Ryamizard Ryacudu

From Wikipedia

Prajurit Bertaqwa


Ryamizard Ryacudu Dia adalah seorang prajurit sejati yang memiliki kecerdasan emosional, intelektual dan spiritual. Mantan Pangkostrad ini sentiasa meminta kekuatan lahir dan batin agar mampu menjalankan amanah sebagai tentera yang bertaqwa dan dimuliakan Allah.

Prajurit pejuang kelahiran Palembang, 21 April 1950, ini selain sangat hemat bicara soal politik, juga dikenal taat menjalankan ibadah agama. Sejak masa muda, ia bercita-cita dan bertekad menjadi prajurit yang baik, profesional dan bertakwa.

Ryamizard Ryacudu lahir dan dibesarkan dalam keluarga tentera. Ayahnya yang bernama Ryacudu (almarhum), adalah seorang brigadir jenderal TNI purnawirawan yang ketika berdinas aktif dikenal sebagai seorang pengagum dan kepercayaan Presiden Soekarno.

Keluarga ini juga dikenal sangat menekankan pentingnya pendidikan agama. Maka ketika kecil, Ryamizard dijuluki “Si Hadist” karena kepandaiannya menghafal sejumlah hadist Rasulullah. Panggilannya meningkat lagi menjadi “Pak Kiai” saat ia menjadi taruna militer.

Ia memang taat menjalankan ibadah agama, shalat lima waktu dan puasa sunnah Senin-Kamis. Ketika menjabat Pangdam V Brawijaya pun, dengan pangkat Jenderal bintang dua, dia sering mengikuti berbagai macam kajian keagamaan termasuk tasawuf dan tarekat dengan berpegang pada Al-Qur’an dan hadist Rasul.

Dalam menjalankan tugas, ia selalu berupaya mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal itu didorong keinginannya menjadi prajurit yang baik, profesional dan bertakwa.

Ia pun telah menjadi seorang prajurit sejati yang profesional, sesuai keinginan sang ayah. Komitmen profesionalisme militer itu pernah ditunjukkannya bersama rekan-rekan seangkatannya lulusan AMN 1973, dalam buku “Indonesia Baru dan Tantangan TNI, Pemikiran Masa Depan.” Buku itu antara lain bicara soal doktrin Dwifungsi ABRI yang telah lama melekat di pentas perpolitikan nasional. Inti sari isi buku itu adalah menganjurkan agar tentera kembali ke tugas profesionalnya sebagai militer.