Sakramen
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
![]() |
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, Anda boleh menghapus pesan ini. |
Sakramen adalah ritus Agama Kristen yang menjadi perantara (menyalurkan) rahmat ilahi. Kata 'sakramen' berasal dari Bahasa Latin sacramentum yang secara harfiah berarti "menjadikan suci". Salah satu contoh penggunaan kata sacramentum adalah sebagai sebutan untuk sumpah bakti yang diikrarkan para prajurit Romawi; istilah ini kemudian digunakan oleh Gereja dalam pengertian harfiahnya dan bukan dalam pengertian sumpah tadi.
Bagi Gereja Protestan, kata "menjadi perantara" atau "menyalurkan" digunakan hanya dengan pemahaman bahwa sakramen adalah suatu simbol atau peringatan yang terlihat dari rahmat yang tak terlihat. Gereja-Gereja Pentakosta klasik, kaum Injili, Nazarin dan Fundamentalis, menganut suatu bentuk imamat yang unik. Karena alasan ini, kebanyakan dari mereka lebih suka menggunakan istilah “Fungsi Imamat” atau “Ordinansi”. Keyakinan ini menjadikan ordinansi efektif dalam hal ketaatan dan partisipasi orang-orang percaya serta kesaksian pimpinan dan anggota jemaat. Cara pandang ini bersumber dari pengembangan konsep "imamat setiap orang percaya". Kegiatan ordinansi lebih ditekankan peran imamat dari pada peran sakramentalnya sehingga ordinansi lebih dipandang sebagai suatu tindakan pengorbanan yang dipersembahkan oleh orang-orang percaya dari pribadinya masing-masing, dari pada sebagai suatu ritual yang mengandung kuasa sendiri.
Gereja-Gereja Katolik, Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental, Assyria, Anglikan, Methodis, dan Lutheran yakin bahwa sakramen-sakramen bukan sekedar simbol-simbol belaka, melainkan "tanda-tanda atau simbol-simbol yang mengeluarkan apa yang dilambangkannya", jadi, sakramen-sakramen, di dalamnya dan dari padanya, yang dilayankan dengan benar, digunakan Allah sebagai sarana untuk mengkomunikasikan rahmat bagi umat beriman yang menerimanya.
Dalam tradisi Kekristenan Barat, sakramen kerap diartikan sebagai tanda yang terlihat, yakni kulit luar yang membungkus isinya, yaitu rahmat rohaniah (walaupun tidak semua sakramen diterima semua Gereja sebagai sakramen). Ketujuh sakramen adalah Pembaptisan, Krisma (atau Penguatan), Ekaristi (Komuni), Imamat (Pentahbisan), Rekonsiliasi (atau Pengakuan Dosa), Pengurapan Orang Sakit (Minyak Suci), dan Pernikahan. Kebanyakan dari sakramen-sakramen ini digunakan sejak masa apostolik dalam Gereja, tetapi perkawinan, misalnya, baru diakui sebagai suatu sakramen pada abad pertengahan. Beberapa Gereja tidak menganggap beberapa dari sakramen di atas sebagai sakramen. Beberapa Gereja yang lain, misalnya Gereja Anglikan dan Kaum Katolik-Lama (bukan Gereja Katolik), menganggap dua sakramen ketuhanan dalam Injil, yaitu Pembaptisan dan Ekaristi, sebagai "sakramen-sakramen yang diperintahkan, yang mendasar, dan yang utama, yang dianugerahkan bagi keselamatan kita," serta menganggap kelima ritus sakramental lainnya sebagai "sakramen rendah" yang merupakan turunan dari kedua sakramen utama tadi.
Sudah jelas bahwa Gereja-Gereja, denominasi-denominasi, dan sekte-sekte Kristen tidak sefaham dalam hal jumlah dan pelaksanaan sakramen, namun umumnya sakramen-sakramen diyakini telah dilembagakan oleh Yesus. Pihak yang tidak percaya pada teologi sakramental menyebut ritus-ritus tersebut — atau setidak-tidaknya ritus-ritus yang mereka gunakan — terutama pembaptisan dan Komuni, sebagai "ordinansi." Sakramen-sakramen biasanya dilayankan oleh klerus bagi satu atau lebih penerima, dan umumnya difahami melibatkan unsur-unsur yang terlihat dan yang tak terlihat. Unsur yang tak terlihat (yang bermanifestasi di dalam diri) dianggap terjadi berkat karya Roh Kudus, rahmat Allah bekerja di dalam diri para penerima sakramen, sedangkan unsur yang terlihat (atau yang tampak dari luar) meliputi penggunaan benda-benda seperti air, minyak, roti, serta roti dan anggur yang diberkati atau dikonsekrasi; penumpangan tangan; atau suatu kaul penting tertentu yang ditandai dengan suatu pemberkatan umum (seperti pada pernikahan dan absolusi).
Daftar isi |
[sunting] Etimologi
Istilah sakramen berasal dari bahasa Latin sacramentum, yang berarti "suatu kegiatan suci".
[sunting] Sakramen
Sakramen berasal dari bahasa Latin 1 Sakramentum, artinya “membuat suci, penggunaan suci, mempersembahkan kepada dewa-dewa; 2 Musterion, “ketetapan-ketetapan yang diberikan tekanan atau perhatian khusus” (dalam Vulgata, berarti, ketetapan yang Yesus berikan tekanan khusus); Kedua kata tersebut dipakai –dalam budaya Helenis- sebagai :
1. Uang muka yang dibayar dua belah pihak yang mengadakan perkara di pengadilan;
sacrementuentum, merupakan jaminan bahwa pihak yang kalah sudah membayar kepada pengadilan semua ongkos perkara. Uang tersebut tidak akan dikembalikan;
2. Sumpah tentara kepada panglima. Seorang prajurit tetap setia kepada panglimanya, bahkan
sampai mati demi bangsa dan negaranya.
[sunting] Arti sakramen dalam gereja
Gereja mula-mula, memberikan makna dan isi baru tentang sakramen (di dalamnya menyangkut sakramen dan mysterion), sehingga maknanya adalah:
1. Suatu kesepakatan antara manusia dengan Tuhan Allah. Sehingga dengan menerima Sakramen,
seseorang berjanji untuk hidup setia kepada Yesus Kristus.
2. Sebagai sumpah kesetiaan orang-orang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
3. Menurut Agustinus, salah seorang dari "bapa-bapa gereja", sakramen berarti :
a. Tanda-tanda yang kelihatan dari yang tidak kelihatan dari suatu hal suci; atau wujud yang kelihatan dari rahmat yang tidak kelihatan; Firman yang kelihatan.
b. Tanda dan meterai yang kelihatan dan suci yang ditentukan oleh Tuhan Allah, menjelaskan bahwa segala sesuatu yang dijanjikan-Nya supaya iman kita dikuatkan,
c. Ditetapkan Tuhan Allah untuk menguatkan persekutuan sesama anak-anak Allah. Sakramen memberikan anugerah dan menguduskan seseorang. Cara untuk mempersatukan seseorang [manusia] dengan Kristus, dan mempertahankan persatuan itu
[sunting] Gereja Katolik
Gereja Katolik memahami sakramen sebagai tanda yang kelihatan, yang dapat diindrai, yang dilembagakan oleh Yesus dan dipercayakan kepada Gereja, sebagai cara yang dengannya rahmat ilahi diindikasikan oleh tanda-tanda (simbol) yang diterimakan, yang membantu pribadi yang menerimanya untuk bertambah dalam kekudusan, dan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan Gereja dalam amal dan kesaksian.
Gereja Katolik mengakui tujuh sakramen, dan dalam Katekismus Gereja Katolik, diurutkan sebagai berikut:
1. Pembaptisan (Baptis); dengan menerima sakramen ini, seseorang dianggap menjadi milik Kristus dan warga Kerajaan Allah.
2. Penguatan (Krisma); pengurapan dengan minyak Krisma meneguhkan rahmat yang diterima seseorang ketika dibaptis.
3. Ekaristi (Komuni Suci); mengambil bagian dari Tubuh dan Darah Yesus Kristus, dan dengan demikian ikut serta dalam sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya.
4. Rekonsiliasi (Pengakuan Dosa); dosa menjauhkan manusia dari Allah. Dengan mengakui dan memohon pengampunan atas dosa-5. Pengurapan Orang Sakit (Minyak Suci); memohon kesembuhan dari Allah, terutama kesembuhan rohani. dosanya, manusia kembali berdamai dengan Allah.
6. Imamat (Pentahbisan); penumpangan tangan bagi orang-orang yang dikhususkan untuk pelayanan dan kepemimpinan dalam Gereja diwariskan tanpa terputus dari para rasul Kristus.
7. Pernikahan; persatuan antara satu orang pria dan satu orang wanita menajadi satu rumah tangga Kristiani.
Ketiga sakramen pertama disebut sebagai sakramen-sakramen inisiasi, kedua sakramen berikutnya disebut pula sakramen-sakramen penyembuhan, dan dua sakramen terakhir disebut sakramen-sakramen panggilan. Untuk penjelasan lebih lanjut, lihat Sakramen Gereja Katolik.
[sunting] Gereja Protestan
1. Baptisan Kudus, Mat. 28:18-20 2. Perjamuan Kudus, Mat. 26:26-29, I Kor 11:23-32 [1 Yoh 5:7,8; Yoh3:5; 6:54,55]. Menurut Y.Calvin, Sakramen “sebagai materei atau segel. Dengan Sakremen, Tuhan Allah menguatkan dan mensahkan perjanjian yang telah Ia buat dengan manusia melalui pengorbanan Kristus di Golgota”. Sakramen sebagai alat karunia yang menyatakan kasih Allah, untuk memperteguh iman seseorang pada Firman, sehingga tidak terombang-ambing dalam kelemahan dan pencobaan.
[sunting] Baptisan
Arti Baptisan,; (Yunani), Baptiso, dimandikan, dibersihkan, atau diselamkan; Roma 6 : 1- 14, mati dan bangkit di dalam Kristus; Melambangkan bahwa manusia mati terhadap dosa bersama dengan Kristus, dan dibangkitkan untuk suatu hidup baru. Karena manusia dilahirkan kembali oleh air dan Roh Kudus, Yoh 3:5. Dan hidup baru tersebut menunjukkan kita dibersihkan dari dosa.
Baptisan tidak menyelamatkan seseorang. Karena kita diselamatkan oleh iman, Sola Fide, Ef 2:8. Baptisan hanya menandai atau tanda/meterai bahwa kita sebagai orang yang telah menjadi bagian dari keluarga Allah, masuk dalam persekutuan dengan Tuhan Allah melalui Yesus Kristus.
Mengapa orang percaya harus dibaptiskan :perintah Tuhan Yesus, Mat. 28 : 19 “pergi dan jadikan semua bangsa murid Tuhan, baptis dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, mengajar Firman Allah untuk menjadi murid Tuhan ; untuk masuk dalam keluarga umat kudus kepunyaan Allah, I Pet. 2 : 9 -10; menerima warisan janji Tuhan Allah kepada Bapa Orang Beriman, Kisah 2:39.
Cara Baptisan : Yang penting bukan cara dibaptis,, dengan cara dipercikan atau diselamkan- tetapi dalam siapa atau dengan nama siapa dibaptiskan: Dilakukan kepada laki-laki dan perempuan, Galatia 3:28; Diberikan kepada semua orang -melewati batas-batas SARA dari segala bangsa di muka bumi- percaya kepada Yesus; Menyatakan bahwa Kristus telah menghapus surat hutang, Kolose 2:11-15; tidak ada tanda yang permanen pada tubuh: menekankan bahwa matrei kekristenan ialah kehadiran Roh Kudus dalam diri kita -batin kita dibersihkan- sehingga kita tidak lagi dikuasai oleh dosa.
Seseorang hanya dibaptis satu kali: Seorang anak yang dibaptis [baptisan bayi], menunjukkan bahwa, ia dibaptis karena; pengakuan iman orang tuanya, dan orang tua menyerahkan anak tersebut ke dalam kehendak dan rencana Tuhan Allah. Hal ini dilakukan, karena sebagai tanggung jawab nya kepada Tuhan Allah yang telah memberi kepercayaan kepada mereka untuk mendidik serta membimbing anak-anak dalam Tuhan, dan juga karena anak-anak juga merupakan pewaris janji dan anugerah Tuhan Allah . Oleh sebab itu, seorang anak tidak boleh melakukan baptisan ulang ketika mereka dewasa. Kalau ini terjadi maka itu berarti mereka menyia-nyiakan dan menganggap remeh apa yang orang tua telah lakukan bagi mereka
Seorang dewasa -yang tadinya bukan Kristen- yang dibaptisan [baptisan dewasa] berdasarkan pengakuan imanya serta penyerahan diri secara pribadi kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, dan juga ia harus meninggalkan imannya yang lama agar memperoleh iman yang baru, dalam arti menjadi serta masuk ke dalam persekutuan dengan Tuhan Allah yang menyatakan DiriNya dalam Yesus Kristus
[sunting] Perjamuan Kudus
Sakramen ditetapkan Tuhan Yesus untuk menguatkan dengan sesama orang percaya, seluruh umatNya, atau segenap keluarga Allah, di semua tempat dan segala zaman. Karena seseorang masuk ke dalam perse-kutuan keluarga Allah atau Jemaat sebagai anak-anak Allah melalui Baptisan. Dalam perse-kutuan tersebut, kita merayakan Perjamuan Kudus berarti makan bersama dari satu roti yaitu Tubuh Kristus, sebagai tanda kesatuan dalam Tubuh Kristus.
Gereja Mula-mula atau orang-orang yang menjadi percaya setelah peristiwa Pentakosta setiap hari berkumpul untuk memecahkan roti, yaitu Perjamuan Kudus, Kisah 2:42. Apa yang mereka lakukan ini diimani sebagai perintah dari Tuhan Yesus. Gereja melakukan atau melaksanakan Perjamuan Kudus sebagai peringatan terhadap penderitaan -dan juga kematian serta kebang-kitan- yang Tuhan Yesus alami, sampai Ia datang kedua kali, 1 Kor 11:28.
[sunting] Makna roti dan anggur di Perjamuan Kudus
1.Roti melambangkan Tubuh Kristus, meng-ingatan dan memperingati tubuh Yesus yang disalibkan. Makan tubuh Kristus dalam arti -kita- dipersatukan dengan Dia, dengan menerima apa yang dilakukan-Nya bagi manusia, Yoh 6:48-58. Makan roti mengingatkan bahwa Yesus menjadi manusia supaya tubuh manusiawi itu disalibkan. Ia menderita dan mati serta bangkit, untuk menciptakan Tubuh baru, yaitu jemaatNya
2.Anggur melambangkan darah Kristus yang ditumpahkan untuk menyucikan dosa-dosa manusia. Darah ditumpahkan pada/dari tubuh Yesus yang terpaku di kayu salib untuk pengam-punan atau penghapusan dosa seluruh manusia. Darah yang adalah hidup, ditumpahkan agar memberi hidup kekal bagi manusia. Minum anggur -pada/dari cawan- pada Perjamuan Kudus, mengingatkan -kita- bahwa Yesus sendiri telah minum cawan murka Tuhan Allah yang seharusnya diterima manusia
Sikap pada Perjamuan Kudus 1.Berusaha untuk hadir, karena Tuhan Yesus sendirilah yang mengundang untuk datang pada meja perjamuan 2.Mempersiapkan diri untuk hadir. Menyelidiki dan mengaku dosa, berdamai dengan sesama manusia, serta mohon
pengampunan dari Tuhan Allah. Kita datang ke hadapan Tuhan Allah sebagai orang yang berdosa yang sudag ditebus oleh Kristus
3.Dengan makan dan minum pada meja Perjamuan Kudus, ini berarti ada suatu penyerahan diri kepada Tuhan Allah.
Karena Yesus telah menyerahkan Diri-Nya sebagai ganti manusia, maka setiap menghadiri Perjamuan Kudus menunjukkan bahwa seseorang mau menjadi persembahan yang hidup dan berkenan kepada Tuhan Allah, Roma 12:1-2
Jappy M Pellokila http://www.jappy.com3.us
[sunting] Penerapan
Ketujuh sakramen yang dikenal Gereja Katolik adalah:
- Pembaptisan
- Ekaristi
- Pernikahan
- Imamat
- Penguatan
- Pengakuan dosa
- Perminyakan
Selain ketujuh sakramen di atas, beberapa kelompok Kristen menganggap pembasuhan kaki sebagai sebuah sakramen juga.
Tujuh sakramen yang diterima agama Katholik umumnya diterima Ortodoks Timur dan Ortodoks Oriental, tetapi tradisi-tradisi tersebut tidak membatasi jumlah sakramen pada tujuh saja.
[sunting] Lihat pula
![]() |
Artikel mengenai Kristen ini adalah sebuah tulisan rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia mengembangkannya. |