Daftar Bupati Sukapura
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
![]() |
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifisasi artikel. Setelah dirapikan, Anda boleh menghapus pesan ini. |
Para Bupati Sukapura (Tasikmalaya), Gelar Bangsawan, Gelar Bupati, Panggilan Masyarakat, Pusat Pemerintahan dan Tahun Pemerintahan.
Menurut sebagian sejarah Sunda Raden Wirawangsa adalah anak Raden Wiraha (Buku Pangeling-ngeling 300 tahun Ngadegna Kabupaten Sukapura), tetapi penelitian kami terakhir menunjukkan besar kemungkinan Raden Wiraha adalah mertua beliau. Dari nama Wirawangsa menunjukkan beliau keturunan Banten dan Pakuan seperti banyak tercantum di dalam nasab silsilah Kesultanan Banten.
Hal ini sangat sejalan dengan riwayat turun temurun diantara para sesepuh Tasikmalaya yang mana kakek-kakek mereka (para Bangsawan Sukapura) selalu menyebutkan bahwa Dinasti Wiradadaha adalah keturunan Ulama Parsi melalui Keraton Banten-Cirebon dan Demak.
Raden Suryadiwangsa I putra Pangeran Yunus III (Raden Abdullah bin Pati Unus) di Banten memang ditugaskan untuk membantu peng-islam-an di daerah pedalaman Galuh sampai Sukapura (Tasikmalaya). Raden Suryadiwangsa I setelah menikah dengan adik Prabu Geusan Ulun (Sumedang Larang) mempunyai anak Raden Suryadiwangsa II yang kemudian dikenal sebagai Rangga Gempol I, cikal bakal Dinasti Kusumahdinata yang dikenal kemudian hari. Karena itu sejarah Sunda hanya mengatakan bahwa Raden Suryadiwangsa II (Rangga Gempol I) adalah anak angkat Prabu Geusan Ulun tanpa menyebut siapa ayah kandungnya untuk menjaga wibawa Kerajaan Sumedang Larang karena Raja mereka keturunan orang luar Sumedang.
Analisis sejarah Nusantara berabad-abad menunjukkan anak angkat yang tak ada hubungan darah sangat kecil kemungkinan bila menggantikan ayah angkatnya yang Raja (Sultan) kecuali yang diangkat sebagai menantu. Sehingga analisis yang lebih kuat adalah Rangga Gempol I berhubungan darah dengan Prabu Geusan Ulun dari adik perempuan beliau yang menikah dengan seorang Pangeran Banten. Dengan kata lain Rangga Gempol I adalah keponakan Prabu Geusan Ulun dari pihak Ibunda.
Hal ini memperkuat alasan Raden Suryadiwangsa II (Rangga Gempol I) setelah menggantikan ayah angkatnya (Prabu Geusan Ulun) di tahun 1608 pada akhirnya di tahun 1620 memilih bergabung dengan Mataram karena ayah kandung beliau yaitu Adipati Galuh Islam Raden Suryadiwangsa I putra Raden Abdullah putra Pati Unus telah lebih dulu bergabung dengan Mataram.
Setelah Kesultanan Sumedang Larang menjadi lemah dengan masuknya Laskar Mataram dibawah Panembahan Senapati di wilayah Priangan Timur, 1595, Raden Suryadiwangsa I sebagai Adipati Galuh Islam berganti kiblat Kesultanan dan tunduk kepada Mataram. Hubungan pun dipererat dengan dinikahkannya Raden Suryadiwangsa I dengan seorang putri Panembahan Senopati yang kemudian melahirkan salah seorang putranya, Raden Ngabehi Wirawangsa yang kemudian menjadi cikal bakal Dinasti Wiradadaha.
Gelar Ngabehi yang tercatat dalam sejarah Sukapura jelas menunjukkan adanya hubungan darah dengan Mataram. Karena dalam sejarah Mataram, gelar Ngabehi hanya diberikan kepada keturunan Sultan Mataram walaupun hubungan darah hanya dari pihak ibu.
Dengan kata lain Dinasti Kusumahdinata dari Sumedang Larang dan Dinasti Wiradadaha dari Sukapura (Tasikmalaya) adalah bersaudara karena keturunan Raden Suryadiwangsa I bin Raden Abdullah bin Pati Unus. Perbedaannya adalah Dinasti Wiradadaha berasal dari ibunda asal Mataram karena itu gelar resmi Bupati Dinasti Wiradadaha dan keturunannya banyak menggunakan kata ‘NINGRAT’ berbeda dengan gelar resmi Bupati Sumedang yang menggunakan kata ‘DINATA’ atau ‘DILAGA’ ataupun kata-kata lain yang hanya menunjukkan pengaruh Sunda dan menunjukkan TIDAK ada pengaruh (dalam hal keturunan) dari Mataram.
Raden Suryadiwangsa I sendiri kemudian hari oleh Panembahan Senopati diberi gelar baru Raden Suryadiningrat dan diangkat sebagai Penasehat beliau untuk perluasan wilayah Pasundan. Inilah daftar nama para Bupati Sukapura dari dinasti Wiradadaha dan keturunannya.
- 1. Raden Ngabehi Wirawangsa, bergelar Raden Tumenggung Wiradadaha I dipanggil Dalem Pasir Beganjing, berkedudukan di Leuwiloa, Sukaraja, 1641-1674.
- 2. Raden Djajamanggala, bergelar Raden Tumenggung Wiradadaha II dipanggil Dalem Tamela, berkedudukan di Leuwiloa, Sukaraja, 1674.
- 3. Raden Anggadipa I, bergelar Raden Tumenggung Wiradadaha III dipanggil Dalem Sawidak, berkedudukan di Leuwiloa, Sukaraja, 1674-1723.
- 4. Raden Subamanggala, bergelar Raden Tumenggung Wiradadaha IV dipanggil Dalem Pamijahan, berkedudukan di Leuwiloa, Sukaraja, 1723-1745.
- 5. Raden Secapati, bergelar Raden Tumenggung Wiradadaha V dipanggil Dalem Srilangka, berkedudukan di Leuwiloa, Sukaraja, 1745-1747.
- 6. Raden Jaya Anggadireja, bergelar Raden Tumenggung Wiradadaha VI dipanggil Dalem Siwarak, 1747-1765, berkedudukan di Leuwiloa, Sukaraja.
- 7. Raden Djayamanggala II, bergelar Raden Tumenggung Wiradadaha VII dipanggil Dalem Pasirtando, 1765-1807, berkedudukan di Empang, Sukaraja.
- 8. Raden Anggadipa II, bergelar Raden Tumenggung Wiradadaha VIII dipanggil Dalem Sepuh, 1807-1837, berkedudukan di Manonjaya.
- 9. Raden Tumenggung Danudiningrat, 1837-1844, berkedudukan di Manonjaya.
- 10. Raden Tumenggung Wiratanubaya, dipanggil Dalem Sumeren, 1844-1855, berkedudukan di Manonjaya.
- 11. Raden Tumenggung Wiraadegdana, dipanggil Dalem Bogor, 1855-1875, berkedudukan di Manonjaya.
- 12. Raden Tumenggung Wirahadiningrat, dipanggil Dalem Bintang, 1875-1901, berkedudukan di Manonjaya.
- 13. Raden Tumenggung Prawirahadingrat, 1901-1908, berkedudukan di Tasikmalaya.
- 14. Raden Tumenggung Wiratanuningrat, 1908-1937, berkedudukan di Tasikmalaya, di masa pemerintahan ini tepatnya 1 Januari 1913 Kabupaten Sukapura diganti nama menjadi Kabupaten Tasikmalaya.