Kakawin Arjunawiwāha

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Relief Arjuna dan Siwa pada candi Surawana (Surowono), Jawa Timur. Di sini tampak Arjuna dan Siwa yang menyamar sebagai pemburu tengah bertengkar siapa yang telah memanah babi hutan.
Perbesar
Relief Arjuna dan Siwa pada candi Surawana (Surowono), Jawa Timur. Di sini tampak Arjuna dan Siwa yang menyamar sebagai pemburu tengah bertengkar siapa yang telah memanah babi hutan.

Kakawin Arjunawiwāha (aksara Bali: , Jawa ) adalah kakawin pertama yang berasal dari Jawa Timur. Karya sastra ini ditulis oleh mpu Kanwa pada masa pemerintahan prabu Airlangga, yang memerintah di Jawa Timur dari tahun 1019 sampai dengan 1042 Masehi. Sedangkan kakawin ini diperkirakan digubah sekitar tahun 1030.

Konon Arjunawiwaha berdasarkan Wanaparwa, kitab ketiga Mahābharata.

Daftar isi

[sunting] Ikhtisar cerita

Dua lembaran lontar kakawin Arjunawiwaha.
Perbesar
Dua lembaran lontar kakawin Arjunawiwaha.

Teks ini menceritakan sang Arjuna ketika ia bertapa di gunung Mahameru. Lalu ia dicobai oleh para Dewa, dengan dikiriminya tujuh bidadari. Bidadari ini disuruh menggodanya. Nama bidadari yang terkenal adalah Dewi Supraba dan Tilottama.

Para bidadari tidak berhasil menggoda Arjuna, maka batara Indra datang sendiri menyamar menjadi seorang brahmana tua. Mereka berdiskusi soal agama dan Indra menyatakan jati dirinya dan pergi.

Lalu setelah itu ada seekor babi yang datang mengamuk dan Arjuna memanahnya. Tetapi pada saat yang bersamaan ada seorang pemburu tua yang datang dan juga memanahnya. Ternyata pemburu ini adalah batara Siwa.

Setelah itu Arjuna diberi tugas untuk membunuh Niwatakawaca, seorang raksasa yang mengganggu kahyangan.

[sunting] Manggala

Kakawin Arjunawiwaha memiliki sebuah manggala. Berikut adalah manggala beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

Manggala Terjemahan
1. Ambek sang paramārthapaṇḍita huwus limpad sakèng śūnyatā, Batin sang tahu Hakikat Tertinggi telah mengatasi segalanya karena menghayati Kehampaan[1],
Tan sangkèng wiṣaya prayojñananira lwir sanggrahèng lokika, Bukanlah terdorong nafsu indria tujuannya, seolah-olah saja menyambut yang duniawi,
Siddhāning yaśawīrya donira sukhāning rāt kininkinira, Sempurnanya jasa dan kebajikan tujuannya. Kebahagiaan alam semesta diperihatinkannya.
santoṣâheletan kelir sira sakèng sang hyang Jagatkāraṇa. Damai bahagia, selagi tersekat layar pewayangan dia dari Sang Penjadi Dunia.
2. Us.n.is.angkwi lebûni pâdukanirâ sang hyang Jagatkâran.a Hiasan kepalaku merupakan debu pada alas kaki beliau Sang Hyang Penjadi Dunia
Manggeh manggalaning miket kawijayan sang Pârtha ring kahyangan Terdapatkan pada manggala dalam menggubahkan kemenangan sang Arjuna di kahyangan

[sunting] Catatan kaki

  1. Terjemahan berdasarkan buku Ignatius Kuntara Wiryamartana, Arjunawiwāha, (1990:124) dengan beberapa perubahan kecil

[sunting] Referensi

[sunting] Lihat pula

Bahasa lain