Emha Ainun Nadjib
Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.
Emha Ainun Nadjib (lahir di Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953), seorang penyair dan tokoh intelektual di Indonesia. Puisi-puisinya bernafaskan sufi Islami. Banyak mengkritik pemerintahan Suharto. Anak keempat daripada 15 orang adik beradik ini hanya sempat menjejakkan kakinya ke Fakulti Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) selama satu semester sahaja. Isterinya yang sekarang, Novia Kolopaking, seorang pelakon dan penyanyi.
Jadual isi kandungan |
[Sunting] Teater
Aktif dalam pelbagai kegiatan kesenian di Yogya bersama Halimd HD, jaringan kesenian melalui Sanggarbambu, Teater Dinasti dan menghasilkan repertoar serta pementasan drama. Beberapa karyanya:
- Geger Wong Ngoyak Macan (1989, tentang pemerintahan 'Raja' Soeharto),
- Patung Kekasih (1989, tentang pengkultusan),
- Keajaiban Lik Par (1980, tentang eksploitasi rakyat oleh berbagai institusi modern),
- Mas Dukun (1982, tentang gagalnya lembaga kepemimpinan modern).
- Kemudian bersama Teater Salahudin mementaskan Santri-Santri Khidhir (1990, di lapangan Gontor dengan seluruh santri menjadi pemain, serta 35.000 penonton di alun-alun madiun),
- Lautan Jilbab (1990, dipentaskan secara massal di Yogya, Surabaya dan Makassar),
- Kiai Sableng dan Baginda Faruq (1993).
- Juga mementaskan Perahu Retak (1992, tentang Indonesia Orba yang digambarkan melalui situasi konflik pra-kerajaan Mataram, sebagai buku diterbitkan oleh Garda Pustaka), di samping Sidang Para Setan, Pak Kanjeng, serta Duta Dari Masa Depan.
[Sunting] Puisi/Buku
Puisi dan bukunya antara lain:
- “M” Frustasi (1976),
- Sajak-Sajak Sepanjang Jalan (1978),
- Sajak-Sajak Cinta (1978),
- Nyanyian Gelandangan (1982),
- 99 Untuk Tuhanku (1983),
- Suluk Pesisiran (1989),
- Lautan Jilbab (1989),
- Seribu Masjid Satu Jumlahnya ( 1990),
- Cahaya Maha Cahaya (1991),
- Sesobek Buku Harian Indonesia (1993),
- Abacadabra (1994),
- Syair Amaul Husna (1994)
[Sunting] Esei/Buku
Buku-buku eseinya antara lain:
- Dari Pojok Sejarah (1985),
- Sastra Yang Membebaskan (1985)
- Secangkir Kopi Jon Pakir (1990),
- Markesot Bertutur (1993),
- Markesot Bertutur Lagi (1994),
- Opini Plesetan (1996),
- Gerakan Punakawan (1994),
- Surat Kepada Kanjeng Nabi (1996),
- Indonesia Bagian Penting dari Desa Saya (1994),
- Slilit Sang Kiai (1991),
- Sudrun Gugat (1994),
- Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai (1995),
- Bola- Bola Kultural (1996),
- Budaya Tanding (1995),
- Titik Nadir Demokrasi (1995),
- Tuhanpun Berpuasa (1996),
- Demokrasi Tolol Versi Saridin (1997)
- Kita Pilih Barokah atau Azab Allah (1997)
- Iblis Nusantara Dajjal Dunia (1997),
- 2,5 Jam Bersama Soeharto (1998),
- Mati Ketawa Cara Refotnasi (1998)
- Kiai Kocar Kacir (1998)
- Ziarah Pemilu, Ziarah Politik, Ziarah Kebangsaan (1998)
- Keranjang Sampah (1998) Ikrar Husnul Khatimah (1999)
- Jogja Indonesia Pulang Pergi (2000),
- Ibu Tamparlah Mulut Anakmu (2000),
- Menelusuri Titik Keimanan (2001),
- Hikmah Puasa 1 & 2 (2001),
- Segitiga Cinta (2001),
- “Kitab Ketentraman” (2001),
- “Trilogi Kumpulan Puisi” (2001),
- “Tahajjud Cinta” (2003),
- “Ensiklopedia Pemikiran Cak Nun” (2003),
- Folklore Madura (2005),
- Puasa ya Puasa (2005),
- Kerajaan Indonesia (2006, kumpulan wawancara),
- Kafir Liberal (2006)
- Jalan Sunyi EMHA (Ian L. Betts, Juni 2006)
- "Istriku Seribu" Polimonogami Monopoligami...(Januari 2007, Essai)
- "Tidak.Jibril Tidak Pensium (Penerbit Progress,Cet. I, Juli 2007,)
[Sunting] PautanLuar
- (Indonesia) Emha Ainun Nadjib di TokohIndonesia.com
- (Indonesia) Padhangmbulan Online