Pembicaraan Wikipedia:Pedoman pemberian nama artikel
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
[sunting] Gelar pada nama tokoh
Perlukah gelar kesarjanaan, keagamaan, dsb diikutsertakan dalam judul artikel? Misalnya Mohammad Hatta, Drs, Hasyim Asy'arie, K.H.Moh, Agus Salim, H, dll. Menurut saya cukup menjadi Mohammad Hatta, Hasyim Asy'arie, atau Agus Salim saja. Dengan pengecualian nama-nama seperti Jenderal Sudirman, Pangeran Diponegoro, H.O.S. Tjokroaminoto, dll. --LouCypher 00:34, 27 Feb 2005 (UTC)
- Setuju, tapi gelar lengkapnya hendaknya diberikan pada intro artikel. Hayabusa future 01:39, 27 Feb 2005 (UTC)
- Itu memang harus. Yang jelas tidak sebagai judul artikel. -LouCypher 11:30, 27 Feb 2005 (UTC)
- Ya saya setuju dgn LouCypher. Gelar tidak usah ditulis sebagai judul artikel. Jadi misalkan Soekarno dan bukan Ir. Soekarno. Meursault2004 12:31, 27 Feb 2005 (UTC)
[sunting] Dari Warkop
- Dari Wikipedia:Warung Kopi:
Menurut saya harus ada peraturan khusus di Wikipedia bagi gelar di depan nama. Gelar sebenarnya bukan bagian dari nama dan tidak perlu ikut ditulis. Yang saya maksud terutama gelar2 kebangsawanan dan akademis. Jadi misalkan Raden Soekarso, Raden Ayu Kartini, Raden Ayu Siti Hartinah, Kangjeng Raden Tumenggung Hardjono, Gusti Pangeran Harjo Djatikoesoemo dan Drs. Jusuf Kalla tidak usah dituliskan sebagai judul. Namun tentu saja di artikelnya sendiri harus dituliskan secara lengkap. Meursault2004 13:08, 18 Februari 2006 (UTC)
- Saya setuju; hal ini bisa ditambahkan di WP:PPNA. Hayabusa future 15:06, 18 Februari 2006 (UTC)
[sunting] Raden
Saya ada pertanyaan: apakah semua orang yg bernama "Raden" di depannya menggunakannya sebagai gelar? Atau ada pula yg menggunakan "Raden" sebagai nama depan biasa saja? Sebab agak aneh jika misalnya Raden Wijaya dipindah ke Wijaya saja (tidak lazim), atau Raden Saleh ke Saleh atau Saleh Sjarif Bestaman (juga tidak lazim). Hayabusa future 08:36, 19 Februari 2006 (UTC)
- Ya, semua orang menggunakan sebagai gelar tanpa perkecualian. Meskipun begitu kata ini juga dipakai sebagai nama depan oleh suku non-Jawa. Misalnya pernah saya dengar ada seorang Batak bernama Raden Pardede, salah seorang pakar yg sedang diwawancarai di TV. Untuk Raden Wijaya dan Raden Saleh, memang mungkin tidak apa dipakai sebagai perkecualian. Kalau tidak memang terlihat aneh. Kalau begitu harus dilihat per kasus lagi ya :-) Meursault2004 09:36, 19 Februari 2006 (UTC)