Sastra Melayu

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Sastra Melayu Klasik bermula pada abad ke-16 Masehi. Semenjak itu sampai sekarang gaya bahasanya tidak banyak berubah.

Dokumen pertama yang ditulis dalam bahasa Melayu klasik adalah sepucuk surat dari raja Ternate, Sultan Abu Hayat kepada raja João III di Portugal dan bertarikhkan tahun 1521 Masehi.

Daftar isi

[sunting] Daftar bentuk sastra Melayu

[sunting] Gurindam

Artikel utama: Gurindam, dan [[]], dan [[]], dan [[]], dan [[]]

Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.

[sunting] Gurindam Lama

contoh :

Pabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang


Dengan ibu hendaknya hormat
Supaya badan dapat selamat

[sunting] Gurindam Dua Belas

Kumpulan gurindam yang dikarang oleh Raja Ali Haji dari Riau. Dinamakan Gurindam Dua Belas oleh karena berisi 12 pasal, antara lain tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.

[sunting] Hikayat

Artikel utama: Hikayat, dan [[]], dan [[]], dan [[]], dan [[]]

Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa yang berisikan tentang kisah, cerita, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.

[sunting] Karmina

Artikel utama: Karmina, dan [[]], dan [[]], dan [[]], dan [[]]

Karmina atau dikenal dengan nama pantun kilat adalah pantun yang terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedia adalah isi. Memiliki pola sajak lurus (a-a). Biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung.

Contoh

Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu masih bertanya pula

[sunting] Pantun

Artikel utama: Pantun, dan [[]], dan [[]], dan [[]], dan [[]]

Pantun merupakan sejenis puisi yang terdiri atas 4 baris bersajak ab-ab atau aa-aa. Dua baris pertama merupakan sampiran, yang umumnya tentang alam (flora dan fauna); dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.

Contoh Pantun

Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang

[sunting] Seloka

Artikel utama: Seloka, dan [[]], dan [[]], dan [[]], dan [[]]

Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris.

contoh seloka 4 baris:

Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis berguncang

contoh seloka lebih dari 4 baris:

Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan disusui

[sunting] Syair

Artikel utama: Syair, dan [[]], dan [[]], dan [[]], dan [[]]

Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud)

  • Syair Bidasari
  • Syair Ken Tambuhan
  • Syair Raja Mambang Jauhari
  • Syair Raja Siak

[sunting] Talibun

Artikel utama: Talibun, dan [[]], dan [[]], dan [[]], dan [[]]

Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya.

Contoh Talibun :

Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanakpun cari
Induk semang cari dahulu

[sunting] Lain-lain

  • Kitab Seribu Masalah

[sunting] Lihat pula