Pusat Bahasa

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Pusat Bahasa adalah sebuah badan yang dibentuk untuk merancang dan memantau perkembangan bahasa Indonesia di Indonesia.

[sunting] Sejarah

Pusat Bahasa berawal dengan terbentuknya Instituut voor Taal en Cultuur Onderzoek (ITCO) yang merupakan bagian dari Universitas Indonesia pada tahun 1947 dan dipimpin oleh Prof. Dr. Gerrit Jan Held. Sementara itu pihak pemerintah sendiri juga pada Maret 1948 membentuk lembaga bernama Balai Bahasa di bawah Jawatan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan.

Pada tahun 1952, Balai Bahasa dimasukkan ke lingkungan Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan digabung dengan ITCO menjadi Lembaga Bahasa dan Budaya. Selanjutnya, mulai 1 Juni 1959 lembaga ini diubah menjadi Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, dan menjadi bagian Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.

Pada tanggal 3 November 1966 lembaga ini berganti nama menjadi Direktorat Bahasa dan Kesusastraan serta berada di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sejak tanggal 27 Mei 1969 direktorat itu kembali berubah nama, menjadi Lembaga Bahasa Nasional, dan secara struktural berada di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Pada tanggal 1 April 1975 Lembaga Bahasa Nasional berganti nama menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Lembaga yang kerap disingkat dengan nama Pusat Bahasa ini, secara berturut-turut dipimpin oleh Prof. Dr. Amran Halim, Prof. Dr. Anton M. Moeliono, Drs. Lukman Ali, Dr. Hasan Alwi, dan Dr. Dendy Sugono

Kemudian berdasarkan Keppres tahun 2000, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa berubah nama sekali lagi menjadi Pusat Bahasa. Lembaga ini tetap berada di bawah naungan Setjend Departemen Pendidikan Nasional namun struktur keorganisasiannya dirampingkan.

Saat ini, Pusat Bahasa memiliki instalasi atau cabang, dengan nama Balai Bahasa, di dua puluh satu provinsi di Indonesia yaitu Balai Bahasa Medan,Balai Bahasa Medan, Balai Bahasa Padang, Balai Bahasa Pekanbaru, Balai Jambi, Balai Bahasa Palembang, Balai Bahasa Lampung, Balai Bahasa Bandung, Balai Bahasa Semarang, Balai Bahasa Surabaya, Balai Bahasa Yogyakarta, Balai Bahasa Bali, Balai Bahasa Papua, Balai Bahasa Maksar, Balai Bahasa Pontianak, Balai Bahasa Samarinda, Balai Bahasa Banjarmasin, Balai Bahasa Palangka Raya, Balai Bahasa Palu, Balai Bahasa Manado dan Balai Bahasa Nusatenggara Barat.

[sunting] Referensi

[sunting] Pranala luar