Wikisource
idwikisource
https://id.wikisource.org/wiki/Halaman_Utama
MediaWiki 1.39.0-wmf.23
first-letter
Media
Istimewa
Pembicaraan
Pengguna
Pembicaraan Pengguna
Wikisource
Pembicaraan Wikisource
Berkas
Pembicaraan Berkas
MediaWiki
Pembicaraan MediaWiki
Templat
Pembicaraan Templat
Bantuan
Pembicaraan Bantuan
Kategori
Pembicaraan Kategori
Pengarang
Pembicaraan Pengarang
Indeks
Pembicaraan Indeks
Halaman
Pembicaraan Halaman
Portal
Pembicaraan Portal
TimedText
TimedText talk
Modul
Pembicaraan Modul
Gadget
Gadget talk
Gadget definition
Gadget definition talk
Halaman:UU 21 2013.pdf/1
104
33683
99927
99878
2022-08-07T05:46:52Z
NaufalF
14324
/* Tervalidasi */
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="4" user="NaufalF" /></noinclude>{{UU/Head|21|2013|KEANTARIKSAAN}}
{{PUU-konsideran|ket=Menimbang|n=a
|bahwa Antariksa merupakan ruang beserta isinya yang terdapat di luar Ruang Udara yang mengelilingi dan melingkupi Ruang Udara serta merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sebagaimana diamanatkan dalam [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945]];
|bahwa posisi geografis wilayah Indonesia yang terbentang di garis khatulistiwa dan terletak di antara dua benua dan dua samudra menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki ketergantungan dalam pemanfaatan teknologi Keantariksaan dan sekaligus keunggulan komparatif yang berbasis ilmu dan teknologi bagi kemajuan peradaban serta kesejahteraan manusia Indonesia pada khususnya dan umat manusia pada umumnya;
|bahwa peraturan perundang-undangan Keantariksaan saat ini belum mengatur secara terpadu dan komprehensif serta belum menjadi landasan hukum bagi Penyelenggaraan
Keantariksaan;
|bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Keantariksaan;}}
{{PUU-konsideran|ket=Mengingat|Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 31 ayat (5) [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945]];}}<noinclude></noinclude>
nbtj0h9hoirsz6au2n82lkal669bl9l
Halaman:Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.pdf/24
104
33699
99935
99907
2022-08-07T06:35:52Z
NaufalF
14324
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-24-}}</noinclude>
== <center>III. PEMAKAIAN TANDA BACA</center> ==
=== A. Tanda Titik (.) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
Misalnya:
:Mereka duduk di sana.
:Dia akan datang pada pertemuan itu.
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
{|
|-{{ts|vtp}}
|width="15px"|a.
|1. Kondisi Kebahasaan di Indonesia
:A. Bahasa Indonesia
::1. Kedudukan
::2. Fungsi
:B. Bahasa Daerah
::1. Kedudukan
::2. Fungsi
:C. Bahasa Asing
::1. Kedudukan
::2. Fungsi
|-{{ts|vtp}}
|b.
|1. Patokan Umum<br>1.1 Isi Karangan<br>1.2 Ilustrasi<br>1.2.1 Gambar Tangan<br>1.2.2 Tabel<br>1.2.3 Grafik<br>2. Patokan Khusus
::...
::...
|}
Catatan:
{|
|-{{ts|vtp}}
|width="15px"|(1)
|Tanda titik ''tidak'' dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam suatu perincian.
Misalnya:
:Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
::''1)'' bahasa nasional yang berfungsi, antara lain,
:::''a)'' lambang kebanggaan nasional,
:::''b)'' identitas nasional, dan
:::''c)'' alat pemersatu bangsa;
::''2)'' bahasa negara ... .
|-{{ts|vtp}}
|(2)
|Tanda titik ''tidak'' dipakai pada akhir penomoran digital yang lebih dari satu angka (seperti pada Misalnya 2b).
|-{{ts|vtp}}
|(3)
|Tanda titik ''tidak'' dipakai di belakang angka atau angka terakhir dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.
Misalnya:
:Tabel ''1'' Kondisi Kebahasaan di Indonesia
:Tabel ''1.1'' Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia
:Bagan ''2'' Struktur Organisasi
:Bagan ''2.1'' Bagian Umum
:Grafik ''4'' Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Bahasa Indonesia
:Grafik ''4.1'' Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia
:Gambar ''1'' Gedung Cakrawala
:Gambar ''1.1'' Ruang Rapat
|}<noinclude></noinclude>
pz5eo349rabpjd41vh8oumgjmniw3tl
Halaman:Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.pdf/25
104
33700
99936
99913
2022-08-07T06:35:56Z
NaufalF
14324
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-25-}}
:{|</noinclude>
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|3.
|Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
{|
|-{{ts|vtp}}
|pukul 01.35.20
|(pukul 1 lewat 35 menit 20 detik<br>atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
|-
|01.35.20 jam
|(1 jam, 35 menit, 20 detik)
|-
|00.20.30 jam
|(20 menit, 30 detik)
|-
|00.00.30 jam
|(30 detik)
|}
|-{{ts|vtp}}
|4.
|Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
Misalnya:
{{hii|1.6|3.2}}
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. ''Peta Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia''. Jakarta.
Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.
{{div end}}
|-{{ts|vtp}}
|5.
|Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah.
Misalnya:
:Indonesia memiliki lebih dari ''13.000'' pulau.
:Penduduk kota itu lebih dari ''7.000.000'' orang.
:Anggaran lembaga itu mencapai ''Rp225.000.000.000,00''.
Catatan:
{|
|-{{ts|vtp}}
|width="15px"|(1)
|Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya:
:Dia lahir pada tahun ''1956'' di Bandung.
:Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa halaman ''1305''.
:Nomor rekening panitia seminar adalah ''0015645678''.
|-{{ts|vtp}}
|(2)
|Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, ilustrasi, atau tabel.
Misalnya:
:Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
:Bentuk dan Kedaulatan ([[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945#Pasal 1|Bab I UUD 1945]])
:Gambar 3 Alat Ucap Manusia
:Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendidikan
|-{{ts|vtp}}
|(3)
|Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan pengirim surat serta (b) tanggal surat.
Misalnya:
:Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki<br>Jalan Cikini Raya No. 73<br>Menteng<br>Jakarta 10330
:Yth. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa<br>Jalan Daksinapati Barat IV<br>Rawamangun<br>Jakarta Timur
:Indrawati, M.Hum.<br>Jalan Cempaka II No. 9<br>Jakarta Timur
:21 April 2013
:Jakarta, 15 Mei 2013 (tanpa kop surat)
|}
|}<noinclude></noinclude>
efa3hqxdmepip1qhbfozl0kw7noz04x
99937
99936
2022-08-07T06:37:19Z
NaufalF
14324
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-25-}}
:{|</noinclude>
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|3.
|Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
{|
|-{{ts|vtp}}
|pukul 01.35.20
|(pukul 1 lewat 35 menit 20 detik<br>atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
|-
|01.35.20 jam
|(1 jam, 35 menit, 20 detik)
|-
|00.20.30 jam
|(20 menit, 30 detik)
|-
|00.00.30 jam
|(30 detik)
|}
|-{{ts|vtp}}
|4.
|Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
Misalnya:
{{hii|1.6|3.2}}
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. ''Peta Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia''. Jakarta.
Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.
{{div end}}
|-{{ts|vtp}}
|5.
|Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah.
Misalnya:
:Indonesia memiliki lebih dari ''13.000'' pulau.
:Penduduk kota itu lebih dari ''7.000.000'' orang.
:Anggaran lembaga itu mencapai ''Rp225.000.000.000,00''.
Catatan:
{|
|-{{ts|vtp}}
|width="15px"|(1)
|Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya:
:Dia lahir pada tahun ''1956'' di Bandung.
:Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa halaman ''1305''.
:Nomor rekening panitia seminar adalah ''0015645678''.
|-{{ts|vtp}}
|(2)
|Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, ilustrasi, atau tabel.
Misalnya:
:Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
:Bentuk dan Kedaulatan ([[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945#Pasal 1|Bab I UUD 1945]])
:Gambar 3 Alat Ucap Manusia
:Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendidikan
|-{{ts|vtp}}
|(3)
|Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan pengirim surat serta (b) tanggal surat.
Misalnya:
:Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki<br>Jalan Cikini Raya No. 73<br>Menteng<br>Jakarta 10330
:Yth. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa<br>Jalan Daksinapati Barat IV<br>Rawamangun<br>Jakarta Timur
:Indrawati, M.Hum.<br>Jalan Cempaka II No. 9<br>Jakarta Timur
:21 April 2013
:Jakarta, 15 Mei 2013 (tanpa kop surat)
|}
|}</dd><noinclude></noinclude>
7j4rbico7l5ikjo47caz79bi8ic1d65
Halaman:Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.pdf/26
104
33702
99932
99915
2022-08-07T06:04:15Z
NaufalF
14324
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-26-}}</noinclude>
=== B. Tanda Koma (,) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Misalnya:
:Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.
:Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
:Satu, dua, ... tiga!
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti ''tetapi'', ''melainkan'', dan ''sedangkan'', dalam kalimat majemuk (setara).
Misalnya:
:Saya ingin membeli kamera'', tetapi'' uang saya belum cukup.
:Ini bukan milik saya'', melainkan'' milik ayah saya.
:Dia membaca cerita pendek'', sedangkan'' adiknya melukis panorama.
|-{{ts|vtp}}
|3.
|Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
:Kalau diundang, saya akan datang.
:Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
:Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.
Catatan:
:Tanda koma ''tidak'' dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
:Misalnya:
::Saya akan datang kalau diundang.
::Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.
::Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.
|-{{ts|vtp}}
|4.
|Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti ''oleh karena itu'', ''jadi'', ''dengan demikian'', ''sehubungan dengan itu'', dan ''meskipun demikian''.
Misalnya:
:Mahasiswa itu rajin dan pandai. ''Oleh karena itu,'' dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.
:Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. ''Jadi,'' wajar kalau dia menjadi bintang pelajar
:Orang tuanya kurang mampu. ''Meskipun demikian,'' anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.
|-{{ts|vtp}}
|5.
|Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti ''o'', ''ya'', ''wah'', ''aduh'', atau ''hai'', dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti ''Bu'', ''Dik'', atau ''Nak''.
Misalnya:
:''O,'' begitu?
:''Wah,'' bukan main!
:Hati-hati'', ya,'' jalannya licin!
:''Nak,'' kapan selesai kuliahmu?
:Siapa namamu'', Dik''?
:Dia baik sekali'', Bu''.
|-{{ts|vtp}}
|6.
|Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
:Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”
:“Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya, “karena manusia adalah makhluk sosial.”
Catatan:
:Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.<noinclude></noinclude>
5ts6vcobyulzjhtb6cdenguyrmko38a
Halaman:Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.pdf/27
104
33703
99931
99918
2022-08-07T06:04:09Z
NaufalF
14324
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-27-}}
:{|</noinclude>|-
|width="25px"|
|
:Misalnya:
::“Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Lurah.
::“Masuk ke dalam kelas sekarang!” perintahnya.
::“Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.
|-{{ts|vtp}}
|7.
|Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
:Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130
:Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta
:Surabaya, 10 Mei 1960
:Tokyo, Jepang
|-{{ts|vtp}}
|8.
|Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Misalnya:
{{hii|1.6|3.2}}
Gunawan, Ilham. 1984. ''Kamus Politik Internasional''. Jakarta: Restu Agung.
Halim, Amran (Ed.) 1976. ''Politik Bahasa Nasional''. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
Tulalessy, D. dkk. 2005. ''Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia Timur''. Ambon: Mutiara Beta.
{{div end}}
|-{{ts|vtp}}
|9.
|Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
Misalnya:
:Sutan Takdir Alisjahbana, ''Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia'', Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.
:Hadikusuma Hilman, ''Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia'' (Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12.
:W.J.S. Poerwadarminta, ''Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang'' (Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
|-{{ts|vtp}}
|10.
|Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
:B. Ratulangi, S.E.
:Ny. Khadijah, M.A.
:Bambang Irawan, M.Hum.
:Siti Aminah, S.H., M.H.
Catatan:
:Bandingkan ''Siti Khadijah, M.A.'' dengan ''Siti Khadijah M.A.'' (''Siti Khadijah Mas Agung'').
|-{{ts|vtp}}
|11.
|Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
:12,5 m
:27,3 kg
:Rp500,50
:Rp750,00
|-{{ts|vtp}}
|12.
|Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.
Misalnya:
:Di daerah kami'', Misalnya,'' masih banyak bahan tambang yang belum diolah.
:Semua siswa'', baik laki-laki maupun perempuan,'' harus mengikuti latihan paduan suara.
:Soekarno'', Presiden I RI,'' merupakan salah seorang pendiri Gerakan Nonblok.
:Pejabat yang bertanggung jawab'', sebagaimana dimaksud pada ayat (3),'' wajib menindaklanjuti laporan dalam waktu paling lama tujuh hari.<noinclude></noinclude>
qhpcpp6ro9fxpq1tcrcc71x2lveb449
99934
99931
2022-08-07T06:05:19Z
NaufalF
14324
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-27-}}
:{|</noinclude>
|-
|width="25px"|
|
:Misalnya:
::“Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Lurah.
::“Masuk ke dalam kelas sekarang!” perintahnya.
::“Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.
|-{{ts|vtp}}
|7.
|Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
:Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130
:Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta
:Surabaya, 10 Mei 1960
:Tokyo, Jepang
|-{{ts|vtp}}
|8.
|Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Misalnya:
{{hii|1.6|3.2}}
Gunawan, Ilham. 1984. ''Kamus Politik Internasional''. Jakarta: Restu Agung.
Halim, Amran (Ed.) 1976. ''Politik Bahasa Nasional''. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
Tulalessy, D. dkk. 2005. ''Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia Timur''. Ambon: Mutiara Beta.
{{div end}}
|-{{ts|vtp}}
|9.
|Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
Misalnya:
:Sutan Takdir Alisjahbana, ''Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia'', Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.
:Hadikusuma Hilman, ''Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia'' (Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12.
:W.J.S. Poerwadarminta, ''Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang'' (Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
|-{{ts|vtp}}
|10.
|Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
:B. Ratulangi, S.E.
:Ny. Khadijah, M.A.
:Bambang Irawan, M.Hum.
:Siti Aminah, S.H., M.H.
Catatan:
:Bandingkan ''Siti Khadijah, M.A.'' dengan ''Siti Khadijah M.A.'' (''Siti Khadijah Mas Agung'').
|-{{ts|vtp}}
|11.
|Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
:12,5 m
:27,3 kg
:Rp500,50
:Rp750,00
|-{{ts|vtp}}
|12.
|Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.
Misalnya:
:Di daerah kami'', Misalnya,'' masih banyak bahan tambang yang belum diolah.
:Semua siswa'', baik laki-laki maupun perempuan,'' harus mengikuti latihan paduan suara.
:Soekarno'', Presiden I RI,'' merupakan salah seorang pendiri Gerakan Nonblok.
:Pejabat yang bertanggung jawab'', sebagaimana dimaksud pada ayat (3),'' wajib menindaklanjuti laporan dalam waktu paling lama tujuh hari.<noinclude></noinclude>
2iy28w9mukro3krqhb792gnwvz6g6pj
Halaman:Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.pdf/28
104
33704
99929
99919
2022-08-07T06:00:56Z
NaufalF
14324
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-28-}}</noinclude>:{|
|width="25px"|
|Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma!
:Siswa ''yang lulus dengan nilai tinggi'' akan diterima di perguruan tinggi itu tanpa melalui tes.
|-{{ts|vtp}}
|13.
|Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/salah pengertian.
Misalnya:
:Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
:Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
:Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
:Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
|}
=== C. Tanda Titik Koma (;) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
:Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
:Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik membaca cerita pendek.
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Misalnya:
:Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah
:(1) berkewarganegaraan Indonesia;
:(2) berijazah sarjana S-1;
:(3) berbadan sehat; dan
:(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
|-{{ts|vtp}}
|3.
|Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Misalnya:
:Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.
:Agenda rapat ini meliputi
:a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
:b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; dan
:c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.
|}
=== D. Tanda Titik Dua (:) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
Misalnya:
:Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
:Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda titik dua ''tidak'' dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
:Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
:Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
:a. persiapan,
:b. pengumpulan data,
:c. pengolahan data, dan
:d. pelaporan.<noinclude></noinclude>
it78n6qt6w3aq98x451gtirgitwg2t4
99930
99929
2022-08-07T06:03:59Z
NaufalF
14324
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-28-}}
:{|</noinclude>|-
|width="25px"|
|Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma!
:Siswa ''yang lulus dengan nilai tinggi'' akan diterima di perguruan tinggi itu tanpa melalui tes.
|-{{ts|vtp}}
|13.
|Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/salah pengertian.
Misalnya:
:Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
:Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
:Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
:Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
|}
=== C. Tanda Titik Koma (;) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
:Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
:Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik membaca cerita pendek.
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Misalnya:
:Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah
:(1) berkewarganegaraan Indonesia;
:(2) berijazah sarjana S-1;
:(3) berbadan sehat; dan
:(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
|-{{ts|vtp}}
|3.
|Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Misalnya:
:Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.
:Agenda rapat ini meliputi
:a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
:b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; dan
:c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.
|}
=== D. Tanda Titik Dua (:) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
Misalnya:
:Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
:Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda titik dua ''tidak'' dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
:Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
:Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
:a. persiapan,
:b. pengumpulan data,
:c. pengolahan data, dan
:d. pelaporan.<noinclude></noinclude>
2ffk087cwuy61wr6z0r9ndi516o4583
99933
99930
2022-08-07T06:04:56Z
NaufalF
14324
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-28-}}
:{|</noinclude>
|-
|width="25px"|
|Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma!
:Siswa ''yang lulus dengan nilai tinggi'' akan diterima di perguruan tinggi itu tanpa melalui tes.
|-{{ts|vtp}}
|13.
|Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/salah pengertian.
Misalnya:
:Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
:Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
:Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
:Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
|}
=== C. Tanda Titik Koma (;) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
:Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
:Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik membaca cerita pendek.
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Misalnya:
:Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah
:(1) berkewarganegaraan Indonesia;
:(2) berijazah sarjana S-1;
:(3) berbadan sehat; dan
:(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
|-{{ts|vtp}}
|3.
|Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Misalnya:
:Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.
:Agenda rapat ini meliputi
:a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
:b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; dan
:c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.
|}
=== D. Tanda Titik Dua (:) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
Misalnya:
:Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
:Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda titik dua ''tidak'' dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
:Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
:Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
:a. persiapan,
:b. pengumpulan data,
:c. pengolahan data, dan
:d. pelaporan.<noinclude></noinclude>
al35f5jdkj6fek39dljiatpe2z8ujg6
Pembicaraan Pengguna:MdsShakil/header
3
33705
99920
2022-08-06T16:41:45Z
Pathoschild
335
create header for talk page ([[m:Synchbot|requested by MdsShakil]])
wikitext
text/x-wiki
<div style="display: flex; flex-wrap: wrap; justify-content: center; align-items: center; margin: 16px 0; border: 1px solid #aaaaaa;">
<div style="padding: 12px;">[[File:Circle-icons-megaphone.svg|75px|link=[[m:User_talk:MdsShakil]]]]</div>
<div style="flex: 1; padding: 12px; background-color: #dddddd; color: #555555;">
<div style="font-weight: bold; font-size: 150%; color: red; font-family: 'Comic Sans MS'">Welcome to my talk page!</div>
<div style="max-width: 700px">Hey! I am Shakil Hosen. I patrol many projects, and where I don't know the language I only act in cases of serious vandalism. If you think I have done anything wrong, feel free to [[m:User talk:MdsShakil|message me]] on Meta wiki. If you don't like that you can leave me messages here too, but since I do not watch all of my talk pages, your message might not get a timely response. Thanks! [[File:Face-smile.svg|18px|link=[[m:User:MdsShakil]]]]</div>
</div>
</div>
6ns6eellkw7iqc4yteyjnszfjmo2yio
Pembicaraan Pengguna:MdsShakil
3
33706
99921
2022-08-06T18:11:14Z
Pathoschild
335
add talk page header ([[m:Synchbot|requested by MdsShakil]])
wikitext
text/x-wiki
{{User talk:MdsShakil/header}}
tbo8m2n1p4y1shpmyu07h1k0g9pq65d
Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/59
104
33707
99922
2022-08-07T02:43:11Z
Dvnfit
20067
/* Telah diuji baca */
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="Dvnfit" />{{rh||59}}</noinclude>hati" jang dahoeloe itoe soedah hilang. Ditengah-tengah kekajaan jang seni'mat itoe ia selaloe merasa hatinja kosong, karena batoe geliga jang dalam hatinja telah hilang ja'ni tabi'at dan sifat jang moelia itoe.
Bila kita lihat moeka njoja besar itoe djaoehlah bedanja sekarang dengan dahoeloe. Bener pakaiannja sekarang bagoeh dan mahal, tetapi air moekanja ta manis lagi dipandang mata. Njoja,,besar" itoe boekan orang jang bagoes roman. Tetapi meskipoen demikian adalah dia dahoeloe manis dipandang mata. Boekan manis sebab moeka. Tingkah lakoe, perkataan jang rendah, soeara jang lemah lemboet, itoelah jang lebih menarik hati orang dari pada moeka jang bagoes. Meskipoen moeka orang koerang dari pada sederhana, kalau ia selaloe ramah dan belakoe manis, soedah tentoe moeka perempoean itoe dipandang orang manis. Karena riman jang koerang tjantik itoe tertoetoep oleh boedi jang manis. Boedi jang manis itoe djaoeh berlipat ganda soetjinja dari pada roman jang bagoes itoe.
Roepa jang tjantik adalah 'ibarat kembang; kebagoesannja hilang bila ia lajoe. Boedi jang manis itoe 'ibarat boeah jang sedap dimakan dan dalamnja ada bidji jang hidoep; apabila ditanam mendjadi pohon jang baharoe.<noinclude></noinclude>
2a63fu0y9ahdkje4npcp7qdx7mhxwm0
Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/60
104
33708
99923
2022-08-07T02:52:14Z
Dvnfit
20067
/* Telah diuji baca */
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="Dvnfit" />{{rh||60}}</noinclude>Sekarang barang jang moelia itoe telah hilang dari kalboe njoja,,besa"itoe. Tingakt lakoe jang menoetoep roman jang koerang itoe poen ta ada lagi, soetoepoen ta ada lagi jang menarik hati kita melihat njoja itoe.
Moeka jang sempit itoe hampir seroepa moeoka beroek; diatas hidoengnja moeka itoe selaloe berkeroet oleh karena hatinja selaloe soesah. Meskipoen ia poetih langsat, boesoek djoega dipandang mata, karena koellitnja kasar. Hidoengnja pendek, besar, dan pengek. Bibinja tipis akan tetapi moeloetnja lebar, sehingga apabila ia tertawaa atau boeroek poela. Leher jang menjamboeng kepala dengan badan jang malas dan lemah itoe, besar serta pendek, dan apabila ia berdjalan, belakangnja itoe boengkoek sedikit, seperti siamang roepanja kelihatan dari belakang.
Tentang roman toean itoe tiada seberapa jang haroes ditjeriterakan. Tjoema mata jang doea itoe koerang betjahaja, tjekoeng sedikit dan ropenja selamanja seakan-akan mengantoek. Adalah roepanja ia koerang menahan nafsoenja. Pada pikiranjja selagi orang koeat dan bertenaga, haroeslah ia, mengenjam kesenangan jang diperoleh dalam kehidoepan ini dengan sekenjang-kenjangnja. Bahagia manoesia dihari jang kemoedian be-<noinclude></noinclude>
6e0qifdhf5r6mcg46ubqt9nag02cmzm
Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/61
104
33709
99924
2022-08-07T02:54:50Z
Dvnfit
20067
/* Telah diuji baca */
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="Dvnfit" />{{rh||61}}</noinclude>loem diketahoei orang jang sebenarnja. Oleh sebab itoe mana jang lajak diperoleh sekarang djanganlah dia ditolak atau didjaoehkan. Memoeaskan keberahian hati itoelah kesenangan jang paling tinggi. Demikianlah pikiran toen itoe.<noinclude></noinclude>
0bx4ztr2wqizdh3701wvs9zw555yhzo
Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/62
104
33710
99925
2022-08-07T03:02:59Z
Dvnfit
20067
/* Telah diuji baca */
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="Dvnfit" />{{rh||'''BAB JANG KADOEA.'''}}
{{rh||12 Juni 1921.}}</noinclude>,,Malam ini mesti saja pegi. Tinggal lama disini tiadalah dapat koetahan lagi. Kemanakah saja memebawa oentoengkoe?"
Demikianlah Ani berkata dalam hatinja, sambil ia bersimpan kain dan badjoenja selembar. Ia mengambil oeang gadjinja dari bawah tikar tempat tidoernja. DIhitoengnja mata oeang itoe satoe-satoe takoet ia kalau-kalau ada jang ketinggalan. Sebelas perak, gadji doea boelah. Seroepiah ditahan njoja jang kaja itoe, sebaba seboeah gelas petjah waktoe ia mentjoetji piring-piring. Sebenarnja boekan ia jang salah. Gelas itoe terbalik tersintoeh oleh ajam. Akan tetapi apa poen katanja tiadalah soeatoe pertolongannja, gadjinja mesti dipotong. Atierannja ia mesti membilang terima kasih lagi, karena harga gelas jang baroe ta koerang tiga soekoe.
Dengan hati-hati wang itoe diboengkoenja dengan setjarik kain laloe dimasoekkannja kedalam simpoelan saroengnja. Disitoelah tempat jang seaman-amannja bagai wang itoe, gadji jang diper-<noinclude></noinclude>
19j4sd0em5ksvynxuqtwwkovr1wuqer
Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/63
104
33711
99926
2022-08-07T03:16:51Z
Dvnfit
20067
/* Telah diuji baca */
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="Dvnfit" />{{rh||63}}</noinclude>olehnja dengan keringat serta maki dan nista.
Perlahan-lahan diboekanja pintoe belakang serta ia memasang telinganja benar-benar. Roemah itoe memang sepi, semoea orang tidoer lelap. Tetapi djalan besar itoe beloem soenji roepanja, masih ada kedengaran soeara orang. Meskipoen tiada hiroek sebagai siang, tetapi njaring djoega kedengaran, karena malam soedah djaoeh dan sepi.
Neng, neng..........berboenji djam doea belas kali. Ia terkedjoet sebentar, akan tetapi tiadak berdeabr. Ia poen doedoeklah dihadapan pintoe itoe menoenggoe-noenggoe sampai djalan besar itoe sepi, karena takoetlah ia kalau ada orang jang mengenal dia.
sedeng ia doedoek diloear itoe, teringatlah ia akan orang toeanja dan adiknja jang tiga bidji itoe,, Kalau mereka itoe melihat saja melarat demikian, berapakah sedihnja hati mereka itoe. Barang kali penjakit bapakkoe itoe bertambah keras, kalau diketahoeinja apa jang koederita ini. Akan tetapi tiada mengapa, siapa tahoe besok saja dapat kerdja lain jang lebih baik. Lagi ini masih permoelaan boealan waktoe jang baik mentjahari pekerdjaan digendong-gendong. Demikianlah ia berpikir-pikir. Ani merasa air matanja mengalir dipipinja jang dingin, itoe karena adalah sebenarnja hatinja sedih oleh sebab nasibnja itoe. Sam-<noinclude></noinclude>
mqnqyy9whxhhvujf0zsbvco2o2eoghm
Halaman:Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.pdf/29
104
33712
99928
2022-08-07T06:00:53Z
NaufalF
14324
/* Telah diuji baca */
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-29-}}
:{|</noinclude>
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|3.
|Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
:{|
|-{{ts|vtp}}
|a.
|
{|
|Ketua||:||Ahmad Wijaya
|-
|Sekretaris||:||Siti Aryani
|-
|Bendahara||:||Aulia Arimbi
|}
|-{{ts|vtp}}
|c.
|
{|
|Narasumber||:||Prof. Dr. Rahmat Effendi
|-
|Pemandu||:||Abdul Gani, M.Hum.
|-
|Pencatat||:||Sri Astuti Amelia, S.Pd.
|}
|}
|-{{ts|vtp}}
|4.
|Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
:{|
|Ibu||:||"Bawa koper ini, Nak!"
|-
|Amir||:||"Baik, Bu."
|-
|Ibu||:||"Jangan lupa, letakkan baik-baik!"
|}
|-{{ts|vtp}}
|5.
|Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
:Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
:Surah Albaqarah: 2—5
:Matius 2: 1—3
:Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
:Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa.
|}
=== E. Tanda Hubung (-) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.
Misalnya:
:Di samping cara lama, diterapkan juga ca-<br>ra baru ….
:Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum-<br>put laut.
:Kini ada cara yang baru untuk meng-<br>ukur panas.
:Parut jenis ini memudahkan kita me-<br>ngukur kelapa.
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
Misalnya:
:anak-anak
:berulang-ulang
:kemerah-merahan
:mengorek-ngorek
|-{{ts|vtp}}
|3.
|Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
Misalnya:
:11-11-2013
:p-a-n-i-t-i-a
|-{{ts|vtp}}
|4.
|Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.
Misalnya:
:ber-evolusi
:meng-ukur
:dua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000)
:<sup>23</sup>/<sub>25</sub> (dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima)
:mesin hitung-tangan<noinclude></noinclude>
48a4q8dln4m7t0a98ht843nywmbz2i9
Halaman:Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.pdf/30
104
33713
99938
2022-08-07T06:48:53Z
NaufalF
14324
/* Telah diuji baca */
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-30-}}
:{|</noinclude>
|-
|width="25px"|
|Bandingkan dengan
:be-revolusi
:me-ngukur
:dua-puluh lima-ribuan (20 x 5.000)
:20 <sup>3</sup>/<sub>25</sub> (dua-puluh tiga perdua-puluh-lima)
:mesin-hitung tangan
|-{{ts|vtp}}
|5.
|Tanda hubung dipakai untuk merangkai
{{ol|type=lower-alpha
|''se-'' dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-Jawa Barat);
|''ke-'' dengan angka (peringkat ke-2);
|angka dengan ''-an'' (tahun 1950-an);
|kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari''-H'', sinar''-X'', ber''-KTP'', di''-SK-''kan);
|kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan''-Nya'', atas rahmat''-Mu'');
|huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
|kata ganti ''-ku'', ''-mu'', dan ''-nya'' dengan singkatan yang berupa huruf kapital (KTP''-mu'', SIM''-nya'', STNK''-ku'').}}
Catatan:
:Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf.
Misalnya:
:BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia)
:LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia)
:P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)
|-{{ts|vtp}}
|6.
|Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
:di''-sowan-''i (bahasa Jawa, 'didatangi')
:ber''-pariban'' (bahasa Batak, 'bersaudara sepupu')
:di''-back up''
:me''-recall''
:pen''-tackle-''an
|-{{ts|vtp}}
|7.
|Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek bahasan.
Misalnya:
:Kata ''pasca-'' berasal dari bahasa Sanskerta.
:Akhiran ''-isasi'' pada kata betonisasi sebaiknya diubah menjadi pembetonan.
|}
=== F. Tanda Pisah (—) ===
{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
:Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu
sendiri.
:Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain.
Misalnya:
:Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi nama bandar udara internasional.
:Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
:Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—harus terus digelorakan.<noinclude></noinclude>
dwyphp204viu5mt93j22d1tl0a5vdmo
99942
99938
2022-08-07T07:00:55Z
NaufalF
14324
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-30-}}
:{|</noinclude>
|-
|width="25px"|
|Bandingkan dengan
:be-revolusi
:me-ngukur
:dua-puluh lima-ribuan (20 x 5.000)
:20 <sup>3</sup>/<sub>25</sub> (dua-puluh tiga perdua-puluh-lima)
:mesin-hitung tangan
|-{{ts|vtp}}
|5.
|Tanda hubung dipakai untuk merangkai
{{ol|type=lower-alpha
|''se-'' dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-Jawa Barat);
|''ke-'' dengan angka (peringkat ke-2);
|angka dengan ''-an'' (tahun 1950-an);
|kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari''-H'', sinar''-X'', ber''-KTP'', di''-SK-''kan);
|kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan''-Nya'', atas rahmat''-Mu'');
|huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
|kata ganti ''-ku'', ''-mu'', dan ''-nya'' dengan singkatan yang berupa huruf kapital (KTP''-mu'', SIM''-nya'', STNK''-ku'').}}
Catatan:
:Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf.
Misalnya:
:BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia)
:LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia)
:P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)
|-{{ts|vtp}}
|6.
|Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
:di''-sowan-''i (bahasa Jawa, 'didatangi')
:ber''-pariban'' (bahasa Batak, 'bersaudara sepupu')
:di''-back up''
:me''-recall''
:pen''-tackle-''an
|-{{ts|vtp}}
|7.
|Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek bahasan.
Misalnya:
:Kata ''pasca-'' berasal dari bahasa Sanskerta.
:Akhiran ''-isasi'' pada kata betonisasi sebaiknya diubah menjadi pembetonan.
|}
=== F. Tanda Pisah (—) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
:Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu
sendiri.
:Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain.
Misalnya:
:Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi nama bandar udara internasional.
:Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
:Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—harus terus digelorakan.<noinclude></noinclude>
9fgwgbs0k3ku8oaf65ypv0wj4lkj5uw
99943
99942
2022-08-07T07:01:46Z
NaufalF
14324
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-30-}}
:{|</noinclude>
|-
|width="25px"|
|Bandingkan dengan
:be-revolusi
:me-ngukur
:dua-puluh lima-ribuan (20 x 5.000)
:20 <sup>3</sup>/<sub>25</sub> (dua-puluh tiga perdua-puluh-lima)
:mesin-hitung tangan
|-{{ts|vtp}}
|5.
|Tanda hubung dipakai untuk merangkai
{{ol|type=lower-alpha
|''se-'' dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-Jawa Barat);
|''ke-'' dengan angka (peringkat ke-2);
|angka dengan ''-an'' (tahun 1950-an);
|kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari''-H'', sinar''-X'', ber''-KTP'', di''-SK-''kan);
|kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan''-Nya'', atas rahmat''-Mu'');
|huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
|kata ganti ''-ku'', ''-mu'', dan ''-nya'' dengan singkatan yang berupa huruf kapital (KTP''-mu'', SIM''-nya'', STNK''-ku'').}}
Catatan:
:Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf.
Misalnya:
:BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia)
:LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia)
:P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)
|-{{ts|vtp}}
|6.
|Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
:di''-sowan-''i (bahasa Jawa, 'didatangi')
:ber''-pariban'' (bahasa Batak, 'bersaudara sepupu')
:di''-back up''
:me''-recall''
:pen''-tackle-''an
|-{{ts|vtp}}
|7.
|Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek bahasan.
Misalnya:
:Kata ''pasca-'' berasal dari bahasa Sanskerta.
:Akhiran ''-isasi'' pada kata betonisasi sebaiknya diubah menjadi pembetonan.
|}
=== F. Tanda Pisah (—) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
:Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
:Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain.
Misalnya:
:Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi nama bandar udara internasional.
:Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
:Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—harus terus digelorakan.<noinclude></noinclude>
nn15c8urpzmafnaw83ef7ujj76em1n2
Halaman:Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.pdf/31
104
33714
99939
2022-08-07T06:57:58Z
NaufalF
14324
/* Telah diuji baca */
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-31-}}
:{|</noinclude>
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|3.
|Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.
Misalnya:
:Tahun 2010—2013
:Tanggal 5—10 April 2013
:Jakarta—Bandung
|}
=== G. Tanda Tanya (?) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
:Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?
:Siapa pencipta lagu "Indonesia Raya"?
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
:Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).
:Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.
|}
=== H. Tanda Seru (!) ===
:Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Misalnya:
:Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!
:Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!
:Bayarlah pajak tepat pada waktunya!
:Masa! Dia bersikap seperti itu?
:Merdeka!
=== I. Tanda Elipsis (...) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
:Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
"Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah ... .
..., lain lubuk lain ikannya.
Catatan:
:(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
:(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.
Misalnya:
:“Menurut saya ... seperti ... bagaimana, Bu?”
:“Jadi, simpulannya ... oh, sudah saatnya istirahat.”
|-
|colspan="2"|<poem>Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).</poem>
|}<noinclude></noinclude>
tnobhbulc6ii12gpgotf1cle9xtq8zu
99940
99939
2022-08-07T06:59:02Z
NaufalF
14324
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-31-}}
:{|</noinclude>
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|3.
|Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.
Misalnya:
:Tahun 2010—2013
:Tanggal 5—10 April 2013
:Jakarta—Bandung
|}
=== G. Tanda Tanya (?) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
:Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?
:Siapa pencipta lagu "Indonesia Raya"?
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
:Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).
:Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.
|}
=== H. Tanda Seru (!) ===
:Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
:Misalnya:
::Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!
::Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!
::Bayarlah pajak tepat pada waktunya!
::Masa! Dia bersikap seperti itu?
::Merdeka!
=== I. Tanda Elipsis (...) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
:Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
"Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah ... .
..., lain lubuk lain ikannya.
Catatan:
:(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
:(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.
Misalnya:
:“Menurut saya ... seperti ... bagaimana, Bu?”
:“Jadi, simpulannya ... oh, sudah saatnya istirahat.”
|-
|colspan="2"|<poem>Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).</poem>
|}<noinclude></noinclude>
ikrw965vvfb3yq4ip547r1e3rfc6nlo
99941
99940
2022-08-07T06:59:58Z
NaufalF
14324
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-31-}}
:{|</noinclude>
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|3.
|Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.
Misalnya:
:Tahun 2010—2013
:Tanggal 5—10 April 2013
:Jakarta—Bandung
|}
=== G. Tanda Tanya (?) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
:Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?
:Siapa pencipta lagu "Indonesia Raya"?
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
:Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).
:Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.
|}
=== H. Tanda Seru (!) ===
:Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
:Misalnya:
::Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!
::Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!
::Bayarlah pajak tepat pada waktunya!
::Masa! Dia bersikap seperti itu?
::Merdeka!
=== I. Tanda Elipsis (...) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
:Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
:"Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah ... .
:..., lain lubuk lain ikannya.
Catatan:
:(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
:(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.
Misalnya:
:“Menurut saya ... seperti ... bagaimana, Bu?”
:“Jadi, simpulannya ... oh, sudah saatnya istirahat.”
|-
|colspan="2"|<poem>Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).</poem>
|}<noinclude></noinclude>
4yunt58fix8y06dxhvu6rw4vjaqk61r
Halaman:Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.pdf/32
104
33715
99944
2022-08-07T08:04:49Z
NaufalF
14324
/* Telah diuji baca */
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-32-}}</noinclude>
=== J. Tanda Petik ("...") ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
:"Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo dalam pidatonya.
:"Kerjakan tugas ini sekarang!" perintah atasannya. "Besok akan dibahas dalam rapat."
:Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, "Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan."
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
:Sajak "Pahlawanku" terdapat pada halaman 125 buku itu.
:Marilah kita menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar"!
:Film “Ainun dan Habibie” merupakan kisah nyata yang diangkat dari sebuah novel.
:Saya sedang membaca "Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia" dalam buku ''Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani''.
:Makalah "Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif" menarik perhatian peserta seminar.
:Perhatikan "Pemakaian Tanda Baca" dalam buku ''Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan''.
|-{{ts|vtp}}
|3.
|Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
:"Tetikus" komputer ini sudah tidak berfungsi.
:Dilarang memberikan "amplop" kepada petugas!
|}
=== K. Tanda Petik Tunggal ('...') ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.
Misalnya:
:Tanya dia, "Kaudengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
:"Kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang!', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
:“Kita bangga karena lagu ‘Indonesia Raya’ berkumandang di arena olimpiade itu,” kata Ketua KONI.
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.
Misalnya:
:{|
|<poem>
tergugat
retina
''noken''
''tadulako''
''marsiadap ari''{{gap|4em}}
''tuah sakato''
''policy''
''wisdom''
''money politics''
</poem>
|<poem>
'yang digugat'
'dinding mata sebelah dalam'
'tas khas Papua'
'panglima'
'saling bantu'
'sepakat demi manfaat bersama'
'kebijakan'
'kebijaksanaan'
'politik uang'
</poem>
|}
|}
=== F. Tanda Kurung ((...)) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|1.
|Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
:Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).
:Warga baru itu belum memiliki KTP (kartu tanda penduduk).
:Lokakarya (''workshop'') itu diadakan di Manado.<noinclude></noinclude>
cz0xlhejx4dxwu47grvjfejudfdx80i
Halaman:Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.pdf/33
104
33716
99945
2022-08-07T08:19:36Z
NaufalF
14324
/* Telah diuji baca */
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-33-}}
:{|</noinclude>
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|2.
|Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
Misalnya:
:Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
:Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri.
|-{{ts|vtp}}
|3.
|Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.
Misalnya:
:Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Transjakarta.
:Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Padang.
|-{{ts|vtp}}
|4.
|Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan sebagai penanda pemerincian.
Misalnya:
:Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.
:Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan<br>(1) akta kelahiran,<br>(2) ijazah terakhir, dan<br>(3) surat keterangan kesehatan.
|}
=== M. Tanda Kurung Siku ([...]) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Misalnya:
:Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
:Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah bahasa Indonesia.
:Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia dirayakan secara khidmat.
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
Misalnya:
:Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
|}
=== N. Tanda Garis Miring (/) ===
:{|
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|1.
|Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
:Nomor: 7/PK/II/2013
:Jalan Kramat III/10
:tahun ajaran 2012/2013
|-{{ts|vtp}}
|2.
|Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata ''dan'', ''atau'', serta ''setiap''.
Misalnya:
:{|
|<poem>
mahasiswa/mahasiswi
dikirimkan lewat darat/laut
buku dan/atau majalah
harganya Rp1.500,00/lembar{{gap|2.3em}}
</poem>
|<poem>
'mahasiswa dan mahasiswi'
'dikirimkan lewat darat atau lewat laut'
'buku dan majalah atau buku atau majalah'
'harganya Rp1.500,00 setiap lembar'
</poem>
|}<noinclude></noinclude>
n4v4lfdij211gcz5f569bp3sb1bcq93
Halaman:Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.pdf/34
104
33717
99946
2022-08-07T08:24:43Z
NaufalF
14324
/* Telah diuji baca */
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-34-}}
:{|</noinclude>
|-{{ts|vtp}}
|width="25px"|3.
|Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Misalnya:
:Buku ''Pengantar Ling/g/uistik'' karya Verhaar dicetak beberapa kali.
:''Asmara/n/dana'' merupakan salah satu tembang macapat budaya Jawa.
:Dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank.
|}
=== O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (') ===
:Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
:Misalnya:
::Dia 'kan kusurati. ('kan = akan)
::Mereka sudah datang, 'kan? ('kan = bukan)
::Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
::5-2-'13 ('13 = 2013)<noinclude></noinclude>
l8kl2ftow6fc67mqptesql5mxjfuacj
Halaman:Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.pdf/35
104
33718
99947
2022-08-07T09:16:13Z
NaufalF
14324
/* Telah diuji baca */
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="NaufalF" />{{c|-35-}}</noinclude>
== <center>IV. PENULISAN UNSUR SERAPAN</center> ==
Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Bali, maupun dari bahasa asing, seperti bahasa Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti ''force majeur'', ''de facto'', ''de jure'', dan ''l’exploitation de l'homme par l'homme''. Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, penyerapan diusahakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
:Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu adalah sebagai berikut.
''a'' (Arab, bunyi pendek atau bunyi panjang) menjadi ''a'' (bukan ''o'')
::{|width="100%"
|width="10%"|<i><poem>
m'''a'''żhab
q'''a'''dr
'''ṣa'''ḥābat
h'''a'''qīq'''a'''t
‘umr'''a'''h
g'''ā'''’ib
iq'''ā'''mah
kh'''ā'''tib
riḍ'''ā'''’
ẓ'''ā'''lim
</poem></i>
|width="10%"|<poem>
((ﻣﺬ هب
(ﻗﺩﺭ)
(صحا بﺔ)
(حقيقة)
(ﻋﻤﺭﺓ)
(ﻏاﺌﺏ)
(ﺇﻗاﻤﺔ)
(ﺨاﻁﺏ)
(ﺭﻀاﺀ)
(ﻅاﻠﻡ)
</poem>
|<poem>
m''a''zhab
k''a''dar
s''a''habat
h''a''kikat
umr''a''h
g''a''ib
ik''a''mah
kh''a''tib
rid''a''
z''a''lim
</poem>
|}
''‘ain'' ( ﻉArab) pada awal suku kata menjadi ''a'', ''i'', ''u''
::{|width="100%"
|-
|width="10%"|<i><poem>
'''‘a'''jā’ib
sa'''‘ā'''dah
'''‘i'''lm
qā'''‘i'''dah
'''‘u'''zr
ma'''‘ū'''nah
</poem></i>
|width="10%"|<poem>
(ﻋﺠاﺌﺏ)
(ﺴﻌاﺩﺓ)
(ﻋﻠﻡ)
(ﻗاﻋﺩﺓ)
(ﻋﺫﺭ)
(ﻤﻌﻭﻨﺓ)
</poem>
|<poem>
''a''jaib
sa''a''dah
''i''lmu
ka''i''dah
''u''zur
ma''u''nah
</poem>
|}
''‘ain'' ( ﻉArab) di akhir suku kata menjadi k
::{|width="100%"
|width="10%"|<i><poem>
’i‘ tiqād
mu‘jizat
ni‘mat
rukū‘
simā‘
ta‘rīf
</poem></i>
|width="10%"|<poem>
(ﺇﻋﺘﻗاﺩ)
(ﻤﻌﺠﺯﺓ)
(ﻨﻌﻤﺔ)
(ﺭﻜﻭﻉ)
(ﺴﻤاﻉ)
(ﺘﻌﺭﻴﻑ)
</poem>
|<poem>
''ik''tikad
m''uk''jizat
n''ik''mat
ruk''uk''
sim''ak''
t''ak''rif
</poem>
|}
''aa'' (Belanda) menjadi ''a''
::{|width="100%"
|width="20%"|<i><poem>
p'''aa'''l
b'''aa'''l
oct'''aa'''f
</i></poem>
|<poem>
p''a''l
b''a''l
okt''a''f
</poem>
|}
''ae'' tetap ae jika tidak bervariasi dengan ''e''
::{|width="100%"
|width="20%"|<i><poem>
'''ae'''robe
'''ae'''rodinamics
</poem></i>
|<poem>
''ae''rob
''ae''rodinamika
</poem>
|}
''ae, jika bervariasi dengan ''e'', menjadi ''e''
::{|width="100%"
|width="20%"|<i><poem>
h'''ae'''moglobin
h'''ae'''matite
</poem>
|<poem>
hemoglobin
hematit
</poem>
|}
''ai'' tetap ''ai''
::{|width="100%"
|width="20%"|trailer || trailer
|-
|caisson || kaison
|}<noinclude></noinclude>
408f0qa14xs0fb18lfnz1bb0u462iyh
Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/64
104
33719
99948
2022-08-07T09:45:57Z
Apriadi ap
20026
/* Telah diuji baca */
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="Apriadi ap" />{{rh||64}}</noinclude>{{hwe|pai|sampai}} sekarang tiadalah ia mengerti apa sebabnja ia selaloe dibentjihi njonja itoe. Akan tingkah lakoenja dan radjinnja bekerlja tiadalah jang koerang. Akan tetapi meskipoen demikian, ia tiada oeroeng beroleh kata jang kasar dari njonja itoe, sedang apa sebabnja tiada terang diketahoeinja.
Fasal kelakoean toean itoe tiada mengerti ia dengan terang. Moela moela toean itoe baik sama dia. Lama-lama berobah, ja'ni apabila njonja ada. Kalau isterinja pegi, toean ramah kepadanja, terkadang lebih dari pada kadarnja. Sering ia haroes memikirkan hal ini: „Njonja toean itoe selaloe membentjihi dia, sedang lakinja ramah dan manis, apabila isterinja ta ada. Roepanja anak gadis jang moeda toe tiada sampai pikirirannja mendoega hati toean itoe. Pikirannja jang rendah itoe tiada sedjaoeh itoe, ja'ni mengerti maksoed toean jang boeroek itoe ja'itoe perboeatan jang memebahajakan badan dan djiwa anak dara jang bersih itoe.
Akan melipoerkan hatinja jang ragoe itoe ia memandang kelangit jang ta berawan itoe, biroe roepanja sebagai air taroem. Bintang jang berjoeta-joeta itoe gemerlapan roepanja sebagai koenang-koenang. Perlahan lahan mereka itoe mendjalar kebarat, masing-masing mengetahoei<noinclude></noinclude>
hizg5t3mzb6yd646zk0mfxweggx9vco
Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/65
104
33720
99949
2022-08-07T09:57:41Z
Apriadi ap
20026
/* Telah diuji baca */
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="Apriadi ap" />{{rh||65}}</noinclude>djalannja, seboetir poen ta ada melanggar temannja, Melihat langit djernih itoe adalah ia merasa hatinja seakan-akan terhiboer oleh karena keindahan 'alam itoe. Ia heran memandang kepintaran jang mendjadikan 'alam ini dengan isinja, semoea teratoer dengan sempoerna. Tjoema nasib manoesia pendoedoek boemi ini jang tiada teratoer. Jang kaja bertambah kaja; kehidoepan rang miskin makin soekar, meskipoen mereka bekerdja membanting toelang, sedang orang kaja itoe doedoek makan minoem bersoeka-soekaän. Adalah roepanja orang miskin jang banjak itoe bekerdja oentoek memperbanjakkan harta orang jang kaja, sedang oepah jang diperolehnja hanja tjoekoep boeat kehidoepannja jang sahadja itoe (tiada dengan sepertinja). Ia tiada mengerti apa sebab hal jang demikian itoe terdjadi didoenia. Mengapakah Toehan seroe sekalian 'alam seolah— olah loepa mengatoer kehidoepan manoesia itoe? Atau manoesia itoekah menjengadja mengadakan hal jang sekoesoet itoe.
Sedang pikiranja berkisar-kisar itoe ditengah malam jang sedjoek itoe, berboenjilah djam jang dalam roemah itoe sekali. Ia terkedjoet seraja berkata: „Wah, soedah poekoel satoe roepanja, baiklah akoe pegi sekarang ini djoega."
Ani berdiri perlahan-lahan. Ta berdjalan {{hws|da|dari}}<noinclude></noinclude>
qjst6whtn48utzgsn2kqg1rqdaslpns
99950
99949
2022-08-07T09:59:01Z
Apriadi ap
20026
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="Apriadi ap" />{{rh||65}}</noinclude>djalannja, seboetir poen ta ada melanggar temannja, Melihat langit djernih itoe adalah ia merasa hatinja seakan-akan terhiboer oleh karena keindahan 'alam itoe. Ia heran memandang kepintaran jang mendjadikan 'alam ini dengan isinja, semoea teratoer dengan sempoerna. Tjoema nasib manoesia pendoedoek boemi ini jang tiada teratoer. Jang kaja bertambah kaja; kehidoepan rang miskin makin soekar, meskipoen mereka bekerdja membanting toelang, sedang orang kaja itoe doedoek makan minoem bersoeka-soekaän. Adalah roepanja orang miskin jang banjak itoe bekerdja oentoek memperbanjakkan harta orang jang kaja, sedang oepah jang diperolehnja hanja tjoekoep boeat kehidoepannja jang sahadja itoe (tiada dengan sepertinja). Ia tiada mengerti apa sebab hal jang demikian itoe terdjadi didoenia. Mengapakah Toehan seroe sekalian 'alam seolah-olah loepa mengatoer kehidoepan manoesia itoe? Atau manoesia itoekah menjengadja mengadakan hal jang sekoesoet itoe.
Sedang pikiranja berkisar-kisar itoe ditengah malam jang sedjoek itoe, berboenjilah djam jang dalam roemah itoe sekali. Ia terkedjoet seraja berkata: „Wah, soedah poekoel satoe roepanja, baiklah akoe pegi sekarang ini djoega."
Ani berdiri perlahan-lahan. Ta berdjalan {{hws|da|dari}}<noinclude></noinclude>
8e22aje4d8inohfpor2qb7116rueuwv
99951
99950
2022-08-07T09:59:35Z
Apriadi ap
20026
proofread-page
text/x-wiki
<noinclude><pagequality level="3" user="Apriadi ap" />{{rh||65}}</noinclude>djalannja, seboetir poen ta ada melanggar temannja, Melihat langit djernih itoe adalah ia merasa hatinja seakan-akan terhiboer oleh karena keindahan 'alam itoe. Ia heran memandang kepintaran jang mendjadikan 'alam ini dengan isinja, semoea teratoer dengan sempoerna. Tjoema nasib manoesia pendoedoek boemi ini jang tiada teratoer. Jang kaja bertambah kaja; kehidoepan rang miskin makin soekar, meskipoen mereka bekerdja membanting toelang, sedang orang kaja itoe doedoek makan minoem bersoeka-soekaän. Adalah roepanja orang miskin jang banjak itoe bekerdja oentoek memperbanjakkan harta orang jang kaja, sedang oepah jang diperolehnja hanja tjoekoep boeat kehidoepannja jang sahadja itoe (tiada dengan sepertinja). Ia tiada mengerti apa sebab hal jang demikian itoe terdjadi didoenia. Mengapakah Toehan seroe sekalian 'alam seolah-olah loepa mengatoer kehidoepan manoesia itoe? Atau manoesia itoekah menjengadja mengadakan hal jang sekoesoet itoe.
Sedang pikiranja berkisar-kisar itoe ditengah malam jang sedjoek itoe, berboenjilah djam jang dalam roemah itoe sekali. Ia terkedjoet seraja berkata: „Wah, soedah poekoel satoe roepanja, baiklah akoe pegi sekarang ini djoega."
Ani berdiri perlahan-lahan. Ia berdjalan {{hws|da|dari}}<noinclude></noinclude>
oqheu2wn9vk1i2hpe5o7z2cxcdfsiwd