Kota Bogor

Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.

Untuk artikel kabupaten dengan nama sama, lihat Kabupaten Bogor.
  Rencana ini memerlukan kemaskini dalam Bahasa Melayu.
Silalah membantu.
 
Kota Bogor
80px
Lambang Kota Bogor
Gambar:Locator kota bogor.png
Peta lokasi Kota Bogor
Cogan kata: -
Provinsi Jawa Barat
Ibu kota {{{ibukota}}}
Luas 21,56 km²
Koordinat 106°48' BT dan 6°26' LS
Penduduk:
 · Jumlah
 · Kepadatan

834.000 (2003)
38.661 orang/km²
Pembahagian pentadbiran
Kecamatan 6
Desa/Kelurahan -
Dasar hukum -
Tarikh -
Walikota Diani Budiarto
Kod telefon 0251
APBD {{{apbd}}}
DAU Rp. -
Laman web http://www.kotabogor.go.id

Kota Bogor, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak 54 km sebelah selatan Jakarta, dan wilayahnya berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor. Luasnya 21,56 km², dan jumlah penduduknya 834.000 jiwa (2003). Bogor dikenal dengan julukan kota hujan, karena memiliki curah hujan yang sangat tinggi. Kota Bogor terdiri atas 6 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 31 kelurahan dan 37 desa.

Hari jadi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3 Juni, karena tanggal 3 Juni 1482 merupakan hari penobatan Prabu Siliwangi sebagai raja dari Kerajaan Pajajaran.

Bogor telah lama dikenal dijadikan pusat pendidikan dan penelitian pertanian nasional. Disinilah berbagai lembaga dan balai-balai penelitian pertanian nasional berdiri. Institut Pertanian Bogor yang telah ada sejak awal abad ke-20 telah ikut membawa harum nama bogor hingga mancanegara.

Jadual isi kandungan

[Sunting] Letak

Kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT - 106°51’00”BT dan 30’30”LS – 6°41’00”LS serta mempunyai ketinggian rata-rata minimal 190 meter, maksimal 350 meter dengan jarak dari ibu kota kurang lebih 60 km.

Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118,5 km² dan mengalir beberapa sungai yang permukaan airnya jauh di bawah permukaan dataran, yaitu: Ci (Sungai) Liwung, Ci Sadane, Ci Pakancilan, Ci Depit, Ci Parigi, dan Ci Balok. Topografi yang demikian menjadikan Kota Bogor relatif aman dari bahaya banjir alami.

Kota Bogor berbatasan dengan kecamatan-kecamatan dari Kabupaten Bogor sebagai berikut:

  • Utara: Kecamatan Sukaraja, Bojonggede, dan Kemang
  • Timur: Kecamatan Sukaraja dan Ciawi
  • Selatan: Kecamatan Cijeruk dan Caringin
  • Barat: Kecamatan Kemang dan Dramaga

[Sunting] Topografi

Kemiringan Kota Bogor berkisar antara 0–15% dan sebagian kecil daerahnya mempunyai kemiringan antara 15–30%. Jenis tanah hampir di seluruh wilayah adalah Lotosil coklat kemerahan dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm dengan tekstur tanah yang halus serta bersifat agak peka terhadap erosi. Kedudukan topografis Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya yang dekat dengan ibu kota negara, Jakarta, merupakan potensi yang strategis untuk perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Adanya Kebun Raya yang di dalamnya terdapat Istana Bogor merupakan tujuan wisata yang menarik. Kedudukan Bogor di antara jalur tujuan Puncak/Cianjur juga merupakan potensi strategis bagi pertumbuhan ekonomi.

thumb|right|200px|Bogor Plaza, 1994

[Sunting] Iklim

Kota Bogor mempunyai ketinggian dari permukaan laut minimal 190 m dan maksimal 330 m disebut Kota Hujan dengan keadaan cuaca dan udara yang sejuk dengan suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26°C dan kelembaban udaranya kurang lebih 70%. Suhu terendah di Bogor adalah 21,8°C, paling sering terjadi pada Bulan Desember dan Januari. Arah mata angin waktu-waktu ini dipengaruhi oleh angin muson. Bulan Mei sampai Maret dipengaruhi angin Muson Barat dengan arah mata angin 6% terhadap arah Barat.

[Sunting] Sejarah

thumb|250px|Monumen Kujang, Bogor. Puncak monumen melambangkan senjata tradisional Bogor "Sang Kujang" Bogor ditilik dari sejarahnya adalah tempat berdirinya kerajaan pertama yang dikenal di Indonesia - Kerajaan Hindu Tarumanegara di abad ke-5. Beberapa kerajaan lainnya lalu memilih untuk bermukim ditempat yang sama dikarenakan daerah pegunungannya yang secara alamiah membuat lokasi ini mudah untuk bertahan terhadap ancaman serangan, dan disaat yang sama adalah daerah yang subur serta memiliki akses yang mudah pada sentra-sentra perdagangan saat itu.

Diantara prasasti-prasasti yang ditemukan di Bogor tentang kerajaan-kerajaan yang silam, salah satu prasasti tahun 1533, menceritakan kekuasaan Raja Prabu Surawasesa dari Kerajaan Pajajaran, salah satu kerajaan yang paling berpengaruh di pulau Jawa. Prasasti ini dipercayai memiliki kekuatan gaib, keramat dan dilestarikan hingga sekarang.

Pada tahun 1744, Gubernur Jenderal Gustaaf Willem baron van Imhoff terkesima akan kedamaian sebuah kampung kecil di Bogor (Kampung Baru), sebuah wilayah bekas Kerajaan Pajajaran yang terletak di hulu Batavia. Van Imhoff mempunyai rencana membangun wilayah tersebut sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal.

Setahun kemudian, pada tahun 1745, Van Imhoff menggabungkan 9 distrik (Cisarua, Pondok Gede, Ciawi, Ciomas, Cijeruk, Sindang Barang, Balubur, Dramaga dan Kampung Baru) ke dalam satu pemerintahan yang disebut Regentschap Kampung Baru Buitenzorg. Di kawasan itu Van Imhoff kemudian membangun sebuah Istana Gubernur Jenderal. Dalam perkembangan berikutnya, nama Buitenzorg dipakai untuk menunjuk wilayah Puncak, Telaga Warna, Megamendung, Ciliwung, Muara Cihideung, Puncak Gunung Salak, dan Puncak Gunung Gede.

Sebagai stasiun yang berlokasi dibukit yang penting pada masa penjajahan Belanda, kota Bogor pada abad ini berkembang sebagai daerah yang terdiri dari Kebun Raya Bogor dan Istana Bogor. Pusat pusat perekonomian pun mulai bermunculan di sekitarnya. Nama Bogor diambil dari salah satu spesies palem. Dari kota ini dapat terlihat Gunung Salak, Gunung Pangrango dan Gunung Gede.