Kerajaan Medang

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Letak pusat kerajaan Medang
Letak pusat kerajaan Medang

Medang, adalah kerajaan di Jawa Timur, pada tahun 929-1006 Masehi. Kerajaan ini merupakan kelanjutan Dinasti Sanjaya (Kerajaan Mataram Kuno), yang memindahkan pusat kerajaannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Mpu Sindok adalah pendiri kerajaan ini, sekaligus pendiri Dinasti Isyana, yang menurunkan raja-raja Medang.

Daftar isi

[sunting] Latar belakang

Diduga akibat letusan Gunung Merapi, Raja Mataram Kuno Mpu Sindok pada tahun 929 memindahkan pusat kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Menurut catatan sejarah, tempat baru tersebut adalah Watugaluh, yang terletak di tepi Sungai Brantas, sekarang kira-kira adalah wilayah Kabupaten Jombang (Jawa Timur). Kerajaan baru ini tidak lagi disebut Mataram, namun Medang, Namun beberapa literatur masih menyebut Mataram.

[sunting] Raja-Raja Medang

Berikut adalah nama-nama raja yang berkuasa di Medang:

[sunting] Peristiwa sejarah

Raja Makutawangsawardhana dikenal dengan julukan Matahari Dinasti Isyana. Puterinya, Mahendradatta, menikah dengan Udayana, raja Kerajaan Bali (Dinasti Warmadewa), yang kemudian memiliki putera bernama Airlangga. Selama beberapa periode, Bali mendapat pengaruh kuat atas Jawa.

Raja terakhir Medang adalah Dharmawangsa (985-1006). Dharmawangsa dikenal sebagai patron penerjemahan Kitab Mahabharata ke dalam Bahasa Jawa Kuno. Pada masa ini pula, Carita Parahyangan ditulis dalam Bahasa Sunda, yang menceritakan kerajaan Sunda dan Galuh. Dharmawangsa mengadakan sejumlah penaklukan, termasuk Bali dan mendirikan koloni di Kalimantan Barat. Tahun 990, Dharmawangsa mengadakan serangan ke Sriwijaya dan mencoba merebut Palembang, namun gagal.

[sunting] Runtuhnya Medang

Pada tahun 1006, Sriwijaya melakukan pembalasan, yakni menyerang dan menghancurkan istana Watugaluh. Dharmawangsa terbunuh, dan beberapa pemberontakan mengikutinya dalam beberapa tahun ke depan. Airlangga, putera Mahendradatta yang masih berusia 16 tahun, berhasil melarikan diri dan kelak akan menjadi raja pertama Kerajaan Kahuripan, suksesor Mataram Kuno dan Medang.