Mooryati Soedibyo

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Mooryati Soedibyo yang bernama lengkap Hj. BRA. Mooryati Soedibyo, S.S., M. Hum. (lahir: Surakarta, 5 Januari 1928) adalah Wakil ketua II MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) saat ini, pembuat produk ramuan jamu, kosmetika, dan juga salah satu orang yang mencetuskan ide dan merintis ajang kontes pemilihan Putri Indonesia yang digelar setiap tahunnya.

[sunting] Latar belakang

Cucu Sri Susuhunan Pakoe Boewono X Keraton Surakarta ini terkenal dengan segala hal yang berkaitan dengan kecantikan, jamu tradisional, dan lingkungan keraton. Sejak usia 3 tahun ia tinggal di Keraton Surakarta yang dikenal sebagai sumber kebudayaan Jawa. Di keraton itu, ia mendapat pendidikan secara tradisional yang menekankan pada tata krama, seni tari klasik, kerawitan, membatik, ngadi saliro ngadi busono, mengenal tumbuh-tumbuhan berkhasiat, meramu jamu, dan kosmetika tradisional dari bahan alami, bahasa sastra Jawa, tembang dengan langgam mocopat, aksara Jawa Kuno, dan bidang seni lainnya. Tahun 1973, hobi minum jamu Mooryati Soedibyo yang dilakukan sejak masih belia, akhirnya dikembangkannya sebagai usaha. Ramuan jamu resep Keraton Surakarta yang semula diberikan kepada teman-temannya, akhirnya berubah menjadi bisnis (1973). Produknya mulai diekspor ke kurang lebih 20 negara, diantaranya Rusia, Belanda, Jepang, Afrika Selatan, Timur Tengah, Malaysia dan Brunei. Produknya juga berkembang menjadi 800 buah produk, mulai dari balita, umum, super, dan premium. Diawali dengan produk untuk orang tua sampai dengan remaja puterinya. Tahun 1990 ia meluncurkan ajang Pemilihan Puteri Indonesia, yang dikembangkannya setelah menyaksikan acara Miss Universe di Bangkok tahun 1990. Mooryati yang sering berkunjung ke luar negeri untuk mengadakan seminar, pameran mau pun sendiri mulai ingin membuat ajang Pemilihan Puteri Indonesia. Dari sini timbul keinginannya untuk membuat wanita Indonesia percaya diri tampil di dunia Internasional. Lalu ia mengeluarkan ide tersebut ke Badan Pengenalan Eksport Nasional (BPEN), dan disetujui. Mooryati akhirnya membentuk Yayasan Puteri Indonesia (YPI) dan menjadi Ketua Umum.Tapi ajang Pemilihan Puteri Indonesia tak sepenuhnya disetujui masyarakat. Bahkan menjadi polemik sampai sekarang. Mooryati sendiri telah berhasil mengadakan ajang Pemilihan Puteri Indonesia sampai yang ke-enam kalinya. Dan pernah vakum selama 3 tahun (1997,1998,1999) karena kondisi dan situasi negara yang tidak memungkinkan.