Natal

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Untuk kegunaan lain dari Natal, lihat Natal (disambiguasi).

Natal (dari bahasa Portugis yang berarti "kelahiran") adalah hari raya bagi umat Kristen. Dalam hari ini yang jatuh pada tanggal 25 Desember, kelahiran Yesus Kristus diperingati. Meski para pakar dewasa ini sepakat bahwa Yesus kemungkinan besar sebenarnya tidak lahir pada hari ini, hari kelahirannya tetap dirayakan pada tanggal 25 Desember. Hal ini dibuktikan dengan cerita adanya para gembala yang sedang menggembalakan hewan peliharaan mereka. Pada bulan Desember - Januari, di daerah Timur Tengah, justru mengalami musim dingin, sehingga sangat tidak masuk akal untuk menggembalakan hewan pada waktu-waktu tersebut.

Dalam tradisi barat, peringatan Natal juga mengandung aspek non-agamawi. Sebagian besar tradisi Natal berasal dari tradisi pra-Kristen barat yang diadopsi ke dalam tradisi Kristiani. Selain itu, peringatan Natal dalam tradisi barat (yang kian mendunia) ditandai dengan bertukar hadiah antara teman dan anggota keluarga serta datangnya Santa Claus atau Sinterklas.

Daftar isi

[sunting] Cerita Kristen tentang Natal

Orang Majus mengunjungi Yesus, diperingati pada Malam Kedua Belas setelah kelahirannya pada hari Natal.
Orang Majus mengunjungi Yesus, diperingati pada Malam Kedua Belas setelah kelahirannya pada hari Natal.

Cerita kelahiran Yesus telah diturunkan selama beberapa abad, berdasarkan kisah dalam Injil: Injil Matius dan Injil Lukas. Walau kedua Injil tersebut menekankan kejadian yang berbeda. Injil Markus dan Injil Yohanes tidak mencatat tentang masa kecil Yesus.

Menurut Lukas, Maria mengetahui dari seorang malaikat bahwa dia telah mengandung dari Roh Kudus tanpa persetubuhan. Setelah itu dia dan suaminya Yusuf meninggalkan rumah mereka di Nazaret untuk berjalan ke rumah leluhur Yusuf, Betlehem, untuk mendaftar dalam sensus yang diperintahkan oleh kaisar Roma, Agustus. Karena tidak menemukan tempat menginap di kota itu, mereka membenahi sebuah tempat di sebuah kandang. Di sana Maria melahirkan dan meletakkan Yesus di palungan. Kelahiran Kristus di Betlehem Yudea, di kampung halaman Daud, leluhur Yusuf, memenuhi nubuat Yesaya.

Matius mencatat silsilah dan kelahiran Yesus dari seorang perawan, dan kemudian beralih ke kedatangan Tiga orang Bijak dari Timur -- yang diduga adalah Arabia atau Persia -- untuk melihat Yesus yang baru dilahirkan. Ketiga orang bijak tersebut, yang disebut juga orang Majus atau raja, mula-mula tiba di Yerusalem dan melaporkan kepada raja Yudea, Herodes Agung, bahwa mereka telah melihat sebuah bintang, yang sekarang disebut Bintang Betlehem, menyambut kelahiran seorang raja. Penelitian lebih lanjut memandu mereka ke Betlehem Yudea dan rumah Maria dan Yusuf. Mereka mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur kepada bayi Yesus. Ketika bermalam, ketiga orang majus itu mendapatkan mimpi yang berisi peringatan bahwa Raja Herodes merencanakan pembunuhan terhadap anak tersebut. Karena itu mereka memutuskan untuk langsung pulang tanpa memberitahu Herodes suksesnya misi mereka. Matius kemudian melaporkan bahwa keluarga Yesus kabur ke Mesir untuk menghindari pembunuhan oleh Raja Herodes yang memutuskan untuk membunuh semua anak di bawah dua tahun di Betlehem untuk menghilangkan saingan terhadap kekuasaannya. Setelah kematian Herodes, Yesus dan keluarga kembali dari Mesir, tetapi untuk menghindari rasa benci dari raja Yudea baru (anak Herodes Arkhelaus) mereka pergi ke Galilea dan tinggal di Nazaret.

Sisi lain dari cerita kelahiran Yesus yang disampaikan oleh kitab Injil adalah penyampaian berita itu oleh para malaikat kepada para gembala. Beberapa nyanyian Natal menyebutkan bahwa para gembala itu melihat sebuah bintang yang besar bersinar di atas kota Betlehem. Mereka mengikuti bintang itu hingga ke tempat kelahiran Yesus. Beberapa astronom dan sejarahwan telah berusaha menjelaskan gabungan sejumlah peristiwa angkasa yang dapat ditelusuri yang mungkin dapat menerangkan penampakan bintang raksasa yang tidak pernah dilihat sebelumnya itu, namun mereka tidak mencapai kesepakatan tentang hal ini [1].

[sunting] Kelahiran Yesus dalam Kitab Suci

Cerita kelahiran Yesus dalam Injil Perjanjian Baru ditulis dalam kitab Matius (1:18-25) dan Lukas (2:1-21).

Dalam Al-Qur'an, kitab suci umat Muslim, kelahiran Yesus atau Nabi Isa dikisahkan dalam Sura ke 19, Sura Maryam.

[sunting] Asal Mula Peringatan Hari Natal

Peringatan hari kelahiran Yesus tidak pernah menjadi perintah Kristus untuk dilakukan. Malah, dalam Perjanjian Lama, diceritakan bahwa orang kafir lah (anak Firaun) yang melakukan peringatan hari kelahiran. Cerita dari Perjanjian Baru tidak pernah menyebutkan adanya perayaan hari kelahiran Yesus dilakukan oleh gereja awal. Dengan demikian, peringatan natal adalah murni gerakan dari manusia.

[sunting] Tanggal

Sudah bisa dipastikan tanggal 25 Desember itu bukanlah tanggal hari kelahiran Yesus. Pendapat ini diperkuat berdasarkan kenyataan bahwa pada malam tersebut para gembala masih menjaga dombanya dipadang rumput. (Lukas 2:8). Pada bulan Desember tidak mungkin para gembala masih bisa menjaga domba-dombanya di padang rumput sebab musim dingin pada saat tersebut telah tiba jadi sudah tidak ada rumput yang tumbuh lagi.

Disamping itu tidak mungkin pula Kaisar menyuru penduduknya untuk jalan begitu jauh (karena dulu belum ada mobil) untuk menjalankan program sensus di musim dingin yang sudah banyak turun salju.

Dalam tradisi Romawi pra-Kristen, peringatan bagi dewa pertanian Saturnus jatuh pada suatu pekan di bulan Desember dengan puncak peringatannya pada hari titik balik musim dingin (winter solstice) yang jatuh pada tanggal 25 Desember dalam kalender Julian. Peringatan yang disebut Saturnalia tersebut merupakan tradisi sosial utama bagi bangsa Romawi. Agar orang-orang Romawi dapat menganut agama Kristen tanpa meninggalkan tradisi mereka sendiri, Paus Julius I memutuskan pada tahun 350 bahwa kelahiran Yesus diperingati pada tanggal yang sama.

Pendapat lain mengatakan bahwa hari Natal ditetapkan jatuh pada tanggal 25 Desember pada abad ke 4 oleh kaisar Kristen pertama Romawi, Flavius Valerius Constantinus. Tanggal 25 Desember tersebut dipilih sebagai Natal karena bertepatan dengan kelahiran Dewa Matahari (Sol Invictus atau Saturnalia) yang disembah oleh bangsa Romawi. Ada kemungkinan juga bahwa Sol Invictus ini disembah oleh Kaisar Constantinus, karena Kaisar ini tidak penah melakukan baptisan sebagai tanda menganut ajaran Kristen selama hidupnya dan kemungkinan bahwa ia dibaptis di depan publik hanya setelah menjadi mayat.

Maka dari itulah ada beberapa aliran Kristen yang "pantang" bahkan menganggap haram untuk merayakan tradisi Natal, sebagai contoh aliran Advent dan Yehova.

Baru pada 300 tahun kemudian tanggal 25 Desember itu ditentukan secara resmi sebagai hari lahir Tuhan Yesus oleh Paus Julius I (Bishop Roma 337 - 352). Sebelumnya, orang-orang Kristen memperingati hari Natal pada tanggal 6 Januari. Tanggal 6 Januari ini masih dipakai sebagai sebagai hari Natal oleh orang-orang Kristen di Eropa Timur (Gereja Ortodoks).

Oleh orang-orang Jerman, Natal diperingati sebagai hari terpendek dan malam terpanjang. Karena itu dalam bahasa Jerman, hari Natal masih disebut Weihnachten, yang secara harafiah artinya adalah "malam panjang".

[sunting] Tahun

Tahun kalender masehi di ciptakan pada abad ke 6 oleh seorang Biarawan yang bernama Dionysius Exignus. Tahun Masehi yang kita gunakan sekarang ini disebut juga anno Domini (Tahunnya dari Tuhan).

Bagaimana ia bisa mengetahui bahwa Tuhan Yesus dilahirkan pada tahun 1 SM? Ia mengambil data dari catatan sejarah yang menyatakan bahwa pada tahun 754 kalender Romawi itu adalah tahun ke 15 dari pemerintahan Kaisar Tiberius seperti yang tercantum di Lukas 3:1-2. Data inilah yang dijadikan patokan olehnya untuk mengawali tahun 1 SM.

Disamping itu ia juga mengambil data dari Lukas 2:1-2 yang menyatakan bahwa Kirenius (Gubenur dari Siria) pertama kali menjalankan program sensus.

Walaupun demikian masih juga orang yang meragukannya, sebab menurut sejarahwan Yahudi yang bernama Flavius Josephus, raja Herodes meninggal dunia pada tahun 4 sebelum Masehi sehingga konsekuensinya tanggal lahir Yesus harus di mundurkan sebanyak empat tahun. Tapi teori ini pun tidak benar, sebab ia menganalisa tahun tersebut berdasaran adanya gerhana bulan pada tahun saat Herodes meninggal dunia yang terjadi di Yerusalem pada tanggal 13 Maret tahun 4 sebelum Masehi, tetapi para ilmuwan sekarang telah membuktikan bahwa gerhana bulan tersebut terjadi bukan pada tanggal tersebut diatas melainkan pada tanggal 9 Januari tahun 1 SM.

[sunting] Lihat pula

[sunting] Pranala luar

Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai: