Pramuka

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Artikel ini belum atau baru diterjemahkan sebagian dari bahasa Inggris.
Bantulah Wikipedia untuk melanjutkannya. Lihat panduan penerjemahan Wikipedia.

Pramuka, atau sering juga disebut pandu atau kepanduan (b. Inggris: Scouting) adalah sebuah gerakan pemuda yang telah merambah ke seluruh dunia. Gerakan kepanduan terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita, yang bertujuan untuk melatih fisik, mental dan spiritual para pesertanya dan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan positif di masyarakat. Tujuan ini dicapai melalui program latihan dan pendidikan non-formal kepramukaan yang mengutamakan aktivitas praktis di lapangan. Saat ini, terdapat lebih dari 38 juta anggota pramuka dari 217 negara dan teritori.

Daftar isi

[sunting] Sejarah

[sunting] Kelahiran Gerakan Pramuka

Gerakan ini dimulai pada tahun 1907 ketika Robert Baden-Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania raya, dan William Alexander Smith, pendiri Boy's Brigade, mengadakan perkemahan kepanduan pertama di kepulauan Brownsea, Inggris.

Ide untuk mengadakan gerakan tersebut muncul ketika Baden-Powell dan pasukannya berjuang mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, dari serangan tentara Boer. Ketika itu, pasukannya kalah besar dibandingkan tentara Boer. Untuk mengakalinya, sekelompok pemuda dibentuk dan dilatih untuk menjadi tentara sukarela. Tugas utama mereka adalah membantu militer mempertahankan kota. Mereka mendapatkan tugas-tugas yang ringan tapi penting; misalnya mengantarkan pesan yang diberikan Baden-Powell ke seluruh anggota militer di kota tersebut. Pekerjaan itu dapat mereka selesaikan dengan baik sehingga pasukan Baden-Powell dapat mempertahankan kota Mafeking selama beberapa bulan. Sebagai penghargaan atas keberhasilan yang mereka dapatkan, setiap anggota tentara sukarela tersebut diberi sebuah lencana. Gambar dari lencana ini kemudian digunakan sebagai logo dari gerakan Pramuka internasional.

Keberhasilan Baden-Powell mempertahankan kota Mafeking membuatnya dianggap menjadi pahlawan. Dia kemudian menulis sebuah buku yang berjudul Aids to Scouting (ditulis tahun 1899), dan menjadi buku terlaris saat itu.

Pada tahun 1906, Ernest Thompson Seton mengirimkan Baden-Powell sebuah buku karyanya yang berjudul The Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, seorang keturunan Inggris-Kanada yang tinggal di Amerika Serikat, sering mengadakan pertemuan dengan Baden-Powell dan menyusun rencana tentang suatu gerakan pemuda.

Pertemuannya dengan Seton tersebut mendorongnya untuk menulis kembali bukunya, Aids to Scouting, dengan versi baru yang diberi judul Boy's Patrols. Buku tersebut dimaksudkan sebagai buku petunjuk kepanduan bagi para pemuda ketika itu. Kemudian, untuk menguji ide-idenya, dia mengadakan sebuah perkemahan untuk 21 pemuda dari berbagai lapisan masyarakat selama seminggu penuh, dimulai pada tanggal 1 Agustus, di kepulauan Brownsea, Inggris. Metode organisasinya (sekarang dikenal dengan sistem patroli atau patrol system dalam bahasa Inggris) menjadi kunci dari pelatihan kepanduan yang dilakukannya. Sistem ini mengharuskan para pemuda untuk membentuk beberapa kelompok kecil, kemudian menunjuk salah satu diantara mereka untuk menjadi ketua kelompok tersebut.

Setelah bukunya diterbitkan dan perkemahan yang dilakukannya berjalan dengan sukses, Baden-Powell pergi untuk sebuah tur yang direncanakan oleh Arthur Pearson untuk mempromosikan pemikirannya ke seluruh Inggris. Dari pemikirannya tersebut, dibuatlah sebuah buku berjudul Scouting fo Boys, yang saat ini dikenal sebagai buku panduan kepramukaan (Boy Scout Handbook) edisi pertama.

Saat itu Baden-powell mengharapkan bukunya dapat memberikan ide baru untuk beberapa oraganisasi pemuda yang telah ada. Tapi yang terjadi, beberapa pemuda malah membentuk sebuah organisasi baru dan meminta Baden-Powell menjadi pembimbing mereka. Ia pun setuju dan mulai mendorong mereka untuk belajar dan berlatih serta mengembangkan organisasi yang mereka dirikan tersebut.

Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota, Baden-Powell semakin kesulitan membimbing mereka; Ia membutuhkan asisten untuk membantunya. Oleh karena itu, ia merencanakan untuk membentuk sebuah pusat pelatihan kepemimpinan bagi orang dewasa (Adult Leadership Training Center). Pada tahun 1919, sebuah taman di dekat London dibeli sebagai lokasi pelatihan tersebut. Ia pun menulis buku baru yang berjudul Aids to Scoutmastership dan beberapa buku lainnya yang kemudian ia kumpulkan dan disatukan dalam buku berjudul Roverinng to Success for Rover Scouts pada tahun 1922.

[sunting] Perkembangan gerakan Pramuka

Tak lama setelah buku Scouting For Boys diterbitkan, Pramuka mulai dikenal di seluruh Inggris dan Irlandia. Gerakannya sendiri, secara perlahan tapi pasti, mulai dicoba dan diterapkan diseluruh wilayah kerajaan Inggris dan koloninya.

The first recognized overseas unit was chartered in Gibraltar in 1908, followed quickly by Malta. Canada became the first overseas Dominion with a sanctioned Boy Scout program, followed by Australia, New Zealand and South Africa. Chile was the first country outside of the British Dominions to have a recognized scouting program. The first Scout rally was held at the Crystal Palace, London, in 1910. It attracted 10,000 boys, as well as a number of girls, who turned out for this exhibition of Scouting. By 1910 Argentina, Denmark, Finland, France, Germany, Greece, India, Mexico, the Netherlands, Norway, Russia, Singapore, Sweden, and the United States had Boy Scouts.[2][3][4]

Since the program initially focused on boys aged 11-18 and the movement grew rapidly, the need for four additional programs quickly became apparent: younger boys, older boys, girls, and leader training.

Programs for Cub Scouts, Explorers, and Rover Scouts were in place by the late 1910s in several countries. Sometimes these operated on their own until official recognition was obtained from a country's Scouting organization, such was the case in the United States, where attempts at Cub programs began as early as 1911, but official recognition was not obtained until 1930.[4][5][6][7]

Girls wanted to become part of the movement almost as soon as it began. Agnes Baden-Powell, the sister of the movement's founder, Robert Baden-Powell, became the first president of the Girl Guides when it was formed in 1910 in the United Kingdom. She started Rosebuds, later renamed Brownies (Girl Guides) for younger girls in 1914. She stepped down as president of the Girl Guides in 1917 and was replaced by Olave Baden-Powell, Robert Baden-Powell's wife. She remained as vice-president of the Girl Guides until her death at age 86. At that time, girls were placed into Scouting units separate from boys because of societal standards of the time. By the 1990s, Scout associations in many countries had become co-educational.[8]

Early Scoutmaster training camps were held in London in 1910 and Yorkshire in 1911. But Baden-Powell wanted his training to be as practical as possible, and that meant in camp and this led to the development of Wood Badge. The development of leader training was delayed by World War I, so the first Wood Badge course was not held until 1919.[9] A wide range of leader training now exists, from basic to program-specific to Wood Badge.


[sunting] Gerakan Pramuka Indonesia

Presiden Membuka Jambore Nasional VIII-2006
Perbesar
Presiden Membuka Jambore Nasional VIII-2006
Artikel utama: Gerakan Pramuka Indonesia, dan [[]], dan [[]], dan [[]], dan [[]]

Bapak Pramuka Indonesia adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Lambang dari gerakan gerakan ini adalah tunas kelapa karena seluruh bagian dari pohon kelapa bermanfaat. Diharapkan dengan lambang itu, para pramuka bisa memberi banyak manfaat bagi dirinya dan lingkungan sekitar.

[sunting] Lihat juga

[sunting] Pranala luar