ngendih murub, batu-batu perrnata bercahaya gemilang, sakrahing mantri mukia, semua mentri-mentri kehormatan, mengendarai kereta yang indah, 14<noinclude></noinclude> o4zhly9qe870cqozom9r0in5uzha9v2 Kaca:Geguritan Mayadanawa.pdf/27 250 31492 116801 110954 2022-07-26T00:51:40Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>ditu ida manemah , mangda tuara dadi gajah mangkin rauh, ka gumi puniki , keto sapan ida yuakti. di sanalah ia mcngumpat paci, agar mulai saat ini tidak diper­ bolehkan mendatangkan gajah , ke daerah ini, demikianlah kutukannya. (76) Wastu yan tuah ada janma, ngubuh gajah iriki ring gumi Bali , moga upadrawa pangguh, tan dadi janma muah, tui ada janma uli prahu, idepe ngadeg nyilurang, teka ya ka gumi Bali. Semoga jika ada scseorang, mcmelihara gajah di sini di daerah Bali, agar menerima sangsinya, tak dapat menjelma kembali, meskipun ada saudagar laut , dengan maksud menjual atau menukarkan, datang ke daerah Bali. (77) Aketo ban mangucapang, mangkin malih Sanghyang Indra winarni, ka Manukaya tui mantuk, pada masukan-sukan, bala dewa telasan sampun madulur, mangke kocap Sanghyang Indra, sampun ida ngwangun puri. Demikianlah kononnya, sekarang diceritakan lagi Hyang Indra, kembali ke Manukaya, semua be rsenang-senang, tentara dewa semuanya ambil bagian, kini diceritakan Hyang Indra, telah membangun keraton. (78) Tan kocap ramianing jagat, dasa warsa suen idane ring Bali, kreta land uh jagat web uh, sarwa tempara murah , mangkin ida Sanghyang Indra ngayat mantuk , uma ring Indra buwana, sawatek dewane ngiring. Tiada disebutkan tentang keindahannya, sepuluh tahun lamanya ia di Bali, aman tentram dan sejahtera, barang-barang serba murah, kini Hyang Indra hendak kembali pulang, keraton di Indraloka, semua dewa-dewa mengiring. {{center|puh dangdang}} (79) Dangdang anggon mangucapang malih, Dangdang dipakai tembang untuk cerita selanjutnya, 28<noinclude></noinclude> gmnxob89io4js7vq4ylzht8t13nxorf Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/107 250 31497 116781 111237 2022-07-26T00:29:32Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|96}} Selama menjadi pedagang acung, banyak peristiwa yang dialami oleh Luh Sunari yang berhubungan dengan cinta remaja. Seorang temannya, sesama pedagang yang bernama I Ketut Mardana, telah berkali-kali mencoba melamar Luh Sunari, tetapi ia selalu menolaknya. Hal yang sama datang dari I Made Ambara, seorang mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Denpasar yang bertugas dalam rangka KKN. Dengan alasan bahwa dirinya telah ternoda dan tidak layak duduk di samping I Made Ambara, Luh Sunari juga menolak lamaran itu.<br> Studi I Wayan Duria di Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada, tidak berjalan sebagaimana mestinya; ini terbukti bahwa telah tiga tahun ia kuliah, ia masih tetap tinggal di tingkat II. Dengan alasan riset, ia pulang ke desanya, tetapi tidak berniat kembali lagi ke Yogyakarta. Selama petua­- langannya di desanya, kisah kasih yang telah lama dengan Luh Sunari bersemi kembali, yakni diawali dengan pertemuannya yang tidak disengaja di Gua Lawah.<br> Peristiwa yang mengerikan terjadi sesaat setelah pertemuan sepihak<br> dengan Luh Sunari. Ia bertemu dengan seekor ular yang besar ketika ia akan mengambil seekor burung yang telah ditembaknya. Sesam painya di rumah, ia jatuh sakit dan mimpi buruk serta merasa dikejar oleh dosa yang telah ia lakukan. Peristiwa itu merupakan peristiwa yang sangat penting baginya dan sejak saat itu ia sadar; ingin bertobat dan berjanji akan menebus dosa-dosanya, terutama terhadap Luh Sunari.<br> Dengan bermacam-macam cara, I Wayan Duria berusaha mendekati Luh<br> Sunari, baik dengan berbicara langsung maupun dengan surat. Akan tetapi, Luh Sunari tetap menolak. Pendirian Luh Sunari berubah setelah Wayan Duria dengan terus terang datang ke rumahnya bertemu dengan ayah dan ibunya serta dengan kesatria mengakui kesalahannya. Hal itu diikuti dengan<br> peminangan keluarga Wayan Duria untuk menyelesaikannya secara adat. <center>'''LAN JANI'''</center> Selesai ujian, sepasang anak muda, Wayan Nendra dan Luh Rasmi,<br> bertamasya ke Bukit Jati. Dengan naik sepeda, mereka langsung berangkat<br> dari sekolahnya, SMA Lodtungkang. Di Bukit Jati mereka memadu kasih,<br> mengeluarkan isi hati masing-masing, dan bersumpah setia untuk hidup<br> bersama.<br> Ketika tiba saatnya hasil ujian mereka diumumkan, kedua anak muda<noinclude></noinclude> l96rehvsmwntznhh1vpgschybmwi7n9 Kaca:Geguritan Mayadanawa.pdf/18 250 31499 116798 110970 2022-07-26T00:49:42Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>tanding pada prawira, saleng jambak saleng sabit, tan ketang pejah, sinusun ikang mati. bertarung dengan sama kuatnya, saling tarikan rambut sating tikam , tak peduli mati, mayat bertumpuk-tumpuk. (40) Luir segara mangebek ikang rudira, magunung wangke teki, karangan turangga, lawan gajah siandana, tan pend ah palwaning pasir, luir kayeng ombak, pada saleng uberin . Darah bercucuran bagai laut pasang, timbunan mayat bagai gunungnya, batu karangnya itulah bangkai kuda, dan gajah kereta, tak ubahnya kubangan-kubangan pasir, demikian juga ombaknya, sating buru-memburu. (41) Ika krananing pada nora kuciwa, tan kocap suene j ani, kawes bala detia, rarud sesanihg pejah , pada nyusup ring wanadri, Mayadanawa, wekas agung kang runtik. Maka dari itulah saling tindih- menindih, tiada berapa lama, tentara raksasa tertindas, sisa dari yang mati berlarian , semua menuju hutan dan gunung, Mayadanawa, sebagai raja yang durhaka. (42) Krana dane dahat kuciwa kasoran , tan tindihing swahasti , nyekjek mangrusakang, puti kereng pisan , sing tumandang pada mati, teguh wisesa, mati majekjek mangkin. Karenanya ia selalu menderita kekalahan , tak ketinggalan gajahnya mengganas, menginjak-injak merusak menghancurkan , walau ia sangat kuat, setiap disentuh pasti mati, kebal dan sakti, banyak yang mati kenainjak. (43) Ada embud basangnyane pa- surambiah, tastas ya pasuranting, bangkene masahsah, Ada yang perut-usus keluar berlayutan, putus terpotong-potong, mayat bergelimpangan, 19<noinclude></noinclude> ccov7lvl6a5ayd08we3zy4of58jhsdp Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/106 250 31501 116780 111270 2022-07-26T00:29:01Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="IPutu Dirga" /></noinclude>LAMPIRAN I SINOPSIS NOVEL <center>'''SUNARI'''</center> Pernikahan antara Pan Sunari dengan Men Sunari melahirkan empat orang anak. Dua di antara keempat anaknya itu meninggal sehingga masih tinggal dua orang, yaitu yang sulung bernama Ni Luh Sunari dan yang bungsu bernama I Ketut Jagra. Keluarga itu tinggal di Kusamba, Kabupaten Daerah Tigkat II Klungkung. Luh Sunari merupakan satu-satunya gadis yang tercantik di desa itu. Ia telah kelas III SMA dan bersama-sama dengan temannya satu kelas lulus dalam ujian akhir. Selama menjadi siswa di SMA, Luh Sunari bergaul bebas dengan teman-temannya, baik di sekolah maupun di luar sekolah, terutama dengan Wayan Duria. Sebagai akibat dari pergaulan itu, Luh Sunari jatuh dalam dosa; ia hamil. Keluarga Luh Sunari mengetahui peristiwa itu setelah Luh Sunari sakit beberapa hari dan diperiksakan kepada seorang dokter. Peristiwa itu mengakibatkan penduduk desa gempar; terutama keluarga Luh Sunari merasakan tekanan batin yang sangat hebat. Setelah diusut, ternyata Luh Sunari telah mengadakan hubungan dengan Wayan Duria, anak tunggal Pan Duria (Wayan Jimbar), seorang pedagang babi yang kaya di desa itu. Mula-mula Pan Sunari bermaksud menuntut pertanggungjawaban Wayan Duria terhadap perbuatan anaknya. Akan tetapi, maksud itu tidak dilaksanakan karena sesuai dengan keterangan Luh Sunari, Wayan Duria tidak mengakui perbuatannya. Setelah cukup waktunya, Luh Sunari melahirkan seorang bayi, tetapi sayang telah meninggal ketika lahir. Dengan alasan untuk mengisi keko­songan dan mempraktikkan bahasa Inggris, ia melibatkan diri sebagai pedagang patung (pedagang acung). 95<noinclude></noinclude> gh7uxslwmkv8383yxpqvis6s84fb9vu Kaca:Geguritan Mayadanawa.pdf/19 250 31503 116799 110962 2022-07-26T00:49:56Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>ada buka palasah, dekdek lidek gempung sami, trasnyane cakcak, ambulan mapipisin . ada juga bagai kena lindas, hancur luluh dan hangus semua, nya kepalanya hancur serta decrca-cerca (44) Lilig bahan padati miwah siandana, tongkena ya ingetin, bangkene ategal, lajur buka ledokang, getih polo mµang bacin, ledok madukan, buka nyanyade di carik. Dilindas dengan gerobak dan kereta, tak dapat diingati , mayat setegal , hancur bagai diaduk, darah sumsum otak dan kekotoran, dicampur, bagaikan humus di sawah. (45) Keto kocap anake kasoran tegakan , tingkahe buka jani, kucap ban sang wikar-, karananing sang widagda, tuah ana ko sane sakti, sangu ring bala, tunggangane tan mari. Demikian ceritahya orang yang kehilangan mahkota kerajaan , seperti halnya sekarang, diucap oleh orang-orang bijaksana, sesungguhnya sebagai maharaja, adalah orang yang sakti , sanggup melindungi bala tentaranya, kendaraan tunggangan semuanya. (46) Dening ento makawanan ring payudan, magehang ratu luih, nindihang ujar sastra, tan lian Ida Hyang Indra, nyandang tulad ratu luih, dadi tumandang, Mayadanawa pati. Karena itulah jika di medan perang, menunjukkan kewibawaan , membela undang-undang negara, itulah Hyang Intdra, patut dicontoh sebagai raja besar, jadi teladan , raja Mayadanawa. (47) Sampun ngadeg dane ring saluning rata, nyingak balane ririh, bungkah lan punggawa, Telah berdiri di singgasana kereta, mengamati tentara yang tangguh , bawahan serta punggawa, 20<noinclude></noinclude> afviyj2lzvlkue8ynnlbnyhpiy4o91e Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/71 250 31512 116742 111263 2022-07-25T13:30:39Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="IPutu Dirga" /></noinclude>{{center|60}} pengarang memaparkan sebuah adegan ketika si tokoh berhasil menakluk­ kan tokoh, antagonis Made Murka yang hendak mencelakakan keluarga Made Susanta. Dalam kesempatan ini si tokoh langsung berdialog dengan kelompok masyarakat yang sangat mengagumi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan itikad baik Made Susanta bagi masyarakatnya. "... gegaen i ragane minakadi mula tuah ngaenang pamula-mulaane mokoh. apang liu mabuah. apang liu nekaang hasil. Ento anake jani kenehang, kenken carane?" ... "Yen cara tiang kene. Saluiring tetaneman perlu yeh, Yehe makada gumine lemek, yehe makada tetanemane mokoh. Carane ngalih yeh ulihan ngae semer. Dini kone sing dadi ngae semer, lakon konden ada ane nyobak. Jani tiang lakar mloporin nyobak... Tiang bani mati yen ulihan matin tiange lakar ngae gumi gemuh. Tiang sing takut mati yen ulian lakar ngae gumi melah ... ." (BSKK, 53). " . . pekerjaan kita sebagai petani hanya mengharap agar tanam-tanaman itu tetap subur, banyak berbuah, dan banyak mendatangkan hasil. Hal itulah yang harus kita pikirkan, lantas bagaimana caranya?" ... "Kalau pendapat saya begini. Oleh karena tanaman itu memerlukan air dan kita di sini semua kekurangan air. Air itulah yang menyebabkan tanah gembur, air adalah penyebab tanam-tanaman subur. Cara mendapatkan air tidak lain hanya dengan jalan membuat sumur. Di tempat ini kabarnya tidak boleh membuat sumur, tetapi sampai sekarang belum ada yang mencobanya. Sekarang saya akan mempelopori men­cobanya ... Saya berani mati kalau kematianku kelak untuk mewujud­ kan kemakmuran. Saya tidak takut mati kalau untuk kebaikan .... " Sebagai seorang individu yang setiap saat berinteraksi dengan masyarakat pedesaan, sifat-sifat humor tidak lepas pula mewarnai pribadi si tokoh. Pemberian sifat-sifat humor terhadap si tokoh sebagai kepala keluarga yang penuh diliputi suasana bahagia tampak wajar adanya dan terjalin secara rapi dalam struk tur alur yang utuh. Salah satu konteks yang mendukung penandaan sifat humor si tokoh itu terlukis jelas melalui pernyataan Made Susanta kepada istrinya dalam kesempatan dialog humor seperti berikut ini. Man apane, ane lenan makejang jelek. Tuah kenyem Beline dogen ane menarik, ane lenan cunguh nyambu, kuping sinduk , mata cara sang Gatotkaca, potongan-potongan penyu, mua cara kitakan mrepat." "Apa nyet Putune ngorahang ditu, nyak kene nyak keto pokokne Beli suba nyakin Putu pragat suba satuane. Nanging ane terang kenyem Beline mula sing taen menarik. Dapi Beli masih tusing taen tarika teken<noinclude></noinclude> ol9hcu57d8212vedbcgjf4rwi8jnw7c Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/102 250 31513 116778 111226 2022-07-26T00:26:48Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|'''KESIMPULAN DAN SARAN'''}} '''4.1 Kesimpulan''' Berdasarkan analisis data seperti yang diutarakan dalam Bab III, di bawah ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut. Novel dan cerpen sastra Bali modern mempunyai tema yang bervariasi yang pada umumnya diangkat dari kesan atas pengalaman hidup sehari-hari yang dijumpai di dalam masyarakat. Alur novel dan cerpen sastra Bali modern masih menunjukkan struktur yang konvensional (pengenalan, penanjakan laku, klimaks, penurunan laku, dan penyelesaian). Dalam penokohan, aspek fisik kurang mendapat sorotan pengarang.Perubahan sifat-sifat tokoh memberikan kesan bahwa perubahan itu dilakukan oleh pengarang secara agak tergesa-gesa. Sifat-sifat batin atau kejiwaan tokoh sesuai dengan tema amanat cerita. Jadi, secara langsung aspek ini menunjang amanat cerita. Pemakaian bahasa novel dan cerpen sastra Bali modern dipengaruhi oleh bahasa Indonesia. Hal ini terbukti dengan adanya sejumlah besar kata-kata bahasa Indonesia di dalamnya. Bahkan, dalam beberapa hal, pemakaian bahasa Inggris pun ada di dalamnya. Penggunaan ragam bahasa Bali nonbaku juga sering terjadi dalam kesempatan-kesempatan tertentu. '''4.2 Saran''' Sehubungan dengan kesimpulan penelitian tertera di atas, perlu diusaha-kan agar terjadi peningkatan mutu dan kreativitas penciptaan dalam novel {{center|91}}<noinclude></noinclude> gchz7oard6h1kyacy5a1vf3mgj4pe16 116779 116778 2022-07-26T00:27:06Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|'''BAB V KESIMPULAN DAN SARAN'''}} '''4.1 Kesimpulan''' Berdasarkan analisis data seperti yang diutarakan dalam Bab III, di bawah ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut. Novel dan cerpen sastra Bali modern mempunyai tema yang bervariasi yang pada umumnya diangkat dari kesan atas pengalaman hidup sehari-hari yang dijumpai di dalam masyarakat. Alur novel dan cerpen sastra Bali modern masih menunjukkan struktur yang konvensional (pengenalan, penanjakan laku, klimaks, penurunan laku, dan penyelesaian). Dalam penokohan, aspek fisik kurang mendapat sorotan pengarang.Perubahan sifat-sifat tokoh memberikan kesan bahwa perubahan itu dilakukan oleh pengarang secara agak tergesa-gesa. Sifat-sifat batin atau kejiwaan tokoh sesuai dengan tema amanat cerita. Jadi, secara langsung aspek ini menunjang amanat cerita. Pemakaian bahasa novel dan cerpen sastra Bali modern dipengaruhi oleh bahasa Indonesia. Hal ini terbukti dengan adanya sejumlah besar kata-kata bahasa Indonesia di dalamnya. Bahkan, dalam beberapa hal, pemakaian bahasa Inggris pun ada di dalamnya. Penggunaan ragam bahasa Bali nonbaku juga sering terjadi dalam kesempatan-kesempatan tertentu. '''4.2 Saran''' Sehubungan dengan kesimpulan penelitian tertera di atas, perlu diusaha-kan agar terjadi peningkatan mutu dan kreativitas penciptaan dalam novel {{center|91}}<noinclude></noinclude> 8roourq899203v2lssdqle2ew86blkv Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/101 250 31514 116777 111215 2022-07-26T00:25:36Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|90}} gejolak. Sepatutnya, dilukiskan oleh pengarang bahwa Wayan Tamba, yang melarikan anak orang, terlebih dahulu memberi tahu familinya. Akan tetapi, teryata tidak ada komunikasi di antara mereka. Seharusnya hal ini dilukiskan dengan jelas, mengapa demikian dan bagaimana kedudukan Wayan Tamba dalam lingkungan familinya?<br> Satu hal lagi yang belum mendapat perhatian pengarang ialah perwa­- takan tokoh pendamping, yakni ibu Wayan Tamba dan ibu Wayan Nerti beserta Made Danta karena antara mereka ini terjadi perkelahian dengan mempergunakan kekuatan sihir belum sampai pada puncak pengisahan (klimaks). Motivasi ketiga orang itu akan dapat memberikan petunjuk bahwa dalam masyarakat di tempat Wayan Tamba tinggal terdapat kehidupan mistik yang sangat dipertahankan dan ditaati oleh pendu­- kungnya. Jadi, untuk jelasnya, berdasarkan pengamatan ragam gaya bahasa, ternyata penyajian cerpen "Togog" gersang. Kegersangan dalam ragam bahasa menunjukkan bahwa salah satu aspek yang dituntut oleh koherensif cerita belum terpenuhi. Identitas ide akan tampak dengan gamblang apabila ditopang oleh keterpaduan komponen struktur, seperti alur, penokohan, gaya bahasa, dan teknik/komposisi. Keberhasilan terhadap hal itu akan berupa penataan semua aspek yang membangun struktur itu secara organik dan berimbang. Hubungan yang organik itu tercermin pada relasi narasi dan cakapan secara mantap. <br><noinclude></noinclude> 1vaii89yuaxifbt4qbnkfj3t6zzj411 Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/58 250 31517 116739 111479 2022-07-25T13:27:21Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>{{center|47}} dipilih dan diselesaikan oleh pengarang dengan meningkatkan unsur-unsur kesehariannya. Pengangkatan unsur penokohan yang jelas, tajam, dan memukau dalam penyajiannya akan menggugah hati pembaca, mengundang simpati, dan antipatinya. <br> Analisis terhadap aspek penokohan dalam novel ''Sunari'', ''Lan Jani'', dan ''Buah Sumagane Kuning-kuning'' dilakukan untuk memahami sampai sebe­ rapa jauh pengarang dapat menampilkan tokoh-tokoh itu sehingga betul­ betul seperti hidup dan berfungsi sebagaimana adanya. Seperti halnya kehidupan manusia itu sendiri di dalam masyarakat, setiap orang mem­ punyai fungsi yang berbeda yang secara perseorangan atau secara bersarma­ sarma menopang dinamika masyarkatnya. Demikian pula halnya dalam sebuah karya sastra; setiap pelaku dengan fungsinya yang berbeda-beda hendaknya dapat menunjukkan kewajarannya dalam bertindak, berbicara, bahkan mungkin hanya dengan berdiam diri saja. <br> Sehubungan dengan masalah penokohan ini, tokoh-tokoh cerita biasanya dibedakan atas dua bagian, yaitu tokoh utama dan tokoh bawahan (Gosong 1976: 123). Tokoh utama, yaitu pelaku cerita yang dianggap paling menentukan dalam cerita yang bersangkutan. sedangkan tokoh bawahan. yaitu pelaku-pelaku pembantu yang fungsinya mendukung atau melengkapi pemeran utama. ''''3.3.1 Penokohan Novel Sunari'''' Dalam novel ''Sunari'' tokoh Luh Sunari sesuai dengan maksud pengarang yang menempatkannya sebagai tokoh utama, yang tampil dari awal sampai akhir cerita dengan berbagai tingkah lakunya, baik diceritakan langsung oleh pengarang maupun melalui berbagai dialog antarpelaku yang dapat menunjukkan reaksi di antara sesamanya. <br> Luh Sunari adalah anak tertua seseorang yang mempunyai kedudukan di desanya. Latar belakang sosial ekonominya cukup mampu. Aspek fisik mengenai tokoh itu digambarkan dengan predikat cantik, bahkan tercantik di desa itu. Pendidikannya, yaitu kelas III SMA, dinyatakan dalam situasi menjelang ujian akhir. Dengan keterangan itu sebenarnya sudah cukup lengkap untuk syarat sebagai tokoh utama. Persoalan yang timbul adalah berhasilkah pengarang mengembangkan syarat-syarat itu dalam sebuah karya sastra sehingga kedudukan tokoh itu wajar adanya. <br> Kesibukan Luh Sunari menjelang ujian dapat dimaklumi, demikian juga kecurigaan kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya tidak berani melarang anaknya bergaul karena takut dikatakan terlalu kolot, tidak mengikuti aliran<noinclude></noinclude> hyhp9pjax2k5swmrldkfkrdh1kvl0z5 Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/33 250 31520 116732 111448 2022-07-25T13:22:23Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Ni Luh Septiani" /></noinclude>{{center|22}} '''3.1.1 Tema Novel Sunari''' Kesan utama yang kita peroleh setelah membaca novel ''Sunari'' adalah keinginan menebus dosa dan hasrat bertobat pada diri manusia. Kesan ini tampak setelah kita memahami penyelesaian cerita yang didahului oleh serentetan peristiwa yang menyangkut kedua tokoh utama, yaitu Wayan Duria dan Luh Sunari. Wayan Duria mengingkari tanggung jawab atas hamilnya Luh Sunari dan meninggalkannya ke Yogyakarta. Akhirnya, timbullah kesadaran baru pada diri Wayan Duria, kesadaran yang membuah­kan rasa bertobat atas segala dosa yang pernah diperbuatnya, terutama atas diri Luh Sunari. Kesadaran yang kuat ini kemudian dibuktikan dengan lamaran resmi Wayan Duria kepada keluarga Luh Sunari untuk perjodohan­nya dengan Luh Sunari. Secara eksplisit, kesadaran dan rasa ingin bertobat itu dilontarkan lewat tokoh Wayan Duria yang dalam salah satu suratnya kepada Luh Sunari, antara lain, menyatakan sebagai berikut. "Pantes mula Luh patikelid tekening iang, sawirah iang mula tusing patut buin paek teken Luh. I Duria mula kelidin, sawirah ambek laksananne tusing bina teken paripolah buron. Agung dosanne tan winilang. Teken iange jani, joh tekening keneh nglurin indria yadin mokak, keto masih tusing madasar sangkaning ngendog ngadu brana. Tusing ja len sangkaning susrusa nirmala, bakal nebus dosane suba ane kalangkung nistane, lamakane panandang sakit jengah Luhe tan sinipi, tekaning kulawarga ento, sida ilang." (Sunari, 62-63). Terjemahannya secara bebas seperti berikut. "Wajarlah kalau Luh selalu menghindar dariku karena aku memang idak pantas lagi dekat denganmu. Aku memang patut kauhindari karena tindak-tandukku selama ini tidak ubahnya seperti tindak-tanduk bina­tang. Dosaku tidak terhingga besarya. Kedatanganku kini jauh dari sifat-sifat bohong, takabur, dan nafsu-naf­su duniawi. Aku datang atas dasar perasaan yang suci bersih dan tulus ikhlas untuk menebus segala dosa yang pernah kuperbuat atas dirimu, yang telah menodaimu beserta keluargamu." Selain tema utama seperti yang tertera di atas, ada pula tema bawahan yang mendukung tema utama itu. Perasaan bertobat yang menapasi novel ini tidak hanya terlihat dalam hubungan cinta kasih antara Duria dengan Sunari, tetapi juga dalam hubungan Duria dengan alam lingkungannya. Setelah mengalami peristiwa berburu yang menakutkan itu, Wayan Duria<noinclude></noinclude> ko8iowery17x4ffuj80cwne0wxhi695 Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/99 250 31528 116776 111208 2022-07-25T13:58:43Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|88}} 'Wayan Tamba duduk di warung kopi, tempat biasa mengebon. Karena ia selalu membayar, berapa pun ia mengebon dipercaya saja.' ... ''Saling tuludang, ia dot teken kenyem manis nanging yen suba paaki­-<br> na ia mlaib'' ... '(T, hal. 2).<br> 'Saling dorong ia ingin pada senyuman manis, tetapi bila sudah didekati,<br> ia 'lari.' ... ''Laut ia ka bale banjare, tutuga teken Wayan Tamba uling duri'' ... (T,<br> hal. 2)<br> 'Lalu ia ke balai masyarakat diikuti oleh Wayan Tamba dari belakang.'<br> ... ''Ia bangun negak di samping Wayan Tambane. Laut ia musungang<br> bokne tur menain kamene''.(T, hal. 3).<br> 'Lalu ia duduk dekat Wayan Tamba. Kemudian, ia membenahi konde<br> dan membetulkan kain.'<br> ... 'Ia bareng masi bangun'. (T, hal. 3).<br> ''Ia ikut juga bangun.''<br> ''Ia masuk tur masuluh di meka cenik''. (T, hal. 3).<br> ''Ia menyisir rambut dan bercermin pada cermin kecil.''<br> Apabila dilihat dari aspek gaya bahasa yang lain, pada cerpen "Togog" itu pengarang tidak begitu banyak memasukkan kata-kata bahasa Indonesia. Pengarang lebih senang menampilkan kata-kata bahasa Inggris. Hal ini sejalan dengan masalah yang disentuhnya, yaitu mengenai penjjualan barang<br> kesenian pada seorang turis luar negeri. Dalam hal ini contoh yang dapat<br> dikemukakan ialah adanya penggunaan kata-kata ''art shop, guide, sir, good,<br> you, will sell ... how much the price, how much, come on, dan please sit<br> down''.<br> Penampilan gaya bahasa yang bersifat metafor, personifikasi, repetisi,<br> hiperbol, dan lain-lain tampak kurang sekali dalam cerpen "Togog" ini.<br> Contoh yang dapat diketengahkan di sini hanya satu saja, yakni Kileng­-<br> kileng cara siap sambehin injin (T, hal. 11) 'Molongo seperti ayam ditaburi<br> beras pulut hitam.' Dengan bertitik tolak dari petunjuk di muka, dapat dinyatakan bahwa di<br> antara ketiga cerpen di atas, pengarangnya mempunyai cara sendiri untuk<br> menampilkan gaya bahasanya. Cerpen sebagai hasil cipta sastra, penjabaran<br> peristiwanya dilakukan dengan cara analitik atau cara langsung. Dengan<br> kata lain , pengarang dalam menentukan sebuah cerita menggunakan cara<br> langsung atau analitik, terutama tampak sekali dalam hasil cipta sastra<br> rekaan. (Bandingkan, Djusen, 1978: 18 dan Saad , 196: 123).<noinclude></noinclude> r03110s4z2x0q23y0i50xw95d03dqbi Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/98 250 31531 116775 111195 2022-07-25T13:57:35Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>87 Jika dilihat dari aspek gaya bahasa yang lain, pengarang cerpen ini<br> menampilkan juga gaya bahasa yang bersifat metafor .<br> Misalnya: ''Magedaban anake rauh matumbasan, kadi semute ngerug gendis''. (MTP,<br> hal. I ).<br> 'Ramai orang datang berbelanja seperti semut mengitari gula.' ''lagute teh layahe sing matulang''. (MTP, hal. 4).<br> 'mentang-mentang lidah tak bertulang.' ''Kemikan ipun nganyudang manah, kadi sekare sedeng mekare''. (MTP,<br> hal. 4).<br> 'Senyumnya menarik hati seperti bunga sedang mekar.' ''Jegeg cara dedarine uli suarga''. (MTP, hal. 5).<br> 'Cantik seperti bidadari dari sorga.' ''lemuh magelohan ngenyudang manah'', (MTP, hal. 6 .<br> lemah gemulai menghanyutkan perasaan.' ''kadi layangane polih angin aris nrawang keneh ipune'' (MTP, hal. 7).<br> seperti layang-Iayang dapat angin menerawang pikirannya.' ''mlayar ring sagara madune, kagulung-gulung antuk ombak Sang Hyang<br> Semara''. (MTP, hal . 7).<br> 'berlayar di lautan madu digulung-gulung oleh ombak asmara.' ''sakadi anake ningehang orta indik pendaratan manusa ring bulane''.<br> MTP, hal . 8).<br> 'seperti orang mendengarkan berita pendaratan manusia di bulan.' c. ''"Togog"'' Penalaran peristiwa dalarn cerpen " Togog" ini agak berbeda jika<br> dibandingkan dengan kedua cerpen yang telah diutarakan di muka.<br> Perbedaan itu ditandai oleh pemakaian satu jenis ragam bahasa Bali, yaitu<br> ragam bahasa Bali kasar, baik untuk narasi maupun cakapannya. Napas gaya<br> bahasa yang diembuskan oleh pengarangnya tidak menunjukkan variasi.<br> Terlihat adanya pemakaian gaya bahasa penanda persona ketiga, yaitu ia<br> 'ia' , yang sejalan dengan kedudukan bahasa Bali kasar. Dalam hubungan ini,<br> pengarang telah menentukan jarak antara pribadinya dengan pelaku dalam<br> cerpennya. Pengarang membiarkan pelakunya melukiskan peristiwa yang<br> terjadi dalam alur cerita itu. Pengarang cerpen menempatkan dirinya sebagai<br> pengamat saja. Sebagai contoh, diketengahkannya gaya ia 'ia', yang dapat<br> dilihat pada contoh kalimat berikut ini. ... Wayan Tamba negak sig dagang kopine, tongos ia biasa ngaggeh ...<br> krana ia tuon mayah akuda ja ia nganggeh guguna duen. (T , hal. 1).<noinclude></noinclude> ivgbfqo1kf7t63msacegf2k8voayugp Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/97 250 31532 116774 111202 2022-07-25T13:56:52Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|86}} ''arja punika sakadi jangane kirangan tasik''. (MRS, hal. 2).<br> 'arja itu bagaikan sayur kurang garam.' ''sakadi teteh gunung manah Pan Laksmi''. (MRS, hal. 7).<br> 'ibarat ditindih gunung hati Pan Laksmi.' ''sakadi madaging bias asangkop cangkem ipune''. (MRS, hal. 7).<br> 'bagaikan berisi pasir dua genggam mulutnya.' ''sabeh mengentak-ngentak''. (MRS, hal. 8).<br> ' Hujan lebat sekali.' b. ''"Mategul Tan Patali"'' Jika berbicara tentang cerpen "Mategul Tan Patali", rasanya tidak jauh<br> berbeda dengan cerpen "Mategul Ring Rumah Sakit" karena dalam<br> pengungkapan ide dipakai dua ragam bahasa Bali, yaitu ragam bahasa halus atau<br> hormat dan ragam kasar atau lepas hormat. Ragam bahasa Bali halus yang<br> dipakai untuk menjabarkan narasinya dengan cukup mantap. Dengan kata<br> lain, pengarang telah dapat menempatkan undak-usuk bahasa Bali pada<br> proporsi yang sebenarnya. Keadaannya hampir sejajar dengan pemakaian<br> bahasa dalam cerpen "Matemu Ring Rumah Sakit"<br> Pada cerpen ini pengarang mengangkat juga gaya bahasa ipun sebagai<br> penanda persona ketiga. Ini dapat memberi petunjuk bahwa penjabaran<br> masalah dibiarkan pada para pelakunya untuk melukiskannya. Kedudukan<br> pengarang sudah jelas ialah hanya sebagai pengamat. Contoh mengenai<br> dipakainya gaya bahasa ipun 'dia' dapat dilihat dalam kutipan berikut ini. Sabilang eling ring padem somah ipune, tan mari Luh Manik angembeng­-ngembeng yeh panon. Sedih ipune tan ja gigis, saantukan tresnan ipune<br> makakalih kadasarang antuk kayun sane suci... Luh Manik sebet<br> kalangan somah sane kalintang tresnain ipun. Sasampune ngigisang se­-<br> bet ipune, irika raris Luh Manik makayunan mlajah madagang. Raris<br> ipun matur ring matuan ipune luh muani. Setiap ingat akan kematian suaminya, Luh Manik selalu berlinang air<br> mata. Sedihnya bukan main karena cintakeduanya berdasarkan hati<br> suci, ... Luh Manik sedih ditinggalkan oleh suaminya yang sangat<br> dicintainya. Sesudah mereka kesedihannya, kemudian ia belajar ber­-<br> jualan. Lalu ia memberitahukan mertuanya, laki dan perempuan. Sama halnya dengan pengarang cerpen yang telah diutarakan di muka,<br> pengarang cerpen "Mategul Tan Patali" meramu pula gaya bahasanya<br> dengan satuan kata bahasa Indonesia, seperti tampak pada kata-kata pinter,<br> serius, cinta, janda kembang, ngerin, halo, selamat malam, apa kabar, gaya,<br> biru, kompres, keputusan, partikelir, maju, yang terhormat, pendaratan.<noinclude></noinclude> gilwug7pevtl9i3ie5vfhvhwr0v6fgb Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/91 250 31536 116764 111143 2022-07-25T13:48:14Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|80}} sejalan dengan tingkat status sosial seseorang. Misalnya, untuk rujukan<br> nama, dipakai nama Yan yang berasal dari bentuk kata Wayan dan dipakai<br> kata sapaan beli 'kakak'.<br> Beberapa ragam gaya bahasa yang dipakai, antara lain adalah sebagai<br> berikut. ... macepol kayun Luh Rasmi ... (Lani, hal. 9).<br> '... hilang tenaga Luh Rasmi .....' ...peteng dedet dingin ngereng ... (Lan Jani, hal. 16),<br> '... gelap gulita dingin mencekam ....' ... celeng Galungan celeng Kuningan .... (Lan Jani, hal. 13).<br> '... babi untuk Galungan babi untuk Kuningan ....' c. '''Novel Buah Sumagane Kuning-kuning''' Gaya bahasa dalam novel Buah Sumagane Kuning-kuning betul-betul<br> kelihatan bervariasi. Dalam hubungan ini, pengarang tampak agak setia<br> memanfaatkan satuan gaya bahasa, baik ragam metaforis, ragam personifi-<br> kasi, hiperbolis maupun gaya repetisi. Secara ekstrinsik, warna gaya bahasa<br> yang bervariasi itu berpengaruh juga terhadap kadar suatu hasil cipta sastra.<br> Memang kesetiaan terhadap pemakaian variasi gaya bahasa termasuk<br> tuntutan yang tidak dapat dipandang kurang penting, bahkan tidak dapat<br> diperlukan begitu saja, tetapi harus ditata dengan cermat sesuai dengan<br> tuntutan dimensi situasi dan kondisi yang paling tepat. Penjabaran satuan peristiwa dalam novel ini dilakukan dengan ragam<br> bahasa Bali kasar. Secara umum, kelihatan bahwa gaya bahasa Bali yang digunakan untuk<br> mewarnai jalannya cerita sudah mewujudkan adanya keseimbangan, tetapi<br> belum begitu mantap sehingga ada kecenderungan sikap hendak memaksa­-<br> kan. Artinya adalah bahwa pengarang tampak sekuat tenaga membuat<br> segala sesuatunya mantap, tetapi ternyata kurang lancar komunikasinya.<br> Keganjilan itu agak terasa pada gagasan pokok yang dijabarkan pada bagian<br> narasinya. Pada narasi itu dilakukan pengungkapan secara panjang lebar<br> sehingga terjadi situasi sela menjelang peralihan kecakapan berikutnya.<br> Gejala ini berulang-ulang dilakukan dari awal hingga akhir. Hal semacam ini<br> kurang menopang keberhasilan pengarang dalam cipta sastra sebab hal itu<br> dapat ditafsirkan agak berlebih-lebihan.<br> Bentuk variasi gaya bahasa yang ditampilkan pengarang, antara lain,<br> adalah sebagai berikut.<noinclude></noinclude> 083x409gotodcthjk3rxcjjz1uzqs9k Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/78 250 31537 116751 111242 2022-07-25T13:37:18Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="IPutu Dirga" /></noinclude>67 Demikian tokoh bawahan ini hanyut oleh kecantikan Ni Luh Manik dan ia ingin segera mendapatkan jawaban pasti dari janda yang didambakan itu. ... Pedalem anake Beli abedik! Baang anake Beli raos abuku. Da ende­pang akene, buka sambuke di tengah segarane agung mailehan panting ombak tusing karuan-karuan. Sadia pesan keneh Beline yan Luh nyak ngidepang munyin Beline. Luh bakal idih Beli anggon somah. Kenken? Da anake nengil dogen cara bedogol! Ba ang anake Beli raos abedik! (MTP, 6). ­ '... Kasihanilah Beli sedikit! Berilah Beli sepatah kata. Jangan didiamkan begini, bagaikan sabut di tengah samudra berputar dihempas ombak tak menentu. Puas benar hati beli kalau Luh bersedia memperhatikan perkataan Beli. Luh akan Beli lamar sebagai sitri. Bagaimana? Janganlah diam saja seperti patung! Berilah Beli jawaban (barang) sedikit!" Secara naratif I Gede Parta dinyatakan bahwa ia setiap hari mengunjungi Luh Manik di warungnya. Akan tetapi, pernyataan Gede Parta yang berisi lamaran seperti itu baru terpenuhi setelah I Gede Parta sekian lama berhubungan dengan Ni Luh Manik. Ini berarti bahwa I Gede Parta jelas memiliki juga watak keras dan tidak mudah putus asa. Selain keadaan sosial ekollomi yang kuat serta pernyataan sifat-sifat perayu Gede Parta yang disampaikan secara naratif oleh pengarang, kiranya tidak ditemukan lagi perwatakan lain yang dapat diperoleh dari tokoh bawah­an itu. Demikian pula dalam alur cerita ada disebut-sebut tokoh Putu Sastra dan Made Antara suami almarhum Luh Manik. Sayang kedua tokoh ini sama sekali tidak ikut menentukan dalam perjanan alur cerpen "Mategul Tan Patali". Putu Sastra, anak tunggal Ni Luh Manik, hanya muncul sesaat, yaitu ketika ia minta bekal kepada ibunya karena hendak berangkat ke sekolah, sedangkan Made Antara bahkan, tidak terlibat berperan langsung, tetapi hanya disebut-sebut secara narasi oleh pengarang untuk melengkapi tokoh utama. '''3.3.5 Penokohan Cerpen "Togog"''' Di dalam penokohan pada cerpen yang berjudul "Togog", pengarang sebenarnya berusaha mengajak penikmat mendalami liku-liku sosial budaya masyarakat Bali, khususnya yang menyangkut profesi Wayan Tamba sebagai seorang seniman patung. Sebagai seorang yang tidak mempunyai penghasilan tetap, dengan sendirinya si tokoh utama cerita ini harus dilibatkan dengan gaya kehidupan yang sederhana. Melalui bantuan latar dan sikap hidup si tokoh<noinclude></noinclude> 1qabai708mvewzua67l5kn6gceepojd Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/51 250 31546 116737 111470 2022-07-25T13:25:28Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>{{center|40}} Rangkaian sebab dan akibat yang merupakan sebab dan akibat terbentuknya alur cerita sering kelihatan mengembang. Seperti juga novel-novel di atas, seni tradisional masih banyak berpengaruh. Lelucon yang disajikan belum dapat membantu mengembangkan alur cerita, bahkan sebaliknya, mengganggunya. Yang menonjol dalam novel ini ialah masalah masuk desa. Hal itu telah menimbulkan kontradiksi dalam diri pengarang. Pada satu pihak pengarang kurang menyetujui masuk desa lebih-lebih film yang kurang baik ceritanya, pada pihak lain pengarang memasukkan adegan-adegan (sejenis) film silat dalam karangannya. '''3.2.4 Alur Cerpen "Matemu ring Rumah Sakit"''' Cerpen "Matemu ring Rumah Sakit" memiliki gaya karangan tersendiri jika dibandingkan dengan kedua cerpen lainnya yang dijadikan sampel dalam analisis ini. Humor mengendap menafasi cerpen itu. Humor yang dapat diterima secara wajar dalam usaha membubui pelukisan insiden cerita adalah bukan humor yang cenderung berbau cabul, seperti yang terdapat dalam beberapa insiden pada novel yang telah dibicarakan di muka. Contoh di bawah ini menunjukkan keberhasilan pengarang dalam menggunakan gaya bercerita itu. "Luh, jemet pesan pak dokter. Aget beli yen beli ngelah mantu cara pak dokter," "Paendepin pakebare Beli Wayan. Labuh nyaman! Ngraos tusing taen nyikutang raga. Ingetang deweke tiwas." "Beneh, sing ka­get nyen ada Widi cenik. Sing keto Luh." "Ngelah dogen jawaban. Otak gajah." (MRRS, hal. 4). "Luh, rajin sekali Pak Dokter. Bersyukur Kakak kalau mempunyai menantu seperti Pak Dokter." "Jangan terlalu tinggi terbang Kakak Wayan. Nanti jatuh! Berbicara hendaknya sesuai dengan keadaan diri sendiri. Lihatlah keadaan kita." "Benar, siapa tahu ada nasib kecil, Kan begitu Luh." "Punya saja jawaban. Otak gajah." (MRRS, hal. 4). Tinjauan aspek alur novel ini juga lebih kuat dalam menampilkan hubungan sebab dan akibat insiden-insidennya. Pan Laksmi dengan Men Laksmi pergi ke rumah sakit untuk mengobati anaknya yang diserang penyakit kolera. Di rumah sakit anak itu diterima oleh seorang dokter muda yang bernama dokter Gunawan, yang dibantu oleh seorang perawat yang bernama Maria. Klimaks cerita terjadi beberapa saat setelah selesai pemeriksaan anak itu. Ketika Pan Laksmi bermaksud pulang, dengan tiba-tiba saja dokter<noinclude></noinclude> sm6i90eysrufdnkl9zgonrom5is72jk Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/37 250 31551 116733 111452 2022-07-25T13:23:08Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|26}} yang lebih penting daripada itu ialah adanya keyakinan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa yang telah menakdirkan mereka bertem pada saat-saat seperti itu. Keyakinan akan takdir Tuhan inilah sesungguhnya yang merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembacanya. '''3.1.6 Tema Cerpen "Togog"''' Peneliti agak menemui kesukaran dalam menentukan tema cerpen "Togog". Pengalaman-pengalaman dan peristiwa yang dialami oleh tokoh utama, Wayan Tamba, menyarankan kepada kita bahwa cerpen "Togog" bertemakan kepincangan-kepincangan sosial dalam masyarakat, khususnya yang dialami oleh seniman pemahat. Ketidakadilan terhadap dirinya dialami beberapa kali oleh Wayan Tamba ketika ia menjual hasil karyanya. <br> Dugaan bahwa cerpen "Togog" bertemakan kepincangan-kepincangan sosial ternyata tidak mendapat tempat dalam penyelesaian cerita. Pada akhir cerita kita dikejutkan oleh pertarungan mistik lewat ilmu gaib antara Men Tamba di pihak yang satu dengan Men Nerti dan I Danta pada pihak yang lain. Pertarungan itu berakhir dengan meninggalnya ketiga tokoh mistik itu. Pada bagian akhir cerita pikiran kita menjadi ikut menerawang untuk merenungkan lamunan Wayan Tamba, yakni bahwa kalau tidak berusaha sendiri, kita tidak akan dapat hidup. Usaha dan perbuatan kitalah yang memberikan bentuk kepada hidup ini. Inti pikiran ini tersirat dalam kutipan berikut ini. "yen sing makitipan, ngekeh cara siape sing bisa idup. Tuah laksana ane nyihnaang apa pindan idupe nenenan. Makejang nrawang di kenehne, krana mani puane lantang ..." ("Togog", 21). Berdasarkan kemungkinan-kemungkinan di atas, peneliti cenderung menyim­pulkan bahwa cerpen "Togog" ini mengandung tema tentang kepincangan sosial yang dialami oleh pemahat dalam perjuangan untuk hidup di masyara­katnya. '''3.2 Alur Novel dan Cerpen Sastra Bali Modern''' Telah banyak dikemukakan pendapat mengenai alur, baik dalam pembi­caraan khusus tentang teori sastra maupun pembicaraan sepintas dalamsebuah studi penelaahan sebuah karya sastra. Secara keseluruhan, masalah itu telah didokumentasikan oleh Made Sukada dalam dua buah bukunya, yaitu ''Masalah Sistematisasi Analisis Cipta Sastra (1973)'' dan ''Ketika Kentongan Dipukul di Bale Banjar (1975)''. Sesuai dengan landasan teori<noinclude></noinclude> 6dhvrjjvnsf4cryamd3so0lq26csrze Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/53 250 31558 116738 111472 2022-07-25T13:26:13Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>{{center|42}} "Sifat binatang. Nyah kau! Sekali lagi kau menginjak tanah ini, ku­ penggal kepalamu. Pulang engkau sekarang juga. Prak! Prak! Prak! Prak!!!" Cerita itu terngiang-ngiang dalam pikirannya. Akan tetapi, ia tak berani kembali ke Karangasem. Sejak peristiwa itu, ia tidak pernah bertemu dengan Nyoman Sandat. (''MRRS'', hal. 1). Demikianlah beberapa hal yang dianggap perlu telah dikemukakan sehubungan dengan penyajian cerpen "Matemu ting Rumah Sakit". Seperti juga pembicaraan novel di atas hal itu dilakukan dalam usaha untuk menemukan alur cerita. Dengan kata lain, untuk menemukan sebab-akibat yang logis dari penampilan insiden-insidennya. Pertanyaan "mengapa" yang ditujukan terhadap insiden-insiden itu ternyata dapat menemukan peme­cahannya. Dengan kata lain, alur cerita dapat dicapai. Seperti tertera di atas, baik novel maupun cerpen yang dijadikan sarmpel dalam analisis ini diambil dari pemenang sayembara yang diadakan oleh Balai Penelitian Bahasa Singaraja. Menurut keputusan juri, urutan pemenang cerpen itu adalah "Mategul Tan Patali". "Togog", dan terakhir "Matemu" ring Rumah Sakit". Penilaian yang dilakukan dalam analisis ini sama sekali tidak ada hubungan dengan penilaian para juri itu. Pendekatan yang dilakukan semata·mata tergantung kepada kepentingan analisisnya. Dengan demikian, persamaan dan perbedaan mungkin saja teIradi. Sehubungan dengan pembicaraan alumya, analisis ini menempatkan cerpen Matemu ring Rumah Sakit dalam posisi teratas karena memiliki unsur-unsur alur yang paling kuat, kemudian disusul "Togog" dan terakhir "Mategul Tan Patali", '''3.2.5 Alur Cerpen "Togog"''' Cerpen "Togog" dan "Mategul Tan Patali" menceritakan nasib seorang janda muda yang ditinggalkan oleh suaminya. Suami Wayan Nerti dalam "Togog" meninggal karena teriibat dalam peristiwa G-30S-PKI, sedangkan suami Luh Manik dalam "Mategul Tan Patali" meninggal karena kapal yang ditumpanginya tenggelam di Selat Lombok. Kedua janda itu mempunyai anak; Wayan Nerti mempunyai dua orang anak, Luh Manik mempunyai seorang anak. Dalam pergumulan hidupnya sebagai janda muda, yang sama-sama cantik, pelukisan Wayan Nerti dalam "Togog" lebih wajar daripada pelukisan Luh Manik dalam "Mategul Tan Patali". Peristiwa bersejarah G-30S/PKI yang telah terjadi hampir enam belas tahun lalu ternyata masih banyak mengetuk hati pengarang sehingga diangkat ke dalam sebuah karya sastra.<noinclude></noinclude> 3nfqqwr5tvfw5mfyfqp3ckj0hucsves Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/47 250 31565 116735 111466 2022-07-25T13:24:47Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|36}} Nanging jani pemuda Indonesia tusing dadi keto buin, raga pemuda In- donesia ane nyetusang Sumpah Pemuda dugas tahun 1928. Jani suba nampi gumi merdeka, nampi bangsa sane bersatu ngudiang mabalik buin, makotak-kotakan... pokokne ane ada pemuda Indonesia tusing buin ada pemuda Bali, pemuda Sulawesi, pemuda Jawa, pemuda Suma- ­tra, ane ada tuah abesik pemuda Indonesia ane gati nguangun bangsa apang makmur di mani puane. (''Lan Jani'', hal. 31-32). <br> 'Tetapi sekarang pemuda Indonesia janganlah seperti itu lagi; kita pe­- muda Indonesia yang menentukan Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Sekarang sudah menerima negara merdeka, menerima bangsa yang bersatu janganlah terpecah-pecah lagi; yang ada hanya pemuda Indo- ­nesia bukan pemuda Bali, pemuda Sulawesi, pemuda Jawa, pemuda Sumatra; yang ada hanya satu pemuda Indonesia yang segera memba­- ngun bangsa yang adil dan makmur.' (''Lan Jani'', hal. 31-32). <br> Sesuai dengan kehidupan masyarakat Bali, yang sangat percaya kepada ''karampala'', dalam novel ''Lan Jani'' hukum itu juga terjadi atas diri Wayan Sarka. '''3.2.3 Alur Novel Buah Sumagane Kuning-kuning''' Novel ketiga yang akan dibicarakan di bawah ini berjudul ''Buah Sumagane Kuning-kuning'' karangan Tri Jayendra. Made Susanta, seorang pemuda desa tamatan sekolah lanjutan atas, sudah seminggu berbaring dalam keadaan sakit keras. Usaha istrinya yang bernama Putu Suasti mengajak berobat ke puskesmas tidak berhasil. Made Susanta berusaha menggunakan obat-obat tradisional yang sudah ada. <br> Ketekunan Made Susanta dalam mengatasi penyakitnya dengan obat-obat tradisional itu berhasil memulihkan kesehatannya. Dalam keadaan badan yang masih agak lemah, Made Susanta mencoba membuatkan anaknya permainan dalam bentuk wayang. Melalui bentuk wayang, Gatutkaca, itu Made Susanta mencoba menasihati anaknya agar kemudian anak itu dapat memiliki sifat-sifat seperti tokoh wayang itu. <br> Pada suatu pagi Putu Suasti pulang dari pasar dengan perasaan kecewa. Berbagai pembicaraan telah didengarnya di pasar sehubungan dengan pendirian suaminya. Dikatakan orang bahwa suaminya adalah penyebar malapetaka, sumber kejahatan, sumber kekacauan, menentang pembangunan dan sebagainya. Dengan demikian, sudah sewajarnya jika Made Susanta menderita penyakit keras karena ia telah dikutuk oleh Tuhan dan roh halus. Fitnahan itu bersumber dari pelanggaran yang dilakukan oleh Made <br><noinclude></noinclude> 073r6tr90ospftxtvvwms4gdk7xcoi9 Kaca:Aneka Warna Keawi Toer Ketoeptoepang.pdf/9 250 31570 116712 112499 2022-07-25T13:08:09Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|8}} masih kéto. Boenga tekén donné ané ngoeda-ngoeda, apa<br> boewin boewahné melah pesan anggon lalab, wijadin lablab<br> anggon djoekoet. Di Djawa pemoela-moelaan teboen anaké<br> lijoenan mepagehan baan poenjan toewi. Memoela pagehané<br> sebarengan tekén memoela teboené. Ané poelana batoen<br> toewiné ané soeba wajah toer toeh. Poenjan toewiné énggal<br> pesan gedé. Kerana anaké di Djawa lijoenan mepageh baan<br> poenjan toewi, wiréh lijoe goenanné, énggal gedénné, toer<br> ngetisin pemoela-moelaan. {{center|'''10. KITAKAN.'''}} Kitakan poenika kekarjanin antoek tanah. Tanah poenika<br> ketoembeg doemoen, raris mem antoek toji, soewénipoen<br> awengi. Jéning tanahipoené kaonan, ring mekarja loeloch<br> poenika adoekin oot pesak, miwah tain banténg, kebo wijadin<br> tain koeda. Genahé ngeloeloeh ring bangbangé. Sesampoenné<br> awengi tanah patjang loeloeh poenika memem, béndjangné<br> adoekang antoek tambah toer djekdjekang, mangda dados<br> dekdek tanahé sané pesak-pesak, kalih batoe miwah djelidjih-<br> ipoené kekaonang. Woes ngadoekang, loeloeh poenika deg-<br> degang doemoen soewénipoen awengi. Béndjangné raris<br> poelang ring penjangkaan kitakan poenika. Ring mekiréné<br> moelang, loeloehé ring bangbangé bebehin antoek aon mesidi.<br> Natah pengitakané taler sapoenikajang, mangda tan wénten<br> neket kitakan poenika ring natah pengitakané. Penjangkaané<br> asiki medaging kitakan patpat wijadin lelima. Jéning kitakané<br> sampoen ijasan, boengkah, raris kerikin, bibih kalih boetjoe<br> boetjoenipoené keni betjik, basangipoené taler kerikin mangda<br> dados rata, raris genahang, dabdabang noempoekang, mangda<br> gelis toeh. Sesampoenné betjik toehipoené, kala irika waoe<br> dados anggén témbok. Wénten malih kita sane ketoendjoel<br> ngantos lebeng, kewastanin ,,bata”. Bata poenika roepan-<br> ipoen barak, sané betjik lebengipoen; poenika jén anggén<br> témbok, banget kerengan ring témboké sané antoek kitakan<noinclude></noinclude> 2cet8zzfuacz2z0hfbw5y94zi03ssg6 116713 116712 2022-07-25T13:08:24Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|8}} masih kéto. Boenga tekén donné ané ngoeda-ngoeda, apa<br> boewin boewahné melah pesan anggon lalab, wijadin lablab<br> anggon djoekoet. Di Djawa pemoela-moelaan teboen anaké<br> lijoenan mepagehan baan poenjan toewi. Memoela pagehané<br> sebarengan tekén memoela teboené. Ané poelana batoen<br> toewiné ané soeba wajah toer toeh. Poenjan toewiné énggal<br> pesan gedé. Kerana anaké di Djawa lijoenan mepageh baan<br> poenjan toewi, wiréh lijoe goenanné, énggal gedénné, toer<br> ngetisin pemoela-moelaan. {{center|10. KITAKAN.}} Kitakan poenika kekarjanin antoek tanah. Tanah poenika<br> ketoembeg doemoen, raris mem antoek toji, soewénipoen<br> awengi. Jéning tanahipoené kaonan, ring mekarja loeloch<br> poenika adoekin oot pesak, miwah tain banténg, kebo wijadin<br> tain koeda. Genahé ngeloeloeh ring bangbangé. Sesampoenné<br> awengi tanah patjang loeloeh poenika memem, béndjangné<br> adoekang antoek tambah toer djekdjekang, mangda dados<br> dekdek tanahé sané pesak-pesak, kalih batoe miwah djelidjih-<br> ipoené kekaonang. Woes ngadoekang, loeloeh poenika deg-<br> degang doemoen soewénipoen awengi. Béndjangné raris<br> poelang ring penjangkaan kitakan poenika. Ring mekiréné<br> moelang, loeloehé ring bangbangé bebehin antoek aon mesidi.<br> Natah pengitakané taler sapoenikajang, mangda tan wénten<br> neket kitakan poenika ring natah pengitakané. Penjangkaané<br> asiki medaging kitakan patpat wijadin lelima. Jéning kitakané<br> sampoen ijasan, boengkah, raris kerikin, bibih kalih boetjoe<br> boetjoenipoené keni betjik, basangipoené taler kerikin mangda<br> dados rata, raris genahang, dabdabang noempoekang, mangda<br> gelis toeh. Sesampoenné betjik toehipoené, kala irika waoe<br> dados anggén témbok. Wénten malih kita sane ketoendjoel<br> ngantos lebeng, kewastanin ,,bata”. Bata poenika roepan-<br> ipoen barak, sané betjik lebengipoen; poenika jén anggén<br> témbok, banget kerengan ring témboké sané antoek kitakan<noinclude></noinclude> qooimqkcikc19izzsrcv0pxyvqunpts Kaca:Aneka Warna Keawi Toer Ketoeptoepang.pdf/10 250 31571 116714 112500 2022-07-25T13:08:47Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>{{center|9}} matah. Ring Gijanjar kitakan peripihané sané matah, asiki<br> adji abidang; sané agengan kekalih adji tigang bidang; sané<br> lebeng mepepitoe. {{center|'''11. BATĂ.'''}} Sané kewastanin bată poenikă kitakan sané sampoen le-<br> beng. Kitakan poenikă sesampoenné betjik toehipoen, raris<br> kepenpen ring penoendjelané, ring soripoené kekarjanang<br> paon antoek kitakan sané mepenpen poenikă; embangipoené,<br> kitakané sané kepenpen asiki ring sané lijanan atjoloh katik<br> sedah asiki, pinaka margin andoesé memargi ngemoenggah-<br> ang. Genah penoendjelané dados dagingin kitakan sekatah-<br> katahipoen nem laksă, sekidik-kidiknja alaksă. Kéh paoni-<br> poené mitoeroet kéh kidik kitakané sané patjang ketoendjel.<br> Tegeh paonipoené sewetara kalih langkat, linggahipoené kalih<br> tjengkang, mangda betjik oerip geniné. Penoendjelan kitakan<br> poenika jan sampoen medaging kitakan, poenikă ketémbok<br> mideh empetang pisan, mangdă ngilis keboes geniné ngeninin<br> Kitakané kéwanten. Bedoewoeripoené taler toekoeb antoek<br> kitakan, nanging sampoenang loeloehina; pikenoh toekoeb-<br> poenika, mangdă sampoen bas akéh andoesipoené medal.<br> Noendjel kitakan agémbong poenikă, soewénipoen ngantos<br> kalih raină kalih wengi. Jéning kitakané agémbong mekanten<br> sampoen baag, semalih andoesipoené sané bedoewoer sam-<br> poen ening, kewastanin sampoen bedah, gelisang paonipoené<br> empetin betjikang pisan, mangdă baanipoené tan wénten<br> dados kesisi. Sané keanggén ngempetin taler kitakan, selag-<br> selaganipoené tambelin antoek loeloeh, raris banggajang se-<br> kajoen-kajoen soewénipoen, ngantos baanipoené sampoen<br> padem, batané émbon. Jéning sampoen asapoenikă, gagah,<br> raris adol. Batané sané sedeng agengipoené, toer jéning betjik<br> lebengipoen mepengarga nem bidang; peripihané mepengargă<br> petang bidang. Sané loembang akoetoes adji satak. Sané<br> kaonan lebengipoené moedahan. Mangkin ring Singaradjă<noinclude></noinclude> 7b951mym4f2wxb5qlrl4ycsbmunl7fw Kaca:Aneka Warna Keawi Toer Ketoeptoepang.pdf/11 250 31572 116715 112502 2022-07-25T13:09:00Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>{{center|10}} makéh-anaké soegih antoek goemana ngadol kitakan moewah<br> bata kéwanten, seantoekan tan telag toewan-toewané noem-<br> bas bată patjang gedong-gedong. {{center|'''12. KAMBING.'''}} Kambingé ento soroh boeron soekoe pat toer menjonjoin<br> panakă. Awakné toesing pati kereng, toewară dadi anggon<br> ngedeng tenggală moewah lampit boeka keboné. Awakné<br> tjerik, boeloenné dawă toer samah, tandoekné dadoewă; ada<br> masih kambing ané metandoek patpat. Batis kambingé tjerik-<br> tjerik, koekoenné boekă koekoen sampiné; ikoetné bawak.<br> Ada boewin kambing ané ikoetné gedé, tongos pepoepoelaning<br> moéloek. Kambingé toesing bani tekén dingin, apă boewin<br> “tekén jéh. Jén noedjoe dipengangonan adă oedjan bales, kam-<br> ingé mekedjang padă melaib saling pemaloein baan takoetné<br> teken oedjan. Kandang kambingé sing pesan dadi toedoeh.<br> Apanga melah kandangné, patoet bedégin moewah tatakin,<br> mangdénné kambingé toewara kedinginan. Jén toesing kéto,<br> pedas lijoe ané mati. Amah-amahan kambingé padang tekén<br> dondonan; jén nginem jéh, jéhé ané ening pesan; sing njak<br> niginem jeh poewek. Kambingé pepes gelem njakitang basang.<br> Jéning bas lijoenan ngamah don kekara, basangné embet<br> meredigdig, laoet mati. Anaké ngoeboeh kambing patoetné<br> oerati pesan. Diatibané kambingé manakan pindo. Setoewă-<br> rana diatjepoké manakan dadoewa; dikénkéné kapo, atjepok-<br> an manakan patpat. Empehanné melah daar. Kambingé aoe-<br> koed empehanné toewah abedik. Ento kerananné langah anaké<br> memerihang empehan kambing. Wong Arab, Djawa moewah<br> Tambiné soemasat mekedjang demen tekén bé kambing.<br> Melahné bé kambingé anggon sesaté tekén goelé. Dadi masih<br> anggon olah-olahan lénan, nanging toesing pati melah. Be-<br> loelangné dadi samak, anggon koelit boekoe, saboek wijadin<br> ané lén-lénan. Ditanah Eropă boeloen kambingé anggonă<br> penganggo. Jén anteng toer oerati ngoeboeh kambing, pedas<noinclude></noinclude> sdavjv9yqzvkfn0ceea424qit54zl9j Kaca:Aneka Warna Keawi Toer Ketoeptoepang.pdf/12 250 31573 116716 112503 2022-07-25T13:09:16Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>{{center|11}} lijoe pekolihné, kerana toesing kanti mekelo soeba manakan,<br> dadi lijoe. Boewat amah-amahanné toesingdja meli. Boewina<br> kemoelanné toesingda lijoe boeké dagangané lén-lénan. Ké-<br> wala soeba njidajang meli kambing loewa moewani dadoewa<br> wijadin patpat, pedas soeba énggal dadi lijoe. {{center|'''13. POENJAN ASEM.'''}} Jan moenggoewing poenjan asemé totonan soroh poenjan<br> kajoe ané gedé toer mewidji kembar. Akah poenjan asemé<br> toesing pati dawa boeka akah poenjan bainginé. Poenjanné<br> katos, ngales toer lesné selem. Donné Serining-serining, ge-<br> dénné amboel kampid dedaloené. Jéning peteng don asemé<br> koentjoep; pikenohné apangă toesing ilang panesné. Boéngan<br> asemé mirib boekă boengan kemoeningé; gobanné poetih.<br> Boewahné mirib boeka boewah kemberakané, koelitné katos<br> toesing bisa engkag. Jén enoe ngoedă adanină tjempaloek,<br> koelitné atep tekén isinné: jén soeba daam, palas isinné tekén<br> koelitné. Boewah asemé abesik batoenné nganti dasă besik<br> lijoenné. Batoen asemé ento kekapoet baan isinné. Isi moewah<br> batoen asemé ento ané enoe ngoedă gobanné poetih; jén<br> soeba tasak gobanné barak mesawang selem. Boewah asemé<br> oeling enoe tjempaloek tekaning soébă tasak rasanné masem<br> ngelintjoeng. Mekedjang anaké demen tekén asem. Asemé<br> dadi pesan sepelang, apang kanti mekelo. Jén mekeneh nje-<br> pelang asem, gediang maloe koelitné, batoenné loentik,<br> apangă enoe isinné dogén, toemoeli djemoeh. Jan soebă toeh,<br> laoet kepel-kepel gedénné amboel sangkopé, lantas kapoet<br> adji selépaan, gantoengang. Ento asemé ané soebă mekelo<br> adanina loenak. Jén mekoeskoes adanină loenak tanek. Di-<br> sisin roeroengé diwewengkon Boeléléngé lijoenan pemoelaină<br> asem, nangingké diroeroengé gedé dogén. Pikenohné poenjan<br> asemé poelană disisin roeroengé, sepisan, apangă dadi tis<br> roeroengé, anggona tongos mémbon rikală panes gedé wijadin<br> oedjan bales; kerană ento donné toesing pati aas boekă don<noinclude></noinclude> esserqiujw4mkodrt1w22wvpk49gbw1 Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/81 250 31574 116755 111245 2022-07-25T13:40:59Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>70 "Nah suud suba sebet Yan, menek-menek lan plajahin bareng, suba kadong pelih pejalane," muaninne ngusap-usap sirahne. Wayan Nerti ngisi liman muaninne makenyem manis. ("Togo", 16). "Nah hentikanlah sesalmu, Yan; masa-masa mendatang marilah kita pelajari bersama-sama berhubung kita sudah salah jalan," suaminya mengusap-usap kepalanya. Wayan Nerti memegang tangan suaminya yang tersenyum manis. Itulah sejumlah sifat-sifat Wayan Tamba, pemegang peran utama dalam erpen . "Togog", sedangkan tokoh lain yang ikut menentukan dalam cerpen ini adalah NI Wayan Nerti dan I Danta. Wayan Nerti sebagai tokoh bawahan pendamping tokoh utama hampir mendapat penyorotan yang seimbang seperti peran yang dibawakan oleh Wayan Tamba. Ia ditampilkan pengarang sebagai seorang janda yang memiliki identitas wajah cantik, bahkan kecantikannya tidak kalah oleh gadis-gadis remaja lainnya di esa Lodtungkang. Penonjolan identitas jasmani yang menyangkut kecantikan paras tokoh Wayan Nerti pengarang mengomentarinya secara naratif sebagai berikut. .... Nerti baluan manis. Sing ja kalah bandingang teken bajang-bajange ane lenan. ("Togog", 2). '... Nerti seorang janda manis. la tidak kalah (jika) dibandingkan dengan gadis-gadis yang lain.' Jika dipandang dari segi sifat mental, tokoh bawahan ini dari awal cerita hanya menampakkan sifatnya yang tunggal, yaitu hanya sifat pasrah kepada si tokoh utama. Selanjutnya, setelah ia menjadi istri Wayan Tamba, sifat yang menyangkut aspek rohani itu sama sekali statis tidak ada pengem­bangan. Mengenai sifat pasrah itu dapat diikuti melalui dialog berikut ini. "Yen pitungan Wayan kenken ... yan Beli ... " "Kanggo Beli ..." Ia bangun negak di samping Wayan Tambane. ... "Kanggoang adi ... Beli lacur, nanging keneh Beline sujati bakal nganggo adi timpal aidupan". Wayan Tamba ngelut asih tur ngaras pipi, Wayan Nerti makenyem manis. "Dadi ento buin orahang Beli, tiang suba nyerahang ukudan," laut ia ngebahang sirahne sig tangkah Wayan Tambane. (Togog", 3). "Kalau pendapat Wayan bagaimana ... kalau Beli ..." "Terserah Beli ... " Ia bangun lalu duduk di samping Wayan Tamba. ... "Seadanyalah, Dinda ... Beli seorang miskin, tetapi maksud Beli me­mang sejati akan memakai Dinda kawan selama hidup." Wayan Tamba<noinclude></noinclude> 68whfaxs11e88xc5kmaqwr69684qgjn Kaca:Aneka Warna Keawi Toer Ketoeptoepang.pdf/14 250 31575 116717 111258 2022-07-25T13:09:46Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Ni Luh Septiani" /></noinclude>{{center|13}} simpangan, pemedal-pemedal miwah tembok penjengker<br> poeră, sami meoekir.<br> Perabot ngerereh paras poenikă: patoek ring linggis. Pa-<br> toeké kekarjanin antoek besi, mepati kajoe, roepanipoen<br> sekadi dedapak. Jéning ngoekir paras, perabotipoen paat<br> ring pengotok sekadi perabot djoeroe oekir taroe poenikă.<br> Parasé wénten sané selem, wénten sané poetih. Parasé<br> sané wajah kewastanin parangan, sané ngoedă roepanipoen<br> selem mesawang barak, poenikă kewastanin paras boewah.<br> Malih wénten sané meroepă poetih. Ring Gijanjar paras pe-<br> noekoebé akoetoes kéhipoen adji satak. Poenikă sampoen<br> mewastă mael. {{center|15. TJÈLÈNG.}} Anaké di Bali sedjawaning sané megamă Selam, mekedjang<br> dadi tekéning bé tjèlèng. Pedandă Siwă moewah anaké njelam<br> toesing dadi tekén bé tjéléng. Awak tjéléngé njéndol boeka<br> awak keboné, gedénné amboel kambingé. Tjéléngé loewa<br> adanina bangkoeng. Pengeloembahné adanina kaoeng.<br> koengé jén ngelah panak lijoenné nganti roras oekoed. Pa-<br> nakne adanina koetjit. Koetjite moewani disoebanne metoe-<br> woeh bantas selaé dina soeba sedeng teres. Goenan koetjite<br> meteres, apang énggal dadi gedé toer mokoh. Koetjité loewa<br> jén soeba njandang goeling, patoetné goeling; jén toewara<br> kéto, pedas digedénné dadi bangkoeng. Koetjité moewani<br> ané soeba meteres digedénné adanina tjéléng; jén gedé pesan<br> madan bangkal. Anaké soegih-soegih rikala ngotonin, nam-<br> pah bangkal.<br> Ngoeboehin tjéléng aloeh pesan; amah-amahanné: gede-<br> bong, dagdag, keségségan, don tjekoeh-tjekoeh tekén don-<br> donan ané lén-lénan; ento lablab baan banjoe. Dimaang nga-<br> mah tjéléngé adoekin oot wijadin oesam.<br> Tjéléngé patoeh boeka keboné petoeroe demen mekekipoe.<br> Jéning tjéléngé pepes mekekipoe moewah pandoesang, énggal<noinclude></noinclude> ewklv9a0xesztewncr59wwszys4n7lg Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/77 250 31579 116748 111241 2022-07-25T13:35:16Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|66}} Dengan keberhasilan si tokoh sebagai pedagang nasi yang banyak mem­ punyai langganan, hal itu mengundang simpati dan antipati masyarakat sekitarnya. Menghadapi tanggapan-tanggapan usil dan sinis yang di tunjukkan kepada dirinya menyebabkan timbulnya konflik-konflik batin pada diri si tokoh. Dalam usaha menyelesaikan konflik-konflik batin inilah pengarang menyodorkan sifat diri kepada si tokoh utama. Si tokoh sama sekali tidak menmenggubris tantangan-tantangan sinis itu , tetapi sebaliknya pernyataan­ pem yataan itu selalu diterimanya dengan jiwa besar. ... Nanging ke ipu nnenten naenin ngrunguang wireh ipun setata eling ring sikian ipune lacur. Nguda ke liunang ngalih musuh? eutet ne ipun madagang antuk manah sane jujur. Punapi ja anake ngraosang, sara ipun ... . (MTP. 4 ). '... . Akan tetapi, ia tak pernah menghiraukannya karena ia selalu sadar akan dirinya yang miskin. Kenapa harus banyak mencari musuh? Pokoknya ia bekerja dengan pikiran yang jujur. Apa pun dikatakan orang. terserah mereka ...' Sebagai abstraksi konvensi budaya masyarakat Bali yang selalu ingin mendekatkan dirinya dengan Sanghyang Widi Wasa, tuhan Yang Mahaesa, pengarang tidak lupa melengkapi mental tokoh utama dengan sifat tawakal kepada Sanghyang Widi. Perwujudan sifat Luh Manik yang sangat takwa kepada Tuhan ini tampak dalam pernyataan si tokoh sendiri dalam kesempatan dialog dengan Gede Parta seperti berikut ini. "Rerainan apa jani Luh? " "Sing ja ada rainan Beli Mula tiang sebilang peteng setat a ngaturang canang nunas kaselametan ring Ida Betara." (MTP, 5). " Hari raya apa sekarang Luh?" "Tidak ada hari raya, Beli Memang saya setiap malam selalu sembah­yang menyuguhkan sesajen kepada Tuhan Yang Mahaesa." Demikian sejumlah sifat dan sikap yang diperlihatkan tokoh utama Ni Luh Manik dalam cerpen "Mategul Tan Patali". Pelaku lain yang ikut berperan menentukan keutuhan alur cerpen "Mategul Tan Patali" adalah tokoh bawahan I Gede Parta. Ia ditampilkan oleh pengarang sebagai tokoh yang kaya raya, pandai merayu, tetapi kecewa dalam hidupnya karena telah lima tahun berumah tangga belum juga dikaruniai seorang anak. Dengan mengingat anak: yang didambakan dari istri pertama tidak kunjung datang, tokoh Gede Parta berniat mempersunting Ni Luh Manik sebagai istrinya yang kedua.<noinclude></noinclude> 68v6eyz93emrvk29i0pc2py1ejfaf6p Kaca:Aneka Warna Keawi Toer Ketoeptoepang.pdf/16 250 31580 116718 112107 2022-07-25T13:10:10Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>{{center|15}} peléstérané patoet téktékin toer gebeg nganggon batoe ané aloes. Perabot toekang batoéné loewirné: sikoe-sikoe, sipat gan- toeng, tjétok, seleran, tagah, kasoet, émbér tekén tambah. Toekang batoené ané doeweg ngaé témbok apanga kereng, njipat gantoengin toer bisă nerapang bată, mangdéné medje- neng meendahan. Ento kerananne padă padă koeli, toekang batoené paling lijoene oepahné. Apă boewin jén bisa dadi bas. Jén mekeneh dadi toekang batoe, patoetné meladjah maloe tekén toekang batoené ané soeba kewistara doeweg. Lijoe anaké dadi toekang batoe bisă dadi soegih. {{center|17. BARANG-BARANG ANÈ MELAKAR ADJI TANAH}} Tanah legité dadi anggon kitakan, genténg, tjaratan gombang, tjoebék moewah sepenoenggalanne. Tanahe ane dadi anggon perabot moewah barang-barang ané boeka kéto, gobanné barak toer legit, adanina tanah legit, boewină toe- sing meadoekan bijas. Jén lakar anggonă barang-barang, loe- wiré: pajoek, djoen, tjoebék tekén kekeb; tanahé ento oeletă maloe, apang nganti nadi. Dingoeleté adoekin jéh. Jan soebă nadi, laoet kewangoen ngempoeloek-ngempoeloek amboel njoehé aboengkoel; sesoebanné kéto, lantas téktekin, apang lémpéh toer pada tebelné, toemoeli kewangoen sekeneh anaké ngaé, kedadiang gentong, djoen, pajoek, pengedangan, paso, tjoebék léngsér, kekeb, tjaratan, tjetjélengan tekén ané lén- énan. Jén tanahé ento lakar anggonă genténg, kelémpéhang toer kewangoen merepat dawă, laoet kepenpen dipenjangkaan genténgé; penjangkaané ento bebehin bijas ané legit pesan maloe, apangă tanahé toesing neket sig penjangkaané. Be- doewoerné aloesang baan lima wijadin adji beloelang sama- kan ané soebă mentjeban dijéhé. Sesoebanné kéto lantas sedédégang sig pesedédégané. Anaké ngaé barang-barang perabot paon ané melakar baan tanah patoeh boeka anaké ngaé genténg; nanging jan ngae genténg, disisi moewah di-<noinclude></noinclude> hda7pm0tattfafzypjww7x41xizovqk Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/73 250 31583 116743 111265 2022-07-25T13:32:10Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="IPutu Dirga" /></noinclude>{{center|62}} "Beginilah orang yang selalu merasa dirinya pintar. Keras kepala. Se­gala yang terbaik hanya ada pada dirinya. Sejak dulu sudah kubilang agar Beli percaya nasihat orang. Percaya kepada nasihat orang tua-tua. Beginilah akibatnya. Menjadi manusia dibenci oleh penduduk dunia." Dengan motif mewujudkan tokoh pembaharu sifat emosi dan mau me nang sendiri dari Putu Suasti berhasil ditundukkan oleh sifat-sifat sabar dan bijaksana dari tokoh utama. Melalui penuturan si tokoh secara panjang lebar kepada istrinya miengenai hakikat pembangunan yang sebenarnya, akhirnya sang istri menyadari bahwa berita-berita itu hanyalah bersifat fitnah belaka. Selanjutnya, Putu Suasti pun memahami sepenuhnya gagasan­ gagasan baik dari suaminya, Made Susanta. "Yen keto saja Beli, tiang setinut teken papineh Beline." (BSKK, 8). " ... Tiang jani sayan ngerti suba teken papineh Beline." (BSKK, 17). "Kalau demikian benar Beli, saya seiring dengan pendapat Beli." " ... Saya sekarang sudah semakin mengerti akan maksud Beli." Tokoh bawahan lainnya, yaitu Made Murka yang bertindak sebagai tokoh antagonis dalam novel ''Buah Sumagane Kuning-kuning'' menunjukkan identitas pribadi yang tidak jauh dari tokoh pendamping Putu Suasti. Kecuali latar belakang sosial ekonominya yang dinyatakan sebagai orang berada, aspek fisik dan latar belakang pendidikan dari antagonis ini sama sekali tidak mendapat penyorotan dari pengarang. Made Murka yang sudah sekian lama memendam bibit kebencian akibat kalah bersaing mempersunting Putu Suasti, dendamnya semakin memuncak setelah si tokoh utama bermaksud membangun sumur di desanya yang tandus seperti dinyatakan dalam konteks cerita. Dalam hubungan ini, tokoh antagonis merasa dirinya tersaing oleh munculnya gagasan-gagasan Made Susanta yang diterapkan di desa itu. Lebih-lebih gagasan-gagasan si tokoh utama itu memperoleh dukungan baik dari pemuka desa; Made Murka pun tidak mampu lagi mengekang dendamnya. Demikianlah pada suatu malam Made Murka menghimpun beberapa kawannya dan bermaksud mencelakakan Made Susanta. Akan tetapi Tuhan menghendaki lain; Made Susanta terhindar dari malapetaka. Bahkan, atas ban­tuan para tetangga dan pemuka desa yang sudah lama mencium tingkah laku buruk Made Murka, Pan Rumi berhasil datang ke tempat kejadian mengamankan Made Murka dan kawan-kawannya. Pencermiman sifat-sifat negatif si antagonis yang suka berbuat onar, dengki, dan suka memfitnah itu dapat diikuti melalui konteks penuturan pemuka desa, Pan Rumi, seperti berikut ini.<noinclude></noinclude> qczi1m2z721vwi0c1v4f583c8nkmvg0 Kaca:Aneka Warna Keawi Toer Ketoeptoepang.pdf/18 250 31584 116719 111290 2022-07-25T13:10:39Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>{{center|17}} kesélă kangkoeng moewah ané lén-lénan. Don kesélă kang- koengé boekă don kangkoengé. Anaké memoelă Kesélă ditjariké wijadin ditegalé. Jan me- moelă keselă, disasih karoné, apangă melah pemoepoenné; boewină sesoewoedan anaké manji, réh ditoe masan pa- bijanan. Jening memoelă kesélă ditegalé singdă memasan. Tanahé ané bakal pemoelaină kesélă tenggalain pido, lampit pang pindo; sébilang soewoed nenggală, lampitin, apangă tanahné melah dekdekné. Dingelampité pang pindo, tanahné soebă dekdek, njandang soebă poelain kesélă. Mekiré me- moelain kesélă, tanahé tjelotjoh malo adji tenggală; embang tjetjelotjohanné abelah-abelah. Soewoed Kéto, lantas betengin. Sesoebanné mebetengan, pemoelain. Ané anggonă binihan, boen kesélă saakan atjepok,, metoegel-toegel dawanné sewe- tară doewang tjengkang; ento tjelek-tjelekang ditjelotjohané, langahné doewang langkat doewang langkat, apanga kesélané dadi mokoh toer lijoe oembinné. Adă masih anak ngaé binihan adji oembinné, apangă melah oembinné toer gedé-gedé. Oembin kesélané ané lakar anggonă binihan pedjangă betén oemah wijadin gantoengă, apang kanti mentik. Jan soebă mentik, lantas poelă. Kesélané metoewoeh pat boelan, soebă lijoe toer gedé-gedé oembinné, sedeng ebét. Mékiré ngebét kesélă, boenné abas maloe, anggon amah-amahan sampi. Anaké ngebét keséla, ada noembeg nganggon tambah, adă ané nenggală. Kesélané apoewoen ané melah, meoembi nganti nem-nem; senistană abesik. Sedjawining anggon oran, tekén tjahtjah, kesélané dadi lablab anggon dedaaran, anggon djadja lempog, keritik, soemping moewah ané lén-lénan. Moentjoek kesélané dadi anggon bakal djoekoet wijadin anggon peletjing. Dimoedah kesélané, asok Badoeng adji satoes kéténg pipisbolong; dimaelné adji satak. Ané maloe- maloe setondén goemi Baliné kewengkoe baan Ida Seri Goe- permén, moedahan sanget tekén djani. Anaké memoela kesélă, boeloenginăké kesélané? Anéka-warna I. {{right|2}}<noinclude></noinclude> 7j0exb27t5sltuaaai06d0df1y7z47e 116720 116719 2022-07-25T13:11:18Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>{{center|17}} kesélă kangkoeng moewah ané lén-lénan. Don kesélă kang- koengé boekă don kangkoengé. Anaké memoelă Kesélă ditjariké wijadin ditegalé. Jan me- moelă keselă, disasih karoné, apangă melah pemoepoenné; boewină sesoewoedan anaké manji, réh ditoe masan pa- bijanan. Jening memoelă kesélă ditegalé singdă memasan. Tanahé ané bakal pemoelaină kesélă tenggalain pido, lampit pang pindo; sébilang soewoed nenggală, lampitin, apangă tanahné melah dekdekné. Dingelampité pang pindo, tanahné soebă dekdek, njandang soebă poelain kesélă. Mekiré me- moelain kesélă, tanahé tjelotjoh malo adji tenggală; embang tjetjelotjohanné abelah-abelah. Soewoed Kéto, lantas betengin. Sesoebanné mebetengan, pemoelain. Ané anggonă binihan, boen kesélă saakan atjepok,, metoegel-toegel dawanné sewe- tară doewang tjengkang; ento tjelek-tjelekang ditjelotjohané, langahné doewang langkat doewang langkat, apanga kesélané dadi mokoh toer lijoe oembinné. Adă masih anak ngaé binihan adji oembinné, apangă melah oembinné toer gedé-gedé. Oembin kesélané ané lakar anggonă binihan pedjangă betén oemah wijadin gantoengă, apang kanti mentik. Jan soebă mentik, lantas poelă. Kesélané metoewoeh pat boelan, soebă lijoe toer gedé-gedé oembinné, sedeng ebét. Mékiré ngebét kesélă, boenné abas maloe, anggon amah-amahan sampi. Anaké ngebét keséla, ada noembeg nganggon tambah, adă ané nenggală. Kesélané apoewoen ané melah, meoembi nganti nem-nem; senistană abesik. Sedjawining anggon oran, tekén tjahtjah, kesélané dadi lablab anggon dedaaran, anggon djadja lempog, keritik, soemping moewah ané lén-lénan. Moentjoek kesélané dadi anggon bakal djoekoet wijadin anggon peletjing. Dimoedah kesélané, asok Badoeng adji satoes kéténg pipis bolong; dimaelné adji satak. Ané maloe- maloe setondén goemi Baliné kewengkoe baan Ida Seri Goe- permén, moedahan sanget tekén djani. Anaké memoela kesélă, boeloenginăké kesélané? Anéka-warna I. {{right|2}}<noinclude></noinclude> 3hdp9or4mbyqic8g15459i4b35mliin Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/74 250 31586 116746 111266 2022-07-25T13:33:53Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="IPutu Dirga" /></noinclude>{{center|63}} "Sajaan buka keto De. Sujatinne tuah abesik jlemane dini ane tukang ngae uyut, pamucukne I Made Murka. Mirib ia ngandel kasugihanne. Ngandel ngelah pengikut liu, ulian dasar pipis. Nto dogen ane curigain Bapa." (BSKK, 24). ... "Made dini orahanga ane jele-jele. Orahanga ngaduk-ngaduk desa. Meng­hina Puskesmas sing demen teken pamrintah baan sing taen mabalih film. Sakite jani di banjar masih orahanga Made dini ane makada, beh pokokne magenep soroh ane jele-jele orahanga Made ane ngrana yang .... " (BSKK, 25). "Benar demikian, De. Sebenarnya, hanya seorang manusia di sini yang suka membuat ribut; pemimpinnya adalah I Made Murka. Rupanya ia mengandalkan kekayaannya. MengandaJkan punya pengikut banyak karena uangnya. Hanya dia yang Bapak curigai." "Made di sini dikatakan yang bukan-bukan. Dikatakan pembuat keonaran di desa. Menghina puskesmas, tidak suka kepada Pemerintah karena tidak pernah menonton film. Berjangkitnya penyakit di banjar sekarang ini dibilangnya juga bahwa Made yang menjadi penyebabnya ..." Itulah sifat-sifat dangkal dari tokoh antagonis Made Murka, khususnya sikap yang diperlihatkan kepada tokoh utama Made Susanta. Dua tokoh bawahan lainnya, yaitu Pan Rumi, pemuka desa, dan Wayan Wirasanta, putra tunggal Made Susanta, tidak banyak berperan. Mereka hanya tampil sesaat pada bagian-bagian tertentu saja. Berdasarkan hasil analisis dari ketiga novel di atas, dapat dikatakan bahwa aspek penokohan dalam novel Bali modern secara garis besar dapat dipertanggungjawabkan. Artinya adalah bahwa peran yang dibawakan oleh para tokoh melalui penampilan sifat-sifat dan sikapnya cukup berhasil dalam mendukung amant cerita. Hanya saja tinjauan penokohan yang menyangkut aspek jasmani dan latar belakang pendidikan para pelaku, khususnya bagi tokoh utamanya, masih perlu dikembangkan karena belum lengkap. Demikian pula beberapa tokoh yang ikut berperan masih hadir dengan sebuah nama. Perubahan sifat beberapa tokoh terlalu cepat sebelum mempertimbangkan dengan cermat kemungkinan-kemungkinan lain yang mengakibatkan peristiwa itu dapat terjadi. Oleh karena itu, tidak dapat dihindarkan beberapa tokoh masih kelihatan seperti artifisial saja. '''3.3.4 Penokohan Cerpen "Mategud Tan Patali''' Dalam cerpen "Mategul Tan Patali" diperkenalkan pelaku-pelakunya bernama Luh Manik, Made Antara, Putu Sastra, dan I Gede Parta.<noinclude></noinclude> igmv305kz0o4quzjm7flk0jyh9y399m Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/82 250 31590 116756 111246 2022-07-25T13:41:21Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>71 memeluk dengan mesra dan mencium pipi, Wayan Nerti tersenyum rna­ nis. "Kenapa hal itu dibicarakan , Beli; saya sudah menyerah diri," lalu ia menjatuhkan kepalanya di dada Wayan Tamba. Mengenai tokoh I Danta, walaupun hanya dimunculkan secara sepintas lalu dalam penyelesaian, kesan seorang penjudi dan pendendam sangat jelas melekat pada dirinya Tokoh bawahan ini sama sekali tidak mau memaaf. kan orang lain meskipun ia sencliri terkenal dalam masyarakat memiliki sifat-sifat yang tidak terpuji. Demikianlah, dengan diawali dari cinta yang tid ak terbalas oleh Wayan Nerti, sifat dendam tokoh bawahan itu sangat kuat mengekang dirinya. Akhirnya, karen sifat itu terlalu konsisten dipertahankan , penikmat cerita dapat membaca peristiwa berikutnya bahwa tokah bawahan itu akan tewas oleh ulahnya semliri. Demikianlah kenyataannya; I Danta yang mahir dalam ilmu hitam tewas bersama denganmya ketika hendak membencanai suami­ istri Wayan Tamba dan Wayan Nerti. Demikian pula tokoh bawahan Made Gita dan Wayan Gianti; mereka muncul hanya sesaat sebagai tokoh parasit yang hidupnya lebih banyak menggantungkan diri pada orang lain; seorang tokoh komisi dari profesinya yang sangat memungkinkan untuk melakukan pekerjaan itu. Tokoh-tokoh lain, seperti Sudamia (almarhum suami Wayan Nerti), I Ranti (pedagang), Men Toya (pedagang), dan Ida Bagus Sueca (pemilik Art Shop) 'sarna sekali tidak berperan. Nama-nama itu dimunculkan pengarang hanya sebagai pelengkap peran atau identitas tokoh yang lain. 3.3.6 Penokohan Cerpen "Matemu ring Rumah Sakit" ''Di dalam penokohan yang diterapkan dalam cerpen "Matemu ring Rumah Sakit" (selanjutnya disingkat MRRS) para penikmat diperkenalkan kepada dua unsur penokohan yang sangat kontras. Pada satu pihak sifat humoris yang sangat dominan diperankan oleh tokoh Pan Laksmi; pada, bagian lainnya perwujudan sifat-sifat serius yang diperankan oleh dokter Gunawan, abdi masyarakat yang wataknya dibentuk oleh profesi kedok­ terannya. Pan Laksmi, sebagai pendukung utama dalam cerpen ini, dilukiskan pengarang sebagai orang yang sangat polos secara alamiah, apa adanya. Sikap-sikap yang diperlihatkan si tokoh setiap berinteraksi dengan orang lain mencerminkan seorang individu yang tidak pernah mengenal pendi­dikan. Pemberian sifat yang demikian kepada tokoh tua ini sangat tepat dan logis adanya.<noinclude></noinclude> g25a3a9npaz4vp17964lb8sswfjfrdh Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/92 250 31598 116766 111209 2022-07-25T13:49:00Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|81}} ... ''demen ngebut. demen ngroko, demen nganggur sakewala tusing demen magae'' ... ' ... senang ngebut, senang merokok, senang keluyuran tidak senang ber kerja .. .' ... ''seleg mlajah ... , sleg manyama braya ... , seleg mretenin'' ... ' ... rajin bekerja ... , ramah bertentangga ... , rajin memelihara .. .' ... mejit tabuan kuning-kuning .... ' ... berwarna kekuning-kuningan .. .' ... ''sumagane ane kuning-kuning sleog-sleog cara ... igel oleg tambulilingan'' ' ... buah jeruk yang kuning-kuning berJenggak-lenggok seperti tari tembulilingan .. .' ... ''ngitukang layah tan patulang'' .... ' ... menggerakkan lidah tak bertulang ... : ... ''Nyak masebeng baduda nglumbih tain sampi'' .... '... Cocok seperti wajah kumbang tahi yang sedang mendongkel kotoran sapi .. .' Dalam penulisan novel ini, sadar atau tidak sadar pengarang dipengaruhi juga oleh pemakaian satuan bahasa Indonesia, seperti halnya pengarang novel yang telah diutarakan di muka. Semuanya itu memang sangat tergantung kepada pengalaman pengarang; semakin banyak konsep-konsep tertentu yang harus dibiaskan melalui kemampuan bahasa Indonesia. <br> Berdasarkan petunjuk di atas dapat dinyatakan bahwa setiap pengarang novel tidak sama mcmanfaatkan ragam gaya bahasa dalam usahanya memikat perhatian pembaca agar hasil karyanya dapat diminati sampai akhir cerita. Pada novel Sunari, pengarang di sam ping menunjukkan kemampuan berbahasa halus yang baik juga terlihat keterampilannya dalam mengangkat ragam bahasa tertentu pada bagian sentuhan peristiwa tertentu pula. Dalam hal ini, pengarang novel Sunari secara tepat memberi napas pada awal ceritanya dengan menyentuh keadaan alam sebagai bagian awal latar ceritanya, antara lain, dengan gaya bahasa seperti berikut ini. <br> Suryane sampun maserot minggek kauh manawi sampun pukul kalih ngentak-entak. Nanging nenten banget rumasa santukan angine ngesirsir aris. Daun nyambune ring natahe magoyalan nglibir tempuh angin. Ta­ler wit angsanane ring sanggah sleag-sleog satmaka nanjayang sekarnyane sane nedeng kembang.<noinclude></noinclude> 8i30nnjge90qaex0iettq1e3e0k9uq5 Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/76 250 31599 116747 111238 2022-07-25T13:34:47Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|65}} Setelah Ni Luh Manik merenungkan perkataan anak kesayangannya itu, akhirnya si tokoh tersentak oleh bayangan suaminya yang seolah-olah memperingatkan dirinya agar tetap setia menjaga satu-satunya anak yang diperoleh dari hasil perkawinan mereka. <br>"Adi, ingetang nyen anake buka Beli matanem dini di tengah pasihe . Melahang nresnin pianak Beline I Pu u! " (MTP, 10-11). "Sinda, ingatlah kepada Beli yang terkubur di sini di tengah laut. Baik­ baiklah meme ihara anakku, I Putu!" <br> Akibat himbauan anaknya serta bayangan suaminya yang selalu muncul di benaknya itulah, si tokoh mengurungkan niatnya untuk memenuhi lamaran tokoh bawahan Gede Parta. Lewat perantaraan sepucuk surat Ni Luh Manik memutuskan sebagai berikut. <br> " ... Titiang nunas ampura pisan apang banget, santukan titiang nenten mersidayang nagingin janjin titiange ring Beli ... Wireh asapunika sane mangkin titiang nunas mangda Beli ledang nyabut janji titiange punika . Angep nenten wenten. Sampunang beli duka ring titiang, dening titiang sampun mutusang pacang nresnain pianak .... " (MTP, 1 1). " ... Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena saya tidak dapat memenuhi janji saya kepada Beli .... Oleh karena itu, sekarang saya mohon agar Beli dengan senang hati mencabut janji saya itu . Anggaplah itu tidak ada. Jangan Beli marah kepada saya karena saya sudah memu­- tuskan akan mencurahkan perhatian saya kepada anak .... " <br> Itulah sikap Luh Manik yang diperlihatkan kepada tokoh bawahan Gede Parta yang senantiasa mendambakan kehadiran cinta si tokoh utama. <br> Selain sifat loyalitas seperti terpapar di atas, Ni Luh Manik sebagai tokoh utama dinyatakan pula memiliki sifat-sifat rajin, rendah diri, dan sangat takut kepada Tuhan yang Mahaesa. Pengenalan sikap cekatan yang tersirat melalui pelayanan si tokoh kepada para pembeli setiap pagi hari, serta komentar langsung pengarang melalui alinea ceritanya, kiranya sifat rajin yang diberikan kepada si tokoh sudah dapat didukung dan dikomuni­- kasikan kepada penikmat cerita. Alinea itu tertulis seperti berikut in. <br> Das lemah Luh Manik sampun bangun nabdabang ajeng-ajengan sane pacang adol ipun ring warung ipune ... santukan pukul lima semeng sampun akeh anke sane rauh matumbasan .... 'Sejak subuh hari Luh Manik sudah bangun menyiapkan makanan yang akan dijual di warungnya ... karena pukul lima pagi sudah banyak orang datang hendak berbelanja .... '<noinclude></noinclude> 6bkibihlr2h0bikek2cmewa58eqj3rs Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/93 250 31600 116767 111200 2022-07-25T13:49:36Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|82}} 'Matahari sudah condong ke arah barat, barangkali sudah menjelang pukul dua, udara pun panas sekali. Akan tetapi, tidak begitu terasa panas itu karena angin bertiup sepoi-sepoi. Begitu pula pohon angsana yang ada di tempat pemujaan, berIenggak-lenggok, seolah-olah menjaja­ kan bunganya yang sedang mekar.' <br> Dengan penampilan ragam gaya bahasa seperti ini tampaknya pengarang ingin mengajak pembaca untuk menghayati apa yang terjadi pada ling­kungan kehidupan keluarga Pan Sunari. Agak berbeda dengan cara penampilan oleh pengarang novel Lan Jani dan Buah Sumagane Kuning­ kuning. Pada novel Lan Jani pengarang kelihatan langsung mengajak pembacanya pada masalah. Hal itu diungkapkan pada kutipan berikut ini <br> Murid-murid pada pagrunyung magompyokan nyugjagang soal-soal uji­ ane. Ujian basa Indonesia ane sada aluh nanging keweh ... 'Murid-murid berkerumun berkelompok-kelompok memperbincangkan soal ujian. Ujian bahasa Indonesia kelihatannya saja gampang, tetapi sebenarnya sukar .. .' Pada novel ''Buah Sumagang Kuning-kuning'', pengarangnya langsung mengajak pembaca pada pengamatan sikap tokoh utama dalam cerita ini, yaitu mengenai sikap tokoh utama yang dikatakan berprinsip lebih mengutamakan apa yang diwariskan oleh nenek moyangnya dalam menyem­ buhkan penyakit yang dideritanya. Warisan yang dimaksud di sini ialah cara pengobatan tradisional. Pada bagian ini pengarang belum berminat meramu bahasanya dengan warna gaya bahasa. Baru kemudian pengarang dengan setia menampilkan aneka variasi gaya bahasa. <br> Dalam hubungan ini jelas bahwa pengarang novel Sunari tampak lebih berhasil menempatkan gaya bahasa pada kedudukan yang sebenarnya, yaitu kedudukan yang mengacu pada penempatan gaya bahasa yang sesuai dengan terjadinya peralihan situasi ke situasi yang lain. Kelihatan penuturan peristiwa berjalan penuh dinamika sesuai dengan tingkat gejolak peristi­ wanya. Ditambah lagi dengiln ramuan bahasa Bali halus yang mantap yang lebih mewarnai jalannya cerita. <br> Alunan peristiwa dalam novel Lan Jani itu tidak banyak ditopang oleh ragam gaya bahasa sehingga tampak penjabaran ceritanya agak mendatar. Watak tokohnya pun tidak diberi napas gaya bahasa yang memadai. Oleh karena itu, dalam menggambarkan identitas tokoh utamanya, dalam hal ini Luh Rasmi. serta tokoh pendampingnya, yaitu Wayan Nendra, keliliatan sangat dangkal. Belum tampak pengarang mengungkap perbedaan tokoh utama secara paradoksal dengan tingkah laku tokoh yang lain.<noinclude></noinclude> nzihk8cbj3myjrw7vwqyfqoacsejdk8 116768 116767 2022-07-25T13:50:10Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|82}} 'Matahari sudah condong ke arah barat, barangkali sudah menjelang pukul dua, udara pun panas sekali. Akan tetapi, tidak begitu terasa panas itu karena angin bertiup sepoi-sepoi. Begitu pula pohon angsana yang ada di tempat pemujaan, berlenggak-lenggok, seolah-olah menjaja­ kan bunganya yang sedang mekar.' <br> Dengan penampilan ragam gaya bahasa seperti ini tampaknya pengarang ingin mengajak pembaca untuk menghayati apa yang terjadi pada ling­kungan kehidupan keluarga Pan Sunari. Agak berbeda dengan cara penampilan oleh pengarang novel Lan Jani dan Buah Sumagane Kuning­ kuning. Pada novel Lan Jani pengarang kelihatan langsung mengajak pembacanya pada masalah. Hal itu diungkapkan pada kutipan berikut ini <br> Murid-murid pada pagrunyung magompyokan nyugjagang soal-soal uji­ ane. Ujian basa Indonesia ane sada aluh nanging keweh ... 'Murid-murid berkerumun berkelompok-kelompok memperbincangkan soal ujian. Ujian bahasa Indonesia kelihatannya saja gampang, tetapi sebenarnya sukar .. .' Pada novel ''Buah Sumagang Kuning-kuning'', pengarangnya langsung mengajak pembaca pada pengamatan sikap tokoh utama dalam cerita ini, yaitu mengenai sikap tokoh utama yang dikatakan berprinsip lebih mengutamakan apa yang diwariskan oleh nenek moyangnya dalam menyem­ buhkan penyakit yang dideritanya. Warisan yang dimaksud di sini ialah cara pengobatan tradisional. Pada bagian ini pengarang belum berminat meramu bahasanya dengan warna gaya bahasa. Baru kemudian pengarang dengan setia menampilkan aneka variasi gaya bahasa. <br> Dalam hubungan ini jelas bahwa pengarang novel Sunari tampak lebih berhasil menempatkan gaya bahasa pada kedudukan yang sebenarnya, yaitu kedudukan yang mengacu pada penempatan gaya bahasa yang sesuai dengan terjadinya peralihan situasi ke situasi yang lain. Kelihatan penuturan peristiwa berjalan penuh dinamika sesuai dengan tingkat gejolak peristi­wanya. Ditambah lagi dengiln ramuan bahasa Bali halus yang mantap yang lebih mewarnai jalannya cerita. <br> Alunan peristiwa dalam novel Lan Jani itu tidak banyak ditopang oleh ragam gaya bahasa sehingga tampak penjabaran ceritanya agak mendatar. Watak tokohnya pun tidak diberi napas gaya bahasa yang memadai. Oleh karena itu, dalam menggambarkan identitas tokoh utamanya, dalam hal ini Luh Rasmi. serta tokoh pendampingnya, yaitu Wayan Nendra, keliliatan sangat dangkal. Belum tampak pengarang mengungkap perbedaan tokoh utama secara paradoksal dengan tingkah laku tokoh yang lain.<noinclude></noinclude> fl412k68y4g2p011i9d6afx410lb78p Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/87 250 31601 116757 111286 2022-07-25T13:42:28Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Listya Purnami" /></noinclude>{{center|76}} ''Sunari'', ''Lan Jani'', dan ''Buah Sumagane Kuning-kuning''. Dalam menyajikan ketiga novel hasil cipta sastra itu, pengarangnya tidak sama dalam memilih ragam bahasa Bali yang dijadikan media pengungkapannya. Di antaranya ada yang memiliki ragam bahasa Bali halus atau hormat, sedangkan yang lain menggunakan ragam kasar atau lepas hormat. Pengertian istilah kasar di sini bukan berarti kasar dengan konotasi tidak baik, melainkan bahasa Bali umum yang dipakai oleh orang kebanyakan. Begitu pula dalam pemakaian bahasa Bali halus itu bukan berarti seluruh cakapanya diutarakan dengan bahasa Bali halus, melainkan di sana-sini digunakan juga ragam kasar, yang disesuaikan dengan tuntutan jalan cerita. Sebelum sampai pada uraian yang membandingkan gaya bahasa ketiga novel itu ada baiknya diketengahkan terlebih. dahulu gambaran gaya bahasa tiap-tiap novel itu untuk memudahkan memahami gaya bahasa hasil cipta sastra itu secara keseluruhan. ''a. Novel Sunari'' Penulisan novel ini dilakukan dengan ragam bahasa Bali halus, terutama dalam menjabarkan satuan peristiwa yang berhubungan dengan narasinya. Pengungkapannya adalah dengan ragam bahasa Bali halus dengan cukup lancar pada umumnya, penggambaran ide dituangkan dalam satuan kalimat keseimbangan antara pengungkapan narasi yang menggunakan ragam bahasa Bali halus dan satuan dialog yang diantarkan dengan ragam bahasa Bali kasar. Melalui dua ragam bahasa Bali itu, amanat dapat disampaikan secara komunikatif. Hal itu dapat dilihat pada aspek yang mencerminkan pemakaian ragam bahasa Bali baku walaupun di sana-sini ada terlihat gejala pemakaian ragam bahasa Bali nonbaku; akan tetapi, frekuensinya tidak begitu besar. Gejala seperti ini hanya dimaksudkan untuk lebih memantap­kan proses cakapan sehingga jaringan komunikasi dapat berlangsung secara timbal balik. Contoh sederhana yang dapat dikemukakan ialah, "... ''Pa'', ''Me tiang latihan''" 'Ayah, Ibu, saya latihan!' (''Sunari'', hal. 6) Dalam memberi warna gaya bahasa novel Sunari itu pengarang ber­orientasi kepada dua sistem, di samping bersandarkan pada pemakaian ragam bahasa Bali baku dan ragam bahasa Bali nonbaku. Pertama, pengarang memberi warna gaya bahasa dengan merujuk para tokohnya. Untuk ini, pengarang mengindentifikasinya dengan diksi kosa kata ''ipun'' 'dia' sebagai penanda persona ketiga. Pemakaiannya dalam frekuensi cukup tinggi apabila dilihat dari proses cakapannya. Sebagai contoh, ... ''Men Sunari nenten nglanturang maIih sawireh ipun nenten tatas uning pula-palin anak''<noinclude></noinclude> ezikfe2msplqepyb9fb73xkqaphxjeu Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/94 250 31602 116769 111217 2022-07-25T13:52:20Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|83}} Selanjutnya, kalau diperbandingkan gaya bahasa yang dipakai dalam novel Sunari dengan gaya bahasa novel Buah Sumagane Kuning-kuning tampak gejala yang berbau mubazir. Hal ini terlihat adanya kecenderungan dalam novel Buah Sumogane Kuning-kuning meramu gaya bahasa pada setiap jajaran peristiwa, yakni dengan mengetengahkan bermacam-macam variasinya, baik yang metaforis, personifikasi, hiperbolis, repetisi maupun yang antitesis. Dalam hal ni dapat dikemukakan sebagai berikut . <br> ... ''manis rasan kopine ane pait. (BSKK'', hal . 11). ' ... manis rasanya kopi yang pahit itu'. ... ''Sebenge badeng mrededeng cara kopine asli ... (BSKK'', hal. 4). ' ... Wajahnya hitam legam seperti warna kopi asli ....' ... ''anak luh cara punyan karet, umur lebihan teken telung dasa getah­ne telah. Yan anak muani cara punyan jaka atawa punyan jati ngangsan tua ngangsan luung kayunne. (BSKK'', hal. 22). ' ... wanita ibarat pohon karet, lebih dari tiga puluh tahun usianya, habis getahnya . Kalau orang laki seperti pohon enau atau jati, semakin tua semakin baik kayunya.' Di samping itu, ada satu hal yang patut diberi perhatian, yaitu bahwa pengarang novel ''Buah Sumagane Kuning-kuning'' ini agak taat mempertahankan pemakaian pola bahasa Bali baku. Aspek ini juga sedikit banyak memberikan pengaruh kepada kadar jalan cerita. Harus dihargai bahwa ketiga pengarang novel itu telah berusaha membiaskan peristiwa sosial yang tersentuh oleh hati kecilnya, yang perlu dijadikan pola panutan di dalam mengerjakan tugas pembangunan. '''4.2 Gaya Bahasa Cerpen Sastra Bali Modern''' Sebelum sampai pada perbandingan ketiga gaya bahasa cerpen di atas, barangkali ada baiknya terlebih dahulu diketengahkan gambaran umum bentuk gaya bahasa cerpen itu. Melalui cara ini akan dapat diketahui sampai berapa jauh masing-masing pengarang cerpen itu memanfaatkan ragam gaya bahasa untuk mewarnai keindahan cerpennya. Cerpen pertama yang diungkap wujud gaya bahasanya ialah cerpen "Matemu Ring Rumah Sakit". a. "Matemu Ring Rumah Sakit" Dengan bertitik tolak dari ragam bahasa Bali yang dipakai dalam cerpen ini, tampak jelas ada dua ragam bahasa yang digunakan, yakni ragam bahasa<noinclude></noinclude> m8w5321n9wdji49jq276htumpbvqbcx 116770 116769 2022-07-25T13:52:38Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|83}} Selanjutnya, kalau diperbandingkan gaya bahasa yang dipakai dalam novel Sunari dengan gaya bahasa novel Buah Sumagane Kuning-kuning tampak gejala yang berbau mubazir. Hal ini terlihat adanya kecenderungan dalam novel Buah Sumogane Kuning-kuning meramu gaya bahasa pada setiap jajaran peristiwa, yakni dengan mengetengahkan bermacam-macam variasinya, baik yang metaforis, personifikasi, hiperbolis, repetisi maupun yang antitesis. Dalam hal ni dapat dikemukakan sebagai berikut . <br> ... ''manis rasan kopine ane pait. (BSKK'', hal . 11). ' ... manis rasanya kopi yang pahit itu'. ... ''Sebenge badeng mrededeng cara kopine asli ... (BSKK'', hal. 4). ' ... Wajahnya hitam legam seperti warna kopi asli ....' ... ''anak luh cara punyan karet, umur lebihan teken telung dasa getah­ne telah. Yan anak muani cara punyan jaka atawa punyan jati ngangsan tua ngangsan luung kayunne. (BSKK'', hal. 22). ' ... wanita ibarat pohon karet, lebih dari tiga puluh tahun usianya, habis getahnya . Kalau orang laki seperti pohon enau atau jati, semakin tua semakin baik kayunya.' Di samping itu, ada satu hal yang patut diberi perhatian, yaitu bahwa pengarang novel ''Buah Sumagane Kuning-kuning'' ini agak taat mempertahankan pemakaian pola bahasa Bali baku. Aspek ini juga sedikit banyak memberikan pengaruh kepada kadar jalan cerita. Harus dihargai bahwa ketiga pengarang novel itu telah berusaha membiaskan peristiwa sosial yang tersentuh oleh hati kecilnya, yang perlu dijadikan pola panutan di dalam mengerjakan tugas pembangunan. '''4.2 Gaya Bahasa Cerpen Sastra Bali Modern''' Sebelum sampai pada perbandingan ketiga gaya bahasa cerpen di atas, barangkali ada baiknya terlebih dahulu diketengahkan gambaran umum bentuk gaya bahasa cerpen itu. Melalui cara ini akan dapat diketahui sampai berapa jauh masing-masing pengarang cerpen itu memanfaatkan ragam gaya bahasa untuk mewarnai keindahan cerpennya. Cerpen pertama yang diungkap wujud gaya bahasanya ialah cerpen "Matemu Ring Rumah Sakit". a. "Matemu Ring Rumah Sakit" Dengan bertitik tolak dari ragam bahasa Bali yang dipakai dalam cerpen ini, tampak jelas ada dua ragam bahasa yang digunakan, yakni ragam bahasa<noinclude></noinclude> q1u51fklm6tkscmj0rpib6oxh3gf1z2 Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/79 250 31604 116753 111243 2022-07-25T13:38:45Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="IPutu Dirga" /></noinclude>{{center|68}} sehari-hari pengarang pada bagian ini sangat berhasil melukiskan citra kesederhanaan hidup si tokoh yang dinyatakan menetap bersama ibunya. <br> .. . Nyiup kopi ia tengkejut, inget tusing ngelah pipis ... Lemet limanne ngisi paat, memenne bengong ngantosang. "Kanggoang nganggeh malu Me, sig I Rantine ," masaut ia sambilanga nyenderang bakalan togagne di sakane ("Togog", I).. ... "Madaar ja malu Yan, kanggoang sing ada jukut." "Apa gen yang kanggo , Meme suba madaar?" ... Apa ja ane sagianga teken memenne ia sing sanget mamidi, kanggo dogen. ("Togog", 6). ' ... Mereguk kopi ia terkejut teringat tidak mempunyai uang .... Lemah tangannya memegang pahat; ibunya termangu menunggu. "Biarlah mengebon dulu Me, di (tempatnya) I Ranti," menjawab ia sambil menyandarkan bahan patung itu di tiang rumahnya! ... "Makanlah dulu Yan, biar pun tak ada sayur?" ... Apa pun yang di­sediakan oleh ibunya, ia tak terlalu hirau; mau saja." Dialog di atas secara eksplisit dapat mengungkapkan keadaan latar belakang ekonomi dan kesederhanaan hidup si tokoh, seniman patung dari desa Lodtungkang itu yang tidak berpenghasilan tetap. <br> Dalam usaha memenuhi suatu keinginan yang sangat didambakan, ketekunan si tokoh merampungkan dua buah patung yang akan segera dipasarkan untuk memperoleh biaya perkawinannya dapat diterima secara logis. Pada kesempatan ini si tokoh tidak hirau lagi akan amanat hari raya Galungan, suatu hari raya besar umat Hindu Bali, yang secara konvensi sosial masyarakatnya harus dirayakan semeriah dan sekhidmat mungkin. <br> Demikianlah dengan sebuah tekad bulat, Wayan Tamba memutuskan hendak mempersunting Wayan Nerti, seorang janda yang sudah mempunyai dua orang anak dari suami pertamanya yang terbunuh dalam kemelut G-30-S/PKI. <br> Sebenarnya, si tokoh menyadari sepenunya bahwa ibunya tidak merestui keinginannya mempersunting Ni Wayan Nerti semata-mata karena Wayan Nerti seorang janda. Akan tetapi, perasaan kuasa pada diri si tokoh yang merasa menjamin kelangsungan hidup ibunya, mendorong si tokoh harus melabrak kehendak batin si ibu. Ini merupakan suatu tantangan bagi si tokoh di satu pihak, serta tekad dan keyakinan untuk menang yang harus diwujudkan oleh si tokoh di pihak lain. <br> ... Suba nyet kenehne, apa ja bakal orahanga ia sing bakal buung, apa buin ia ane ngalih gae, singja ngidih teken anak len." ("Togog", 5).<noinclude></noinclude> s03b7begac49dsvjz4nnatp56am0bo4 116754 116753 2022-07-25T13:39:10Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="IPutu Dirga" /></noinclude>{{center|68}} sehari-hari pengarang pada bagian ini sangat berhasil melukiskan citra kesederhanaan hidup si tokoh yang dinyatakan menetap bersama ibunya. <br> .. . Nyiup kopi ia tengkejut, inget tusing ngelah pipis ... Lemet limanne ngisi paat, memenne bengong ngantosang. "Kanggoang nganggeh malu Me, sig I Rantine ," masaut ia sambilanga nyenderang bakalan togagne di sakane ("Togog", I).. ... "Madaar ja malu Yan, kanggoang sing ada jukut." "Apa gen yang kanggo , Meme suba madaar?" ... Apa ja ane sagianga teken memenne ia sing sanget mamidi, kanggo dogen. ("Togog", 6). ' ... Mereguk kopi ia terkejut teringat tidak mempunyai uang .... Lemah tangannya memegang pahat; ibunya termangu menunggu. "Biarlah mengebon dulu Me, di (tempatnya) I Ranti," menjawab ia sambil menyandarkan bahan patung itu di tiang rumahnya! ... "Makanlah dulu Yan, biar pun tak ada sayur?" ... Apa pun yang di­sediakan oleh ibunya, ia tak terlalu hirau; mau saja." Dialog di atas secara eksplisit dapat mengungkapkan keadaan latar belakang ekonomi dan kesederhanaan hidup si tokoh, seniman patung dari desa Lodtungkang itu yang tidak berpenghasilan tetap. <br> Dalam usaha memenuhi suatu keinginan yang sangat didambakan, ketekunan si tokoh merampungkan dua buah patung yang akan segera dipasarkan untuk memperoleh biaya perkawinannya dapat diterima secara logis. Pada kesempatan ini si tokoh tidak hirau lagi akan amanat hari raya Galungan, suatu hari raya besar umat Hindu Bali, yang secara konvensi sosial masyarakatnya harus dirayakan semeriah dan sekhidmat mungkin. <br> Demikianlah dengan sebuah tekad bulat, Wayan Tamba memutuskan hendak mempersunting Wayan Nerti, seorang janda yang sudah mempunyai dua orang anak dari suami pertamanya yang terbunuh dalam kemelut G-30-S/PKI. <br> Sebenarnya, si tokoh menyadari sepenunya bahwa ibunya tidak merestui keinginannya mempersunting Ni Wayan Nerti semata-mata karena Wayan Nerti seorang janda. Akan tetapi, perasaan kuasa pada diri si tokoh yang merasa menjamin kelangsungan hidup ibunya, mendorong si tokoh harus melabrak kehendak batin si ibu. Ini merupakan suatu tantangan bagi si tokoh di satu pihak, serta tekad dan keyakinan untuk menang yang harus diwujudkan oleh si tokoh di pihak lain. <br> ... Suba nyet kenehne, apa ja bakal orahanga ia sing bakal buung, apa buin ia ane ngalih gae, sing ja ngidih teken anak len." ("Togog", 5).<noinclude></noinclude> 5t7yvxalghjertatvx5t6jbyq56xe4z Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/95 250 31606 116771 111220 2022-07-25T13:53:08Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|84}} Bali halus atau hormat dan ragam bahasa Bali kasar atau umum. Penalaran cerita dengan ragam bahasa Bali halus tampak serasi lian mengesankan, terutama pengungkapan terhadap bagian narasinya, sedangkan pada bagian cakapan (dialog) diungkapkan dengan ragam bahasa Bali kasar. Pemanfaatan kedua ragam bahasa ini dipakai juga oleh pengarang novel Sunari. Pemakaian dua ragam bahasa Bali itu dapat memberi petunjuk mengenai kemampuan pengarang menempatkan pemakaian bahasa Bali secara pro· porsal. <br> Dalam cerpen "Matemu Ring Rumah Sakit" pengarang telah menentu­ kan jarak antara pribadinya sendiri llan kedudukan tokoh dalam cerpen itu. Sebagai penentu batas jarak pengarang menggunakan satuan diksi kosa kata ipun 'dia' sebagai penanda persona ketiga. Dalam hubungan ini, pengarang membiarkan pelakunya sendiri melukiskan keadaan yang disentuh dalam cerpen itu (Ucen, 1978: 18). Kenyataan itu tampak jelas pada kalimat­ kalimat kutipan berikut ini <br> ... Mireng kurenan ''ipun'' kauk-kauk lantas bantang pancinge katancebang ring biase, encol pamargin ipun, batune ageng-ageng kadumpuk, nanging ageet ''ipun'' selamet. .. . Raris sang kalih budal ka pondok ipun. Kapang­ gih pianak ipun sampun lemet. (MRS, hal. 2). ' ... Setelah mendengar istrinya memanggil-manggil lalu tangkai kailnya ditancapkan di pasir, segera berjalan melewati batu-batu besar. tetapi syukur selamat. .. . Kemudian, keduanya menuju pondoknya . Dijumpai anaknya sudah lemas .' Contoh lain: ... Ipun seleg mlajah ... , sering mapetaken ring timpal-timpal ''ipun'' napi saluiring ,sane nenten kauningin .... Punika mawinan kedeh manah ''ipun'', sumangdene pianak-pianak ipun sami pasa dueg . (MRS, hal. 3). ' ... Ia rajin belajar ... , sering bertanya kepada teman-temannya mengenai sesuatu yang tidak diketahuinya . Itu yang mendorong pikirannya supa­ ya semua anaknya menjadi pandai' Selain itu, kelihatan bahwa pengarang mempertahankan pemakaian bahasa Bali baku, baik pada bagian narasi maupun pada bagian cakapannya. Tindakan ini ikut rnewarnai bobot hasil karyanya. Cara ini sudah barang tentu akan memberi manfaat bagi pengarang lain dalam rangka usaha membina kelestarian bahasa Bali itu sendiri. <br> Jika dilihat dari aspek gaya bahasa yang lain, pengarang cerpen ini memanfaatkan gaya satuan istilah bahasa Indonesia untuk mendukung ide<noinclude></noinclude> m38srt1yh776o8yis6pujs2ifk9bnaw Kaca:Aneka-Warna Tjakepan Kaping Kalih, Pepaosan Bali Kesoerat Antoek Aksara Belanda.pdf/35 250 31608 116702 112089 2022-07-25T13:02:40Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>34. dan aroen teken poedake masih keto. Adă masih anak ane njelap memoelă pandan aroem tekēn poedak. <center>20. OELAM SEGARA</center> Ring djagate poeniki ring segară miwah ring daatan makēh pisan satonipoen. Sedjeroning lojanē oelamipoen mewarni- warni belam segară kalih oelamē ring toekad-toekade poenikă mesiosan Wēnten malih oelam sanē ngerereh tetedaan ring soanē (loloan). Sanē riin tan wẽnten samian djanwanë meperaoean keloe- geră ngedjoek oelam ring segaranē, sedjawining sonē sampoen naoer padjeg Mangkin Idă Seri Goepermen sampoen ngera- rianang padjeg poenikă; kēnginan samian djanmanē keloegeră ngedjoek oelam segară semanah manahipoen. Semalih dades ipoen ngadol oelam poenika, tan wēnten naoer padjeg. Pa- karjan ngerereh oelam poenikă ageng pikenohipoen ring ka- oela-kaoelanē samian. Jan antoek oelam poenikă, bojădjă samian betjik ketedă, mekadi wēnten oelam sanē kedjoek, seantoekan keboeatang minjakipoenē, inggih poenika oelam lodan miwali oelām paoes, kalih oelamē lian-lianan sanē ageng. Lianan ring poenikă, sedjeroning segară wēnten oegi sato sane betjik adjengang, inggih poenikă: oedang pantoeng, ke- piting, pepenjon, penjoe kalih mekekoedang soroh kerang.. Ring peresidēnan Periangan kekoeoeban Djawi koelon, ka- oelă-kaoelane makeh sane ngoeboeh oelam ring tjarīkē. Sanē kegenahang ring tjarik poenikă panak oelam wiadin sanē sámpoen ageng-ageng, keelebang ring tjarik poenikă. Poenikă ageng pikolihipoen, sean toe kan oelam poenikă gelis ageng, toemoelidjoek, raris adol. Semalih ngoehoeh oelam ring tjarik poenikă, ageng pikenohipoenē, seantoekan tain oelam poenikă ngeranaang lemek tjarikē, pantoenē dados mokoh- mokob. Jening ngoeboeh oelam ring tjarik, sedoeroenge tjarik<noinclude></noinclude> r7lgq1oaome4freyxeagsm3qq0xzhgn Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/96 250 31609 116772 111222 2022-07-25T13:54:39Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|85}} yang diketengahkannya. Keadaan seperti ini tidak jauh berbeda dengan pengarang novel yang telah diutarakan di muka. Contoh satuan istilah babahasa Indonesia yang diangkat dalam cerpen ini, antara lain, adalah ''selamat, jatuh gengsi, selamat malam, kursus PBH, kikuk, perawatan, nyumbang, otak gajah, jawaban, saya, Pak, minta maaf, permisi, dan pulang''. Selain itu, istilah bahasa asing digunakan juga oleh pengarang cerpen ini, seperti tampak pada penggunaan kata-kata ''rectaal swab, infus, pols, control, lisol, karbol, vibrio, dan stetoscoop''. <br> Ramuan bahasa seperti itu memang sejalan dengan pembeberan masalah yang erat kaitannya dengan masalah pengobatan dan peranan bahasa Indonesia kita sudah barang tentu memberi sumbangan yang cukup besar dalam masalah ini. Selanjutnya, kalau diperhatikan lebih jauh, pengarang cerpen ini menampilkan juga ragam gaya bahasa yang bersifat metafor, repetisi, hiperbol. Gaya bahasa metafor dituntut pemakaiannya untuk memberikan warna yang Iebih serasi dengan tuntutan penjabaran peristiwa, terutama untuk memberikan corak keindahan, baik yang berhubungan dengan latar maupun yang berhubungan dengan penokohan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah petikan beberapa bentuk gaya hahasa yang metaforis. <br> ''Sang Hyang Surya sampun ring pakoleman''. (MRS, hal. 1). 'Mentari sudah diperaduannya.' ''pelung irut sakadi tan pagetih'' (MRS, hall). 'biru lebam seperti tak berdarah.' cara togog awai tis masededeg. (MRS, hal. 1). 'bagaikan patung berbaring lama sekali.' ''sledete kadi caping engkok''. (MRS, hal. I). 'pandangannya seperti capung engkok.' ''kenyel ngandeng drim''. (MRS, hal. 2). 'pandanganoya seperti capung engkok.' ''kenyel ngandeng drim'' (MRS , hal. 2). 'payah menggandeng drim.' ''kenyen, kenyem, sebet, sebet''. (MRS, hal. 2). 'senyum, senyum, sedih, sedih.' ''ngelah dogen jawaban otak gajah''. (MRS, hal. 2). 'ada saja jawaban si otak gajah.' ''dados jero empu''. (MRS, hal. 2). 'jadi pelayan.'<noinclude></noinclude> pjtbhsbt4dwghj0318lhjsi9tx5ywiq 116773 116772 2022-07-25T13:55:34Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|85}} yang diketengahkannya. Keadaan seperti ini tidak jauh berbeda dengan pengarang novel yang telah diutarakan di muka. Contoh satuan istilah babahasa Indonesia yang diangkat dalam cerpen ini, antara lain, adalah ''selamat, jatuh gengsi, selamat malam, kursus PBH, kikuk, perawatan, nyumbang, otak gajah, jawaban, saya, Pak, minta maaf, permisi, dan pulang''. Selain itu, istilah bahasa asing digunakan juga oleh pengarang cerpen ini, seperti tampak pada penggunaan kata-kata ''rectaal swab, infus, pols, control, lisol, karbol, vibrio, dan stetoscoop''. <br> Ramuan bahasa seperti itu memang sejalan dengan pembeberan masalah yang erat kaitannya dengan masalah pengobatan dan peranan bahasa Indonesia kita sudah barang tentu memberi sumbangan yang cukup besar dalam masalah ini. Selanjutnya, kalau diperhatikan lebih jauh, pengarang cerpen ini menampilkan juga ragam gaya bahasa yang bersifat metafor, repetisi, hiperbol. Gaya bahasa metafor dituntut pemakaiannya untuk memberikan warna yang Iebih serasi dengan tuntutan penjabaran peristiwa, terutama untuk memberikan corak keindahan, baik yang berhubungan dengan latar maupun yang berhubungan dengan penokohan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah petikan beberapa bentuk gaya hahasa yang metaforis. <br> ''Sang Hyang Surya sampun ring pakoleman''. (MRS, hal. 1). 'Mentari sudah diperaduannya.' ''pelung irut sakadi tan pagetih'' (MRS, hal 1). 'biru lebam seperti tak berdarah.' cara togog awai tis masededeg. (MRS, hal. 1). 'bagaikan patung berbaring lama sekali.' ''sledete kadi caping engkok''. (MRS, hal. I). 'pandangannya seperti capung engkok.' ''kenyel ngandeng drim''. (MRS, hal. 2). 'pandangannya seperti capung engkok.' ''kenyel ngandeng drim'' (MRS , hal. 2). 'payah menggandeng drim.' ''kenyen, kenyem, sebet, sebet''. (MRS, hal. 2). 'senyum, senyum, sedih, sedih.' ''ngelah dogen jawaban otak gajah''. (MRS, hal. 2). 'ada saja jawaban si otak gajah.' ''dados jero empu''. (MRS, hal. 2). 'jadi pelayan.'<noinclude></noinclude> snxlqo9smf44b5fjavxzbgm0pgmjtjt Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/89 250 31615 116760 111096 2022-07-25T13:46:41Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|78}} ''... Bulane tanggal ping lima sunarannyane kantun memer ngintip sakeng selagan papahe. sekadi sareng sedih ngantenang kawentenan kulawargan Pan Sunari '" (Sunari. hal. 19).'' , ... Bulan kelihatan belum penuh, pancaran sinarnya belum begitu te­rang, mengintai dari balik sela pelepah, seolah-olah ikut sedih, menyak­ sikan keadaan keluarga Pan Sunari ... ' Selanjutnya, kami petikkan gaya bahasa dalam novel Sunari', antara lain, sebagai berikut. ''... Suryane maseret makire surup. Sunarannyane masawang gading nempuh muncuk-muncuk tanme, kanten warnane masroet-sroet kuning ... (Sunari, hal. 4).'' ' ... Matahari condong ke bawah menjelang terbenam. Pancaran sinarnya kekuning-kuningan, menjamah ujung daun kayu.' ... Paksi jelatik mabriuk megulungan makeber ngiderin wit bunut ageng. Marempiah kembang satmaka pencar ageng sane wan katangke­ban, pekenyahnya keni sasaran surya pacang surup ... (Sunari. hal.4).'' ' ... Burung jelatik terbang serentak bergulung-gulung mengitari pohon bunut besar. Tampak berserakan kembang seperti mekarnya jaring pencar yang balu dilepaskan. berkilauan kena sinar mentari menjelang tenggelam .. ... ''Taler i paksi Kokoan ... medem mererod-rerod sakadi ambubu ampehang angin aris'' ... (Sunari, hal 4). ' ... Begitu juga si burung kokoan ... ; berderet-deret tidur seperti awan ditiup angin mendesir .. .''' ''... Wit tarune katon sakadi wit kalpas sane sedeng mawoh mekar .. (Su nari, hal. 4).'' , ... Kelihatan pohon kayu itu seperti pohon kapas berbuah yang sedang mekar ...' ''." kulite gading lumlum, pangadege lanjar tur rambutnyane dendem samah, kadulurin antuk pliate ngetus kayun ... (sunari, hal . 6).'' ' ... Kulit putih mulus, tubuh tinggi semampai, dan rambutnya lebat mengkilat ; ditambah lagi dengan pandangan yang menawan hati .. .' ''... Mengdampingin ebe, keto sasenggake ngujarang ... (Sunari, hal. 7).'' ' .. Kucing diberi ikan; begitulah kata pepatah .. .' ''... Suaran balange doh lamat-lamat nuptupang Ketut Jagra ... (Sunari, hal. 9).''<noinclude></noinclude> rnnppgarbksn293wq7o1zzwb89qigda 116762 116760 2022-07-25T13:47:29Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>{{center|78}} ''... Bulane tanggal ping lima sunarannyane kantun memer ngintip sakeng selagan papahe. sekadi sareng sedih ngantenang kawentenan kulawargan Pan Sunari '" (Sunari. hal. 19).'' , ... Bulan kelihatan belum penuh, pancaran sinarnya belum begitu te­rang, mengintai dari balik sela pelepah, seolah-olah ikut sedih, menyak­ sikan keadaan keluarga Pan Sunari ... ' Selanjutnya, kami petikkan gaya bahasa dalam novel Sunari', antara lain, sebagai berikut. ''... Suryane maseret makire surup. Sunarannyane masawang gading nempuh muncuk-muncuk tanme, kanten warnane masroet-sroet kuning ... (Sunari, hal. 4).'' ' ... Matahari condong ke bawah menjelang terbenam. Pancaran sinarnya kekuning-kuningan, menjamah ujung daun kayu.' ... Paksi jelatik mabriuk megulungan makeber ngiderin wit bunut ageng. Marempiah kembang satmaka pencar ageng sane wan katangke­ban, pekenyahnya keni sasaran surya pacang surup ... (Sunari. hal.4).'' ... Burung jelatik terbang serentak bergulung-gulung mengitari pohon bunut besar. Tampak berserakan kembang seperti mekarnya jaring pencar yang balu dilepaskan. berkilauan kena sinar mentari menjelang tenggelam .. ... ''Taler i paksi Kokoan ... medem mererod-rerod sakadi ambubu ampehang angin aris'' ... (Sunari, hal 4). ... Begitu juga si burung kokoan ... ; berderet-deret tidur seperti awan ditiup angin mendesir .. .''' ''... Wit tarune katon sakadi wit kalpas sane sedeng mawoh mekar .. (Su nari, hal. 4).'' ... Kelihatan pohon kayu itu seperti pohon kapas berbuah yang sedang mekar ...' ...kulite gading lumlum, pangadege lanjar tur rambutnyane dendem samah, kadulurin antuk pliate ngetus kayun ... (sunari, hal . 6).'' ' ... Kulit putih mulus, tubuh tinggi semampai, dan rambutnya lebat mengkilat ; ditambah lagi dengan pandangan yang menawan hati .. .' ''... Mengdampingin ebe, keto sasenggake ngujarang ... (Sunari, hal. 7).'' ' .. Kucing diberi ikan; begitulah kata pepatah .. .' ''... Suaran balange doh lamat-lamat nuptupang Ketut Jagra ... (Sunari, hal. 9).''<noinclude></noinclude> nvmzj069rp90lxha65n3b0y9yjb4zvn Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/88 250 31617 116758 111083 2022-07-25T13:43:18Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Damayantidwi" /></noinclude>77 masekolah. .. (Sunari, hal. 1) 'Men Sunari tidak meneruskan lagi karena ia tidak jelas tahu perihal orang yang bersekolah.' Contoh yang lain: Luh Sunari mangkin ''sampun kelas tiga SMA, adinipun Ketut Jagra Wau kelas lima SD (Sunari, hal, 1) Di dalam mewarnai latar pengarang novel ini menggunakan gaya yang metaforis, yaitu perbandingan langsung, pemindahan sifat benda untuk benda lain. Biasanya, diantarkan dengan satuan kata sekadi, satmoka, buka, dan mirib, khususnya untuk mengacu kepada pengertian pengandaian atau perumpamaan. Misalnya: ... Taler wit angsanane ring sanggah sleag-sleog satmaka nanjayang sekarnyane sane nedeng kembang. (Sunari. hal,1) 'Begitu pula,pohon bunga angsana yang ada di tempat pemujaan, melambai-lambai seolah·olah ingin menjajakan bunganya yang sedang mekar.' Satu aspek lain dalam bidang pemakaian bahasa dalam novel Sunari ialah usaha pengarang yang sengaja mengetengahkan satuan kata 'bahasa Indo­nesia. Mengenai hal. ini tampak adanya kecenderungan pengarang hendak meramu unsur kebahasaan untuk memperjelas dukungan terhadap ide yang diamanatkannya. Sengan dimasukkanya satuan kosa kata bahasa Indonesia itu merupakan suatu hal yang logis dengan mengingat bahwa kemampuan berbabasa Bali itu belum memadai untuk mengangkat konsep-konsep pikiran tertentu. Misalnya, mengenai istilah dan bentuk singkatan serta akronim dalam bahasa Indonesia, seperti istilah pedagang acung, peng­ alaman, perpisahan, unik, surat tugas, wiraswasta, karang sari, karang kitri, lambang hidup, apotik hidup, bibit unggul. pencemaran lingkungan, KB, BKlA, dan IKIP. Pemakaian istilah itu sejalan dengan penjabaran masalah sosial yang disentuh oleh setiap peristiwa dalam novel itu. Kenyataan ini tergantung kepada luas atau sempitnya pengalaman pengarang di dalam mengangkat satu masalah yang dijadikan tumpuan tema cerita. Kembali lagi pada masalahgaya bahasa yang mewarnai novel Sunari itu, yang pada dasarnya tidak terlalu banyak yang harus diketengahkan di sini. Dalam novel Sunari pemakaian gaya bahasa tidak terlalu banyak menghiasi naskah. Dipakainya hanya pada 'bagian yang dianggap tepat saja; misalnya, dalam peralihan situasi tertentu, seperti pada contoh berikut ini. ... Men Sunari tan nyidayang masaur, macelos kadi bancut rasan kayun­nyane, dekdek liget, nyag kadi gedahe pantigang ... (Sunari, hal. 17). 'Men Sunari tidak dapat menjawab seolah-olah terlepas tenaganya; hancur seperti cermin dipecah.'<noinclude></noinclude> k186n5ivdyr3rtpp3trns55j9ymdczq Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/32 250 31621 116731 111181 2022-07-25T13:21:50Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Listya Purnami" /></noinclude>{{center|21}} ide atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang memang merupakan sesuatu yang abstrak, tidak kelihatan (Robson , 1978:29). Dinyatakan pula oleh Rubson (J 978:30) bahwa tidak: setiap pengarang mau menolong pembaca/pendengarnya dalam hal pengungkapan pesan secara jelas. Kesulitan memahami tema/makna suatu karya sastra telah ditunjukkan oleh Saad (1978:iii), dengan menunjuk pendapat Wimsatt Jr. dan Beardsley yang menyatakan sebagai berikut. Amanat pengarang tidak pernah kita ketahui, kata Wimsatt . Dalam ihwal yang demikian, satu-satunya yang mungkin kita lakukan (sebagai pembaca) ialah mencoba mengira-ngirakan amanat yang termuat dalam karya itu sendiri karena memang itulah yang sampai kepada kita. Amant yang termuat dalam cerita rekaan itu disebut Wimsatt makna muatan (''actual meaning''), sedangkan niat untuk amanat pengarang dise­ butnya makna niatan (''intentional meaning''). Jika terdapat persesuaian antara makna muatan dan makna niatan, bersyukurlah kita. Jika terdapat perbedaan antara keduanya. makna muatanlah yang harus dipegang. Dan kita pun harus bersyukur juga. Sinyalemen Saad di atas akan sangat membantu peneliti dalam meru­muskan apa gerangan tema yang terkandung dalam karya sastra yang tergolong ke dalam novel dan cerpen sastra Bali modern, yang merupakan sampel penelltian yang telah ditentukan. Berbicara tentang tema novel dan cerpen sastra Bali modem, peneliti tampaknya agak sulit menyusun sebuah rumusan tentang tema yang dapat mencakup tema- tema yang terdapat dalam sampel penelitian ini. Sebagai perbandingan, kita mengetahui adanya rumusan tentang tema karya-karya Angkatan Balai Pustaka, yang secara umum digambarkan dengan tema adat dan kawin paksa. Sehubungan dengan tema sastra lisan Bali. Gosong (1976:45) pernah merumuskannya, yakni pertentangan aatara dua kutub, kutub baik dan kutub jahat serta kutub kebajikan dan kutub kebaikan. Telah dikatakan bahwa tema merupakan persoalan yang dijumpai oleh pengarang dalam kehidupannya yang kemudian disampaikannya kepada pembaca. Kehidupan modern merupakan suatu kehidupan yang kompleks. Oleh karena itu, pengalaman, persoalan, ide, dan lain-lain yang disampai­kan pengarang juga kompleks sifatnya. Oleh karena itu,sebelum mengambil kesimpulan secara umum tentang tema novel dan cerpen sastra Bali modem, terlebih dahulu akan dikemukakan tema tiap novel dan cerpen yang dijadikan sampel penelitian.<noinclude></noinclude> 26v7fknhvurq293sfua5grwygj68085 Kaca:Aneka Warna Keawi Toer Ketoeptoepang.pdf/21 250 31629 116721 111395 2022-07-25T13:11:53Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|20}} poen kembáng peinganan limang katih, danggoelipoené ke toegel antoek pengiris; danggoelé sané kantoen ngatoet ring wit djakă poenikă kegetepin mangdă asat, toemoeli keoejeg antoek tangan, raris kekapoet antoek daoen bijah-bijah, lami-nipoen tigang raïnă; ngoejegang kalih ngirisin seraï-raïnā. Ring sampoené tigang raïnā, sinah tojanipoené ngawitin medal ketel-ketèl; irikā gantoengin. keloekoeh. Bèndjangipoen ketedoenang keloekoeh poenikă, sampoen medaging sadjeng, rasanipoen manis. Daweg poenikă malih keirisin toer keoeje-gang kegantoengin keloekoeh lijanan. Jéning djagi ngewajah-ang sadjengé sané waoe tedoen poenikā, dagingin bebenă miwah laoe. Sané kéanggèn laoe poenikă babakan wit boni sidem tigang tebih kekapoet antoek samboek sané sampoen Iet, roepanipoen selem. Koelit samboek poenikă keitjalang doemoen, toemoeli ketigtig mangdă kari watné kéwanten, poenikă keanggèn ngapoet. Laoe poenikă kepoelang ring sadjengé. Lijanan ring poenikā, taler dados anggèn arak Sadjengé aloemoer mepengargă limang bidang. Elingang pisan, sampoenang bas seneng ring sadjeng. Seantoekan jan kelintang makèh ngadjengang sadjeng, ngeranajang poenjah. Djanmané poenjah, sami ring djanmă boedoeh. Ngoedang raïnă anaké nedoenang sadjeng? {{center|22. NOEMADI DADI DJANMĂ.}} Anaké noemadi dadi djanmă soemasat boekă anaké mepelalian. Jen pengawitné kalah, edă pesan sanget sebet, toer edä memisoeh moewah ngoembah-ajóen áné patoet takoetin wijadin ané patoet baktinin. Tegtegang pesan kenehé, edã baangă obah! Ané soebä liwat edă ngenehangă, sekéwală ané lakar djalanin wijadin lakar garap ento kenehang pesan, edã imă. Boewină edă soewoed-soewoed ngastiti ldä Sang- ijang Peramă Kawi, kerană ldã dahating mewisésă, sih tekèn sesamaning doemadi. Njèndjă pageh mepinoenas, mekelo-kelo pinoenasné pedas kelinggihin. Jadijastoen kéto,<noinclude></noinclude> kjzlb5rmzc2q3hwvlrwwx1cc203bbco Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/20 250 31660 116830 111782 2022-07-26T10:31:50Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>menimbulkan kesusahan, tidak menolongnya, karena mereka sendiri yang kesusahan. 82. Maka itu segeralah, sejak kecil berbuat darma, demikian persamaannya, lihatlah lalang itu, waktu muda ia tajam, yang sudah tua tidak memusuknya, bila kamu sudah tua, baru berbuat kedarmaan, tak akan kuasa, karena diri sudah tuli dan buta. 83. Benar-benar tidak berguna, laksana tempayan berisi kotoran, seluruh kotoran itu, dihilangkan cuci agar bersih , isi bau harum-haruman, maka baunya akan bercampur, bau busuk tak akan hilang, siapa sudi menciumnya, karena kotor dicampur dengan yang bersih. 12a. 84. Yang kotor akan lebih berkuasa, sebaiknya dari kecil, untuk berbuat kedarman, dan jangan dilupakan sampai hari tua", Pan Bungkling menjawab, "Benar sekali tuan Dukuh, akan membuat kesenangan hati, semua nasehat itu baik, membuat kebahagiaan, tak ada yang bertentangan dengan sastra. 85. Kalau dapat dilanjutkan ajarlah saya sekarang ini, karena saya seorang yang bodoh, tentang tidak mementingkan diri sendiri, saya ingin mengetahuinya, bila mungkin saya akan mengikuti, saya bertanya lagi, tanah dan langit, sinar dan angin, air bagaimana keadaannya." 86. De Dukuh senang sekali, merasakan sudah mengatasi, ia berkata pelan-pelan, sambil tersenyum simpul, "Hal itu yang kau tanyakan, baiklah bapak akan memberitahukannya lebih dahulu, semua itu berupa dewa, tanah dan langit, sinar dan angin, api bernama panca butha. 87. Semua itu tak dapat dipisahkan, dengan air, konon itu adalah Allah Taalah, selalu meresapi, semua itu memang satu, sebagai nasehat tadi, tak perlu dipanjangkan lagi, rasa tidak mementingkan diri sendiri, pakai pedoman, dan jangan membeda-bedakannya. 12b. 88. Terhadap orang lain, kalau bisa diganti, orang lain disuruh 20<noinclude></noinclude> 7z0aq1r95y25yv4hgqd5p1m3frr7f82 Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/19 250 31662 116829 111780 2022-07-26T10:30:45Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>dingin, karena ia yang membuat kebaikan, ia yang melenyapkan kelobaan, serta kesenangan di dunia ini, yang dipelihara, kehahagiaan di sorga. 11a. 76. Adapun yang ada sekarang ini, hanya sementara, karena tidak selalu, menuruti kehendak, yogalah yang diutamakan, tanpa memperhitungkan rasa payah, bila seorang seperti itu, itulah yang bernama hahagia sejati, laksana tebu, yang baru habis disiram. 77. Bukan hanya tebunya saja, yang mendapat kesejukan, asal yang berada dekat di sana, semuanya ikut merasakan kesejukan, ada perumpamaan yang lain, sebagai pohon kayu yang baunya harus, sedang berbunga, asal yang mendekat mencium hau harum hanyak orang, yang ingin memetiknya. 78. Kini bapak melanjutkan lagi, sebagai yang ditanyakan tadi, konon segala yang hidup, manusialah yang paling utama, apa yang menyebabkan utama, demikian pertanyaanmu, konon isi sastra, bisa membuat rasa sejuk , membuat rasa panas, membuat keburukan, membuat kebaikan. 79. Dapat mengobati diri sendiri, bila menderita penyakit, bila yang lain tidaklah demikian, itulah yang menyebabkan maka manusia paling utama, setiap perbuatan saat ini, akan menerima pahalanya, bila berbuat kejahatan, bertingkah laku yang jelek, tanpa memperhitungkan, penjelmaan yang akan datang. 11b. 80. ltulah yang bernama dibencanai, hanya berbuat kesenangan di dunia, bila dipikirkan tidaklah demikian, carilah dengan kebenaran, maka benda dan kesenangan akan didapatkan, jangan membabi buta, mengutamakan kesenangan diri sendiri, membuat sesuatu yang hina, suka dipuji, membuat kecurangan. 81 . Begini perumpamaannya, bila diandaikan sepohon kayu yang kering, di tengah hutan balantara, terbakar tak ada orang yang menolongnya; setiap yang dekat akan mati, hutan itulah yang menyebabkan rasa panas, demikian pula handaitolan, sering 19<noinclude></noinclude> hnn7l2k0ev753co9eycn8su65dp8q5y Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/53 250 31676 116839 111871 2022-07-26T10:40:53Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>Mekah memakai lampu , tiba-tiba sangat banyak , mayat kelihatan terhampar. 304. Orang Jagatra semuanya galak, menembaki dengan senjata, karena mereka sudah melihatnya, saling membidik, I Gusti Ketut Kenjing, beserta Gusti Padang Gambuh, I Gusti Gede Serangan, ngamuk dari samping, tak ku rang dari seribu orang, bersama-sama orang Jagatra. 305. Konon I Suma Sumitra, bersama-sama dengan I Baginda Ali, juga dengan I Batu Sorot , melihat tentranya lari ketakutan, bersama-sama membalas dengan marah , menaiki kuda sambil ngamuk, maka ia berhadapan, dengan I Gusti Ketut Kenjing, semuanya ngamuk, I Batu Sorot menyerangnya. 306. Namun tidak mengenainya, diri I Gusti Ke tut Kenjing, kembali I Batu Renggong, menerjang untuk kedua kalinya, I Gusti Ketut Kenjing, bersiap-siap untuk menendangnya, tombaknya melayang, itu kemudian diambil , dipakai menuduk I Batu Sorot. 40a. 307. Kudanya itu terkejut, terkena kepalanya dan terluka , I Batu Sorot meloncat, sambil menghunus keris, I Gusti Ketut Ken- jing mengejar sambil menombak dengan sombongnya, Batu Sorot rebah , seketika I, Baginda Ali, kecut hatinya, ia menge- luarkan kuda kedepan. 308. Panah jatuh laksana hujan deras, beliaulah Gusti Ketut Ken- jing, yang dituju satu-satunya, I Gusti Ketut Kenjing bersiap- siap , mengejar sambil menombak, I Bagenda, terpental, de- ngan cepat melarikan kudanya , baru sesaat berputar-putar, tiba-tiba datang, I Gusti Gede Serangan. 309. I Baginda direbut, namun ia tidak takut, kudanya makin me- nubruknya, menerjang I Gusti Kenjing, Gusti Ketut Kenjing, menombaknya dan kena punggungnya tembus hingga ke perut, I Baginda Ali terkena, kena dagunya, tembus hingga ke kepala. 310. Kudanya rebah terjerambab, bersama-sama dengan Bagenda Ali, dibacok lehernya kemudian dipotongnya , oleh Gusti {{right|53}}<noinclude></noinclude> cb59qnxddvgajwd9yjrlo3sabb3sbkk Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/25 250 31683 116831 112119 2022-07-26T10:33:35Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>I Dukuh ingkar, mengatakan datang kemari, sekarang maksudku, besok kita akan memerangi, I Agung Pamamoran, kamu akan kusuruh melawannya, untuk menggempurnya, dan sekarang bersiap sedialah." 115 . Para bendesa semuanya marah, karena sudah diperintahkan, tanpa ada perundingan, maka turun berteriak, semua menghunus keris, Raden Denda Batu Karu, Raden Jayeng Patra, dan Raden Citra Rukani, I Mastrangkul, dan Mas Sura Dilaga. 16a. 116. Demikian pula para bangsawan, seperti Sura Sumitra, dan Dukuh ikut menantang, mohon diijinkan mengadakan pembelaan, berkata dan berteriak, "Hamba yang dijadikan korban, bila sudah tiba di peperangan, agar hamba dilawan berperang, hamba ini, bernama mayat berjalan. 117. Jangan Tuanku melihatnya, semasih hamba hidup, hamba yakin ia akan kalah, tak akan sanggup ia melawannya," raja menjawab, "Pukullah kentongan, keras-keras, siapa saja berada di sana, segeralah menghindar", lalu bangun, dengan segera para hamba itu. 118. Kentongan sudah dipukul bertubi-tubi, bersuara sambung menyambung, konon orang-orang Mekah, setiap yang mendengarnya, mereka mengambil pakaian, membawa bedil tombak dan tulup, perisai, sikapnya angkuh, semua gegap gempita, dan di jalan selalu berlagak sombong. 16b. 119. Kamu sekalian harus membela, dari mana saja musuh itu, jangan memperhitungkan tempat, mengabdi kepada junjungan, bila kamu mati, sorgalah yang akan kau dapatkan, jika kau mati di rumah, nerakalah yang akan kau dapatkan, sekarang balaslah, segala pemberian Tuanku. 120. Penuh sesak di halaman depan istana, bala tentara laksana lautan, di utara dan di selatan penuh, di barat dan timur penuh, para bendesa, laksana penjaga gawang, yang lain serupa ikan lomba-lomba, ada yang mengendarai kereta, laksana gelombang saat pasang nail. {{right|25}}<noinclude></noinclude> lb63q2tjkbz46rryjqwztcwbpcdtfr2 Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/27 250 31693 116832 111834 2022-07-26T10:34:15Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>128. Sesudah meliwati desa, sekarang masuk ke dalam hutan, hancur rebah bergelimpangan, setiap kayu yang dilaluinya, binatang-binatang lari tunggang langgang, kijang singa dan babi hutan, harimau dan kera, lari sekuat-kuatnya, laksana dikejar, lari tunggang 1anggang. 129. Biarkanlah tentang raja dari Mekah itu, yang berangkat bersama para menterinya, berkemah di tengah hutan, kembali diceritakan I Gusti Agung, konon sekarang ini, mendengar akan diserang, oleh raja Mekah, kesalahannya karena menyuruh me1awan, Dukuh Islam itu, demikian beritanya. 130. I Gusti Agung ke1uar, para pimpinan desa semua menghadap, semua keluar untuk berunding, demikian pula para pendeta, seluruh mereka yang bijaksana, pendeta Wayahan Kutub, pendeta Gangga Sura, pendeta Wayan Rewati, semuanya pandai, berdaya upaya. 131. Gusti Agung berkata pelan-pelan, "Para pendeta rundingkanlah sekarang, saya sangat kesukaran, karena rakyat amat sedikit, musuh ter1alu banyak, tak akan dapat berhadapan, segera sudah akan dikurung, mungkin rasa takut segera terasa, ataukah mundur, tak mendapat kemenangan sedikitpun. I8a. 132. "Ya, paman pikirkan baik-baik, agar bisa damai," I Gusti Wayahan Gedot, bersama Gusti Ketut Kenjing, segera mereka menjawabnya, "Menurut pikiran hamba mengamuk di malam hari, membunuh setiap yang menghadang, mungkin mereka akan lari, saya yang menyerangnya, terus sampai di Mekah". 133 "Perkataan paman itu salah, bila berbuat dan mengamuk se- karang ini, mungkin akan lebih membuat kesukaran, rakyat tak dapat ditandai, siapa tahu banyak yang akan bermalasmalasan, di jalan-ja1an tidur, bagaimana cara menyadarkannya, perasaan mereka terhadap dirimu, maka itu, pada malam hari mereka akan pergi. 134. Menurut pendapatku, sebaiknya kuatkan pertahanan, jangan ceroboh, siapkan peluru secukupnya, itu yang dipakai menghujaninya, serang mereka di jalan-jalan, datanglah ke sana ber- {{right|27}}<noinclude></noinclude> kruv4m0no5c1e7xqfb4t6p32hkcu0l0 Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/28 250 31698 116833 111836 2022-07-26T10:35:14Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>cerita, siapa tahu mereka mau lari, karena payah, lama berada di pondok. 135. Setiap melawan kalah, tak sannggup melukainya, karena ia menembak tembok, kita balas menembak, dadanya yang kena peluru, disangka aku yang mengaturnya, tak dapat melawannya, tetapi kemudian lari, akhirnya bingung, sedikitpun tak mampu". 18b. 136. I Gusti Wayan Ambuak, sekian saja ia menjawabnya, I Gusti Kencana Sari berkata pelan-pe1an, kemudian ia menjawab, bersama Gusti Gadang Gambuh, menurut pikiran saya hal itu salah, pendapat saya menyerang, hendak mengamuk, melawan perang tanding. 137. Bila sekarang memikirkan taktik perang, mungkin rakyat akan sakit, sebaiknya taktik iturus tabon, yang dipergunakan sebagai taktik, walaupun taktik perangnya baik, rakyat banyak, namun tak ada kerja mereka, sekedar dapat sesuatu untuk di makan, tak ada kepastian, di jalan mati karena kurus." 138. Para putra membenarkannya, menurut pendapat saya sekarang ini, sebaiknya kita mati yang baik, mengapa harus mencari kesusahan, hingga kekalahan akan bertambah, pendeta Wayahan Kutub, la1u berkata, "Diamlah kamu ini, jangan ribut, perlahan-lahan mengeluarkan pendapat". 139. Bapak ingin menanyakan dahulu kepada I Gusti, walaupun berat ataukah ringan, bila semuanya sudah setuju, menurut ajaran agama, dahu1u bapak mendengar, tak patut bergembira, banyak sedikitnya pasukan, walaupun banyak, bila sudah kena daya upaya. 19a. 140. Seringkali timbul keka1ahan, bagi yang banyak melawan yang sedikit, tadi semua sudah berbicara, akhimya saling bentak, Gusti Agung menjawab, "Silahkan pendeta Agung, menge1uarkan pendapat, tak ada yang patut diterima, segala pendapat mereka itu, karena mereka anak-anak muda." {{left|28}}<noinclude></noinclude> qvlvstfc3rm3prfnyjj2us85imltj8r Kaca:Geguritan Jayaprana.pdf/10 250 31699 116844 111810 2022-07-26T10:48:55Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Listya Purnami" /></noinclude>Setelah mayat I Jayaprana itu dikubur, maka seluruh perbekel kembali pulang dengan perasaan sangat sedih. Di tengah jalan mereka sering mendapat bahaya maut. Di antara perbekel itu banyak yang mati. Ada yang mati karena diterkam harimau, ada juga yang dipagut ular. Berita tentang terbunuhnya I Jayaprana itu telah didengar oleh istrinya yaitu Ni Layonsari. Dari itu ia segera menghunus keris dan menikam dirinya. Demikianlah isi singkat cerita dua orang muda-mudi itu yang baru saja berbulan madu atas cinta murninya, akan tetapi mendapat halangan dari seorang raja dan akhirnya bersama-sama meninggal dunia. {{center|•••}} {{right|11}}<noinclude></noinclude> hsqff71uvpbo2uqzbz5uferga05jic8 Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/101 250 31716 116842 111856 2022-07-26T10:45:41Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>27b. 207. Utusan lawut ngerak, ne teka iba mamunyi, tuara ada anak matakon, buwin managih pilihin, tekan kaine mai kapangandikain, bakal ngamuk, ituni iba nyalempang. 208. I Gusti Wayahan Tuban, Tampak Gangsul ngunus keris, bangun manuding mangokok, makayun mangorok sami, Gusti Kancana Sari, idepe bakal manarung, utusane makejang, utus- an mambangunin, dadi muwug, pacta mametek danganan. 209. I Gusti Agung ngandika, menntep denan malu cai, tuara da pragat ban keto, negak denan malu cai, Gusti Kancana Sari, Wayan Tuban Tampak Gangsul, sampun sami manegak, raris mangawugan keris, Gusti Agung, malih dane mangandika. 210. Ne cai pada utusan, kema malipetan mulih, aturin dane mang- antos, kai bakal manandingin, sakayun Gustin cai, utusane raris mantuk, sampun rawuh ring pondok, sang prabu kari katangkil, sampun katur, sabikase di bancingah. 211. Sang prabu raris mangerak, ban krodane ngawing-awing kumise raris mangetor, peluhe pesu ngaritis, apang taananga mani, di daslemah nyane gebug, eda pisan manyangkayang, eda mangitung tatu mati, teka dusdus, hujanin baan sinapang. 212. To iba Sura Dilanga, panjake dandanang sami, bareng kening batu Sorot, buatang ja mani nimpa1in, len I Bagenda Ali, dandanang nyundul kasundul, pangada gagunungan, bakal ada sikep urip, yadin ngepung, tuara ada ia bangjelennya. 213. Batek ne pangandikayang, manyumbah raris mangiring, tuara kaucapang reko, tingkah raja Mekah jani, sampun ngaluaring tangkil, balikin satuane malu, Gusti Agung ucapang, bawu dane kakalahin, antuk ipun, utusane mangandika. 214. Ne cai Wayahan Tuqan, ken ken pangrasane jani, dija ada melah tongos, bakal mamancang-mancangin, panjake nene dini, gelarang mamucu-mucu, nongos di wangan gelar, kal tunden nalibungkungin, uti pungkur, engkebang di alas-alas. 28b. 215. Patut pisan tahen titiang, sakadi kayun I Gusti, nika mawasta 102<noinclude></noinclude> 31dlb91d7k5vg2a7cjwr9f4gqjnqb43 Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/31 250 31722 116834 111790 2022-07-26T10:35:49Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>155. Raja yang tidak bisa, berperang di malam hari, ada raja yang tak mendapat kepercayaan, tidak setia pada brata yang utama, raja yang mencela Dewa, dua puluh itulah raja, yang akan menga1ami kekalahan, mereka patut dimusuhi, karena raja tersebut, ingin kesenangan diri. 11a. 156. Adapun sebabnya kalah, raja masih sangat muda, rakyatnya loba, tak ada yang memberitahukannya, tak ada tempat ber. tanya, pad a diri raja, akhimya tak ada perlawanan, rakyat semuanya, karena raja, kurang wibawa. 157. Kekalahan raja yang tua, raja berpenyakitan, ke duanya mempunyai kesusahan yang sama, selalu diremehkan, karena beliau tak boleh, mempunyai perasaan marah, akhirya akan kalah, jika raja dibenci handai to1an, raja akan kalah, teman-teman ingkar akan kesetiaannya. 158. Kekalahan raja yang penakut, lari dalam peperangan, seperti tak pernah muncul, maka rakyat turut 1ari, raja yang takut dengan istri, bila menghadapi musuh, rakyat semuanya pergi, akibat takut terhadap istri, karena dulu, berlaku wanita. 159. Raja yang sangat loba, maka semua rakyatnya, tak dapat dipercaya, rajanya keterlaluan, tak pemah dihormati, oleh rakyat di sana, apa lagi akan mendapat makanan, lebih baik menyimpan di istana, karena mereka itu, tak seorangpun mau berkelahi. 160. Rajanya dimusuhi kawan, setiap peperangan ditinggalkan pergi, karena sejak lama rakyat, bertengkar terus menerus, tak ada yang ditakutinya, raja selalu ditundukkannya, menjadi tumpuan kutukan kalah, tak seorang yang menakutinya, akhimya putus asa, dan mati seorang diri. 21b. 161. Raja yang percaya akan fitnah, mudah untuk membencanainya, saat pergi berburu, menangkap burung atau mengail ikan, kala itu disuruh membunuhnya, pasti ia akan mati, karena ia seorang diri, walaupun ada yang mengiringkannya, m.ereka adalah memburu, dan sebagai kelompok pemburu. 31<noinclude></noinclude> oxlr8di39z5nux2ovmsfd636icuv2ni Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/32 250 31730 116835 111793 2022-07-26T10:36:30Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>162. Meskipun ia sudah tua, kasihan dilawan, mereka semua tanpa senjata, mereka inilah, raja yang perlu diwaspadai, karena ia mempunyai banyak akal, ingin bertingkah, patihnya amat licin akalnya, membiarkannya, serta akan dibuat agar bertengkar. 163. Raja yang menghina Tuhan, sama dengan mereka yang terkutuk, pasti ia akan musnah, karena tidak menuruti ajaran sama sekali, itulah, yang menyebabkan, kutukan Tuhan yang dideritanya, raja yang tidak mengikuti nasehat, Tuhan yang utama, tanpa dilawan, ia sudah menghilang. 164. Raja yang tidak senang berada di tempat, selalu berada di jalan, diam di tempat orang lain, rakyat diperintahkan, bergilir untuk mengiringkannya, disuruh membawa bekal, laksana seekor gajah yang baik, besar tinggi, pergi mendatangi buaya. 22a. 165. Namun gajah juga yang kalah, padahal besar melawan kecil, maksudnya itu adalah, banyak yang kalah oleh yang kecil, dan lagi seorang raja kalah, raja yang banyak mempunyai musuh, karena sering dikroyoknya. berapa kekutannya, ngamuk sekuat-kuatnya, akhirnya kalah juga. 166. Raja yang tidak bisa, berperang di malam hari, konon kalahnya demikian, bila diserang malam hari, laksana seekor gagak yang didatangi, oleh burung hantu bersuara keras, adapun burung gagak itu, tidak pernah bangun di malam hari, raja lain, yang tidak melaksanakan kebenaran dan kesetiaan. 167. Akibatnya ia bertengkar, dengan kawan karib, karena diri sering berbohong, tidak pernah tetap pendirian sekejappun, karena itu maka jangan raja mencari musuh, harus mencari kawan, hal itu pikirkan semuanya, yang dua puluh itu, semuanya sudah bapak ceritakan". 168. Gusti Agung mohon, "Silahkan pendeta jelaskan lagi, jangan memutuskan pembicaraan tuan, siapa yang perlu dikasihani, raja yang mana yang baik, yang mana dikatakan baik, hal itu yang diceritakan lagi, agar saya mengetahuinya" , Gusti Agung, menanyakan hal tersebut. 32<noinclude></noinclude> hko9qb615vg20nod88edhojob1irnsu Kaca:Geguritan Jayaprana.pdf/22 250 31747 116845 112328 2022-07-26T10:50:01Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>45. Tan kocapan sapunika ,<br> kocap De Bandesa kangin ,<br> manari pianake reko,<br> pamunyin danene alus,<br> aduh Dewa nyai Nyoman,<br> ne i tuni .<br> ada ya parekan teka . 46. Mawasta I Jayaprana,<br> mamakta surat I Gusti .<br> pamunyin surate reko ,<br> apang Bapa suka mupu,<br> tekneing I Jayaprana ,<br> ne ne jani ,<br> nyai pacang kapaica . 47. Di Kapitune kajuang,<br> buin ululikur mangkin ,<br> Bapa wantah mangaturang ,<br> nanging yen sih nyai kayun ,<br> I Layonsari angucap,<br> titiang ngiring,<br> lamun pangandikan Bapa. 48. Raina tatas semengan,<br> Anake Agung katangkil,<br> prebekele kumaotok,<br> ngawe umah apang luung,<br> ada janma kalih laksa,<br> sampun tragi,<br> manatal ada manyitak. 49. Ada mangawe adegan,<br> ada ngimbal ada ngukir,<br> ada nabas bakal parba,<br> gopalane agung-agung,<br> maukir mapinda gruda,<br> ngapit kori,<br> togoge manganggar pedang. Tiada diceritakan hal itu ,<br> diceritakan Jero Bendesa di timur,<br> mendesak kepada putrinya,<br> katanya lemah-lembut,<br> "Duhai, anakku Nyoman,<br> yang tadi,<br> ada seorang abdi datang. Bernama I Jayaprana,<br> membawa surat dari Raja,<br> adapun isi surat itu ,<br> agar ayah suka menerimanya,<br> mengajak I Jayaprana,<br> kini,<br> kau akan diserahi I Jayaprana. Dalam bulan Ketujuh akan diambil,<br> lagi dua puluh delapan hari,<br> ayah hanya menyerahkan,<br> tetapi jika engkau suka."<br> I Layonsari menjawab,<br> "Hamba menuruti,<br> asal ayah yang menyuruh." Esok hari pagi-pagi,<br> Raja dihadap di pendopo,<br> sekalian perbekel sibuk,<br> membangun rumah supaya indah,<br> pekerja semua dua laksa,<br> sudah siap,<br> ada membuat 'tatal' batu merah. Ada yang membuat tiang,<br> ada melukis, ada mengukir,<br> ada menyerut untuk parba,<br> patungnya besar-besar,<br> berukir berbentuk garuda,<br> mengapit pintu,<br> arcanya memegang pedang. {{right|23}}<noinclude></noinclude> gavfyscmzl2b6mv8py8psroeuum9itp Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/37 250 31762 116836 111826 2022-07-26T10:38:25Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>muk tanpa memperhatikan apa-apa, karena mereka ini, membela anak istrinya. 196. Apa gunanya tuanku, bila mendapat luka dan kematian, jangan tuanku tergesa-gesa, berperang tanpa hasil, sebaiknya mereka itu, dikalahkan tanpa dengan senjata", raja membenarkannya, "hanya untuk besok, agar jadi, I Gede Saloka berangkat. 197. Memberi pertolongan ke Pamamoran, bila sudah timbul perkelahian, saat itu segera kau mengutus, memberitahukan kepada kakak, di rumah kakak bersiap sedia, untuk berperang ke Makah" , I Dewa Gede Saloka, mengiakan sambil menyembah, telah selesai, perundingan di halaman istana. 198. Rakyat sudah diberitahukan, lalu raja masuk ke istana, keesokan paginya, I Dewa Saloka berangkat, diiringkan oleh para prabekel, bernama I Singandapur, dan I Singanbarong, keduanya mengapit, dan yang di belakang, bernama I Singambara. 199. Bersama dengan I Linga Krura, keempatnya hebat-hebat,perjalanan para balatentra cepat, tak putus-putusnya di jalan, laksana banjir api, yang mengalir dari gunung, senjatanya berkilat-kilat, panji-panji tak terhitung jumlahnya, laksana asap, bersama-sama dengan percikan apinya. 200. Tidak diceritakan di perjalanan, perjalanannya siang malam, konon datanglah Gusti Agung, beliau sudah mendapat sekutu, beliau dihadap, I Dewa Saloka telah tiba, sudah berada di penginapan, lengkap segala macam hidangan yang enak-enak, hal itu tak disebutkan, tersebutlah raja Mekah. 201. Ia berkata kepada punggawanya, " Kamu Citra Rukmi, Citra Guna I Mas Anom, pergilah menantang ke sana, bila ia minta hidup, hatiku gembira merampas, mengambil anak istrinya, bila tidak minta maaf, akan hancur leburkan, I Agung di Pamamoran". 202. Utusan sudah berangkat, yang mengiringkannya siap sedia, tak ada yang hodoh, dipilih yang pandai-pandai, tak ada yang mempunyai rasa takut, perjalanannya cepat, langsung menuju 37<noinclude></noinclude> qk2lwau1zs6jtc23hdheqddsnnz2bet Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/39 250 31773 116837 112124 2022-07-26T10:38:41Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>210. 'O kamu utusan sekalian, pu1anglah kembali, suruh rajamu menunggu, aku akan menantangnya, sekehendak rajamu ·, utusan itu lalu pulang, sete1ah sampai di tempat, rajanya masih dihadap, dan sudah dipersembahkannya, sega1a keadaan di halaman istana tadi. 28a. 211. Raja la1u menggeram, karena terlalu marahnya, kumisnya gemetar, keringatnya bercucuran, agar dirasakannya nanti, pagi-pagi buta diserang, jangan menundanya, jangan menghiraukan 1uka atau mati, bakar, tembaki dengan senapan. 212. Kamu Sura Di1aga, kerahkan rakyat semuanya, bersama Batu Sorot, usahakan besok melawannya, dan I Bagenda Ali, aturlah untuk menyerang, agar jangan diserang dari belakang, bila ada yang hidup, kejar1ah, tak ada ruginya. 213. Segala yang diperintahkannya, mengiakan sambil menyembah, tidak diceritakan lagi, segala tingkah raja Mekah, sudah keluar dari penghadapan, kembali bercerita, tersebutlah Gusti Agung, setelah ditinggalkan, oleh utusan itu, lalu berkata. 214. "Kamu Wayahan Tuban, bagaimana pikiranmu sekarang, di mana tempat yang baik, untuk menghadangnya, rakyat yang ada di sini, dijaga di masing-masing penjuru, diam di luar benteng, akan disuruh mengurungnya, dari belakang, bersembunyi di hutan-hutan: 28b. 215. "Saya kira sangat benar, sebagai yang Tuanku kehendaki, itulah yang bernama perundingan, hamba akan mengaturnya sekarang ini, segera rakyat Gusti, agar jangan kacau' Gusti Wayahan Tuban berkata, sekian saja, lalu berkata, Pan Bungkling sambil menyembah. 216. "Saya kira Tuanku keliru, jika keluar menghadangnya, menga1ahkan oleh api, saya kira tak akan mundur, karena musuh itu, banyak yang berkendaraan, gajah atau kuda, ada pula yang berkereta, karena itu, mereka cepat kejar mengejar. 217. Celananya panjang-panjang, sampai di ujung kaki, sebaiknya dibuatkan agar mereka kesukaran, agar dapat mengurungnya, {{right|39}}<noinclude></noinclude> 7iz1m2iqcupg8dkjr2h6q9cz4dotcvp Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/42 250 31796 116838 112127 2022-07-26T10:39:46Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>buak beritahukan, agar langsung datang ke mari, di sini herunding, karena ada akal upaya, agar mengetahuinya, demikian kami sampaikan. 232. Mereka yang diutus lalu menyembah, mohon diri lalu pergi, I Gusti berkata pelan-pelan, ya pergilan kamu pan Bungkling, untuk mengaturnya, yang mana patut ditanami potongan bambu, terserah padamu, pan Bungkling lalu berjalan, dan sudah selesai, olehnya mengaturnya. 233. Tak diceritakan malam hari, I Gusti keluar dari balai penghadapan, setekah selesai semuanya, diedarkannya arak manis, semua yang menghadap mabuk, demikian pula Gusti Agung, di pesanggrahan tertidur, mereka yang berjaga-jaga bersiap-siap, sebanyak lima ratus orang tak ada seorangpun yang bangun. 234. Setelah terang tanah, pasukan Mekah berangkat, semua bersorak gembira, mereka yang naik ke timur, terlihat oleh orang Gajatra, bersama Gusti Padang Gambuh, sesaat hendak bersiap, lalu ditembaki dengan bedil, berjatuhan, rakyat Mekah itu. 31a. 234. Mereka hendak menyerang, orang-orang Gajatra tak ada yang gentar, suara tembakan gencar, pelor laksana hujan, saling tembak, orang Pamamoran lalu melemparinya, sambil bersorak sorai, sorak sorai bersahut-sahutan, tiba-tiba banyak, mayat orang-orang Mekah itu. 236. Karena menembak membabi buta, tak ada orang yang tertembak, banyak orang Mekah, yang diusung, yang lain bermandikan darah, ada yang terluka parah, yang lain terkena lemparan, hidung robek, namun tak lari, semuanya maju, mendesak merombak dan menghancurkan. 237. Setiap mereka yang maju, dihujani tombak, ada yang direbahi penjor, dikait duri rotan, terasa sebagai mati, kulitnya robek, ada pula yang tergores, karena terkait duri rotan, kelihatannya gundul, karena kulitnya hilang. 238. Mereka yang naik merasa takut, melihat kawan-kawannya {{left|42}}<noinclude></noinclude> mfdyz2x9r3kbjale1khrdy70bdsxsxi Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/69 250 31799 116840 111872 2022-07-26T10:42:11Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>413. Tempat tidur sudah berhias, hiasan keliling memakai kain sutra putih, tirai dengan kain tenunan hijau, langit-langit kain kuning, berkasur empuk, bantalnya dengan kain sutra berumbai, penutup bantal kain disulam , cerminnya berombak , berkilauan, jenis hiburan bem1acam-macam. 414. Kembali Gusti Ayu Biang, berkata halus, "Siapa yang diam di sana, terus menuju ke kamar hias, ya kau Pundak Gambir, antar mereka itu , dan lanjut mengatur hidupnya sekarang, dan I Menuh, bersama-sama dengan I Padapa. 53b. 415. Diamlah di sini jangan pergi , ladenilah I Ayu, bila ia payah, kamu menjadi tukang pijat , suruhlah mencari makanannya, orang di pasar yang disuruh menjunjungnya, ia adalah anakku, ia tak tahu, dari dahulu , teringat aku akan ceritanya. 416. Ia keluargaku dekat , karena aku sangat sibuk , apakah kau sangku aku orang asing dengannya , sebab berbeda negara, sam a sekali ia tak tahu , tiba-tiba menjadi musuh, anakku sayang, tidurlah anakku di sini, ibu akan keluar, untuk mengatur rakyat tuan. 417 . Mereka yang datang dari Mekah , yang mengiringkan anakku , kemudian ia keluar dengan segera , tak diceritakan hal itu sekarang, segala perbuatan dalam istana, beliau I Gsuti Ngurah Agung, beserta I Dewa Saloka, berbincang-bincang di halaman istana , dengan mereka yang datang. yaitu dari negara Mekah. 418. Konon Raden Lagongkoka, Raden Botoh Manail, bersama Gusti Wayan Gedot; semuanya sudah menghadap , semuanya mohon hidup, Raden Ende Batu Karu , beliau mempersembahkan putranya, bernama Ni Munigarin , dan Gusti Agung, sudah menerimanya. 419. I Dewa Gede Saloka, baru ia melihat, teringat ketika berada di pondok, saat ia menyuruh menggundul, orang-orang Jagatra , semua mereka yang ada di sana tertawa, tak ada yang berani melihat, setiap yang melihatnya tersenyum , jadi bingung, ada di antaranya yang sangat menyesalkan dirinya. {{right|69}}<noinclude></noinclude> rh2oq7enj9nghe3dv5k1i3ve2wzp0p4 Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/89 250 31825 116841 111924 2022-07-26T10:44:25Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>dukuh gelis, inggih sapuniki ratu, ipun kocap kesengan, wastu ipun kakembarin, kadi apus, kawulan cokor i dewa. 15b. 112. Se1am wenten kalih dasa, nene sareng kakembarin, soroh se1am sami angob, manungkul manunas urip, titiang raris melaib, parek ring cokor i ratu, malih ipun mamatbat, soroh nene mangembarin, lintang gangsu1, rawuh ring cokor idewa. 113. Kadan ipun sapuniki, kranan ipune mati, sang prabu raris mangetor, ban krodane tidong gigis, angkihane mandiyis, baag biying mirib kencu, matane manulirak, raris mametek manuding, munyi gangsul, ne cai ambul apa. 114. Doning keto orahanga, tingkah nyane Tandurahim, tong duga I Dukuh linyok, maorahan teka mai, idep kaine jani, nemani pacang pagebug, I Agung Pamamoran, iba kal adokang kai, pacang ngamuk, ne jani agenang pisan. 115. Prabekele pada kagiat, bane enggalan katari, tonden ada pangrawos, dadi macebur manangkrik, paseret ngembus keris, Raden Denda Batu Karu, .Raden Jayeng Patra, lian Raden Citra Rukani, I Mastrangkul, len Mas Sura Dilaga. 16a. 116. Malih soroh para wangsa, Sura Sumitra makadi, len Dukuh sareng ngokok, pada nunas manyatianin, mamunyi pada nyerit, titiang ratu anggen caru, yan tekaning yuda, titiang lawana masabit, titiang ratu, bangke majalan wastanya. 117. Sampunang ratu macingak, karin titiange maurip, eager titiang ipun kawon, tan wenten ipun ngundili, sang prabu manyawurin, kulkule gebug pang bulus, nyen ditu soroh lintah, enggalang jani malaib, lawut bangun, parekane mangenggalang. 118. Kulkul suba mabiayuhan, mamunyi sating tambungin, kocap wong Mekahe, reko, kataurag mamiragi, pada nyaluk kulambi, ngaba bedil tumbak tulup, dadap paresi tamiang, tingkahe manggagap wisti, pada muwug, bilang jalan masasumbar. {{left|90}}<noinclude></noinclude> 4gnjvjux4m56dorz477t6k3wh5yct4o Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/101 250 31841 116819 112506 2022-07-26T01:24:30Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{centre|92}} 11. Namun mohon maaf,<br> atas kebodohan kurang se-<br> muanya.<br> Guru supaya terus bekenan,<br> memberi petunjuk jalan yang<br> benar,<br> Dukuh Wanasara membalas<br> menjawab,<br> sudah pasti,<br> Guru datang setiap saat. 12. Akan memberikan kamu<br> cerita,<br> menunjuki hari yang baik,<br> saat ini Guru tinggalkan,<br> pergi ke ''Pedukuhan'',<br> tidak diceritakan Wanasara,<br> diceritakan sekarang.<br> cita dan Satwa berbincang-<br> bincang. 13. Wayan Cita menceritakan,<br> semua tingkah lakuya yang<br> telah lalu,<br> sudah selesai diceritakannya,<br> keluar katanya benar,<br> ya Kakak Wayan Satwa,<br> barangkali sekarang,<br> saya mohon maaf yang<br> sebesar-besarnya. 14. Pahala yang saya terima.<br> 40a. tidak menuruti nasihat yang.<br> benar,<br> nyata-nyata jatuh di kawah, ''11. Sakewanten mandawegang.<br> ''antuk tambet tuna sami.<br> ''mangda terus Guru sweccha.<br> ''mituduh marggine patut,<br> ''Wanasara sawur nimbal.<br> ''lakar pasti<br> ''Guru teka ngenap kala. ''12. Lakar maag cening satwa,<br> ''manujonin dina becik,<br> ''ane jani Guru matinggal.<br> ''ka Padukuhan lumaku.<br> ''tan ucapen Wanasara,<br> ''kocap mangkin,<br> ''Città satwa mucap-mucap. ''13. Wayan Citta manuturang.<br> ''saparindike nguni,<br> ''sampun puput kaparidartha.<br> ''wetu bawos ipun pătut,<br> ''inggih Běli Wayan Satwa.<br> ''munggwing mangkin.<br> ''tityang mangdawegang pisan. ''14. Phalan ipun panggih tityang. ''40a. tan mituhu tutur jati,<br> ''sakāla tiba ring kawah,<noinclude></noinclude> q54n9vrtydcyhih3rkf65i2fmwppjnq Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/112 250 31846 116823 112494 2022-07-26T01:25:47Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|103}} 7. Panca Mahabuta namanya. <br> lima banyaknya Adik.<br> tanah eter disebutkan, <br> sinar uadara dan langit, <br> itu yang akan menjadi bumi, <br> Beliau sesungguhnya maha <br> tahu, <br> sesuka hatinya menjadi- <br> kannya, <br> sebagai dasar keteguhan, <br> berhasil menemukan, <br> pahalanya sangat utama. <br> 8. Menurut perkataan sang <br> Arjuna, <br> kepada Sanghyang Jagapati, <br> ketika baliau melakukan di <br> Gunung Indrakila, <br> keluar sabda beliau pasti, <br> sudah sepatutnya adik mem- <br> percayainya, <br> begini adik diceritakan, <br> yang belum dijumpai se-<br> karang,<br> akhirnya akan dijumpai, <br> sekarang ini belum di-<br> ceritakan.<br> 9. Akhirnya dapat dipikirkan. <br> tidak dilalui sekarang ini,<br> akhirnya sungguh akan ber-<br> hasil,<br> akan melalui dengan pasti,<br> sebagai dasar pikiran yang<br> sangat baik,<br> menuruti ajaran itu,<br> Siwatatwa disebutkan,<br> 7. ''Panca Mahabhūta ngaran.<br> ''lalima katahan Adi.<br>'' ''prathiwi apah kaucap.<br>'' ''teja bayu miwah langit.<br>'' ''ento lakar maring gumi.<br>'' ''langkung lewih jatin ipun.'' ''sakita karepe nadosang.<br>'' ''otomaka dasar pageh ati.<br>'' ''sidha pangguh,<br>'' ''pahalannane maotama''.<br>'' ''8. ''Manut sojar sang Arjjuna.<br>'' ''maring Sanghyang Jagatpati,<br>'' ''seduk ida mangun tapa.<br>'' ''maring Indrakila giri.<br>'' ''wedar bawos ida pasti.<br>'' ''pasti sandang adi ngugu.<br>'' ''kene adi kawedalang.<br>'' ''ne durung kapanggih mang-<br>'' ''kin,<br>'' ''wekas pangguh.<br>'' ''dine mangkin durung kacarita''.<br> ''9.Wekas sidha ban ngenehang. <br> ''tan kalampah sane mangkin.<br> ''wekas janten pacang sidha.<br> ''antuk manalanang pasti.<br> ''maka dasar budhi jati.<br> ''miturut tatwa puniku.<br> ''Siwatatwa kaucapang.<br>''<noinclude></noinclude> q1e6yjrewz3jsmoebogcn7hzbg7h5zb Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/66 250 31848 116807 112488 2022-07-26T00:59:03Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{rh||57}} cirinya cerita yang tadi.<br> Sri Darmawangsa,<br> tidak berkenan naik ke sorga. 32. Ketika beliau diberikan<br> tempat di sorga,<br> oleh Sanghyang Indra,<br> tetap tidak mau menerimanya,<br> jelas beliau sudah pandai,<br> sorga itu sangat kekurangan<br> makanan,<br> lagi ada cerita,<br> Sri Sutasoma itu konon. 33. Ketika beliau dapat menga-<br> lahkan musuh di medan laga.<br> mengalahkan musuh yang<br> sakti, 23a. bernama sang Jayantaka,<br> sang raja yang bertahta di<br> Ratnakanda,<br> ia kembali ke negeri Astina-<br> pura,<br> di dalam perjalanan lalu<br> dijumpai. 34. Sanghyang Indra berkali-kali<br> menyinggahkannya,<br> supaya beliau berkenan me-<br> nerima,<br> mampir ke sorga,<br> yang ditawari tidak menerima,<br> itu bukti sudah pasti,<br> surga itu kalah,<br> dengan kebahagiaan di bumi, cirinnane satwa nguni.<br> Sri Dharmmawangsa.<br> tan kayun mungguh ring<br> swarghi. 32. Kawitida katuran linggih ring<br> swargha.<br> antuk ida Hyang Indrsa Adi,<br> kdeh tan ngringang.<br> sinah ida suba wikan,<br> suwarghane sanget tuna<br> bhukti,<br> buwin ada satrwa,<br> Sri Sutasomane nguni. 33. Kawit ida njaya Satru maring<br> rana,<br> ngasorang musuhe sakti, 23b. madan Jayantaka.<br> sang prabhu ring<br> Ratnakandha,<br> ida tulak ngungsi puri<br> Astinapura,<br> di marggi wastu kapanggih. 34. Sanghyang Indra pinda ida<br> manimpangang.<br> mangda ida sweccha ugi. simopang maring suwargha.<br> sang katuran tan arsă,<br> entho cihna pasti.<br> swarghane kalah.<br> těken kasukan di gumi.<noinclude></noinclude> 7mi3tn0z40c4dg72ekpgoh22pi5tcto Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/69 250 31860 116809 112491 2022-07-26T00:59:50Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|60}} kekurangan makanan dan ada<br> lagi,<br> untuk membuktikan,<br> sorga baik tidak benar<br>. 42. Cerita lama sekarang beli<br> menceritakannya,<br> sang Swata namanya Adik,<br> melaksankan tapa brata,<br> di pinggir sebuah telaga,<br> sangat teguh sehari-hari,<br> akhirnya mati,<br> Sanghyang Atma ke sorga<br> mengungsi.<br> 24b. menolak sang Swata dulu,<br> kemudian lalu pulang.<br> makan mayat di telaga,<br> begitu ceritanya dahulu,<br> di dalam Utara,<br> diceritakan di sana pasti.<br> 44. Nah pikirkan apa sebabnya.<br> Dewa Brahma,<br> dahulu menolak Sanghyang<br> Swata,<br> sesungguhnya karena beliau.<br> kalau menurut kakak.<br> sulit sekali menikmati,<br> nah lagi pikirkan,<br> sebabnya di sini di Bali. 45. Hindu Bali hanya disuruh.<br> mempersembahkan, ''tuna bhukti ada buwin.''<br> anggen ngarwwanang.<br> swargha melah tuwara jāti.<br> 42.Satwa kuna jani beli<br> manuturang..<br> sang swata parabňa adi,<br> mangun tapa bratha,<br> di tepi nikang talaga.<br> Meliwat pageh sari-sari.<br> mapuput lina,<br> Sanghyang Atma ring<br> swargha ngungsi.<br> 43. ''Suba rawuh lawut tangkil ring<br> Hyang Brahma,'' 24a. manulak sang Swata nguni,<br> tumuli matulak, <br> mukti sawa ring talaga,<br> kento satwane ne nguni,<br> maring Utara.<br> kaunggahang ditu pasti. 44. Nah pinehin apa krana<br> Sanghyang Brahma,<br> manulak Sanghyang Sweta<br> nguni,<br> jati sangkan ida,<br> yening beli manarkka,<br> meweh pisan mamuktinin,<br> nah buwin kenehang.<br> krannannane dini di Bali. 45. ''Hindu Bali tuah katuduh<br> maturan,''<noinclude></noinclude> 0rnza8fk7wy9t68uvq5s69io91j267v Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/75 250 31871 116811 112522 2022-07-26T01:20:52Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|66}} 27b. pikirkanlah baik-baik di<br> dalam hati,<br> kakak secara jujur dan<br> sederhana,<br> bercerita kepada Wayan,<br> ingat kakak sejak dahulu,<br> sama-sama menyayangi,<br> bersahabat setiap hari. 62. Selesai bercerita I Rajas lalu<br> berjalan,<br> sampai di luar kembali lagi,<br> I Wayan menyapa,<br> Kakak mengapa kembali lagi,<br> I Rajah menjawab,<br> apa sebabnya,<br> Kakak kembali lagi,<br> I Rajah menjawab,<br> ada sebuah cerita lagi sedikit. 63. Besok mari kita berangkat<br> melancong,<br> ajak kakak membeli nasi,<br> pagi-pagi ''dawuh tiga'',<br> ke Desa Swapnapada,<br> di sana ada orang melak­-<br> sanakan odalan,<br> di Pura Desa,<br> beserta sabungan ayam adik. 64. Kakak menunggu kedatang­-<br> an Adik di jalan,<br> apabila tidak mempunyai<br> uang,<br> janganlah tidak datang,<br> bekal kakak ini minta. 27a. ''pineh-pinehin di ati,''<br> ''beli papolosan,''<br> ''manatwa teken Wayan,''<br> ''inget beli uli nguni,''<br> ''padha pitresna,''<br> ''masawitra nunggal kapti.'' 62. ''Pragat natwa I Rajas raris<br> maltinggal,''<br> ''teked di wang malih mawali,''<br> ''I Wayan manapa,''<br> ''Beli kadi tulak wali,''<br> ''I Rajah manimbal,''<br> ''napi mawanan,''<br> ''Ben kadi tulak wali,''<br> ''I Rajah nimbal,''<br> ''ada satwa buwin akidik.'' 63. ''Buwin mani jalan luwas,''<br> ''mangguran,''<br> ''ajak beLi meli nasi,''<br> ''meng dawuh tiga,''<br> ''ka Desa Swapnapada,''<br> ''ditu anak mangodalin.'' ''di Pura Desa,''<br> ''madulur tabuh rah adi.'' 64. ''Beli nantos tekan adi di jalan,''<br> ''yaning tuwara ngelah pipis,''<br> ''eda tuwara teka,''<br> ''bekel beline juang.''<noinclude></noinclude> s7ecd0h7kwmzoukrqsks3nmraa6m734 Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/76 250 31873 116816 112525 2022-07-26T01:22:32Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|67}} secukupnya adik pakai,<br> cukuplah demikian, 27a. Kakak sekarang memohon<br> diri, ''acukupan anggon adi,''<br> ''amonto pragat,'' 27a. ''beli jani mangalain'' {{center|'''PUH SMARANDANA'''}} 1. Wayan Cita diceritakan<br> sekarang ini,<br> kacau balau pikiranya,<br> memikirkan isi nasihat itu,<br> nasihat dari gurunya dan<br> I Rajah,<br> tidak dapat memastikannya,<br> yang salah melawan yang<br> benar,<br> konon sudah malam ''dawuh tiga.'' 2. Bingungnya semakin men­-<br> jadi-jadi,<br> karena I Guru belum tiba,<br> dari memikat burung itu,<br> bingungnya semakin gelisah,<br> resah gelisah tidak karuan,<br> pikirannya terombang­-<br> ambing,<br> mengantuk tetapi tidak dapat<br> tidur. 3. Kira-kira sudah tengah<br> malam,<br> dapat tertidur sekejap mata,<br> bagaikan tidur setengah sadar,<br> didatangi oleh orang pria,<br> berperawakan tinggi besar<br> rambutnya banyak. 1. ''Wayan Cita kocap mangkin,''<br> ''osek seksekan di manah,''<br> ''mamineh daging tuture,''<br> ''tutur guru mawah I Rajah,'' ''twara bisa mastikayang,''<br> ''sane boya lawan tuhu,'' ''kocap wengi dawuh tiga.'' 2. ''Bingunge kadi wewehin,'' ''reh I Guru durung prapte,''<br> ''saking mepikat paksine,''<br> ''bingunge mapwara uyang,''<br> ''uyang blasak tani karwwan''<br> ''idepnane nrawang-nruwung,''<br> ''kyap tong dadi pules,'' 3. ''Painganan tengah wengi,'' ''maan engsap akijapan,''<br> ''kadi mangrambang sawange,''<br> ''katekanan anak lanang,''<br> ''adeg ganggas bok samah.''<noinclude></noinclude> 2cg0bik5imfkf2mcl4e2ci4irpgxu6v Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/77 250 31875 116815 112533 2022-07-26T01:22:23Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|68}} menasihati dengan sungguh­<br> sungguh,<br> disuruh supaya mengu­-<br> tamakan. ''mapitutūr saking tuhu,''<br> ''katuduh apang ñaratang.'' 4. Kebahagiaan itu ''mungpung'' masih hidup, 4. ''Kasukane mungung urip,'' 28b. itu sekarang dilaksanakan<br> sudah selesai pikirannya,<br> menuruti isi mimpinya,<br> lagi terseruyung ke tempat tidur,<br> tidur mendengkurkan kaki,<br> mimpi mengejar capung emas. 28a. ''ĕnto jani katlĕbang,''<br> ''suba ñarik papinĕhe,''<br> ''miturut daging ipyan,''<br> ''buwin ñĕruyung ka pede''<br> ''pulĕs manĕngkulung suku''<br> ''ngipi nguber capung ĕmas'' 5. Sekarang sudah siang hari,<br> I Wayan bangun terperanjat,<br> menyiapkan diri akan ber­-<br> angkat,<br> siap sedia mengunci pintu<br> rumah,<br> karena kosong di ''padukuhan,''<br> gurunya belum datang,<br> memakan sirih lalu berjalan. 5.''Suba tatas lĕmah jani,'' ''I Wayan bangun manglejat,'' ''nabdabang lakar luwase,'' ''reh suwung di padukuhan,'' ''gurunñane durung rawuh,'' ''manginang lantas majalan.'' 6. tiba di jalan dijumpai.<br> Made Rajas sudah menunggu,<br> di sana lalu mereka bergegas­-<br> gegas,<br> pergi ke Desa Swapnapada,<br> jalan lurus tidak ada per­-<br> simpangan,<br> lurus ke selatan sudah di<br> sabungan ayam yang mereka<br> tujukan. 6. ''Tĕkĕd di jalan kapanggih,'' ''Madhe Rajas majantosan,'' ''ditu lawat padha age,'' ''ñujur Desa Swapñapada,'' ''jalan antar twatra ada simpang,'' ''bĕnĕr kĕlod sāmpun rawuh, '' ''di tatajen manujurang.''<noinclude></noinclude> ch23zt4ng0yj8rz88od07e8462k435m Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/78 250 31876 116814 112532 2022-07-26T01:22:13Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|69}} 7. Mencari tempat dagang nasi,<br> setelah bersama-sama ber­-<br> belanja,<br> berjongkok memegang nasi<br> beralas daun,<br> mereka saling memberikan,<br> minta tambahan sate ''lawar''. 29a. daging yang digoreng jenisnya<br> pula,<br> krupuk dan urutan. 8. Sesudah selesai membeli<br> nasi,<br> membeli nira pula di sana,<br> pergi ke tempat sabungan<br> ayam,<br> mengantar ya mengadu ayam,<br> untungnya berlipat ganda,<br> setiap yang diadu semua<br> menang,<br> sehabis menyabung ayam<br> wajahnya bersuka cita. 9. Karena sudah dihitung,<br> masing-masing kemenang­<br> annya,<br> sama-sama berjumlah tiga<br> ribu,<br> penyebutannya memakai ru­-<br> piah,<br> lalu pulang dengan gembira,<br> pembicaraannya saling ber­<br> sahutan,<br> membicarakan perilaku di<br> perjudian. 7. ''Ngalih tongos dagang nasi,'' ''suba padha matumbasan,'' ''manongkok nampa tekor,'' ''sada ceceh mangenjuhang,'' ''nagih imbuh sate lawar.'' 29a. ''gagorengan kancan ipun'' ''krupuk miwah urutan'' 8. ''Suba suud meli nasi,'' ''meli tuwak ditu lantas,'' ''nujur genah tatajene,'' ''ngatehang ya makembar,'' ''agete kaliwat-liwat,'' ''asing kembar molih sampun,'' ''suwud tajen sebeng egar.'' 9. ''Wireh suba kaitung,'' ''pemenange sowang-sowang,'' ''padha matigang taline,'' ''pawilangan ngangge rupiah,'' ''raris mulih tandang egah,'' ''rerawosane macepuk,'' ''ngerawosang tingkah di klecchan.''<noinclude></noinclude> 9svgcsx1qnitv6yh9ljal35g5xzu8tp Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/79 250 31879 116813 112538 2022-07-26T01:22:00Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|70}} 10. Sama-sama mengaku sangat<br> paham,<br> semua jenis rupa ayam,<br> yang tentu akan menang,<br> ''Partakarna'' yang dikatakan,<br> ''satya kibhuri srawa'',<br> ''Sugriwa Bali'' macamnya lagi,<br> sangat panjang bila diceri­-<br> takan. 11. Diceritakan Wayan Cita<br> sekarang ini,<br> sudah tiba di ''pendukuhan''. 29b. ia segera mengambil sapu,<br> membersihkan sampai bersih,<br> menaruh sapu kemudian me­-<br> ngambil lontar,<br> membaca hanya di dalam hati,<br> gurunya kemudian datang. 12. ''Pedukuhannya'' kelihatan<br> bersih,<br> anaknya sedang membaca,<br> sangat senang hatinya,<br> menduga anaknya sungguh­-<br> sungguh belajar,<br> tekun belajar sendiri,<br> membuang kebiasaanya yang<br> dulu,<br> berjudi dan banyak hutang. 13. Tidak diceritakan Wanasari,<br> Wayan Cita diceritakan,<br> sangat kental kasih sayang­-<br> nya, 10. ''Padha ngaku pedas uning,'' ''sarupaning ules ayam,'' ''ne pacang talujayane,'' ''Parthakarnna ne kaucap,'' ''satya kibhuri srawa,'' ''Sugriwa Bali kancan ipun,'' ''tuhu panjang yan winar-nna.'' 11. ''Kocap wayan Cita mangkin,'' ''sampun rawuh ring padukuhan.'' 29b. ''age mangambil sapune'', ''marerisak sampun kedas'', ''ngejang sapu ngambil lontar'', ''mamaca tan tekeng tanu,'' ''gurune tumuli prapta.'' 12. ''Padukuhan katon bresih,'' ''pyanake sedeng amaca,'' ''langkung garjitta atine,'' ''nengguh pyanak twi pasaja,'' ''seken melajahang awak,'' ''ngutang gagamane malu,'' ''mamotoh mangutang-utang.'' 13. ''Tan ucapen Wanasari,'' ''Wayan Citta caritayang,'' ''langkung raket pitresnane,''<noinclude></noinclude> lslmvwvq9omkoy6d29ddm5289tcy8tk Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/59 250 31896 116804 112481 2022-07-26T00:58:09Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|50}} sipa saja yang menasihati, adik mempelajari kebenaran. melaksanakan tapa brata. mengurangi segala makanan, mencari sorga, akhirnya setelah nanti mati. 9. Diri sendiri ditipu tidakkah dapat dipikirkan. aku disuruhkan mati, yang kosong disimpan, yang berisi dibuang.. itu sesungguhna orang bigung, dikatakan kehidupan. mencari racun dinamai. 10. Apa yang meyebabkan adik <br> sangat mengahrapkan,<br> mendalami kebenaran sebagai<br> bekal mati,<br> mempercayai berita bohong,<br> menceritakan ada penderi-<br> taan,<br> ada sorga setelah mati.<br> sesungguhnya ada,<br> neraka sorga di bumi ini.<br> 11. Jika nista tidak memiliki apa-apa, itu namanya kesengsaraan<br> yang hakiki, 20b. terperosok ke bawah.<br> kawah artinya sengsara,<br> keinginan artinya adik, ''enen saja manuturin.''<br> ''adi malajah dharmina'',<br> ''maglar tapa brata.''<br> ''manunain sarwwa bhukti,''<br> ''ngalih sorgha,''<br> ''wěkas di subane mati.''<br> ''Awak kapus tong dadi''<br> ''kenehang.''<br> ''awake tunden mati.''<br> ''ane puyung sepelang''.<br> ''ane misi entungang.''<br> ''ento jati awak paling,''<br> ''sengguhang mreta.''<br> ''ngungsi wisya kaaranin.''<br> ''Apa karana dadi adi sarat'' ''pisan,'' ''ngulik dharmma bekel mati.'' ''ngugu rawos bobab,'' ''manuturang ada papa.'' ''ada swargha wekas mati'' ''jātinnā ada.'' ''pap swargha maring gumi.'' 11. ''Yening lacur twara ngelah'' ''apa-apaan,'' e''nto madan papa jāti.'' 20b. ''tiba maring kawah,'' ''kawah tegesna leka.'' ''kahyun tegesna adi,''<noinclude></noinclude> rgae15lfjnelpcwbc9ilo9sdzqbaw8l Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/60 250 31900 116805 112483 2022-07-26T00:58:22Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|51}} wah artinya goyah. <br> goyah bingung kekurangan<br> makanan.<br> 12. Jika kita sudah kaya banyak<br> harta,<br> semua benda mas uang,<br> semua keinginan dapat<br> dipenuhi,<br> itu namanya sorga,<br> sorga artinya yang hakiki,<br> suwar artinya kebenaran,<br> ga terang yang abadi adik. 13. Begitu adik mengapa sangat<br> kebingungan,<br> yang ada di sini berkeliling<br> dicari.<br> yang sangat jauh,<br> tidak ada orang yang menge-<br> tahuinya,<br> bayangannya tidsak pernah<br> dijumpai,<br> hanya berita,<br> suka duka tanpa bukti. 14. Mempelajari agama mengejar<br> berita sesungguhnya,<br> berita yang tidak terbukti,<br> menceritakan sorga,<br> ada kawah di sana,<br> setelah mati akan ditemui,<br> ih ah ah Wayan, 21a. mengapa mempercayai suara<br> paling. ''wah tegesna obah.''<br> ''obah bingung tuna bhukti.''<br> 12. ''Yaning suba awak sugih liyu''<br> ''ngelah,''<br> ''kancan bhrana mas pipis.''<br> ''asing gelah sida,''<br> ''ento madan suwargha.''<br> ''swargha tegesnane yukti,''<br> ''suwar ngaran darma.''<br> ''ga galang jati adi.'' 13. ''Kento adi nguda sangkan''<br> ''katandruhan.''<br> ''ane dini mileh alih.''<br> ''ane ejoh sawat,''<br> ''twara ada manawang.''<br> ''lawate tong taen panggih.''<br> ''kewala ortha,''<br> ''layah lemuh tan pagalih.'' 14. ''Mlajah dharmma nguber''<br> ''ortha sujatinna,''<br> ''ortha twara ada jāti.''<br> ''mangothyang swargha.''<br> ''ada kawah wěkasan,''<br> ''di matine lakar panggih,'<br>' ''ih ah ah Wayan,'' 12a. ''ngudyang ngugu muni''<br> paling.<noinclude></noinclude> rsj1hterzoaq7p6mj5jyqc25tq7g0xf Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/73 250 31902 116810 112496 2022-07-26T01:20:25Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|64}} 55. Tahu-tahu hilang dicuri oleh Hyang Indra. demikian dahulu ceritanya adik. itu dipakai ciri, di sorga sudah sangat susah, para dewata kesusahan berkali-kali. karena itu memasang, daya upaya yang licik. 56. Karena itu sekarang tidak pantas mengamalkan darma, mencari sorga setelah mati, mengapa sangat mengharap­kannya. mengejar sorga yang susah, kakak berkali-kali mem­beritahukan, sorga itu berada di dunia, tidak ada yang dapat me­nandingi. 57. Bila kaya itulah disebut sorga yang sejati , seperti cerita kakak yang tadi, pikirkan sering berhasil, 26a. para dewata semuanya menjaga, kita di sini tidak ketinggalan, Sanghyang Sadana, selalu menjaga uang kita. 58. Sanghyang Sri berkenan beliau selalu berada, ''55. Wastu ilang kapandung antuk Hyang Indra,'' ''kento adi stwa nguni,'' ''ento anggon cihna,'' ''di swarghan kaliwat sayah,'' ''dewatane keweh sai,'' ''krana masangang,'' ''upaya dudu silib.'' ''56. Karana jani twara sandang,'' ''mangun dharmma,'' ''ngalih swargha wekas mati,'' ''nguda sarat pesan,'' ''managjagin swargha terak,'' ''beli melid mangorahin,'' ''swargha ring jagat,'' ''twara ada manandhingin,'' ''57. Yaning sugih ento jati madan swargha,'' ''buka rawos beli nguni,'' ''sai idepe sidha'' ''26a. dewtane padha ngebag,'' ''sai raga dini tan mari'' ''Sanghyang Sadhana.'' ''mangebag pipise sai.'' ''58. Sanghyang Sri ledang ida twara elad''<noinclude></noinclude> bnkl9kjg9eb7tjwulu5t5201802glat Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/65 250 31904 116806 112487 2022-07-26T00:58:47Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|56}} banyak cerita kebenaran,<br> menemukan mara bahaya,<br> pikirkanlah Adik supaya pasti,<br> darma mengamalkannya,<br> darma mengajar kematian.<br> 29. Yang wajib dipercayai se-<br> karang dalam pikiran, 22b. sekarang ''mungpung'' masih<br> hidup, jangan mengekang,<br> memenuhi hawa nafsu,<br> memakan dan meminum<br> Adik, apakah pertandanya,<br> sebab sorga di dalam bumi. 30. Bila umpamanya benar Adik<br> seperti berita,<br> ada sorga setelah mati.<br> pahala orang yang berbuat ke-<br> baikan,<br> kalau kakak menafsirkannya,<br> tidak benar seperti berita itu,<br> di sana lebih baik,<br> dengan sorga di bumi ini. 31.Di sana jelas tidak ada yang<br> dapat membahagiakan pi-<br> kiran,<br> seperti sorga di bumi,<br> kurang segala-segalanya,<br> kurang makanan dan ke-<br> ramaian, ''liyu satwan dharmma.''<br> ''manemu lara bhaya,''<br> ''pineh adi apang pasti.''<br> ''Dharmma mangaduwang.''<br> ''dharmma managjagin pati.'' 29. ''Ane nandang gugonin jani di<br> manah,'' 23a. ''sakarine mungpung urip.''<br> ''éda manangkayang.''<br> ''ngulurin legan manah,''<br> ''mamangan manginum adi''<br> ''jawat manandang,''<br> ''apan suwargha maring gumi.'' 30. ''Yan upami saja adi kadi ortha.''<br> ''ada suwargha wekas mati,''<br> ''phalan sang madharmma,''<br> ''yening beli narkkayang.''<br> ''tuwara saja kadi orthi.''<br> ''ditu luwihan,''<br> ''teken suwargha maring''<br> ''bhumi.'' 31. ''Diu pedas twara ada''<br> ''ngaleganin manah,''<br> ''kadi suwargha maring gumi,''<br> ''tuna makejang-kejang.''<br> ''tuna bhūkti karameyan,''<noinclude></noinclude> k2speywxem4o02e5sap8g87hvv4km42 Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/120 250 31908 116826 112556 2022-07-26T01:26:34Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|111}} diburu srigala itu, sangat banyak, bila semuanya diceritakan<br> Adik, daya upaya manusia. 3. Meskipun sudah kebanyakan<br> tipu muslihat, yang meyebabkan kematian<br> mahluk yang lain , namun ada konon yang belum, mestikanya daya upaya yang<br> dijumpai, yang menyebabkan segera<br> tunduk, 47b. kekuasaan kelima indra itu, ''rajah tamah'' itu, keenam musuh di dalam<br> pikiran, semakin banyak, daya upayanya dijumpai, untuk dapat mengalahkan<br> semua isi dunia, 4. Semakin besar kekuasaannya<br> Adik, kelima indra itu, ''Rajah tamah'' itu, lagi diceritakan di dalam<br> ''parwa'' itu, semua kejahatan itu, pemberitahuan Hyang Uma<br> Dewi , kepada Prabu Caya Purusa,<br> sungguh sangat sulit, ''binuruning sragala,'' ''liyu pesan.'' ''yen ucapang sami Adi,'' ''naya upayan manusa,'' ''3. Dyastu sampun kabekan upaya sandhi,'' ''ne nalarang ala patining,'' ''lian,'' ''nanging wenten durung reke,'' ''mustikaning naya pangguh,'' ''ne makrana nungkul gelis.'' ''47b. wisesaning pancendriya,'' ''rajah tamah iku,'' ''i sad ripu maring citta,'' ''sumingkin katah,'' ''naya upayane panggih,'' ''pangalah daginging jagat,'' ''4. Ngancan ageng wisesanna Adi,'' ''I Pancendriya'' ''Rajah tamah iku,'' ''malih mungguh ring parwwane,'' ''singala ala punika'' ''pawarah Hyang Uma Dewi,'' ''ring Prabhu Caya Purusa,'' ''tuhu dahat ewuh,''<noinclude></noinclude> co2rvztpfntyxvefuj6epbu4ohqnvyj Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/80 250 31910 116812 112748 2022-07-26T01:21:51Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|71}} bershabat dengan I Rajas,<br> selalu memnuhi keingin­<br> annya,<br> kemenangannya tiga ribu,<br> menyebabkan sering me­-<br> lancong. 14. Entah siang entah malam hari,<br> berkeliling mengejar perjudian,<br> berperilaku seperti sangat<br> pandai. 30a. bagaikan bisa ''maya-maya'',<br> tiba-tiba muncul di sini di sana,<br> bila tidak mempunyai uang<br> sedikitpun,<br> bagaikan tikus sungguh<br> kedinginan. 15. Merunduk di situ merunduk<br> di sini,<br> pura-pura membaca lontar,<br> kakawin dan kidung,<br> juga tidak dapat disem-­<br> bunyikan,<br> dipejamkan semakin mem­<br> belalak,<br> telinga ditutup,<br> namun semakin sungguh<br> mendengar,<br> keinginan itu sungguh terang. 16. Tertarik akan rasa makanan,<br> tertarik mencium baunya,<br> tertarik mendengarkan berita,<br> tertarik mengetahui wajahnya, ''masawitra ring I Rajas,<br> mangulurin legan ati, pamenange tigang pusung,<br> manuduh sai mangguran.'' ''14. jawat lemah jawat wengi,<br> mainengan nrapa palalyan,<br> masolah kadi wiryyane,'' ''30a. kadi bisa maya-maya,<br> saget dini ditu ngenah<br> di tong ngelah gelar ipun, kadi bikul licitan tuwi,'' ''15. Nguncruk ditu ngruncuk dini,<br> ngebrasang mamaca lontar,<br> kakawin miwah kidunge,<br> masih twara dadi sarwwang,<br> kidemang sumangkin kedat,<br> kuping tekep ningreh tuhu,<br> edote sujati celang.'' ''16. Celang maring rasa bhukti,<br> celang mangadek ambunna,<br> celang maningeh orthane,<br> celang manawang gobanna,''<noinclude></noinclude> jq1jbyk2gbiir08ivst55bzofxwp2aq Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/104 250 31913 116821 112509 2022-07-26T01:24:56Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|95}} 41a. digali-gali di dalam pikiran <br> yang baik,<br> itulah yang patut diingat. 22. Diceritakan menjelma men-<br> ­jadi manusia,<br> sungguh sangat buta Adik,<br> bula tidak tahu terang,<br> tetapi cepat berjalan,<br> sastra dan agama umpamanya,<br> lumpuh Adik,<br> tidak bisa berjalan. 23. Tetapi melihat dengan jelas,<br> dengan jelas dapat melihat<br> buruk dan baik,<br> kenyataan dan yang tidak<br> nyata,<br> beserta neraka dan sorga,<br> sebab selalu bersatu adanya,<br> bersahabat karib,<br> saling menolong di dunia. 24. I Rumpuh Ganding jalankan,<br> dia yang menunjukkan arah<br> jalan.<br> jalan lurus tidak bercabang,<br> jalan yang dilewati untuk.<br> mendapatkan kebahagiaan<br> yang sesungguhnya,<br> nyata dan yang tidak nyata,<br> dapat dijumpai.<br> berumur panjang dan sehat. 25. Ada lagi yang diceritakan. ''41a. galiin buin di manah,''<br> ''sane yukti,''<br> ''ento sandang jwa ingetang,'' ''22. Kaucap dadi manusa.''<br> ''saksat antuk buta Adi,''<br> ''buta twara nawang galang,''<br> ''kewala becat lumaku,''<br> ''sastragamane upama,''<br> ''rumpuh Adi''<br> ''twara nidhayang majalan.'' ''23. Kewala terang maningak,''<br> ''terang tumon ala becik,''<br> ''sakala miwah niskala,''<br> ''papa swarggha kancan ipun,''<br> ''krana patut matunggalan,''<br> ''maprakanti''<br> ''saling tulung maring jagat,'' ''24. I Rumpuh Gandhing jalanang''<br> ''ia mituduhin marggi,''<br> ''jalan antar twara simpang,''<br> ''ambah ngalih bhukti tuhu''<br> ''sakala miwah niskala,''<br> ''sidha panggih,''<br> ''dirgahayusa urip waras,'' ''25. Buin ada ne kaucap,''<noinclude></noinclude> 0jkqwhmmalzqpnw2elw6m78nrcbbn29 Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/103 250 31918 116820 112507 2022-07-26T01:24:46Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|94}} 18. Wayan Cita membalas ber-<br> ­bicara meskipun demikian<br> Kakak,<br> saya mohon dengan sangat<br> hormat,<br> yang ada di dalam pikiran,<br> I Sata lagi menjawab,<br> begini Adik,<br> marilah bersama-sama se-<br> karang belajar. 19. Kakak bukan menyem­bunyikan,<br> apa yang ada di dalam pikiran<br> kakak,<br> karena pada waktu yang lalu,<br> diceritakan oleh I Guru,<br> mendapat cerita dan nasihat<br> yang baik,<br> saat ini,<br> hanya ada sedikit saja. 20. Anggap saja kakak mem­peringatkannya,<br> yang sudah ada pada diri Adik,<br> bila tidak cocok di dalam<br> pikiran,<br> cerita kakak itu,<br> supaya adik memaafkannya.<br> nah saat ini.<br> Kakak mulai bercerita. 21. Menurut cerita yang terdapat<br> dalam sastra dan agama,<br> dan nasihat guru Adik,<br> yang berada dalam pikiran,<br> sedikit-sedikit tinggalnya, ''18. Wayan Citta matur nimbal,''<br> ''dyastu sapanukia Beli,''<br> ''tityang kedeh mapinunas,''<br> ''ne wenten mungguh ring kahyun,''<br> ''I Satwa malih manimbal,''<br> ''kene Adi,''<br> ''jalan bareng jani melajah,'' ''19. Twara Beli mengubdyang,''<br> ''ne ada di idep beli,''<br> ''reh ne malu adi suba,''<br> ''kabawos antuk I Guru,''<br> ''olih satwa tutur melah,''<br> ''ane jani,''<br> ''kewala ada amatra,'' ''20. Anggap beli matingetang,''<br> ''ne suba ada ring adi,''<br> ''yan twara manut ring manah,''<br> ''satwan beline puniki,''<br> ''apang adi ngampurayang,''<br> ''nah ne jani,''<br> ''kawitin Beli manatwa,'' ''21. Manut solah sojar sastragama,''<br> ''kalih warah gurun adi,''<br> ''ne umungguh ring citta,''<br> ''matra-matra karin ipun,''<noinclude></noinclude> q142yekz1odoe3paw4x8ket34fkqonf Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/113 250 31920 116824 112492 2022-07-26T01:25:58Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|104}} berhasil tanpa bayangan lagi,<br> di sana tercantum,<br> dalam Kakawin Arjuna<br> Wiwaha. 10. Karena demikian sudah<br> sepantasnya,<br> tidak lagi ragu-ragu,<br> akan membelajarkan diri,<br> sebab tingkah laku menjelma,<br> ada perumpamaannya lagi,<br> seperti usungan mayat yang<br> tidak urung,<br> mati dituntun menuju ke<br> pekuburan,<br> satu tindakan yang sudah<br> pasti,<br> yang dituju,<br> tempat pekuburan semakin<br> dekat. 111. Wayan Cita kemudian ber-<br> kata.<br> Kakak lanjutkan sekarang,<br> ceritakan supaya jelas,<br> supaya saya mengetahuil<br> dengan jelas,<br> kejadiannya semua itu,<br> Panca Mahabuta itu,<br> Wayan Satwa kemudian.<br> menjawab,<br> itu menjadi sahabat dunia,<br> gunanya,<br> menjaga keselamatan dunia. ''12. Namun supaya bisa me-<br> nganutnya,'' ''Sidha tan pakelir malih.'' ''ditu mungguh'', ''maring Kakawin Wiwahan.'' ''10. Wireh kento suba sandang,'' ''beda buin alang eling,'' ''lakar malajahang awak,'' ''apan tingkahing dumadi,'' ''ada babandan tan wurung,'' ''kadi babandan tan wurung.'' ''pějah tuntun nuju šetra,'' ''tunggil tindak suba pasti,'' ''ne katuju,'' ''gěnah setra nganampekang.'' ''11. Wayan Citta matur nimbal,'' ''rarisang Beli ne mangkin,'' ''pidarthayang mangda terang,'' ''mangda tityang tatas uning.'' ''panadosan ipun sami,'' ''Panca Mahābhūta iku,'' ''Wayan Satwa sawur nimbal.'' ''ento dadi kantin gumi,'' ''gunan ipun,'' ''ngawredhiyang ayun jagat.'' ''12. Nanging pang bisa manganūtang,''<noinclude></noinclude> 3pevhr6je78ca9x7wrdlt6s18q9lsen Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/82 250 31927 116817 113207 2022-07-26T01:23:10Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{rh||73}} di tempat sabungan ayam sering kalah, sering sampai berani ber­hutang, berani menipu karena ke­bingungannya. meminjam uang, tetapi tidak mengembalikan, kebohongannya sudah terbukti, di dalam pikiran pahalanya, tidak dipercayai berhutang. 21 . Apalagi mau meminta, 30a. sudah jelas tidak dapat, konon bila ia mendapat, merengek dengan pongah, tidak malu mendengarkan, perkataan kasar wajah cemberut, asal jadi keinginannya ter­penuhi. '''PUH PANGKUR''' 1. Tembang Pangkur melan­jutkan, diceritakan saudara I Rajas sekarang, Ketut Tamas namanya, bertempat tinggal di desa, Swapnapada sudah bersa­habat karib, dengan I Wayan Cita, sejak kecil saling mencintai. ''20. Di tatajen kalah sai. ''Kanti pěpěs jwari nganggap, ''jwari ngapus ban bingunge, ''nilih pipis twara nguliang. ''bogboge suba mapuna. ''di iděpe phalan ipun. ''twara kagugu mautang ''21. Salingke lakar mangedih, ''30a. suba sinah twara maan, ''disadhayane maan reko, ''matěmpahin baan pongah, ''twara kimud madingěhang, ''muñi kasar sěběng rěngu, ''ngulah payu asa ksayan. ''1. Těmbang pangkur manglanturang, ''kacarita ñaman I Rajas, ''Kětut Tamas wastan ipun, ''maumah ring praděśā, ''Swapnapādā mula masawitra satuhu, ''antuk ipun I Wayan Citta, ''saking alit padha asih<noinclude></noinclude> ilfnc9wpwyogvk3fqwnle04iz9hxkbq Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/68 250 31929 116808 112490 2022-07-26T00:59:34Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|59}} mejelma menjadi ikan.<br> ikan besar tidak terkira,<br> keduakalinya kanan.<br> menjadi Empas yang sangat<br> besar. 39. Ketiga kalinya menjadi babi<br> hutan,<br> keempat kalinya menjelma.<br> menjadi Narasinga,<br> kelima kalinya diceritakan,<br> menjadi pendeta kardil lagi.<br> keenam kalinya beliau,<br> beliau menjelma menjadi<br> sang Parasurama. 40. Ketujuh kalinya menjelma<br> menjadi raja Ayodyapura,<br> sang Rama namanya yang<br> termasyhur,<br> kedelapam kalinya menimbal,<br> menjelma menjadi sang<br> Kresna, 24.a seperti cerita kakak yang tadi,<br> kesembilan kalinya menjelma.<br> menjadi sang Buda di bumi ini <br> 41 . Singkatan adik para dewata<br> itu menjelma.<br> menjelma ke dunia,<br> itu apa yang menyebab­<br> kannya.<br> ciri di sorga,<br> merupakan ciri di sarga. ''dumadi manadi iwak, <br> iwak agung tan sinipi, <br> kapindo kocap, manadi empas agung adi'' ''39. Kaping tiga manadi celeng<br> alasan,''<br> ''kaping empar manumadi.''<br> ''dadi Narasinga.''<br> ''kaping limane kaucap,''<br> ''dadi wikil kate malih.''<br> ''kaping nemnem ida.''<br> ''Parasiu rama ida miji''<br> ''40. Kaping pitu dadi ratu Yodyapura, sang Rama maparab adi. kaping kutus nimbal, manadma dadi saang kresna,'' ''24b. buka satwan beli ituni . ping sanga medal, dadi sang bugha maring gumi.'' ''41 ciri maring suwargha. maciri maring suwargha,''<noinclude></noinclude> 5t6rh66k1xd2499vv60uln6qpndz25m Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/115 250 31938 116825 112557 2022-07-26T01:26:13Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|106}} sedekah pada keberhasilan, hawa nafsu itu, konon makanan pada tingkat 46a. ketiga, 15. Sarana dalam keberhasilan, mendapatkan kekayaan dan<br> keselamatan, Adik demikian ajarannya, kepada setiap orang yang<br> menjelma, bila sudah dituruti, perintah nasihatnya diikuti, mencapai keselamatan di<br> dunia, dikatakan kebahagiaan yang<br> abadi, sungguh demikian, Adik pikirkanlah dengan<br> matang. 16. Bila tidak menurutinya, menjalankan dana ini, tidak dibagi menjadi tiga, seperti pembagian yang tadi, hanya dipakai untuk me­menuhi, lima keinginan itu, menuruti keinginan selalu, supaya gemuk dan baik, akhirnya, dimakan oleh Kalantaka. 17. Namun beliau yang sudah<br> mendalami ajaran agama, pandai akan kebenaran yang<br> hakiki, ''sadhana ring kasidhaning kama iku,'' ''ping tinganing bhoga'' ''46a. kocap'' ''15. Sadhana ring kasidhayan,'' ''nemu arthha wredhi malih,'' ''kento Adi piteketna,'' ''maring sang kadhanenumadi'' ''yaning sampun kaanutin,'' ''tudhuh pawisikna ikut,'' ''manggih ayu maring jagat,'' ''suka sada kaaranin,'' ''kento tuhu,'' ''pineh adi pastikayang.'' ''16. Yaning twara manganutang,'' ''nalanang dana puniki,'' ''tan pinalih dados tiga,'' ''kadi papalian nguni,'' ''kewala anggen mangulurin,'' ''panca wisaya puniku,'' ''nginuta wulan satata, ''mangda mokoh turing becik,'' ''wekas ipun,'' ''katadhah ban Kalantaka.'' ''17. Yaning ida sang wus dharmma,'' ''wikan ring anggane jati.''<noinclude></noinclude> na8rjvvt7m9rg4hvju1t02ob5vex58d Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/91 250 31942 116818 112730 2022-07-26T01:23:43Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|82}} 25.Sebanyak orang yang ber-<br> jalan,<br> di sampingnya ada yang<br> berani mengejek,<br> ada yang melempari pung-<br> gungnya,<br> ada yang berpaling muka,<br> ada yang menyamping,<br> pura-pura tidak tahu,<br> ada yang datang akan<br> berusaha,<br> mengejar seperti akan me-<br> nolong. 26.Sampai di sana tertawa ter-<br> bahak-terbahak ,<br> nah singkatnya tidak ada<br> yang menolongnya,<br> Wayan dan I Ketut sangat<br> sedih,<br> rasanya bagaikan di dasar<br> kawah,<br> duka lara,<br> badan sakit seluruh tubuh,<br> menyesali diri tidak berhasil,<br> ceritanya sekarang diganti. ''25. Saliun anake majalan,'' ''samping ipun ada juwari,''<br> ''mangeweri,''<br> ''ada ngurik tundhun ipun,'' ''ada manglenang liyat,''<br> ''ada mimpas,''<br> ''mapi-mapi twara rungu,''<br> ''ada teka,'' managjag kadi nulungin.'' ''26. Teked ditu kedek ngakak,'' ''nah cutetang tong ada,''<br> ''manulungin,''<br> ''Wayan lan I Ketut sedih''<br> ''bekut,''<br> ''rasa dadi dasar kawah,'' ''lara bhara,''<br> ''awak sakit makaukud,''<br> ''ñelsel awak tani sadhya,''<br> ''gentosin satwane mangkin.'' PUH GINANTI 1. Sekarang diceritakan sau-<br> daranya,<br> Ketut Tamas yang peling tua,<br> bernama I Wayan Satwa,<br> mengusahakan keselamatan<br> dunia, ''1. Mangkin kocsap naman<br> ipun,''<br> ''Ketut Tamas pinih kelih,''<br> ''maadan I Wayan Satwa,''<br> ''ulah rahayuning gumi.''82<noinclude></noinclude> h82azcwdz8vr16l8q3mxucyihh1s5yt Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/108 250 31944 116822 112390 2022-07-26T01:25:18Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|99}} sangat utama itu. namun, hal itu dapat di­ nyatakan , dengan akal budi yang suci, itu dipakai melandasi perin­tah. 35.Perintah beliau Sanghyang Sukma, memerintahkan melaksana­kan kebaikan, itu bernama ''suba karma'', pahala ''suba karma'' itu, pemusnahan duka lara, sudah pasti, itu yang bernama keba­hagiaan. 36. Bahagia lahir dan batin, jika sekarang menentang, tidak melakukan perbuatan kebaikan, perbuatan yang tidak baik dituruti, akhirnya pahala yang akan diterima, 43a. kesengsaraan dinikmati, lahir batin katanya. 37. Hidup itu bagaikan kilat, tidak lama akan kembali lagi, ''moksah'' kembali ke alam ketiadaan, karena itu sekarang sudah patut. ''mauttama jatin ipun, ''darwaning suba kaanan, ''budhi jati, ''ento anggon nampa titah ''35. Titah ida Sanghiang Sukma, ''manitah amangun becik, ''ento madan subha karmma, ''phalan subha karmma iku, ''pamusnahan lara bhara. ''kento pasti, ''ento ne madan kasukan. ''suka sakala niskala, ''yaning jani manungkasin, ''tan magawe subha karmma, ''asubha karmmane tinut, ''wekas phalannane tiba. ''43a. Papa panggih, ''sakala niskala kocap. ''37. Urip tatit upaninna, ''twara lana buin mawali, ''moksah mulih ring tan, ''krana jani suba patut,<noinclude></noinclude> d82f046t93udeo5vyedfv76emsk0ytp Kaca:Apangja Bisa Masekolah.pdf/5 250 31962 116846 112679 2022-07-26T10:53:37Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>sastrawan bukanlah persoalan mudah. Tidak sedikit karya-karya para sastrawan hanya tersimpan di dalam laci karena tidak banyak penerbit yang mau menerbitkannya. Menerbitkan buku sastra memerlukan perjuangan yang cukup keras, apalagi menerbitkan karya sastra berbahasa daerah. Oleh karena itu, Balai Bahasa ingin membantu para sastrawan dengan program penerbitan karya sastra. Pada tahun anggaran 2013 ini kami menerbitkan buku kumpulan cerpen karya I Gusti Ayu Putu Mahindu Dewi Purbarini yang berjudul ''Apangja Bisa Masekolah''. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada saudara I Gusti Ayu Putu Mahindu Dewi Purbarini yang telah memberikan kepercayaan kepada Balai Bahasa Provinsi Bali untuk menerbitkan karyanya. Rasa terima kasih juga saya sampaikan kepada panitia penerbitan buku yang terdiri atas I Nyoman Argawa, Ida Bagus Darmasuta, I Made Subrata, I Putu Budiasa, dan Ni Luh Cede Artini yang telah bekerja sungguh-sungguh untuk menyelenggarakan penerbitan buku ini. Saya berharap semoga buku kumpulan cerpen ''Apangja Bisa Masekolah'' ini dapat memperkaya khazanah sastra Bali modern serta dapat meningkatkan apresiasi sastra di kalangan masyarakat. Bagi para peneliti, kehadiran buku ini juga dapat dipakai sebagai lahan kajian ilmu sastra. {{right|Denpasar, 9 Oktober 2013}} {{right|Drs. I Wayan Tama, M.Hum.}} {{right|Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali}} {{left|iv}}<noinclude></noinclude> demaofwyixb0v4x6bqqf03oat6ch053 Kaca:Geguritan Bagus Umbara.pdf/204 250 31967 116861 112586 2022-07-26T11:37:01Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>galang twara katawengan . dihamparkan, cahaya baik, terang tiada halangan. Iti gita Bagus Umbara, pamekasing waseng semara. 204<noinclude></noinclude> l8t2c723t9xtukg3l8kkkjzv8puwjsj Kaca:Apangja Bisa Masekolah.pdf/7 250 31974 116847 113244 2022-07-26T10:54:01Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>{{center|'''APANGJA BISA MASEKOLAH'''}} Semeng kantun ngeremeng, margi ageng kantun sepi, warga Desa Dauh Peken kantun reprep sirep, Luh Ratni sareng reraman ipun Mén Ratni sampun madolan gondo ring Pasar Dauh Pala. Jukut gondo sané kaadol ipun lais pesan anaké numbas, nénten naenin gumanti masisa. Galang kangin, ritatkala sang surya sampun metangi ring pamereman, kedis pecica liang tunggang-tungging ngacutcet. Luh Ratni ngalahin mémén ipun ka sekolah. Sapunika anteng Luh Ratni nulungin mémén ipun sadurungé ngranjing ring SD 1 Dauh Peken wantah akesep ngajangin pedagangan, milpil nanding jukut gondo sané kaadol. Liang manah Méen Ratni maderbé pianak asiki nanging anteng tur bakti ring rerama. Ngubuh céléng, ngubUh siap, ngalih dagdag, ngayahin mémé-bapan ipun makarya ring carik wusan ngranjing ring sekolah. Sapunika taler Pan Ratni angob bagia maduwé pianak anteng, duweg tur jegég. Nenten karasa mangkin sampun kelas 6. Mangkin maorti ring surat kabar, radio, utawi télevisi manut saking piarah pemerintah, wénten mawasta pendidikan 9 tahun. Pendidikan 9 tahun punika pendidikan dasar sané katempuh 9 tahun. Melengok Pan Ratni minehin lemahé dawa. Menek­ menék rasan ipun alih-alihané sengkil. Aji dakin carik, dakin gondo, dakin ubuh-ubuhan kamanahang méweh {{right|1}}<noinclude></noinclude> l14y2c74yxfq9k8ibni87ibkee98y9v Kaca:Apangja Bisa Masekolah.pdf/9 250 31976 116848 113247 2022-07-26T10:54:36Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>{{right|Pupulan Satua Bawak}} kaja, kelodé suba paek." "Wayan, subaja keto, sakéwala masuke ento dadi tera meli buku, meli baju, mayah masekolah?" cangkuak Pan Ratni. "Apangja makejang bisa masekolah, ané tusing nyidangang masekolah, SPP gratis, maan buku-buku pakét. Yen tusing nyidangang masuk semeng ada sekolah soré. Keto masé yén tusing nyidangang nampung ring sekolah negeri bisa masuk ring balé désa atawi genah tiyos sané patut genahin. Cutetné pamerintah, ngeka daya apang makejang bisa masekolah kanti tamat pendidikan dasar 9 tahun". "Men kénkén paindikan baju, sepatu...?" pitakon Mén Ratni. "Paindikan ento, boyaja onyo biaya pamerintah. Sakemon nginganin gumantos bisa masekolah." "Paindikan guru tekéning tata cara malajah?" "Paindikan guru tekéning tata cara malajah, 'wajib belajar' pendidikan dasar 9 tahun puniki, nganutin désa kala patra. Gurun ipun saking sekolah negeri, nganggen sistem modul, dadosné murid polih buku-buku paket sane madaging soal-soal, nuntun murid mangda 'belajar aktif.' Manut sekadi aturan pendidikan, sané munggah ring kurikulum. Cutetné tata cara pendidikan." "Dadiné sawiréh pianak gelah suba kelas 6, nglanturang gumanti tamat di kelas 9 kéto?" takon Men Ratni. "Nah, kéto ta nyambung malih 3 tahun ring SMP sane mawasta pendidikan dasar 9 tahun. Sané wénten putus sekolah, wantah kelas 6 sekolah dasar wajib nglanturang. Api tuwi mausia 18 tahun. Liwat ring usia punika sampun {{right|3}}<noinclude></noinclude> 4lqa5j2511u4oqsaxoazd8r4tk8u5fk Kaca:Apangja Bisa Masekolah.pdf/22 250 31977 116850 113645 2022-07-26T11:19:49Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>I Gusti Ayu Putu Mahindu Dewi Purbarini "Cutetné ané madan maling duleg," tandas Siluh Dini. Sané ngranayang titiang galang apadang, kabenengan jam temboké nunjukang jam 17.00 Wita. Sami magending gagirang, kénten taler Gék Sri sahasa sregep nembangang gending Rahina Warsa Anyar Tuwuh Titiang. Paningalan titiang makaca-kaca melusin pipi. Wiakti tan karasa dauh mamargi ngukir yusan titiang matambah malih. Mangkin rahina Saniscara, pinanggal 14 Februari 2004 yusan titiang genep jangkep 19 warsa. Kasolas kantin titiang sami ngalup murub, ingkup ramia masuryak. Wus api liliné kaupin gumanti padem. Sami niman ngemikin kakalih pipin titiang salegenti. Miwah nyakupin tangan titiangé sada neket anget. Tan kadi-kadi liang manah titiang. "Rahajeng rahayu rahina tuwuh lalekadan ke 19 lan panjang yusa!" ujar sawitran titiang sami. Sasampun nasi tumpeng kuning lan ''kué tart'' kapotong-potong gumanti rata makejang. Sami nyicipin ngrasayang. Acara selanturnyané magending miwah ngawacén puisi. Wénten taler sané mapidarta. Malih, rikala titiang kajodi ngwacén puisi anggén panyineb acara, jag nadaksara bayu ring jaba jero nglinus nyambehang don-don taruné sané tuh ka marginé ageng. Akudang katih don nyambuné nglayang ulung raris kampih ring jendéla nakoné. Sabeh taler tedun. {{right|''Tabanan, Saniscara, 14 Februari 2004''}} {{right|''Wuku Pujut, Sasih Kawulu''}} {{left|16}}<noinclude></noinclude> 31nwk7x90zki6xokm8izcrwywwbb3xs Kaca:Apangja Bisa Masekolah.pdf/10 250 31983 116849 112713 2022-07-26T10:55:02Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>I Gusti Ayu Putu Mahindu Dewi Purbarini crét nong, liwat garis nénten masuk cacakan." "Ho, kéto?" selag Mén Ratni sambilanga makenyem. Pinehné, len pidan lén jani. Jani makejang canggih, makejang maju, makejang maji. Televisi makalé buka radio. Koran masuk désa, listrik masuk désa, telpon masuk désa. "Jani mula zaman masekolah apang nawang ilmu, sekadi dunia dalam berita di televisiné dadine benya nawang kejadian-kejadian di guminé jani. Keto mase masekolah maca buku, pitutur guru pedas ngelinggahang ngelah bekel ilmu," sahut Pan Ratni. "Patut, Pa. Pidan jajah Belanda, jajah Jepang baan belogé mapunya. Aluh elah musuhe nyajah. Baan belogé tusing bersatu. Ento keranané wajib masekolah apang eda belog," raos Wayan Jenggi. "Ento agetné ada guru, ada sekolah. Yén sing keto, cara apa dadiné guminé peteng dedet. Saenu iraga idup dadi manusa, tusing telah pepelajahané. Pinehin bapa cara belog, malajah apang nganti nawang lantas ngelaksanayang ane tawang papelajahané ento. Sing kéto, Yan?" "Patut to Bapa sekadi baos Bapa," sahut Wayan Jenggi. "Ngomong-ngomong, méméné marérén malu matanding, majejahitan, gaénang I Wayan kopi!" "Bapa-mémé tusing perlu repot. Tiang wantah akesep. Kabenengan wenten pertemuan guru sejenis ring SMA Negeri 2 Tabanan, tiang singgah meriki. Ring temu guru wau sampun polih jaja, kopi, tur ngajeng nasi bungkus." "Men, jani suba ngelah kurenan?" takon Mén Ratni. "Durung, Mé. Jodoh kari doh," sahut Wayan Jenggi. "Nah, sambilang ngajahin, nyen nawang maan jodoh {{left|4}}<noinclude></noinclude> cehwb7ep0quycwesh4s23yg1kymz457 Kaca:Apangja Bisa Masekolah.pdf/29 250 31984 116851 112818 2022-07-26T11:20:57Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Tudpartha" /></noinclude>Pupulan Satua Bawak griané laris manis. Nyantos surya séng kauh wau upacara pacaruan Ian pamlaspasane puput. Para nyama braya Paumahan Bali Anyar lacap gangsar ngayah mayadnya. Sewalikné yan sinalih tunggil nyama brayané wenten makarya, titiang sareng kulawarga sareng ngayahang. Katah mangkin tetep nganggén dresta manyama braya nganut désa kala patra. *** "Dija sandal selem tiangé? Tiang pacang gagelis muputang karya ring genah tiosan," ujar Ida Bagus Purwa. Dané paling, sandalné ical inab sira sané ngambil. "Sira sinalih tunggil ngambil sandal Ratu Ida Bagus?" pitakén titiang lantang ring ida dané nyama brayané sané matulungan. Sami gageson ngruruh sandalé punika. "Né sing sandal tiangé?" pitakén Ratu Ida Bagus Purwa ring titiang. Titiang kagiat mawinan titiang sané ngambil sandal india danéné. Titiang kamulan madué sandal india selem anyar. Kémanten titiang iwang ngambil sandal dané sané maong makodong. "Bagus-bagusang té, da kéto! Mani-mani lén lantas nyén matukar," baos nyané ring titiang sinambi ica. Titiang taler ica. Kulawarga sareng nyama brayané sami ica. Wus upacara malaspas muang macaru sarni marérén ngajeng. Sasampun polih masandekan malih kulawarga sareng nyama brayané mamata-matu nuduk luluan bersih­ bersih. Sami lulu upakara punika kageseng ring tegalan tan doh saking Paumahan Bali Anyar. Karya puput, bébék bengék sané wau katumbas tan malih masuara. Titiang was-­ 23<noinclude></noinclude> 1oi1x5mtbxeceyc6h7zt5aiy91v9tw1 Kaca:Apangja Bisa Masekolah.pdf/73 250 31995 116853 113267 2022-07-26T11:24:26Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>Pupulan Satua Bawak matanceb ring bongkol punyan pisangé. Dasdas nepen sirah makakalih. Inab ento ngaranayang makakalih kagiat lan ...." "Tan éling!" sagrep titiang sami sinarengan. "Inggih asapunika sampun sakadi sané cingakin ragané sami. Amunapi malih, ngiring ta maka sami mangkin mapésta ngajeng kuwud!" ajak Arya ngalihang babaosan. Arya sregep melah kuwud nganggén prumpak mangan, anggén ajebos sabetnyané kari satia maselet ring tundunnyané. Tan, sué raris raga sareng sami ngrasaning ngajeng kuwud. Enak turmaning seger oger rasane. Raga sami nginum muang ngajeng daging kuwud salédangan kayun gumanti marasa wareg. Sang Baskara sayan nedunang, ka pasaréan. Gerudug iak segarané. Ngasirsir sang pawana mageris heneng ngilih-ngilihin daun-daun kalapané, santi. Segara lan akasa masikian tunggil. Rahajeng basuki santosa lingkeran akasa. Rahajeng basuki santosa panyelimur sandikala. Tabanan, 8 Juli 2008 67<noinclude></noinclude> oqgnww32si6ouct0zwaitnqztw1gpht Kaca:Apangja Bisa Masekolah.pdf/63 250 32003 116852 112716 2022-07-26T11:23:24Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>Pupulan Salua Bawak maring timpal-timpalnyané ané ngranjing ring SMAN 1, 2 Tabanan, SMAN 1 Kediri, SMAN 1 Mengwi, Badung, SMA TP 45 Tabanan, Ian SMIP Saraswati 3 Tabanan. Redité, 31 Oktober 2010 rauh Wulan Saraswati sareng Emia saking SMAN 1 Denpasar daweg ajin titiang sungkan kapertama. Raris nyambung malih pat belas lemeng gumanti mangkin sampun seger oger. Sané paling sering rauh I Made Sugianto, lepug maosang indik rancana ngamijilang pupulan puisi "Kisah Sebuah Kota Pelangi", pupulan puisin ajin titiang punika nyanggra Hari Ulang Tahun Kota Tabanan ka 517. Sinalih tunggil acarané pinanggal 23 November 2010 pacentokan puisi pantaraning SMP sa-Kabupaten Tabanan. Sané dados juri ajin titiang sareng I Madé Sugianto muang I Gedé Putu Dharmana utawi Pan Godogan. Pacentokan puisiné ring Gedung I Ketut Maria. Pucuk acara 29 November 2010, Sanggar Sastra Remaja Indonesia nyolahang unén-unén Musikalisasi Puisi. Sami acara punika kabukak olih Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, S.sos sareng wakil dané I Komang Gedé Sanjaya, S.E., M.M. "Mih, puniki wénten sepéda anyar. Aji wau numbas?" pitakén Gusti Ayu Putu Candra Wati sada aleman. "Idibi sandé kabenengan Aji sedeng maplawa barak, ngendong ajak I Madé SUgianto, jag nadak sara teka taruna sekeha demen masepéda," tutur ajin titiang banban alon. "Ji kuda Aji numbas?" pitakén I Gusti Agung Ayu Intan Maya Prawita. "Polih paica saking sekeha demen masepéda sané kamanggalain Ibu Bupati, Ni Putu Eka Wiryastuti, sareng Wakil Bupati, I Komang Gedé Sanjaya. Indik pangajin 57<noinclude></noinclude> e70dphv6f0q0sz1830tbwh2qxdgau0z Kaca:Apangja Bisa Masekolah.pdf/75 250 32022 116854 112754 2022-07-26T11:24:55Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>Pupulan Satua Bawak Sapunika I Lolik lan I Roni alep aéng ring galak mabéla nyamanné gumanti asu-asu kampungé punika malayu ajerih. Makakalih asu muaniné perkasa. Titiang ngon miwah lega maderbé asu tiga sané dados kasayangan kulawarga. Garasi risamping kori pamesuan mampakan. Bek madaging sepéda montor. Titiang sareng Adé miwah irabi ngranjing ka kori pamesuan. "I Lolik, I Roni ajak I Luh dija?" pitakén okan titiang, Adé. "Sapunapi menawi," sahut titiang. Liat titiang lunga marika-mariki ring pakuwuban jeroné. Kaparna ramia alit-alit SSRI Baliné muruk malajah musikalisasi puisi. Maka samian saking akudang SMA, SMK sané wénten ring wawengkon sajebag Kota Tabanan. Wénten taler sisia SMP, turmalih SD. Maka sami magabung maring Sanggar Sastra Remaja Indonesia Bali sané katuntun ajin titiang. "Né, wacén koran Rediténé mangkin!" kauk Elisabeth Devy Lestari, sinalih tunggil sisia sané masekolah ring SMIP Saraswati. "Ncén?" pitakén Putu Eka Maharani, Sri Indrawati, Hussuwatun Hossanah, Rais Kartika, Ian Ayu Fitriyani sinarengan. Simbuh maka sami sinarengan ngejutin Pandé Putu Sutapa, Déwa Gedé Windhu, muang Alfan Fadon sané sedeng nedenga main gitar. "Sareng sami kayun mireng, titiang ngawacén gatrané nggih?" tawah Elisabeth. "Ngujang tan kayun. Ngiring durus wacén!" gelur sané tiosan, maka sami sisia SMIP Saraswati. "Panyungkan rabiés sampun dados lalakut sané 69<noinclude></noinclude> 6s8jps9uhmy4e567ryrrldwx2sasp5n Kaca:Apangja Bisa Masekolah.pdf/78 250 32026 116855 113268 2022-07-26T11:25:49Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>I Gusti Ayu Putu Mahindu Dewi Purbarini jati kalulut tresnain. *** Wengi nyaluk semeng, mungmung suung mangmung muang dingin. Ring Désa Dauh Peken tan kapiragi malih kongkongan lan kraung ngulun-ngulun asu kampung. Tuah kapireng suaran kukuruyuk ayam muani saling saurin miwah suaran paksiné nyanggra surya sewana. Semeng sadurung titiang nganter Ade ngaranjing ring TK Alit, wénten galah rnresidayang nonton tayangan télevisi. Asu-asu sané nglindeng ring margi kasambehin mamahan madaging cetik. Panyatusan asuné karnatiang. Asu-asuné sané sampun mati kaangkut ring tengah truké olih patugas kaamanan kota sané seregep mabusana selem. "O, ento I Lolik, I Roni, I Luh!" gelur Adé matujuhang ka kelir télevisine, rikala mratiaksa asu kasayangane pesu ngecogin tembok pagehan paumahan. Katon prakanggoné nyambehang bakso. Maka telu gasa ngamah bakso punika. Tan nyantos sué raris uyun maklejatan bah mati. "O, sirep ia. Badah, ta ngudiang kacelepang ka tengah treké. Kaaba kija katatelu asun iragané, Bu?" "I Lolik, I Roni, muah I Luh kaaba ka tongos asu-asu ane lenan, apanga mapunduh," saut titiang. "Kaaba kija?" pitakené sada nesek. "Kaaba ka tongos pulina sané puung sané mamahané ngalimbak. Banggiang suba makejang bagia nongos ajak asu­ asu ané lenan," cawis titiang mogbog. "Nénten, Bu. Titiang tan nyak masekolah yaning asuné tan mawali malih," gelurnyané sengitan. {{left|72}}<noinclude></noinclude> ruidt0figca8hs4j2cl9bkkyh4mrk4y Kaca:Geguritan Bagus Umbara.pdf/188 250 32147 116860 113068 2022-07-26T11:35:55Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>dane mapapas di jalan. pulang, kemarin, beliau berpapasan di jalan. 807. Polih titiang manatasang, ring ida raden mantri, pangandikan dane reko, dane ngambil raden galuh, putrane cokor i dewa, titiang keni, marika menekan palwa. Dapat hamba memperhatikan, pada beliau putra mahkota perkataan beliau, beliau mengambil tuan putri, putra paduka tuanku, hamba kebetulan ke sana naik perahu. 808. Raris titiang maaturan, batik dastas yen kabalih, lelima kelawan dodot, putrane cokor i ratu, raris dane gipih medal, titiang uning, krayan pawongan lelima. Terus hamba mempersembahkan, kain batik dastas dua helai , lima lembar dengan kain, putra tuanku, terus cepat-cepat keluar, hamba tahu, beserta pengiring lima orang. 809. Enah lamun keto saja, kola jani ngugu cai, anak sadian kola reko, narimayang ring i bagus, munyin kola ulih suba, ya kekalih, nyama-nyama pang piliha. Ya kalau begitu benar, aku mempercayai kamu, aku harapkan demikian, menerimakan pada I Bagus, katakan dari dahulu, ya keduanya, saudaranya biar dipilih. 810. Suba keto munyin kola, teken dane nanak mantri, nah to suba yadin keto, masa endah anggon semu, suksmanya twah di manah, nanak mantri , apan dane suba pradnyan. Sudah demikian kataku , kepada dia putra mahkota, jikalau demikian, lebih baik dipakai putra, kuharapkan di hatiku , anak putra mahkota, karena dia sudah pandai . 811. Wong Betawi saur sembah , yan kapatut ne mangkin , Orang Betawi menyembah dan menyahut, 188<noinclude></noinclude> mxoxmgiku8gd8qy77xl6enwpdqrjsgx Kaca:Geguritan Bagus Umbara.pdf/48 250 32156 116856 113637 2022-07-26T11:30:11Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Aryana prayoga" /></noinclude>kelap-kelap sang abagus, tan kocapa nya ring umah tampek mangkin, bancingahe sampun ngenah. 181. Liu anake bepapag, pada gawok maningalin, benehke karsane keto, De Bekung mapyanak bagus, warnanne lwir sanghyang Semara, manis bangkit, Pantes pikul ban joli mas. 182. Sangkannya ortane lumrah, ka jaba raris ka puri, akeh anak pesu ninjo, di margane mabiyayu, kapikeneko rupania, kudyang jani, aneka ya pada gunap. 183. Sampun prapta ring bancingah, sang prabu mendaking liring, tumuli ngandika alon, cai ko yen ban rawuh, maimang raris menekan, makakalih, dini bareng teken bapa. 184. Bagus Umbara mamindah, banggayang titiang i riki, irika ida katong sang katong, sang prabu gipih turun, sareng malungguh ring tercengang, kian lama kian jauh, tak diceritakan di rumah, sudah dekat, istana sudah kelihatan. Banyak orang berpapasan, semua heran melihat, patutlah kehendaknya demikian, De Bekung berputra bagus, rupanya seperti dewa cinta, bagus rupawan pantas dipikul dengan singgasana emas. Makanya kabarnya tersebar, di istana terus ke keraton, banyak orang keluar meninjau, dijalan heboh, beginilah rupanya, diapakan sekarang, semua orang serba heran. Sudah sampai di muka istana, raja mengikuti dengan pandangan, serta bicara pelan, hai datanglah kamu, mari duduk di sini, keduanya di sini duduk bersama. Bagus Umbara menolak, biarlah hamba di sini, di sana beliau raja, raja segera turun, ikut duduk di lantai, pegawai istana semua turun. {{left|48}}<noinclude></noinclude> 2fle6t3uxz4tixm84kr6alaklhly8y9 Kaca:Geguritan Bagus Umbara.pdf/162 250 32183 116858 113139 2022-07-26T11:34:54Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude> maka cincin ira tuhu; apang eda dane sangsaya, kema mulih, i Bekung amit lumampah. kakanda, tandanya aku sungguh, supaya jangan beliau curiga, ke sana pulang, I Bekung berjalan pulang. 692. Nawang Tranggana ngandika, rahine mangkin kawukin, mai tomas mirah embok, pirengang anake guyu, rame jani di bancingah, ento nyai , i beli dane dijaba. Nawang Tranggana bersabda, adiknya sekarang dipanggil, marilah adikku sayang, dengarkan orang tertawa, ramai di muka istana, sekarang, itulah kakanda beliau di muka istana. 693. Malinggih ring dedampar emas, ngowah rambut asusuri, mawastra permas ijo, mabapang garuda mungkur, mapetitis mirah ratna , sekar taji , masubeng mas tulak muncar. Duduk di dampar emas, menyisir rambut berhias, berkain permas hijau , berbapang garuda mungkur (nama pakaian) berpetitis mirah ratna, sekar taji, bersubang emas tulak muncar. 694. Sampun wusan ne mapayas, wamanne kadi hyang ratih, ucapan I Nawang Taro, amepek kang payas sampun, pada nganggo emas ratna , kuma rining, lwir muksaha dapa kena. Sesudah habis berhias, rupanya seperti bulan purnama, ceritakan Nawang Taro lengkap dengan perhiasan , semua pakai emas dan permata , berkilauan, seperti berkemilauan . 695. Raris medal ka bancingah , condong bayan pada ngiring, tan kocapa nya di jero, rawuh ring lawange agung, tur angadeg makembaran, raka rai, Terus keluar ke muka istana, Condong Bayan semua. mengiring, tak terceritakan di istana, sampai di pintu gerbang, berdiri berduaan, 162<noinclude></noinclude> 9cpuw7rek55emo13vv3pvcq5dhqft5a Kaca:Geguritan Bagus Umbara.pdf/163 250 32185 116859 113137 2022-07-26T11:35:06Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude> Nawang Taro soran rupa. kakak adik, Nawang Taro kalah rupanya. 696. Gawok anake ajagat, tumon ring rahaden dewi, kadi bulan kembar tinon, sarwi ida nonton gambuh, tumuli kapendak tingal, raden dewi, sayan lengleng kewangsitan. Heran orang semuanya, melihat tuan putri seperti bulan kembar kelihatan , sambil beliau menonton gambuh, terus mengiringi dengan pandangan , tuan putri, makin risau diisyarati. 697. Ake pra mantri ne edan, tunion ring rahaden dewi, twara pacta taen tumon, mangerep di jro agung, tembe mangkin ida medal, saking puri, manonton gam buhe tawah. Banyak pegawai yang tertarik, melihat tuan putri, tiada pernah kelihatan, di muka istana, sekali ini beliau keluar dari istana, menonton gambuh model. 698. Panji Rangga manyendonang, karungu mangasih-asih, buka pan grumrum di turon, ada ngeling pineh bungul, elen mangeling sigsigan , mwah wong tani, mangeling mangyeng pianak. Panji Rangga menyanyikan , kedengaran berkumandang, seperti merayu di tempat tidur, ada menangis sampai bengkak matanya, ada yang menangis terisak -isak, disertai orang ke banyakan, nangis menggoyangkan anak. 699. Liyu anake mapeta, pada eluh pada muani, biana te beli yen tinon, lamunnya ene mangambuh, atemwang to bannya nyandang. yen mabalih, kanJuga twah mejang karya . Banyak orang berkata, putra-putri kalau ini, lagi kelihatan kalau dia gambuhnya lagi lama, akan kita ingat, kalau menonton ikhlas menaruh pekerjaan. 163<noinclude></noinclude> 8bmqq0fp62u51qtobk3iljuwccggins Kaca:Geguritan Bagus Umbara.pdf/64 250 32237 116857 113153 2022-07-26T11:31:51Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Pertama yasa" /></noinclude>252. I guru lintang icena, maweka ring titiang mangkin, titiang maatur matakon. i guru katiben tamyu, katekan i riki sungkan, genwong napi, sudra byana titiang nawang. 253. Kenike guru nakonang. teken tamyune puniki, wong punapi dane reko, dadi titiang bajang cluh, apang titiang bani nyembar. tur ngayahin, yen wong sudra titiang mindah. 254. Sang prabu sekeling manah, angrawos ragane sisip, dening putrane matakon, tamyune twara nyak ngaku, kenken jani baan ngorahang. sangkan mangkin. ida duka teken raga. 255. Hokane raris manyumbali, titiang nunas lugra mangkin, titiang pet mangkin matakon, sang prabu asahur kenyung. enah nyai pet nakonang, singnya nyai, nakonang dane ngorahang. ya hamba mengiringkan sekali. Ayahanda amat sayang, berputra kepada hamba sekarang, hamba bertanya. ayahanda kedatangan tamu, sampai di sini sakit. orang apa orang biasa biar saya tahu. Apakah ayah menanya. kepada tamunya ini, orang apa dia itu, karena hamba seorang perempuan. supaya saya berani menyembur. serta meladeni. kalau orang kebanyakan saya tak mau. Raja hatinya masygul, mengatakan diri beliau salah. karena putranya bertanya, tamunya tiada mau mengaku, bagaimana caranya membilang sekarang. karena sekarang. beliau marah dengan diri. Anakda serta menyembah, hamba minta permisi sekarang, hamba bertanya sekarang. sang raja menyahut senyum, ya ananda bertanya barangkali kamu, menanyakan dia membilang/ ngaku. 64<noinclude></noinclude> 59xqm6x783e4266y45dhqallu76q358 Kaca:Geguritan Cupak.pdf/59 250 32261 116872 113386 2022-07-26T11:57:57Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Tanpa teks */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="0" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>Raden Galuh mengunjungi I Gerantang di rumah Pan Bekung. 59<noinclude></noinclude> hf97qu6oy0cqhk6dahrab6fb5zej7ir Kaca:Geguritan Cupak.pdf/37 250 32266 116870 113677 2022-07-26T11:56:05Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="I GUSTI AYU TIRTA NINGSIH" /></noinclude>raris majalan nganginang,<br> kaget perapti,<br> ring pasisin desa Daha. 99. Kaget anak masangkepan ,<br> di semane mangaturin,<br> babanten lawan daksina,<br> eteh-eteh sami puput,<br> len guling bawi siap sampun,,<br> teragi tulunge,<br> nyai mangaba. 100. Baliane sampun maca,<br> nguyeng genta peremangkin,<br> I Gerantang mangkin kocapan,<br> rauh dane uli kauh,<br> basong baliane mangantenang,<br> mangkin wedi,<br> raregek anuli perapta.<br> 101. Rencang baliane sami bungkah,<br> mangutang tulur be guling,<br> malaib saling paliwat,<br> pada mawedi,<br> raregek sampun perapta. 102. I Gerantang mangke manyingak,<br> tingkah anak pada wedi,<br> I Gerantang kangen ring awak,<br> dadi kenehnyane kenyung,<br> mangenot anake busan,<br> pada wedi,<br> lalu berjalan arah ke timur,<br> lalu sampai, di pesisir pantai daerah Daha. Dijumpainya orang berkumpul,<br> di kuburan sedang melakukan<br> persembahan,<br> sajen-sajen dan daksina (nama sajen),<br> dengan semua perlengkapan,<br> dengan babi panggang dan ayam,<br> tolong bantu,<br> kamu membawanya. Dukunnnya sudah mulai membaca,<br> sambil mamutar genta,<br> tersebutlah I Gerantang,<br> dia datang dari barat,<br> Si Dukun melihat,<br> sangat takut,<br> sungguh setan yang datang. Para pelayan dukun semua lari,<br> meninggalkan sajen dan babi guling,<br> lari tunggang langgang.<br> Dukun dan semua luka-luka,<br> larinya saling dahului,<br> semua takut,<br> setan telah tiba. sekarang I Gerantang melihat,<br> orang-rang semua takut,<br> I Gerantang sedih dengan dirinya,<br> tersenyum dalam hatinya,<br> melihat orang-orang tadi,<br> semua takut, 37<noinclude></noinclude> 641jceelfwl3m2fgc73cgchj12ekrsx Kaca:Babad Kayu Selem.pdf/81 250 32279 116868 113582 2022-07-26T11:50:21Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{rh||74}} nyak persoal an . Bersama dcngan adiknya. kembali ke sorgaloka. Digantikan oleh putranya yang 2. dipilih menjadi raja, Sri Haji Tapohulung di pulau Bali, hersthana di Bata hanyar, disebut Pejeng. Konon, sejak pemerintahannya, tidak ada yang baru diperintahkan , sama seperti ayahnya, beliau yang sudah pergi ke alam sunya. 3. Sebab kalau diingat kembali, lebih arif dalam kesaktian daripada ayahnya. sudah mampu keluar masuk sorga loka. Itulah sebabnya, tenang wilayahnya, karena kebijaksanaan Kryana Pati Pasung. 4. Grigis dan Kebo Iwa. Cukupkan dahulu sekian. Dilanjutkan Iagi ceritanya. Konon, Mpu Kamareka sudah cukup dewasa anaknya, sang Jaya Kayu Ireng, beristri dengan saudara sepupunya b. 1. Ni Kay u Ireng, baru satu keturunan. Dan sang Jaya Ireng, kemudian melaksanakan upacara penyucian Apodgala seperti bapaknya, sebab asaI mula menjadi Bujangga di Bali. Seperti Bhatara terdah ulu, diupacara oleh Bapakanda. Juga berganti 2. namanya, sekarang bermama Mpu Gnijaya Mahireng . Demikian diceritakan. Kemudian Mpu Kamareka, mereka berputra tiga orang, laki-Iaki tampan rupanya, diberi nama Sang Made Celagi, 3. sang Nyoman Tarunyan, sang Ketut Kayu Selem. Kemudian mereka bersama-sama menjadi Bujangga, diupacarai oleh Bapaknya. Setelah melakukan upacara apodgala sang Mpu Celagi diberi nama Mpu Kaywan. Yang lebih keeil diberi nama 4. Mpu Nyoman Tarunya; yang paling kecil dinamakan Mpu Badengan. Tidak ada yang tercela. Mereka bersama-sama melaksanakan pengabdian. Kemudian Mpu Kaywan, pindah dari ceruk pertapaaan, bersemadi di 49a. 1. Panarajon bersthana di Balingkang; yang lain, yailu Mpu Tarunyan mencari tempat lain, bersemedi di muka GWlung Tulukbyu, bernama Blong. Sejak itu asal mulanya desa, yang disebut Tarunyan. 2. Karena itu berganti nama, diberi nama Tarunyan. Dan Mpu Gnijaya Mahireng bersama dengan Mpu Badengan, yang paling kecil tetap masih diam beryoga semadi di ceruk pertapaan 3. menyertai ayahnya. Kemudian, itulah dinamakan desa Songan, Demikian ceritanya dahulu, menurut cerita sang Dwijendra Sakti Wawu Rawuh kepada Sri Gelgel, pada Sri Gelgel pada wakro beribu kOla di Samplangan, bemama Tugu.<noinclude></noinclude> 0k5fdwpugcd3s6o42j0snp4o1c1wrke Kaca:Geguritan Cupak.pdf/47 250 32290 116871 113515 2022-07-26T11:56:59Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Tanpa teks */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="0" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude> I Cupak yang diangkat menjadi Mantri Anom pekerjaannya hanya berpesta pora dilayani oleh para pelayannya.<noinclude></noinclude> c4utaq9dooras5fez1pjut4f1w9xss9 Kaca:Babad Kayu Selem.pdf/88 250 32328 116869 113583 2022-07-26T11:51:15Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude> {{rh||81}} 51a 1. aptya awarawarah, dumeh umantuking sunya taya, apa ta lwimya nihan, anaku mwang putuning wwang sdaya, rengwa aken ujar mami mangke, nihan yayah ta, agya ninggahali kila sdaya, muliheng, sunyalaya, 2. apan wus gnep tuwuh ramanta, mareng madyaloka, prapteng purnamaning kartika, kunang yan huwus aku wibhukti. kita prasama, didinya agya nangunaken kahyangan, angadeg akna sanghyang tripurusa, 3. maka muka sanghyang suci nirmala, kunang pwa tang hulun dumarana ginawyaken babaluran, kunang kita sdaya, yan wus puput tang parhyangan, didinya kita tumulya anangunaken karyya malaspas, 4. anyanyapuh , nga, angenleg Iinggih, wayah ta juga pahayu akna, mareng babaturan, nihan iki, katattwanya, sanghyang dwiphala, mwang pangastanan bhatara hyang suci, abi seka sanghyang taya, kunang b. 1. kang sinangguh sanghyang tri purusa, sira bhatara brahma. wisnu, iswara, mwah pangastwanira, bhatara sanghyang ibhu pertiwi, atmu lawan bhatara sanghyang akasa, ya ta kang inaran paibhon, 2. anging inghulun wnang ginawyaken rum uhun, amujaken pitra ngaranya, mangka kenget akna, mwah yan wus puput denta mahayu kabyangan, wkasan aja lupa , mahayu prekretining yadnya, winula wali, 3. siniwinta, kaltkeng pratisentananta, wkasing dlaha, trustumus katkeng warlamana juga, mwang gami, poma kita sdaya wara­warah sapratisentananta, sanggwanya wkas, ring dikdasa desa, dohaparek, 4. didinya dateng juga angaturana wali. kunang walinira kalaning tileming kedasa, aja angimpasin , kunang yan hana sentananta, lan anindihaken tithi gagadhuhan, ya dudu sentana, 52a. 1. angutang sasana, nga, moghnmogha ya, amingsor. kna sodan ingsun, sugih gawe kirang pangan, salampah lakunya. tan amangguhaken ayu. mcnLik menlik punggel, mangka kengetakna 2. kita sdaya, nihan waneh piwruhanta kita sdaya, wkas yan hana umentik kayu, sajroning kahyangan la. mah ireng rupan ikang kayu, ya cihnan manira rumawak skala niskala, wuwus alunggwengkana. umarek<noinclude></noinclude> jlz263l6i4184yei124t0jlhrbn7pey Kaca:Babad Kayu Selem.pdf/80 250 32376 116867 113615 2022-07-26T11:50:00Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{rh||73}} ikang wwang anular sri haji masula masuli, mangkana pidarttanyaing kuna, pirang kala lawasira sri 2. haji andiri, jumneng ratu maring bali rajya, amukti karestyaning ral, nguniweh amukti rarasing karasilan haneng jinemrik, wkasan gharbini pwa sang ari, tugtuging leknya, molah sang haneng garbhawasa, 3. tan lingen panangis nikang ibhu, umijil pwa sang ing garbhawasa, laki listu ayu paripurnna ring rupa, kunang ri wijilira, tangeh tang subha nimita, angajaraken karnahatmyaning sang wawu mtu, tan popama Suka 4. sikang asasuta, pinalinira bhinresihan, wkasan ya ta inaran sri topalung, mangka kaLauwan pawijilanira sang ralu hane usana //0// Gumanli mwah kawuwusan sira sang calur pandita, 46a. 1. sira mpu ghnijaya, sira mpu sumeru, sira mpu ghana, sira mpu kuturan, kala umarek bhatara putrajaya ring basakih hana ta ring bhatara, karnung anaku sang brahmana kabeh, rengwakna 2. piwkasing hulun mangke, kiLa kabeh, didinya apasang yoga, makrettii dharmaning sang brahmana resi, ndya ta matangnya ring dlaha, yan hana wlu pralisentananta, didinyan paeta wruh ring kalinganya 3. anyiwi hulun ingke, nguniweh kita, kunang kita mpu ghnijaya, didinya apasang yoga, maring lempuyang, umarek bhatara kamimitanta. Kita mpu sumeru, kita apasang yo­ 4. ga aparhyangan maringke, aparek lawan ingsun, mwah kita mpu ghana, kita aparhyangan maring dasar bhwana, kita mpu kuturan, kita aparhyangan maring silayukti. kunang sanakla b. 1. mpu pradah, didinya kari mareng jawadwipa, sira mangajawa mangabali, nahan wakyan bhatara hyang ing tolangkir umiring sang maha pandita kabeh, kaya adnya paduka bhatara, mangkana 2. katattwanya sang catur pandita, marmanya sinungsung kahyangannya sowangsowang, de pratisentana. Mwah ri wkasan sampun asuta sira mpu ghnijaya, kang sinangguh sanak pitu, duk akaryyeng yawadwipa, 3. pretekaning aran, tan waneh, abiseka mpu ktek, mpu kananda, mpu wira adnyana, mpu witadharmma, mpu raharunting, mpu preteka, mpu dangka, ya ta kang sinangguh sanak pitu. Nihan mwah<noinclude></noinclude> 2jp88w9bdjpdvluvmzpylsenpldhn35 Kaca:Babad Kayu Selem.pdf/51 250 32392 116863 113568 2022-07-26T11:43:06Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>44 asal-usulnya Mpu Mahameru kepada murid-muridnya. Sebaliknya Mpu Dryakah, tidak lupa menyampaikan pemujaan, menuruti perintah sang Maha bijaksana. Sangal senang hatinya menerima anugrah, lebih daripada diberi makan , kalau b. 1. diumpamakan meresapi lubuk hatinya yang terdalam. Banyaklah perihalnya jika diceritakan tentang pelaksaan ''asurud hayu'', sebab dituntun oleh sang Maha Mulia. Sesudah selesai Mpu Mahameru memberikan pelunjuk kepada orang Bali 2. yang tennasuk golongan penduduk Bali Krama. Katanya, "Wahai kamu manusia, asal mulamu dari kelapa kuning, bukan berasal dari manusia sejati. Sekarang aku memberitahukan kepadamu semua. Kemudian kalau kamu telah meninggal, 3. diupacarai pensucian oleh keturunanmu, kamu boleh melak­ sanakan upacara mabya gseng . Kemudian setelah diupacarai , boleh dikubur. Itulah disebut golongan Krama Tambus. Tetapi boleh Bujanggaku, yailu Ki Mpu Bandesa Dryakah 4. melaksanakan upacara pangentas bagimu semua. Selanjutnya sete­ lah selesai diupacarai pembersihan, kamu melakukan upacara matres atau matuwun . ltu yang boleh kamu lakukan. Jangan me- lebihi dan kalau melewati kena sumpahnya Bhawa Hyang Kasuhun Kidul, 28a. 1. tersesat jalannya roh, tidak menemukan jalan sedikit pun. Juga engkau Ki Barakan, ingatlah dulu asal usulmu, berasal dari tanah dikepal-kepal. Beri tahukan juga keturunanmu, nanti waktu 2. meninggal, tidak boleh melakukan upacara ''mageseng''. yang boleh ditanam, Setelah mayat ditanam, esok harin ya boleh melakukan apa yang dinamakan ''ngirim'' itu dirancang di atas lubang kuburan, menyerupai orang-orangan. itu disebut 3. upacara ''abya tanem''. Kemudian kalau akan mengupacarai lagi, boleh disebul upacara matres atau matuwun Begitulah tata cara bagi orang-orang Bali aga. Ini Bujanggamu, Mpu Dryakah boleh melaksanakan upacara pangentas. Demikian ingatah, jangan 4. lalai dan sembarangan sangat berbahaya. Sebab sangat keramat Sang Hyang Kasuhuun Kidul. Menyebabkan tersesatnya Sang Hyang Pitra. Lagi pula, kalau kamu bercakap-cakap dengan Bujangga, yaitu dengan Mpu Bandesa Dryakah<noinclude></noinclude> h1mgaf5zpyiwgvllpemnrtyncj92784 Kaca:Babad Kayu Selem.pdf/53 250 32395 116864 113631 2022-07-26T11:44:47Z Kadek Ayu Sulastri 152 proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="4" user="Listya Purnami" /></noinclude>{{center|46}} b.1. hendaknya memanggil jro Gede. Demikian ingatlah, jangan di­ lupakan, terus-menerus, turun-temurun jangan lupa. Sebarkan juga kepada keturunanmu masing-masing." Begilu petunjuk-petunjuk Mpu Mahameru 2. kepada orang-orang Bali semuanya. Setuju orang-orang Baliaga seperti apa dikatakan oleh yang maha bijaksana itu. Lagi Dang Guru memberitahukan kepada murid-muridnya, katanya, "Anakku Mpu Dryakah sekarang boleh engkau menjadi Begawan. 3. Kemarilah. itu upacarai penapak." Mendekatlah Mpu Dryakah. Setelah diupacarai, dijilatlah telapak kaki sang Adi Guru. Ada lagi anugerah keramat melalui telinga dan mata, 4. tidak boleh disebutkan sebab sangat keramatnya, mantra Sang Hyang Ongkara itu. Kata sang Abra Sinuhun, " Anakku Mpu Dryakah, sudah mengerti olehmu?" "Ya, hamba dapat memahami, murid Paduka Sang Kasuhun." "Anakku 29a. 1. Mpu Dryakah. sekarang aku ganti namamu. Kamu bernama Mpu Kamareka sebab sang Hyang Dewa Asmara yang menjadi Baga­wanmu. Demikian. ingatlah. Sekarang bapakmu meninggalkan engkau anakku, 2. akan datang menghadap Paduka Bhatara di Tolangkir, terutama di Gunung Lempuyang. Mendekat dan menyembah Mpu Kamareka, menghormati Dang Guru." Memang demikianlah tata cara yang benar. Demikianlah 3. ceritanya dahulu, asal-usul adanya bujangga di Bali. Setelah Mpu Mahameru pergi dari Tampurhyang, terasa teranglah di Gunung Tulukbyu; jalannya tidak ada yang menghalangi, tiba-tiba telah 4. sampai di Besakih. Setibanya lalu melakukan pemujaan; keras ter­dengar suaranya, seperti lebah mengisap kembang; tidak lupa pula menghormat, gelaplah di udara, bertaburan harumnya b. 1. bau bunga, disertai pujaan oleh Bhatara. Keluarlah Bhatara Putra­ jaya dihadap oleh Mpu Semeru. Tiada terkira senang hatinya sebab luar biasa kesuciannya. Kemudian pergi sang maha suci itu 2.dari Besakih, datang ke Lempuyang, datang menghadap Paduka Bhatara Kawitan. Tidak dapat digambarkan sebab hanya bersifat pikiran. Setibanya, juga melakukan weda pujaan, menghormat. 3. Ramailah suara genta di hadapan api pedupan. Mengepullah asap api itu ke udara disertai kembang harum dan pujaan. Makin lama makin gelap rasanya. Lalu keluarlah Bhatara Hyang Gnujaya<noinclude></noinclude> jcirybeudv4iqghck1yd3dvipzfnrws Kaca:Babad Kayu Selem.pdf/75 250 32399 116866 113559 2022-07-26T11:48:37Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{rh||68}} Demikianlah halnya. Kembali lagi mengenai sang Mayadenawa, 4. diperintahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, kembali menjelma di bumi. Karena telah bersih suci dari segala kotoran pikiran, melalui tata semadi. Karena itu diperkenankan menjelma kembali, dihor­ mati dan dipuja scbagai ''maharddhenareswari'' b. 1. karena itu lalu dipuja dalam lam bang bcrbentuk kelana berputar setelah diupakara penyucian oleh beliau yang bertapa semadi di Tolankir, yaitu beliau yang bemama Sang Kulputih, bertempat tinggal di sorga, genaplah sudah yoga semadinya, 2. silih berganti, ''diabisekanama'' mereka Dalem Sri Haji Masula Masuli. Kemudian dikawinkannya mereka dengan adiknya sebab kelahirannya buncing. Dahulu ada dcsa dibangun oleh Hyang Indra, bemama Manukaya, Skahan, Pludu. Di sanalah 3. Bhatara Masula-Masuli membangun asrama; jalannya untuk menuju persembhayangan di gunung. Tiada tcrkira tenangnya di bumi sebab sang raja melaksanakan sifat kcbijaksanaan di bumi; sujud dan hormat kepada dewa-dewa 4. Lagi pula melakanakan apa yang disebut dengan ''asta dasa wyahara''. Itu sebabnya tidak ada yang dapat menyamai Dalem. Semua memuji keluhuran Sri Haji, seluruh jagat dari gunung sampai ke laut. Demikianlah 45a. 1. kebijakan beliau dahulu, sejak pemerintahan Sri Haji Masula Masuli. Dengarkanlah lagi. Dahulu waktu mulainya pemerintahan Sri Haji Masula Masuli, berkata sang Hyang Indra kepada semua orang-orang di pulau ini. Diantaranya begini," Nanti 2. kalau ada perang bersuami istri dengan saudara kandungnya, se­perti halnya Sri Haji Masula-Masuli, itu tidak boleh, karena akan mengotorkan kehidupan di bumi. Karena itu jauhkanlah mereka itu, letakkan di pinggir samudra. Bukan perilaku manusia, tetapi 3. perilaku binatang namanya, melawan kehidupan di duma kata­nya. Tidak luput dari kekeringan bumi ini. Lagi kalau ada orang lahir berdua dari kandungan ibunya, laki perempuan satu ari­-arinya, iLU disebut dengan ''buncing''. Kembali akan mengotorkan 4. keadaan desa. Harus dijauhkan ditempaLkan di pinggiran desa atau dipinggir kuburan, selama satu bulan lujuh hari lamanya. Haruslah orang-orang desa melakukan upacara keagamaan, disebut ''pango­sadi'', ''amalik sumpah'' atau<noinclude></noinclude> 5csk1z6cg7ay28tz8oqfg80bkfbee91 Kaca:Babad Kayu Selem.pdf/59 250 32400 116865 113628 2022-07-26T11:46:07Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Telah diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="3" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|52}} b. 1. putri, apa maksud adinda mencari ''tirtha'' pawotra?" ya, Sang Mpu Maha suci, dahulu waktu aku di sorgaloka, ada hukuman yang mengejutkan bagi golongan ''gandharwawati''. Aku dikenakan 2. semuanya tetapi mustahil dapat dilaksanakan. Karena harus dapat, itulah sebabnya kami semua pergi dan sorga, pergi menghindari untuk mendapatkan tirtha ''camana'', berjumpalah dengan sang pendeta di sini. " Berkata kembali Sang Mpu Ka­ 3. mareka," Baiklah kalau begitu. Kalau seandainya boleh, mari bersama-sama di sini, bersama-sama bersemadi. " Menjawab sang Apsari," Paduka Mpu, teringat hamba kepada Bhatara dahulu; disuruh hamba ke bumi ini. Itu 4. pertanda jodohmu. Baiklah kalau berkenan, teruskan cinta Paduka Mpu kepadamu dengan terusterang." Terdiamlah Mpu Kamareka, tidak mengerti kata-kata itu, tidak terkira sesak hatinya 33a. 1. seperti teriris, masuk menyusap perasaannya, kcmudian berkata ia dengan gemetar, "Wahai buah hatiku, engkau tuan putri, tiada lain 2. kakakmulah menjadi jodohmu. Ingat aku dengan kata-kata Bhatara dahulu tentang bidadari tuan putri. Terkenanglah kakakmu, seperti menunggu bulan." Menunduk bidadari itu sambil dipangku dielus-elus sebab seperti tertimpa madu perasaannya. "Buah hatiku, tuan putri . Dan 3. relakanlah cintamu menjadi istriku, turut bersama-sama bersemadi di tengah hutan. Setujukah adinda begitu? Aku tidak akan me­lupakan , walaupun sampai tujuh kali menjelma, tidak berpisah 4. kakakmu dengan mereka yang menaruh cinta kasih. "Tidak dilepas-lepas dengan dielus-elus, berkata sang putri yang manis itu sambil berlinang air matanya, "Baiklah pendeta yang mulia, ja­ nganlah ragu-ragu; yang mahabijaksana kemudian akan mem­berikan b. 1. kesentosaan bersama adinda paduka tuanku. Tetapi ada permohon­an hamba, kalau telah berumah tangga dengan hamba, Paduka Mpu tidak boleh membantah adinda, sebab mcmang demikian tingkah lalu di sorgaloka. 2. Berkata Mpu Kamareka, " Adinda, baiklah kalau begitu. Aku menyetujui kata-katamu; jangan ragu dan bimbang. Lalu dipeluk bidadari itu. Banyak kalau dijelaskan tingkah laku bersuami itu<noinclude></noinclude> 0toeis72v5p4wens48qgulr1vjatxjf Kaca:Babad Kayu Selem.pdf/28 250 32404 116862 113654 2022-07-26T11:39:00Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Belum diuji baca */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="1" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>{{center|21}} tampalon, kang stri aran ni loka, kang stri aran ni saloka, ya ta kabeh kaprenab arnisan, nga silih a­- 2. lap, silih sembah //0// Mwah i nyuh gadhing malih angalap misane, kang angaran i loka. Kunang i saloka alap de ki gadhingan, asuta,5, stri,2, jalu,3, Mwah 3. i nyuh gadhing, auta,4 jalu sui, jalu,2, stri,2, Kunang sira ki bakin tgal, nga, anandur saka lwiraning phala bungkah phala mula, wkasan pada wredhi sentana pwa si­- 4. ra, tan idhalidhal, pacta silih alap, arnisan amindon, duking mangka sowang sowang, kunang socaning manusa, sarna padha ireng, tan hana ptaknya, wnang ingucapucap lawan dewa, 13a. 1. iku mimitaning wwang wruha agawe janggala pan gagan , amba­bakin tgal, nga, anandur saka lwiraning phala bungkah phala mula, mwang gaga, sarwwa wija, tan katakna karestyaning tatanduran­nya 2. kabeh, nguniweh kakubunanya, tan kurangin pangan kenum, ndya dumeh, apan dewa daheting asih, angajaraken tang manusa loka, mangkana lcapredatanya //0// Apica, ngu­- 3. ni kalanira bhatara pasuwun, lungha asasanjan, maring janggala pangagan, mwang kakubonan, lumihat karemyaning wanacala, apan wus dadi punang tatanduran, sarwwa marletik ,are­- 4. nes tang kakubonan, dadi katinghalan bhatara, denikang wwang, abhyagata umatur punang wwong, apa lwimya nihan, singgih i pandewa, lunga ingendi mangke, sumawur bhatara, manira mider b. 1. asasanjan, aptya tuminghal, i tang tatanduran, atur punang wwang, singgih yan mangkana, kawula uka angaluraken, sadagi ng pabyan tang hulun, sarahasyaning hyun paduka, i pandewa, hu­- 2. mneng ta bhatara, kahadhang karungu dening ki balwan, tan pira runtik citane ki balwan, ndya matangnya krodha, apan ki manusa umaturing bhatara sarwwi abacin, nher pun balwan tumandang anu­- 3. dingin, brukuti angucap, ih siga manusa, antyan tan precuranmu andadi manusa, lewih cumantakanmu dahating awgig, sasar ka­-<noinclude></noinclude> 4ku84c0yxpmp87zdv1mmhq19jyxbkt7 Kaca:GEGURITAN MEGANTAKA.pdf/1 250 32598 116873 114302 2022-07-26T11:58:22Z Kadek Ayu Sulastri 152 /* Tanpa teks */ proofread-page text/x-wiki <noinclude><pagequality level="0" user="Kadek Ayu Sulastri" /></noinclude>Milik Departemen P dan K<br> Tidak diperdagangkan<br> Untuk umum Geguritan<br> Megantaka<noinclude></noinclude> t5e5cght3z4uzed8g2bjp9y75b5f1du