Siren
Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.
Dalam mitologi Yunani, Siren atau Seirenes (bahasa Yunani: Σειρῆνας) adalah makhluk legenda, termasuk kaum Naiad (salah satu kaum nimfa) yang hidup di lautan. Mereka tinggal di sebuah pulau yang bernama Sirenum Scopuli atau menurut beberapa tradisi berbeza, mereka tinggal di Tanjung Pelorum, pulau Anthemusa, pulau Sirenusian dekat Paestum, atau di Capreae, yang mana semuanya adalah tempat-tempat yang dikelilingi oleh batu karang dan tebing. Mereka menyanyikan lagu-lagu memikat hati yang membuat para pelayar yang mendengarnya menjadi terbuai sehingga kapal mereka nahas, akibat karang, dan tenggelam.
Diduga mereka adalah puteri-puteri Achelous (oleh Terpischore, Melpomene, atau Sterope) atau Porchys. Menurut sumber-sumber seperti karya “Homer”, jumlah mereka antara dua atau lima. Beberapa sumber dikumpulkan sehingga jumlah mereka adalah sembilan. Nama-nama mereka adalah:
- Aglaophonos atau Aglaope
- Leucosia
- Ligeia
- Molpe
- Parthenope
- Pisinoe atau Peisinoë
- Raidne
- Teles
- Thelxiepia atau Thelxiope atau Thelxinoe
Menurut beberapa versi, mereka adalah teman bermain Persephone semasa kecil.
[Sunting] Rupa-rupa
Di Yunani pada mulanya, Siren dilukis sebagai burung berkepala besar dengan kaki bersisik, kadang-kadang sebagai bayangan hantu seekor singa. Kemudian, mereka dilukis sebagai susuk wanita berkaki burung, dengan atau tanpa sayap, memainkan alat musik, khususnya hap. "Suda", ensiklopedia abad ke-10, menerangkan bahawa wujud Siren dari dada ke atas menyerupai Burung Gereja, sedangkan badan bahagian bawah adalah wanita, atau kadang-kadang, mereka dilukis sebagai burung kecil berwajah wanita. Wujud burung dipilih kerana kelebihan mereka, yakni suaranya merdu. Kemudian, pada masa-masa berikutnya Siren juga kadang-kadang dilukis sebagai wanita cantik, atau bahkan sebagai puteri duyung. Dalam beberapa bahasa (seperti bahasa Sepanyol, Perancis, Itali, Poland, atau Portugis) kata yang digunakan untuk merujuk kepada puteri duyung adalah “Siren”, “Sirena”, “Syrena”, atau “Sereia” yang membingungkan penterjemahan antara “puteri duyung” atau “Siren” (mitologi). Dalam bahasa Inggeris, “Siren” tidak selamanya bererti “puteri duyung”.
[Sunting] Pertemuan dengan Siren
Kisah pertemuan dengan para Siren diceritakan dalam kisah Odyssey. Pada suatu ketika, ketika Odysseus harus melewati pantai berkarang yang dihuni oleh para Siren, ia menyuruh seluruh anak kapalnya untuk menyumbat telinga mereka dengan lilin agar tidak mendengar suara para Siren yang menghanyutkan hati. Ia sendiri ingin diikat pada tiang dengan tidak menyumbat telinga kerana penasaran seperti apa nyanyian para Siren tersebut. Ketika ia mendengar suara merdu para Siren, ia memberontak dan menyuruh anak kapalnya agar melepaskan tali yang mengikat dirinya ke tiang kapal. Para anak kapalnya menolak. Ketika kapal mereka sudah jauh dari Siren, Odysseus berhenti memberontak dan menjadi tenang, setelah itu dibebaskan. (Odyssei XII, 39).
Kisah pertemuan dengan para Siren juga diceritakan dalam petualangan Jason, Argonautica. Chiron memperingatkan Jason bahwa Orpheus kelak akan sangat berguna dalam perjalanannya. Ketika Jason dan kapalnya melewati pantai berkarang yang menjadi habitat para Siren, Orpheus mendengar suara mereka yang merdu. Lalu ia memainkan harpa dengan nyanyian yang lebih merdu daripada nyanyian para Siren. Karena merasa kalah, para Siren menceburkan diri ke laut.
[Sunting] Lihat pula
- Naiad
- Nimfa
- Harpy