Adityawarman

Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.

Adityawarman ialah seorang putera dari kerajaan Majapahit semasa abad ke-14, dan saudara kepada Hayam Wuruk. Adityawarman telah menakluki kawasan Jambi di Sumatera, dan kemudiannya kawasan Tanah Datar di Sumatera tengah bagi mengawali perdagangan emas di sana. Adityawarman juga telah mendirikan dinasti kerajaan Minangkabau di Pagar Ruyung dan telah menguasai rantau Sumatera tengah antara tahun 1347 dan 1374.

Jadual isi kandungan

[Sunting] Latar belakang

Adityawarman adalah anak dari Mahesa/Kebo/Lembu Anabrang dan Dara Jingga.

[Sunting] Dara Jingga dan Bundo Kanduang

Dara Jingga adalah putri dari Mauliwarmadhewa, raja Kerajaan Melayu-Jambi, Dharmasraya. Kerajaan Dharmasraya menaklukkan Kerajaan Sriwijaya di tahun 1088 hingga 2 abad berikutnya. Dara Jingga dikenali sebagai Bundo Kanduang dalam Hikayat Minangkabau.

[Sunting] Mahesa/Kebo/Lembu Anabrang

Mahesa/Kebo/Lembu Anabrang adalah seorang senopati Kerajaan Singhasari yang diutus untuk menaklukan kawasan Melayu, dan dikenal sebagai Ekspedisi Pamalayu. Pada tahun 1288, Mahesa/Kebo/Lembu Anabrang telah menakluk seluruh wilayah Kerajaan Melayu termasuk Kerajaan Melayu Jambi dan Sriwijaya.

Setelah melaksanakan tugasnya dengan sebaik baiknya, Mahesa/Kebo/Lembu Anabrang yang telah mempersunting Dara Jingga yang melahirkan Adityawarman kembali ke pulau Jawa untuk menemui Baginda Kertanegara. Setelah sampai di pulau Jawa, ternyata Baginda Kertanegara telah tewas, dan Kerajaan Singhasari telah musnah oleh Jayakatwang, Raja Kediri. Jayakatwang itu sendiri telah tewas dibunuh pasukan Mongol yang akhirnya diserang oleh Raden Wijaya. Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit yang merupakan lanjutan dari Kerajaan Singhasari.

Maka, Dara Petak, adik Dara Jingga kemudian dipersembahkan kepada Raden Wijaya, yang kemudian memberikan keturunan Raden Kalagemet/Sri Jayanegara, Raja Majapahit ke-2. Dengan kata lain Raja Majapahit ke-2 adalah sepupu Adityawarman.

[Sunting] Adityawarman di Bali

Adityawarman turut serta dalam ekspansi Majapahit ke Bali pada tahun 1343 yang dipimpin oleh Gajah Mada. Dalam catatan Babad Arya Tabanan, disebutkan bahwa Gajah Mada dibantu seorang ksatria keturunan Kediri bernama Arya Damar,[1] yang merupakan nama alias Adityawarman. Diceritakan bahwa ia dan saudara-saudaranya membantu Gajah Mada memimpin pasukan-pasukan Majapahit untuk menyerbu Pejeng, Gianyar, yang merupakan pusat Kerajaan Bedahulu, dari berbagai penjuru. Kerajaan Bedahulu adalah kerajaan kuno yang berdiri sejak abad ke-8 sampai abad ke-14 di pulau Bali, dan diperintah oleh raja-raja keturunan dinasti Warmadewa.

Pertempuran yang terjadi berakhir dengan kekalahan Bedahulu, dan patih Bedahulu Kebo Iwa gugur sementara raja Sri Astasura Ratna Bumi Banten pergi mengasingkan diri. Setelah Bali berhasil ditaklukan, Arya Damar kembali ke Majapahit dan diangkat menjadi raja di Palembang. Sebagian saudara-saudara Arya Damar ada yang menetap di Bali, dan di kemudian hari salah seorang keturunannya mendirikan Kerajaan Badung di Denpasar.

[Sunting] Adityawarman di Sumatera

Dalam rangka melakukan politik ekspansi di tanah Melayu, Adityawarman diberi tanggung jawab sebagai wakil (uparaja) Kerajaan Majapahit. Oleh karena itu ia kembali ke Sumatra, mendirikan kembali Kerajaan Melayu Jambi, menaklukan sisa-sisa Kerajaan Sriwijaya, dan akhirnya juga mendirikan Kerajaan Pagaruyung di Sumatra Barat. Sepeninggalannya, kekuasaan Adityawarman di Pagaruyung diteruskan oleh anaknya yang bernama Ananggawarman.

Adityawarman diperkirakan penganut yang taat dari agama sinkretis Buddha Tantrayana dan Siwa, dan ia diperlambangkan dengan arca Bhairawa Amoghapasa. Selama masa pemerintahannya di Pagaruyung, ia banyak mendirikan biaro (bahasa Minang, artinya vihara) dan candi sebagai tempat pemujaan Dewa Yang Agung. Sampai sekarang, masih dikenal nama tempat Parhyangan yang kemudian berubah tutur menjadi Pariangan, yaitu di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat.

[Sunting] Adityawarman dan Pagar Ruyung

Dalam rangka melakukan perluasan politik Kerajaan Majapahit, Adityawarman diberi tanggung jawab ditlatah Melayu di tahun 1347. Jadi beliau kembali ke Sumatra, mendirikan Kerajaan Pagar Ruyung, mendirikan kembali Kerajaan Melayu Jambi, Dharmasraya, dan termasuk menaklukan sisa sisa wilayah Sriwijaya.

Kerajaan Pagar Ruyung menjadi Kesultanan Islam di tahun 1600-an.

[Sunting] Adityawarman dan Palembang

Adityawarman memiliki putra yang bernama Ananggavarman / Ananggawarman yang dikemudian hari menjadi penguasa Sriwijaya / Palembang. Salah seorang kerabat Ananggawarman, yaitu Parameswara mendirikan Kerajaan Malaka / Kesultanan Melaka.

[Sunting] Adityawarman dan Datuk Ketumanggungan

Di Minangkabau Adityawarman digelari dengan Dato' Ketumanggungan yang mengazazkan Adat Koto Piliang, sistem adat menurut azaz aristokrasi atau raja beraja.

Berbeda dengan adiknya seibu Sutan Balun yang bergelar Dato' Perpatih Nan Sebatang yang mengazazkan sistem adat Bodi Caniago.


Rencana ini merupakan rencana tunas. Anda boleh membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.