Anak yang hilang

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Perumpamaan Anak yang Hilang adalah salah satu perumpamaan yang paling terkenal di dalam Perjanjian Baru. Perumpamaan ini terdapat dalam Lukas 15:11-32, dan merupakan bagian dari sebuah rangkaian perumpamaan Yesus tentang tiga kehilangan dalam seluruh bab ini: domba yang hilang, mata uang yang hilang, dan anak yang hilang.

Dalam perumpamaan ini, Yesus menceritakan kehidupan sebuah keluarga yang terdiri dari seorang ayah yang tampaknya cukup berada dan dua orang anaknya. Pada suatu hari si anak bungsu meminta bagian warisan yang akan diberikan kepadanya. Sudah tentu permintaan ini agak aneh, karena sang ayah sendiri masih hidup. Namun si ayah itu tetap memberikan bagian warisan tersebut kepadanya. Si bungsu kemudian pergi merantau.

Ternyata ia malah menghambur-hamburkan uang yang diberikan oleh ayahnya itu hingga akhirnya ia jatuh miskin. Setelah kehilangan segala-galanya, si bungsu pun hidup menderita. Bencana kelaparan melanda negeri itu. Si bungsu pun terpaksa merendahkan dirinya, bekerja sebagai seorang gembala babi. Pekerjaan ini tentu sangat hina bagi seorang Yahudi seperti si bungsu dan khalayak yang mendengarkan perumpamaan ini.

Kehinaan itu semakin bertambah-tambah ketika si bungsu dalam keadaan yang sangat kelaparan bahkan ia ingin memakan ampas yang diberikan kepada babi-babi itu (Lukas 15:16). Namun demikian, orang-orang yang bekerja bersamanya itu pun tidak bersedia memberikan ampas makanan babi itu kepadanya.

Pada saat itulah si bungsu teringat akan kehidupannya yang nyaman dan bahagia di rumah ayahnya dahulu. Karena itu ia lalu memutuskan untuk kembali pulang ke rumah ayahnya, bukan sebagai anak melainkan untuk bekerja sebagai hamba.

Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.

Ketika si bungsu pulang, dari kejauhan sang ayah telah melihat kedatangannya. Ia bahkan segera berlari mendekati anaknya yang telah hilang selama ini. Melihat kedatangan ayahnya itu, si bungsu segera mengungkapkan penyesalannya: "Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa." (Lukas 15:21)

Namun sang ayah tidak peduli terhadap keadaan si bungsu. Baginya, kepulangan anak bungsunya itu dengan selamat sudah cukup membahagiakannya. Karena itu ia menyuruh hamba-hambanya mengambilkan pakaian yang terbaik untuk si bungsu dan menyembelih anak sapi yang paling gemuk dan berpesta untuk merayakan kepulangannya. "Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali," demikian katanya.

Cerita ini tidak selesai di sini, sebab kemudian kembalilah si anak sulung dari ladang tempat ia bekerja selama ini. Si anak sulung terheran-heran menyaksikan kemeriahan besar di rumahnya. Kepadanya disampaikan bahwa adiknya yang selama ini menghilang, telah kembali dengan selamat.

Mengetahui hal itu, si sulung menjadi marah.

Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.

Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.

Ayahnya mencoba menjelaskan kepadanya. Selama ini si sulung sudah bersama-sama tinggal bersama ayahnya. Segala yang ada di rumah ayahnya adalah miliknya juga. Mengapa kini ia mengharapkan ayahnya mengganjar semua pekerjaannya sama seperti seorang upahan?

Melalui perumpamaan ini Yesus berusaha menjelaskan kasih Allah bagi orang berdosa. Seperti yang dijelaskan dalam perumpamaan domba yang hilang dan mata uang yang hilang, Allah selalu berusaha mencari yang terhilang. Namun yang aneh, selalu ada orang-orang seperti si sulung yang tidak senang melihat kasih Allah kepada orang berdosa. Karena itu, siapakah sesungguhnya yang "terhilang" di dalam perumpamaan ini?

Perumpamaan Yesus - edit
Anak yang Hilang | Bendahara yang Curang | Benih yang Bertumbuh | Biji Sesawi | Domba dan Kambing | Domba yang Hilang | Dua Orang Anak | Dua Orang yang Berutang | Farisi dan Pemungut Cukai | Gembala yang Baik | Hakim yang Tidak Adil | Hamba yang Setia | Hamba yang Tidak Mengenal Kasihan | Harta Terpendam | Mata Uang yang Hilang | Nelayan yang Menjala Ikan | Lazarus dan Si Orang Kaya | Orang Kaya yang Bodoh | Para Penyewa yang Jahat | Pekerja di Kebun Anggur | Pesta yang Besar | Perumpamaan Ilalang | Perumpamaan Mutiara | Perumpamaan Orang Samaria | Perumpamaan Talenta | Pohon Ara yang Tak Berbuah | Perumpamaan Pokok Anggur | Perumpamaan Ragi | Perumpamaan Rumah yang Tahan Banjir | Sahabat di Malam Hari | Sang Penabur | Perumpamaan Sepuluh Anak Dara |