Sistein
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Sistein | |
---|---|
Nama sistematik | Asam 2R-2-amino-3-sulfanil- propanoat |
Singkatan | Cys C |
Kode genetik | UGU UGC |
Rumus kimia | C3H7NO2S1 |
Massa molekul | 121,16g mol-1 |
Titik lebur | 240°C |
Massa jenis | ? g cm-3 |
Titik isoelektrik | 5,07 |
pKa | 1,91 8,14 10,28 |
Nomor CAS | [52-90-4] |
SMILES | SCC(N)C(=O)O |
![]() ![]() |
|
Sistein merupakan asam amino bukan esensial bagi manusia yang memiliki atom S, bersama-sama dengan metionin. Atom S ini terdapat pada gugus tiol (dikenal juga sebagai sulfhidril atau merkaptan). Karena memiliki atom S, sistein menjadi sumber utama dalam sintesis senyawa-senyawa biologis lain yang mengandung belerang. Sistein dan metionin pada protein juga berperan dalam menentukan konformasi protein karena adanya ikatan hidrogen pada gugus tiol.
Sistein mudah teroksidasi oleh oksigen dan membentuk sistin, senyawa yang terbentuk dari dua molekul sistein yang berikatan pada atom S masing-masing. Reaksi ini melepas satu molekul air (reaksi dehidrasi).
Sumber utama sistein pada makanan adalah cabai, bawang putih, bawang bombay, brokoli, haver, dan inti bulir gandum (embrio). L-sistein juga diproduksi secara industri melalui hidrolisis rambut manusia dan babi serta bulu unggas, namun sejak tahun 2001 juga telah dapat diproduksi melalui fermentasi mikroorganisme.
Serat wol dari domba juga banyak mengandung sistein. Bagi domba, sistein esensial yang harus dipasok dari rumput-rumputan yang dimakannya. Karena itu, jika rumput tidak tersedia domba tidak memproduksi wol. Namun demikian, domba transgenik yang memiliki enzim penghasil sistein (dari metionin) telah berhasil dikembangkan sehingga ketergantungan akan rumput menjadi berkurang.
20 asam amino dasar | |
---|---|
Glisin | Alanin | Valin | Leusin | Isoleusin | |
Serin | Treonin | |
Asam aspartat | Asam glutamat | |
Asparagin | Glutamin | |
Arginin | Histidin | Lisin | |
Sistein | Metionin | |
Prolin | |
Fenilalanin | Tirosin | Triptofan |