Syech Yusuf Tajul Khalwati

Dari Wikipedia bahasa Melayu

Syech Yusuf Tajul Khalwati dilahirkan di Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia pada 3 Julai 1626 Beliau meninggal dunia di Sri Lanka pada 23 Mei 1699.

Beliau lahir di Gowa, Sulawesi Selatan dengan nama Muhammad Yusuf. Nama ini diberikan oleh Sultan Alauddin, raja Gowa, yang juga adalah sahabat keluarga ibunda Syekh Yusuf. Nama lengkapnya setelah dewasa adalah Tuanta Salamka ri Gowa Syekh Yusuf Abul Mahasin Al-Yaj Al-Khalwati Al-Makassari Al-Banteni.

Pendidikan agama diperolehinya dari Daeng Ri Tassamang, guru kerajaan Gowa. Syekh Yusuf juga berguru pada Sayyid Ba-lawi bin Abdul Al-Allamah Attahir dan Jalaludin Al-Aydit.

Pada usia 18 tahun, Syekh Yusuf pergi ke Banten dan Aceh. Di Banten ia bersahabat dengan Pangeran Surya (Sultan Ageng Tirtayasa), yang kelak menjadikannya mufti Kesultanan Banten. Di Aceh, Syekh Yusuf berguru pada Syekh Nuruddin Ar-Raniri dan mendalami tarekat Qodiriyah.

Syekh Yusuf juga sempat mencari ilmu ke Yaman, berguru pada Syekh Abdullah Muhammad bin Abd Al-Baqi, dan ke Damsyik untuk berguru pada Syekh Abu Al-Barakat Ayyub bin Ahmad bin Ayyub Al-Lhalwati Al-Quraisyi.

[Sunting] Riwayat Perjuangan

Ketika Kesultanan Gowa mengalami kekalahan dalam perang terhadap Belanda, Syekh Yusuf berpindah ke Banten dan diangkat menjadi mufti di sana. Pada tempoh ini Kesultanan Banten menjadi pusat pendidikan agama Islam, dan Syekh Yusuf memiliki murid dari pelbagai daerah, termasuk 400 orang asal Makassar yang dipimpin oleh Ali Karaeng Bisai.

Ketika pasukan Sultan Ageng dikalahkan Belanda tahun 1682, Syekh Yusuf ditangkap dan diasingkan ke Sri Langka pada bulan September 1684.

Di Sri Langka, Syekh Yusuf tetap aktif menyebarkan agama Islam, sehingga memiliki ratusan murid, yang umumnya berasal dari India Selatan. Salah satu ulama besar India, Syekh Ibrahim ibn Mi'an, termasuk mereka yang berguru pada Syekh Yusuf.

Melalui jemaah haji yang singgah ke Sri Langka, Syekh Yusuf masih dapat berkomunikasi dengan para pengikutnya di Nusantara, sehingga akhirnya oleh Belanda, ia diasingkan ke lokasi lain yang lebih jauh, iaitu Afrika Selatan, pada bulan Julai 1693.

Di Afrika Selatan, Syekh Yusuf tetap berdakwah, dan memiliki banyak pengikut. Ketika ia meninggal dunia pada tanggal 23 Mei 1699, pengikutnya menjadikan hari wafatnya sebagai hari peringatan. Bahkan, Nelson Mandela, bekas presiden Afrika Selatan, menyebutnya sebagai 'Salah Seorang Putra Afrika Terbaik'.