Ilmu pemuliaan

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Ilmu pemuliaan (Ing. breeding science) merupakan penerapan biologi, terutama genetika, dalam bidang pertanian untuk memperbaiki produksi atau kualitas. Ilmu ini relatif baru dan lahir sebagai implikasi berkembangnya pemahaman manusia atas asas-asas pewarisan sifat secara genetis. Secara umum, ilmu ini berusaha menjelaskan dan menerapkan prinsip-prinsip genetika (dengan bantuan cabang-cabang biologi lain) dalam kegiatan pemuliaan atau penangkaran tanaman atau hewan budidaya.

Berbagai cabang genetika menemukan aspek praktis dalam ilmu pemuliaan, seperti

Daftar isi

[sunting] Perkembangan ilmu pemuliaan

Kegiatan pemuliaan atau penangkaran sendiri (bukan sebagai ilmu) lebih merupakan kombinasi antara ilmu dan seni yang telah dilakukan manusia ribuan tahun lalu, misalnya

  • seleksi dan konservasi jagung oleh orang Indian di Meksiko dari teosinte,
  • pembiakan ulat sutera di daratan Tiongkok yang menghasilkan serat sutera yang panjang,
  • pemurnian berbagai ras anjing melalui seleksi terhadap serigala,
  • persilangan kuda dengan keledai yang menghasilkanbagal, atau
  • persilangan itik dengan itik manila (mentok) yang menghasilkanbrati.

Kegiatan-kegiatan itu sepenuhnya berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan intuisi, tanpa didasari dengan ilmu.

Ilmu pemuliaan mulai bertunas sejak masa kebangkitan di Eropa (renaisans), dengan mulainya usaha untuk menggabungkan kubis dengan lobak dalam satu tanaman oleh Köhlreuter di Jerman, meskipun gagal. Bidang hortikultura dan peternakan (termasuk anjing dan kuda) menjadi obyek eksperimen para pemulia dan mereka mulai mendokumentasi berbagai hasil persilangan yang dilakukan. Pada masa ini beberapa prinsip seleksi dan hereditas telah dikenal.

Abad ke-19 menjadi tahap "pematangan" bagi ilmu pemuliaan, terutama melalui studi-studi dari Karl Pearson di bidang biostatistika, Charles Darwin di bidang biologi eksperimen, J.W.Shull di bidang pemuliaan terapan, dan Gregor Mendel yang melahirkan prinsip genetika. Pertentangan sengit yang terjadi di awal abad ke-20 antara kelompok pro-biostatistika dan pro-Mendel malah menjadi titik awal dari ilmu pemuliaan karena terbitnya naskah dari Ronald Fisher pada tahun 1918 yang "mendamaikan" kedua kubu dan meletakkan dasar ilmiah yang kokoh bagi ilmu ini.

[sunting] Sumbangan ilmu pemuliaan

Penerapan ilmu pemuliaan (dan cabang-cabang ilmu pertanian lainnya) telah mengubah peta pertanian pada abad ke-20 jauh berbeda dari masa-masa sebelumnya; dari pertanian yang rentan terhadap lingkungan menjadi pertanian yang lebih terkendali dan bisa dikalkulasi hasilnya. Sebagai contoh:

  • penggunaan varietas hibrida dengan memanfaatkan gejala heterosis, yang melipatgandakan hasil tanaman pangan (dikembangkan teknologinya oleh J.W. Shull)
  • revolusi hijau pada gandum (1950-an) dan diikuti dengan padi, yang berhasil mengembangkan varietas yang berumur pendek, tanggap terhadap pupuk namun berdaya hasil tinggi
  • seleksi berbasis prinsip genetika yang menghasilkan sapi dengan produksi susu atau daging yang meningkat tajam.
  • pengembangan galur ayam broiler yang respons terhadap pakan, tumbuh cepat, dan efisien.

Ilmu pemuliaan telah diterapkan di semua bidang pertanian, baik tanaman budidaya serta hortikultura (disebut pemuliaan tanaman), peternakan (disebut pemuliaan ternak), kehutanan), maupun perikanan. Produk hasil pemuliaan dikenal sebagai kultivar atau varietas (untuk tanaman), strain, galur, atau populasi seleksi (untuk ternak).

[sunting] Eugenika

Usaha-usaha untuk memperbaiki "kualitas" manusia juga pernah dibicarakan dan diusahakan orang dengan menerapkan prinsip-prinsip yang sama untuk tanaman dan hewan, terutama pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Bidang ini dinamakan eugenika (Ing. eugenics) dan berkembang terutama di Eropa. Namun demikian, usaha ini banyak ditentang karena akhirnya mengarah pada rasisme dan pembersihan etnis: pemurnian "ras" atau perbaikan fisik ras tertentu dan pemusnahan atau penistaan terhadap "ras" lain yang dianggap "kurang mulia". Puncak, dan juga menjadi akhir, dari penerapan eugenika terjadi pada rezim NSDAP (populer dengan nama Nazi) di Jerman pimpinan Adolf Hitler pada akhir paruh pertama abad ke-20.

[sunting] Lihat pula