Romanisasi bahasa Sansekerta

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Bahasa Sansekerta memiliki banyak cara transkripsi dalam huruf Latin (Romanisasi), yang sekarang paling banyak dipakai ialah cara International Alphabet of Sanskrit Transliteration (IAST).

Daftar isi

[sunting] Sejarah

Teks-teks bahasa Sansekerta yang pertama-tama awalnya diturunkan dengan cara dihafalkan dan pengulang-ulangan. India pada masa pasca Harappa tidak memiliki system untuk menuliskan bahasa-bahasa India sampai ditemukannya aksara Kharosti dan Brahmi.; Sistem-sistem penulisan ini meski cukup untuk menuliskan bahasa Indik Pertengahan, tidaklah cukup untuk menuliskan bahasa Sansekerta. Akan tetapi keturunan aksara Brahmi telah dimodifikasikan sedemikian rupa sehingga bisa dipakai untuk menuliskan bahasa Sansekerta dengan menggunakan detail fonetik yang tepat. Teks fisik awal bahasa Sansekerta adalah sebuah prasasti batu yang dikeluarkan oleh penguasa Ksatrapa Barat; Rudradaman yang ditulis pada tahun 150 Masehi di Junagadh, Gujarat. Berkat penyebaran luar biasa berbagai macam jenis variasi aksara Brahmi pada Abad Pertengahan, maka hari ini tidak ada sebuah aksara yang secara unik dipakai untuk menuliskan bahasa Sansekerta. Sebaliknya, para pakar Sansekerta bisa menuliskan bahasa ini dalam bentuk aksara apapun yang dipakai untuk menuliskan bahasanya sendiri. Biar bagaimanapun, semenjak akhir Abad Pertengahan, ada sebuah kecenderungan untuk menggunakan aksara Dewanagari dalam menuliskan teks-teks Sansekerta yang dimaksudkan dibaca khalayak ramai.

Para peneliti Barat pada abad ke-19, mengambil dan menggunakan aksara Dewanagari untuk suntingan-suntingan teks Sansekerta. Editio princeps Rgweda oleh Max Müller dicetak menggunakan aksara Dewanagari, dan merupakan tour de force dalam dunia percetakan kala itu. Pembuat huruf-huruf cetak Müller di London bersaing dengan pembuat huruf cetak di St. Petersburg yang sedang menggarap kamus Böhtlingk dan Roth dalam membuat huruf-huruf ligatur yang diperlukan.

Mulai permulaan, para pakar Sansekerta dari Barat juga merasakan adanya keperluan sebuah sistem ejaan huruf Latin untuk bahasa ini. Franz Bopp pada 1816 memakai sebuah skema romanisasi, di samping aksara Dewanagari, yang berbeda dengan IAST dalam mengungkapkan panjangnya vokal dengan aksen sirkumfleks (â, î, û), dan hembusan dengan spiritus asper (misalkan untuk IAST bh). Fonem desis IAST dan ś dieja dengan spiritus asper dan lenis, jadi (sʽ, sʼ). Monier-Williams dalam kamusnya pada tahun 1899 menggunakan dan sh untuk IAST ś dan .

Mulai akhir abad ke-19, ketertarikan Dunia Barat untuk mencetak bahasa Sansekerta menggunakan aksara Dewanagari menurun. Theodor Aufrecht pada tahun 1877 menerbitkan suntingan teksnya mengenai Rgweda dalam huruf Latin dan Arthur Macdonell dengan Vedic grammar (“Tatabahasa Weda”) pada tahun 1910 (dan Vedic grammar for students (“Tatabahasa Weda untuk mahasiswa”) pada tahun 1916) menggunakan huruf Latin tanpa Dewanagari (sementara buku pengantarnya Sanskrit grammar for students tetap menggunakan Dewanagari di samping huruf Latin). Suntingan-suntingan teks Sansekerta dari Barat semasa sebagian besar menggunakan IAST.

[sunting] IAST

Standar IAST dibakukan pada Congress of Orientalists di Athena pada tahun 1912. Fonem-fonem Sansekerta pada urutan tradisional ditranskripsikan secara berikut:

a ā i ī u ū ṛ  ṝ  ḷ  ḹ 
e ai o au
ṃ ḥ
k kh g gh ṅ
c ch j jh ñ
ṭ ṭh ḍ ḍh ṇ
t th d dh n
p ph b bh m
y r l v
ś ṣ s h

[sunting] Skema ASCII

Pada akhir abad ke-20, penyuntingan teks Sansekerta di komputer menjadi bermasalah. Tidak adanya tanda-tanda diakritis (aksen) menuju ke penciptaan romanisasi menggunakan karakter ASCII. Dengan beredarnya peselancar yang mampu menampilkan karakter Unicode pada tahun 2000-an, sebagian besar publikasi online menggunakan IAST, namun ASCII masih tetap populer pada korespondensi e-mail karena mudah dimsukkan. Sebuah segi buruk ASCII ialah bahwa romanisasi ini sensitif terhadap huruf besar dan kecil. Dengan ini, nama-nama pribadi tidak bisa dikapitalisasikan.

[sunting] Harvard-Kyoto

a A i I u U R RR lR lRR
e ai o au
M H
k kh g gh G
c ch j jh J
T Th D Dh N
t th d dh n
p ph b bh m
y r l v
z S s h

[sunting] ITRANS

ITRANS memiliki tujuan untuk mengalihaksarakan ke ASCII semua jenis aksara Indik (termasuk aksara Nusantara) sehingga bahasa Sansekerta hanya menggunakan sebagian saja.

a     A     i      I      u      U
R^i   R^I   L^i    L^I
e     ai     o     au     
M     H
k     kh     g     gh     ~N
ch    Ch     j     jh     ~n
T     Th     D     Dh     N
t     th     d     dh     n
p     ph     b     bh     m
y     r      l     v
sh    S      s     h
Bahasa lain