Virgin (film)
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Virgin | |
![]() |
|
Sutradara | Hanny Saputra |
Ditulis oleh | Armantano |
Menampilkan | Laudya Cynthia Bella Ardina Rasti Angie Mike Muliardo |
Produser | PT. Kharisma Starvision Plus |
Distributor | |
Tanggal rilis | 2004 |
Durasi | 114 menit |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Biaya | |
Halaman IMDb |
Virgin adalah sebuah film Indonesia buatan tahun 2004 yang disutradari oleh Hanny Saputra. Film ini memenangi kategori Penata Artistik Terbaik (Frans XR Paat) dalam Festival Film Indonesia 2005.
[sunting] Data film
- Sutradara: Hanny Saputra
- Produser: Chand Parwez
- Penulis skenario: Armantano
- Durasi: 114 menit
- Diproduksi: PT. Kharisma Starvision Plus
[sunting] Sinopsis
Kisah ini mengisahkan kehidupan remaja belasan tahun di kota metropolitan. Kehidupan remaja yang dibidik menjadi bahan cerita adalah pergaulan remaja yang terseret ke dalam kehidupan hedonis, liberalis, dan pencandu tren baru dengan perangai serbaingin tahu.
Alur cerita bertumpu pada persahabatan tiga remaja, yaitu Biyan (diperankan Laudya Cynthia Bella), Stella (Ardina Rasti), dan Ketie (Angie). Di seberang persahabatan mereka, terdapat Luna (Uli Auliahti) and hers gank yang menjadi rival dalam berbagai kesempatan. Rivalitas itu, seperti bisa diterka pada umumnya film kisah remaja, adalah pertarungan memperebutkan cowok ganteng, yaitu Marix (Mike Muliardo). Pada film ini juga terdapat perebutan casting untuk sebuah peran pada sejudul film roman picisan yang tengah dibuat.
Luna yang menjadi antagonis, dikisahkan bersaing dengan Stella dalam memperebutkan peran untuk film roman picisan tadi. Walau akting Stella amat parah, namun di akhir kisah ia memenanginya. Pertarungan menjadi seakan-akan seru karena dibumbui persaingan memperebutkan Marix oleh Luna versus Biyan. Karena Luna sudah diposisikan sebagai antagonis, tentu saja menjadi pihak yang kalah bertarung.
Pada persaingan antarremaja itu, sang penulis kisah, mencoba memotret realitas kehidupan bahwa selalu ada pihak yang menghalalkan berbagai cara demi meraih kemenangan. Stella misalnya, pada mulanya kepada sutradara film bersedia menawarkan diri asal peran dalam film roman picisan itu diberikan kepadanya. Luna yang tampak selalu urakan dan menggebu-gebu, mengerahkan berbagai trik untuk mendapatkan Marix. Atau Ketie yang harus survival, terpaksa menjual diri hingga bersedia di-booking dalam mobil atau toilet.
[sunting] Pranala luar
- (en) Review di Variety