Chen Shui-bian

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Chen Shui-bian
Chen Shui-bian
Menjabat sejak: 20 Mei 2000
Pendahulu: Lee Teng-hui
Wakil Presiden: Annette Lu
Tanggal lahir: 12 Oktober 1950
Tempat kelahiran: Kuantien, Tainan
Partai politik: Partai Progresif Demokratik
Profesi: Pengacara
Istri: Wu Shu-chen

Chen Shui-bian (Hanzi: 陳水扁, Pinyin: Chén Shuǐbiǎn) adalah Presiden Republik China sejak tahun 2000. Chen Shui-bian lahir pada hari Minggu, 18 Februari 1951 di di Desa Hsi-chuang, Kecamatan Kuan-tien, Kabupaten Tainan, Taiwan. Dusun tersebut dihuni hanya beberapa ratus keluarga yang memiliki mata pencaharian utama sebagai petani.

[sunting] Masa kecil

Nama yang disandangnya merupakan nama tradisional Taiwan. Chen Shui-bian adalah anak pertama dari pasangan Chen Sung-ken (ayah) dan Chen Le-chen (ibu). Ia tiga bersaudara. Namanya sendiri mengacu pada arti 'batang bambu' yang biasa digunakan oleh para petani miskin untuk mengangkat dua ember air di ujungnya. Secara harfiah, karakter shui berarti 'air' dan bian berarti 'datar'.

Dalam keluarga tradisional miskin di Taiwan sudah merupakan kebiasaan untuk memberikan nama anak yang mengacu pada situasi kemiskinan yang dialaminya. Berdasarkan kepercayaan tersebut, “roh-roh cemburu” akan terkecoh dan tidak akan membuang waktu pada roh yang tidak ada artinya. Nama panggilan A-bian atau Ah-pi-a dalam bahasa Hokkien merupakan sebuah terminologi yang digunakan oleh orang-orang Taiwan untuk menunjukkan keakraban. Berbeda dengan orang-orang Taiwan atau Hongkong, A-bian tidak mempunyai nama Inggris.

Semasa sekolah, A-bian selalu menjadi juara pertama di tingkat kabupaten maupun nasional. Setelah menamatkan pendidikan tingkat atas, A-bian langsung diterima di Universitas Taiwan. Pendidikan di bidang hukum diselesaikannya tahun 1974 dan menempatkan dirinya sebagai juara pertama. A-bian kemudian menjadi pengacara ternama di bidang hukum laut.

A-bian bukanlah seorang Mandarin. Ia menikah dengan Wu Shu-chen tahun 1975. Berbeda dengan A-bian, Wu Shu-chen yang juga lahir di kabupaten Taiwan berasal dari keluarga mampu dan memperoleh pendidikan yang lebih baik. Tahun 1976, A-bian menjadi pengacara utama pada perusahaan Formosa International Marine and Commercial Law. Dia bekerja di perusahaan itu hingga tahun 1989.

Tahun 1980, tanpa pengalaman membela perkara di pengadilan, A-bian mulai menjadi pengacara untuk kasus politik. Ketika itu, ia diminta mewakili rakyat yang dituduh menyebabkan kerusuhan setelah Insiden Kaohsiung (1979). Beberapa polisi terluka dalam sebuah acara akbar di kota pelabuhan Kaohsiung untuk merayakan hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional. Kekalahan dalam pengadilan menggugah kesadaran untuk berpolitik. Setahun kemudian, ia menang sebagai anggota Dewan Kota Taipei dari pihak oposisi.

Dua hari setelah kalah dalam pemilihan Bupati Tainan pada 18 November 1985, ia dan istrinya berada di Tainan untuk menyampaikan terima kasih kepada para pendukungnya. Ketika itu muncul sebuah truk menabrak istrinya dan melindasnya tiga kali. Urat saraf tulang belakang terpecah menjadi 30 bagian. Setelah dua kali operasi besar, nyawa terselamatkan namun akhirnya lumpuh mulai dari bagian dada ke bawah. Meskipun harus menggunakan kursi roda, Wu Shu-chen tetap tegar.

Setelah A-bian kalah dalam pengadilan banding melawan Elmer Fung dan mendekam selama delapan bulan di penjara, Wu Shu-chen tetap melakukan aktivitas untuk mengumpulkan dana sebesar dua juta dolar Taiwan untuk denda suaminya. Wu Shu-chen mulai mengadakan aksi donasi dengan kursi roda keliling Taiwan untuk menggalang dana, di mana setiap orang cukup menyumbang satu dolar Taiwan saja.

Setelah A-bian selesai menjalani hukuman, keadaan darurat Taiwan dicabut oleh Presiden Chiang Ching-kuo. Akhirnya, Partai Progresif Demokrat didirikan oleh orang-orang yang menginginkan kemerdekaan dan demokrasi penuh. A-bian bergabung sebagai anggota Komite Eksekutif Pusat partai tersebut.

Tahun 1989, A-bian terpilih sebagai anggota Parlemen menggantikan posisi istrinya yang menjadi anggota Legislatif Yuan sejak tahun 1987. Tahun 1994, A-bian terpilih sebagai salah satu dari “Global 100” sebagai pemimpin milenium baru. Setahun kemudian, ia meninggalkan Parlemen dan terpilih sebagai Walikota Kota Taipei yang terpopuler.

Selama menjadi walikota, pemerintahan A-bian ditandai berbagai kontroversi. Ia menutup industri seks di kota itu dan melarang berbagai bentuk perjudian dan hiburan-hiburan malam lain. Tahun 1998, ia kalah bersaing dengan calon Kuomintang untuk menduduki kembali kursi walikota. Buah kegagalannya ini, ia kemudian memenangi pemilu presiden tahun 2000. Ia menjadi presiden Taiwan pertama dari partai selain Kuomintang yang mengajukan calon Wakil Presiden Lien Chan. Partai Kuomintang sendiri telah memerintah di Taiwan selama lebih 55 tahun. Calon presiden James Soong yang menjabat Gubernur Taiwan hanya memperoleh 36,84%.

Hasil pemilu 18 Maret 2000 membuat pengendalian kekuasaan dan politik Taiwan berpindah tangan. Di bawah lambang Republik China (Taiwan), Chen Shui-bian dan Annette Lu Hsiu-lien dilantik sebagai presiden dan wakil presiden Taiwan dalam suatu upacara di kantor kepresidenan di Taipei pada 20 Mei 2000. Ini menandai sebuah era baru pemerintahan Taiwan dan membawa babak baru dalam sejarah Tiongkok sepanjang 5.000 tahun.

Pada 20 Maret 2004, Taiwan kembali memilih presiden sekaligus sebuah referendum untuk menyatakan sikap terhadap ancaman rudal RRT dan pernyataan sikap ketidaktundukan rakyat Taiwan terhadap intimidasi. Situasi semakin menegang saat mendekati pelaksanaan presiden sekaligus sebuah Referendum Nasional.

Nyawa Presiden Chen Shui-bian dan Wakil Presiden Annette Lu Hsiu-lien berada di bawah ancaman. Presiden Chen Shui-bian terkena tembakan di Kota Tainan (Taiwan bagian tengah), sedangkan Wakil Presiden Annette Lu Hsiu-lien yang berdiri di sebelahnya tertembak pada kaki kanannya di putaran terakhir masa kampanye. Ia kembali memenangi pemilihan presiden dengan 6.471.970 suara berbanding 6.442.452 suara untuk calon Aliansi Kuomintang pimpinan Lien Chan dengan Partai Rakyat Satu (PFP) pimpinan James Soong Chu-yu.

Hasil Referendum Nasional yang menanyakan apakah perlu meningkatkan pertahanan menghadapi RRT, gagal disahkan. Keseluruhan hasil referendum hanya sekitar 45%. Kertas suara referendum terdiri dua jenis. Yang berwarna merah berisi pernyataan, apakah Taiwan perlu meningkatkan anggaran militernya, hanya berjumlah 7,45 juta suara (45,17%). Yang berwarna kuning memuat pernyataan, apakah Taiwan perlu mulai melakukan negosiasi dengan RRT, hanya diikuti oleh 7,44 juta orang (45,12%). Walaupun referendum menjadi tidak sah karena kurang dari 50% seperti yang disyaratkan Undang-undang, itu merupakan langkah besar bagi demokrasi Taiwan.

[sunting] Pranala luar

Didahului oleh:
Lee Teng-hui
Presiden Republik China
2000
Digantikan oleh:
masih menjabat
Didahului oleh:
Frank Hsieh
Ketua Partai Progresif Demokratik
20022005
Digantikan oleh:
Su Tseng-chang
Didahului oleh:
Huang Ta-chow
Walikota Taipei
19941998
Digantikan oleh:
Ma Ying-jeou