Ban Ki-moon

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Artikel atau sebagian dari artikel ini terkait dengan suatu peristiwa aktual.
Informasi di halaman ini bisa berubah setiap saat.
Ban Ki-moon

Urutan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa Ke-8 (Segera Menjabat)
Presiden dari 1 Januari 2007 
Pendahulu Kofi Annan
Pengganti
Tanggal lahir 13 Juni 1944
Eumseong, Korea
Suami/istri Yoo Soon-taek
Nama bahasa Korea
Hangul: 반기문
Hanja: 潘基文
Alihaksara Baru: Ban Gi-mun
McCune-R.: Pan Kimun

Ban Ki-moon (lahir 13 Juni 1944 di Chungcheongbuk-do) telah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Republik Korea sejak Januari 2004 dan telah dilantik sebagai Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa pada 14 Desember 2006. Ia memperoleh gelar sarjananya dalam Hubungan Internasional dari Universitas Nasional Seoul pada 1970 dan memperoleh gelar Master of Public Administration dari John F. Kennedy School of Government di Universitas Harvard pada 1985. Ban menikah dan mempunyai seorang anak lelaki dan dua anak perempuan.[1]

Daftar isi

[sunting] Karier

Penempatannya yang pertama di luar negeri adalah di New Delhi, India. Setelah bekerja di Divisi Perserikatan Bangsa-bangsa di markas besarnya, ia bertugas sebagai Sekretaris Pertama pada Perwakilan Tetap Republik Korea di PBB di New York. Kemudian ia menjabat sebagai Direktur Divisi PBB. Ia pernah ditempatkan dua kali di Kedutaan Besar Korea di Washington D.C.. Di antara kedua penempatannya ini, ia menjabat sebagai Direktur Jenderal untuk Urusan Amerika pada 1990-1992. Ia dinaikkan pangkatnya menjadi Wakil Menteri untuk Perencanaan Kebijakan dan Organisasi Internasional pada 1995. Kemudian ia diangkat menjadi Penasihat Keamanan Nasional kepada Presiden pada 1996, dan menjabat sebagai Wakil Menteri pada 2000. Penempatannya yang paling mutakhir adalah sebagai Penasihat Kebijakan Luar Negeri untuk Presiden Roh Moo-hyun.

Ketika menjadi Duta Besar untuk Austria, ia terpilih sebagai Ketua Komisi Persiapan bagi Organisasi Perjanjian Pelarangan Uji-coba Nuklir yang Menyeluruh (CTBTO PrepCom) pada 1999. Ketika tiba giliran Korea menjabat sebagai ketua Sesi ke-56 dari Sidang Umum PBB pada 2001, ia bertugas sebagai Chef de Cabinet dari Ketua Sidang Umum.

Ban aktif terlibat dalam soal-soal yang terkait dengan hubungan dengan Korea Utara. Pada 1992, ia bertugas sebagai Wakil Ketua Komisi Pengendali Nuklir Gabungan Selatan-Utara, setelah diterimanya oleh Korea Selatan dan Korea Utara Pernyataan Bersama untuk de-Nuklirisasi Semenanjung Korea. Pada September 2005, sebagai Menteri Luar Negeri, ia memainkan peranan penting dalam usaha-usaha diplomatik untuk mengadopsi Pernyataan Bersama dalm memecahkan masalah nuklir Korea Utara pada Putaran Keempat dari Perundingan Enam Pihak yang diselenggarakan di Beijing, Tiongkok.

[sunting] Pencalonan sebagai Sekjen PBB

Pada Februari 2006, Ban menyatakan pencalonannya untuk menggantikan Kofi Annan sebagai Sekretaris Jenderal PBB pada akhir 2006. Ini adalah kali pertama seorang Korea Selatan mencalonkan diri dalam pemilihan jabatan tersebut.[2]

Ban menduduki tempat teratas pada setiap kali pengumpulan pendapat yang dilakukan oleh Dewan Keamanan PBB pada 24 Juli[3], 14 September[4], dan 28 September [5]. Dalam pengumpulan pendapat kedua, ia memperoleh 14 suara "yang menggembirakan" dan 1 suara "yang mengecewakan". The Australian melaporkan bahwa satu suara yang mengecewakan itu berasal dari Qatar, yang menyiratkan bahwa Ban mendapatkan dukungan dari kelima anggota tetap Dewan Keamanan yang mempunyai hak untuk memveto kandidat.[6] Pada pengumpulan pendapat ketiga, Ban memperoleh 13 suara yang menggembirakan, satu suara yeng mengecewakan, dan satu suara “tidak ada pendapat”. Tidak jelas apakah ke-13 pendukungnya kali ini mencakup kelima anggota tetap Dewan Keamanan.

Pengumpulan pendapat keempat dilangsungkan pada 2 Oktober. Pengumpulan suara kali ini diberi kode warna untuk membedakan antara suara anggota tetap dan yang tidak tetap.[7]

Pada 9 Oktober, Dewan Keamanan PBB resmi mencalonkan Ban sebagai Sekretaris Jenderal PBB yang baru. Keputusan ini masih harus dikukuhkan oleh Sidang Umum PBB yang akan bertemu pada akhir tahun 2006. [8]

[sunting] Penghargaan

Ban dua kali memperoleh penghargaan Bintang Jasa pada tahun 1975 dan 1986 dari Pemerintah Republik Korea. Atas keberhasilannya sebagai duta besar, ia memperoleh Bintang Kehormatan Besar dari Republik Austria pada 2001. Setahun kemudian, pemerintah Brasil menganugerahi Salib Agung Rio Branco kepadanya. Pada September 2005, Masyarakat Korea di New York menganugerahkan kepadanya Penghargaaan Van Fleet atas sumbangannya untuk persahabatan AS-Republik Korea.[9]

[sunting] Lihat pula

  • Hubungan luar negeri Korea Selatan
  • Politik Korea Selatan
  • Daftar tokoh Korea
  • Daftar topik Korea

[sunting] Rujukan

[sunting] Pranala luar