Ular serasah
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Ular Serasah | |||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
![]() |
|||||||||||||||||
Klasifikasi ilmiah | |||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||
Sibynophis geminatus (Boie, 1826) |
|||||||||||||||||
|
Ular serasah adalah sejenis ular yang tidak berbisa. Nama ilmiahnya adalah Sibynophis geminatus (Boie, 1826). Namanya dalam bahasa Inggris adalah collared snake atau striped litter snake. Panjang tubuh keseluruhan umumnya sekitar 50cm, namun ada pula yang melebihi 60cm. Kepala dan badan hampir tidak berbeda, sehingga bentuknya mirip pensil panjang atau tombak kecil (sybin = tombak, ophis = ular).
Daftar isi |
[sunting] Identifikasi
Ciri utamanya terletak pada kalung tebal berwarna kuning jingga di tengkuk, dengan sepasang pita kuning agak jingga kecoklatan yang membujur di punggungnya (geminatus = berpasangan). Warna punggung selebihnya coklat tua kemerahan, dengan garis hitam halus putus-putus di antara warna coklat dengan pita kuning. Kepala coklat muda, dengan bibir atas berwarna putih menyolok.
Sisi bawah tubuh (ventral) kuning di bawah leher, kuning muda sampai putih kehijauan di sebelah belakang; dengan bercak-bercak hitam beraturan di batas lateral. Iris mata berwarna kekuningan.
Bagi yang tidak mengenalnya, ular ini kerap dikelirukan dengan ular cabai (Maticora intestinalis) yang berbisa, yang hampir sama besarnya. Padahal ular serasah selain tidak berbisa juga jinak, tidak mau menggigit.
Sisik dorsal (punggung) tersusun dalam 17 deret. Sisik ventral berjumlah 144-180, sisik anal berbelah, dan sisik subkaudal antara 73-96 pasang. Sisik bibir atas (supralabial) 8 pasang, yang ke-3 sampai ke-5 menyentuh mata. (Stuebing and Inger, 1999).
[sunting] Kebiasaan dan Penyebaran
Seperti namanya, ular ini kerap menyusup-nyusup serasah atau rerumputan sehingga jarang teramati. Tempat yang disukainya adalah wilayah berpohon-pohon atau berumpun bambu tidak jauh dari aliran sungai. Namun di Darmaga, Bogor, ular ini didapati pula di sekitar gedung kampus dan di lingkungan perumahan.
Tidak banyak yang diketahui mengenai kebiasaan ular ini selain bahwa ia aktif di siang hari (diurnal). David dan Vogel (1996) menyebutkan bahwa nampaknya ular ini terutama memangsa jenis-jenis kadal.
Ular ini tercatat ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Sarawak dan Sabah; kemungkinan terdapat pula di bagian lain pulau Kalimantan.
[sunting] Jenis Yang Berkerabat
Ular serasah kepala hitam (Sibynophis melanocephalus) memiliki sepasang pita di sepanjang tubuhnya, yang putus-putus oleh belang-belang gelap atau dengan bintik-bintik besar berwarna gelap. Kepala dihiasi dengan bintik-bintik terang, dan tidak memiliki kalung berwarna terang di tengkuknya.
[sunting] Rujukan
- David, P. and G. Vogel. 1996. The Snakes of Sumatra. An annotated checklist and key with natural history notes. Edition Chimaira. Frankfurt.
- Stuebing, R.B. and R.F. Inger 1999. A Field guide to The Snakes of Borneo. Natural History Publ. (Borneo). Kota Kinabalu.
[sunting] Pranala luar
(en) [SysTax - detailed information on Sibynophis geminatus Boie, 1826]